f. Jangan mencela anak dengan kata-kata yang menyakitkan. Orang tua harus menghindari mencela anak dengan kata-kata, “bodoh”, “tolol”,
“otak udang”, dan sebagainya. Anak yang sering mendapat label atau cap seperti itu pada akhirnya akan mempunyai pandangan bahwa dirinya
memang bodoh dan tolol. g. Mendidik adalah tanggung jawab bersama. Ayah dan Ibu mempunyai
tanggung jawab yang sama dalam mendidik anak. i. Jangan lupa berdoa agar anak kita mendapat hasil yang terbaik. Imelda,
2010
4. Pemenuhan Kebutuhan Belajar
Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak. kebutuhan tersebut bisa berupa ruang
belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat
mempermudah baginya untuk belajar dengan baik. Dalam hal ini Bimo Walgito menyatakan bahwa “semakin lengkap alat-alat pelajarannya, akan
semakin dapat orang belajar dengan sebaik-baiknya, sebaliknya kalau alat- alatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses
belajar, sehingga hasilnya akan mengalami gangguan”. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas
belajar anak. Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan
belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar Walgito, 1990.
Perhatian orang tua terhadap kebutuhan belajar, kaitannya dengan motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Hal itu dapat
diketahui bahwa dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya. Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk
unsur yang sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Dengan dicukupinya buku yang merupakan salah satu sumber belajar, akan
memperlancar proses belajar mengajar di dalam kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dan juga akan dapat meningkatkan semangat belajar
bagi anak. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak Walgito,
1990.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi Belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri faktor internal maupun dari luar diri faktor eksternal individu. Pengenalan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting artinya dalam rangka membantu murid mencapai prestasi belajar yang sebaik-
baiknya Ahmadi, 2004.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya:
1. Faktor jasmaniah fisiologi baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan sebagainya. 2. Faktor Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,
terdiri atas: a. Faktor intelektif yang meliputi:
1. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. 2. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b.Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian
diri. 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a. Faktor sosial yang terdiri atas:
1. Lingkungan keluarga. 2. Lingkungan sekolah.
3. Lingkungan masyarakat. 4. Lingkungan kelompok.
b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.
4. Faktor lingkungan spiritual dan keamanan Ahmadi, 2004.
Menurut Slameto 2009 faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal
a. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar seperti:
1. Faktor Jasmaniah, meliputi: a. Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,
mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.
b. Cacat tubuh Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.
2. Faktor Psikologis, meliputi a Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode
belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus.
b Perhatian Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto 2009 adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek bendahal atau sekumpulan obyek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
c Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. d Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih. e Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong
inilah yang disebut dengan motivasi.
f Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap matang.
g Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil
belajarnya akan lebih baik. b. Faktor Eksternal
1. Keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan
yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua.
2. Keadaan sekolah Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara
sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
metode belajar dan fasilitas yang mendukung lainnya.
3. Keadaan masyarakat Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena
keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang
dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa Ahmadi, 2004.
4. Pengaruh Kemandirian terhadap Prestasi Belajar