4.9 Rancangan Tempat Henti Halte
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilapangan, kecenderungan para penumpang angkutan umum lebih suka naik-turun dari dan pusat kegiatan
perkantoran, sekolah,pasar, rumah sakit, maupun tempat ibadah maupun persimpangan jalan daripada dari halte yang resmi. Pusat-pusat kegiatan dan
persimpangan-persimpangan jalan sering menjadi halte tiban tempat ngetem angkutan umum. Untuk itu agar halte tidak terlalu jauh dari persimpangan jalan
maupun pusat kegiatan, hal ini perlu di pertimbangkan jalan maupun pusat kegiatan. Peraturan Permerintan RI No. 41 tahun 1993, tentang angkutan jalan pasal 8
menyebutkan, tempat henti halte harus disediakan disepanjang rute angkutan kota agar perpindahan penumpang menjadi lebih mudah, penempatannya berjarak 200-
400 m dari persimpangan jalan. Perencanaan tempat henti halte perlu memperhatikan spasi, lokasi, dan rancangannya Vuchic, VR., 1981, yaitu pada
jarak 400-600 m deari garis henti sehingga papan informasi dan peneduh dapat dipasang diantaranya. Sementara Sudianto, BU 2003 jarak halte dari persimpangan
minimal 45 m, jarak tersebut dirasakan para pengguna halte dan pengemudi angkutan sebagai jarak tempuh yang efektif dan efisien, karena pada jarak tersebut orang yang
berjalan kaki tidak mungkin berkeringat baik pagi,siang,maupun sore hari. Dan angkutan umum tidak bisa berhenti lama ngetem pada halte sebab ruang pada jarak
tersebut tidak memungkinkan untuk berhenti lama menunggu penumpang di halte. Pada rancangan tempat henti halte pada penelitian ini, halte nomor 27
farside ditempatkan pada jarak 55 m dari garis henti persimpangan dan menggunakan teluk bus tunggal sesuai standar dari DirJen Perhubungan Darat
1996, dan terletak pada Jalan S. Parman dengan tata guna lahan didekat sekolah
Universitas Sumatera Utara
Persit I dan didepan hotel Cambridge perkantoran dan pusat perbelanjaan jarak tersebut lebih besar dari penelitian Sudianto BU., tetapi lebih kecil dari Vuchic VR
dan peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1993. Jarak 55 m dari garis henti dipersimpangan akan dirasakan para pengguna
angkutan umum sebagai jarak berjalan kaki yang tidak mungkin berkeringat baik pagi,siang,maupun sore hari sehingga pengguna rela berjalan kaki pada jarak
tersebut, dengan demikian halte jadi optimal penggunaannya. Optimal penggunaannya akan menjadi maksimal jika halte tersebut dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas utama dan tambahan, seperti : identitas halte, rambu petunjuk, papan informasi trayek, lampu penerangan, tempat duduk, telepon umum, tempat
sampah, pagar, dan papan iklan. Jarak 55 m dari garis henti persimpangan akan dirasakan pengemudi
angkutan umum sebagai jarak tempuh yang efisien. Angkutan umum akan diisi oleh pengguna yang telah siap di halte. Jarak 20 m manuver menujudari halte, dan jarak
20 m bagi angkutan umum berhenti untuk menaikkanmenurunkan penumpang. Jarak ini merupakan ruang yang efisien, sebab ruang tersebut tidak memungkinkan
ngetemnya angkutan umum. Jarak 20 m terakhir juga dapat digunakan 2 atau 3 angkutan umum bersamaan, untuk selanjutnya jika sudah menaikkan penumpang,
angkutan umum tersebut segera bergerak dan melaju kembali. Denah lokasi halte yang dirancang dapat dilihat pada gambar 4.16 yang
terdapat beberapa perubahan dengan adanya teluk bus gabungan tipe halte dirancang antara lay-bys dan bus-bay karena adanya batas pulau pemisah pada ruas jalan.
Untuk standar ukuran bangunan halte yang direncanakan adalah 8.00 m x 2.20 m sesuai dengan standar dari Pemerintah Departemen Perhubungan Darat 1996 yaitu
Universitas Sumatera Utara
ukuran minimum bangunan halte 4.00 m x 2.00 m. dapat dilihat pada gambar 4.17 halte tampak atas, belakang, dan samping. Dengan bahan bangunan disesuaikan
dengan kondisi setempat.
Gambar 4.16
Denah Rancangan Halte nomor 27 Jalan S. Parman Rancangan halte dibuat untuk pengguna angkutan umum dan pejalan kaki
agar aman, nyaman, dan relaks seperti pada gambar 4.16-17. Agar pengguna halte tidak menggangu aktifitas lalu lintas dibuat pagar pengaman agar tidak asal
memberhentikan angkutan umum dan naik selain pada halte. Juga disediakan los khusus untuk PKL yang ditempatkan pada menujudari halte agar pengguna yang
memerlukan surat kabar, snack, atau yang lainnya dapat membeli disalah satu los PKL yang tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.17 Rancangan Halte Nomor 27 tampak Atas, Belakang, Dan samping
800
Papan Iklan Papan Iklan
Papan Iklan
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN