berjalan kaki pada tidak mungkin berkeringat baik pagi, siang, maupun sore hari. Dan angkutan umum tidak bisa berhenti lama ngetem pada halte sebab ruang pada
jarak tersebut tidak memungkinkan untuk berhenti lama menunggu penumpang di halte.
Dalam penelitian Harry Lubis dkk, 2005 menyatakan pengguna angkutan umum lebih sering tidak menggunakan dalam menunggu angkutan umum, rendahnya
kesadaran penumpang angkutan umum untuk menggunakan halte disebabkan kurangnya jumlah halte pada titik-berhenti angkutan umum
Dimensi halte di Kota Medan sangat beragam, ini menggambarkan tidak adanya kordinasi dari pihak pemerintah tidak menerapkan standar untuk dimensi
halte di Kota Medan. Penempatan halte disepanjang rute kendaraan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang telah ditetapkan oleh dinas lalu lintas jalan
raya, dan digunakan sesuai kegunaannya. Karena keadaan halte tersebut diabaikan, maka keberadaannya justru merupakan penyebab utama kemacetan lalu lintas di jalur
tempat halte itu berada. Selain itu apabila pemanfaatannya kurang maksimal, maka keberadaan halte justru menjadi penyebab rusaknya keindahan kota.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, Untuk itu perlulah kiranya dikaji ulang, mengenai keberadaan halte di koridor-koridor utama Kota Medan. Baik
dari segi fisik halte maupun lokasi penempatannya. Sehingga keberadaan halte dapat memudahkan penumpang dalam melakukan perpindahan moda angkutan umum, dan
bukannya menjadi salah satu hambatan bagi perkembangan Kota Medan di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan dari penulisan Proposal tugas akhir ini adalah untuk menganalisa
kondisi dan lokasi perletakan halte di Kota Medan sebagai suatu sarana untuk memperlancar kegiatan transportasi.
b. Manfaat dari penelitian ini ditunjau dari :
• aspek akademis adalah untuk mengaplikasikan teori yang selama ini dipelajari pada masa perkuliahan kedalam pemecahan suatu permasalahan,
khususnya permasalahan dibidang transportasi yang berkaitan dengan sarana dan prasarana transportasi perkotaan. Selain itu penulisan tugas akhir ini
dapat memperdalam pengetahuan penulis khususnya dibidang transportasi yang berkaitan dengan perencanaan dan pemodelan transportasi.
• Ditinjau dari aspek praktisi maka penulisan tugas akhir ini adalah diharapkannya dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi pihak-pihak
yang terkait untuk meningkatkan keberadaan dan kondisi halte sehingga mamfaat dari keberadaan halte di Kota Medan dapat tercapai dengan optimal.
1.4 Batasan Masalah
Pada penelitian dan pembahasan tugas akhir ini permasalahan lokasi dan kondisi halte di Kota Medan mengacu pada Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat
Perherntian Kendaraan Penumpang Umum oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat 1996.
Dalam penelitian ini daerah penelitian di bagi menjadi lima koridor. Koridor yang dimaksud adalah jalan-jalan utama yang menghubungkan kota Medan ke kota-
Universitas Sumatera Utara
kota sekitarnya, yaitu jalan-jalan yang menghubungkan kota medan ke kota-kota sebagai berikut :
i. Koridor I
: Medan - Belawan ii.
Koridor II : Medan - Binjai
iii. Koridor III
: Medan - Pancur Batu iv.
Koridor IV : Medan - Tanjung Morawa
v. Koridor V
: Medan – Tembung Halte yang di analisa adalah halte yang berada pada daerah penelitian dengan
cara menghitung seluruh halte yang berada di sepanjang jalan yang merupakan koridor utama. Dalam hal ini di dapatkan jumlah semua halte yang ada disetiap
koridor utama adalah 45 buah. Agar perolehan besarnya sampel penelitian proporsional terhadap besamya jumlah populasi pada kawasan studi yang diteliti,
maka penarikan sampel dilakukan secara Proportionate stratified random sampling Sampel acak bertapis berimbang
Metode ini membagi populasi kedalam lima koridor utama, dimana jumlah halte dalam setiap koridor dapat di lihat pada Tabel berikut, sampel yang akan
digunakan untuk penelitian sebanyak 30 dari total jumlah halte, yaitu sebanyak 15 sampel.Prosedur sampel acak sederhana dalam buku Metode Penelitian modul 3-5
Aria Jalil dkk. Jumlah sampel yang diambil pada setiap koridor ditentukan secara berimbang. Yaitu dengan menggunakan rumus:
Proporsi =
Jumlah Halte Tiap Koridor Total Jumlah Halte
x 100
Jumlah sampel =
Proporsi x Total jumlah sampel
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini tidak dilakukan wawancara dengan pengguna maupun pengemudi angkutan umum untuk melihat pendapat tentang lokasi dan kondisi halte
di Kota Medan.
1.5 Metodologi