Representasi Pesan Dakwah Islam Dan Nilai-Nilai Jurnalisme Profetik Tentang Obat-Obatan Haram Pada Program Berita Liputan Utama Di Hidayatullah Televisi (Studi Kasus Berita Obat-Obatan Haram Pada Berita Liputan Utama Di Hidayatullah Televisi)

(1)

(Studi Kasus Berita Obat-obatan Haram Pada Berita Liputan Utama di Hidayatullah Televisi)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Kaka Silmy Kaafah

NIM :1110051100087

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan meperoleh gelar strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 03 Oktober 2014


(5)

i

Tentang Obat-obatan Haram Pada Program Berita Liputan Utama di Hidayatullah Televisi (Studi Kasus Berita Obat-obatan Haram Pada Berita Liputan Utama di Hidayatullah Televisi)

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) pada awal tahun 2014 mengungkapkan fakta bahwa dari 30.000 produk obat yang yang beredar di Indonesia hanya 22 produk obat saja yang telah disertifikasi halal. Dengan sedikitnya obat-obatan yang beredar di Indonesia maka Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi membolehkan penggunaan obat-obatan haram dalam keadaan darurat. Untuk memberikan rasa aman kepada konsumen obat dan memberikan pengetahuan yang mendalam tentang pentingnya sertifikasi halal obat, maka Hidayatullah TV sebagai media Islam yang mempunyai tujuan untuk kebaikan umat menayangkan berita tentang obat-obatan haram

Berdasar latar belakang masalah di atas, maka muncul pertanyaan pada penelitian, yaitu: Bagaimana pesan dakwah Islam direpresentasikan dalam berita obat-obatan halal haram di Liputan Utama Hidayatullah TV? Lalu mengapa nilai-nilai jurnalisme profetik digunakan dalam berita tersebut?

Penelitian ini adalah penelitian analisis isi (content analysis) adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memerhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun non verbal. Sejauh itu, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi. Kemudian membacanya melalui teks berita, lalu mendeskripsikan kasus-kasus dari konteksnya sesuai dengan jurnalisme profetik.

Secara keseluruhan representasi yang diwacanakan oleh Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam, karena Menkes yang menilai obat haram boleh dikonsumsi karena keadaan darurat, dibantahkan oleh pernyataan Ketua MUI, Ma’ruf Amin yang menyatakan bahwa pernyataan Menkes menyesatkan. Ketua LPPOM MUI, Lukmanul Hakim menilai sertifikasi obat halal terhambat karena bersifat sukarela.

Pernyataan Menkes tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai jurnalisme profetik yaitu shidiq, amanah, tabligh dan fathanah. Namun, pernyataan dari Ketua MUI, Ma’ruf Amin sesuai dengan nilai-nilai jurnalisme profetik karena MUI menilai pernyataan Menkes melalui dalil yang sesuai dengan ajaran Islam. Pernyataan dari Ketua PB IDI, Zaenal abidin, Ketua LPPOM MUI, Lukmanul Hakim, Prof. Jurnalis Udin serta pedagang dan konsumen dinilai sesuai dengan nilai-nilai jurnalisme profetik yaitu shidiq, amanah dan fathanah.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt., Tuhan semesta alam yang tak pernah henti melimpahkan karunia, ridho, dan nikmatNya kepada para makhluk yang hidup dan mati atas kehendakNya. Tak lupa shalawat teriring salam semoga tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw., beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Setelah berhasil menyelesaikan penelitian ini selama beberapa bulan, peneliti bermaksud untuk mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang selama ini memberi bantuan, dukungan dan motivasi untuk penyelesaian skripsi ini. Mereka adalah:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan, M.Ag. serta Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D. pembantu Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Jumroni, M.Si. Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Dr. H. Sunandar Ibnu Nur, M.Ag.

2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Bapak Kholis Ridho, M.Si. beserta Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik, Ibu Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A.

3. Dosen Pembimbing Ibu Fita Faturrokhmah SS, M.Si., yang selalu memberikan kesempatan, ilmu dan waktu yang berharga disela-sela


(7)

iii

4. Orangtua tercinta Ibunda Linda Ulana, Ayahanda Mustafa Kamal dan Uwa Deden , yang selalu mendukung, memberikan ceramah-ceramah setiap hari agar skripsi segera rampung, dan selalu memberikan kekuatan dan bimbingan agar anakmu suskses dunia dan akhirat. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan umur panjang.

5. Kepada Umi yang selalu menemani disaat suka dan duka yang selalu memberikan dukungan dan masukan agar lulus kuliah secepatnya. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan umur panjang.

6. Untuk adikku tersayang, Siti Hawa (alm) dan Sajili (alm), semoga kalian selalu bahagia di Surga.

7. Terima kasih kepada Redaksi Hidayatullah TV, Surya Fachrizal Ginting. Terima kasih karena telah memudahkan dalam penelitian skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan Konsentrasi Jurnalistik 2010, yang selalu menemani selama empat tahun setengah kita bersama, terutama untuk JCO, Mega, Devi, Ocha, Sita, Ririn, Fitri, Kenwal, Muta, Andi, Medan, Aji, Rani, Tata, Meylisa, Erna, Voni, Isye, Oji, Damar, Widia, Ufi, Nandri, Ciput, Fakhri dan Ali.

9. Teman-teman seperjuanganku naik kereta setiap hari Iwan, Balqis, Fini, DINDA, Nurul, Rina, dan Sita. Kereta selalu mengajarkan kita arti sebuah kesabaran dalam menunggu.


(8)

iv

10.Teman-teman KKN Super di Rajeg, Fanny, Karina, Diana, Ilut, Agis, Ufi, Heru, Denny, Ali, Arfian, Okty, Legra, Egis, Redho, Ari, dan Azom.

11.Keluarga besarku dan ponakanku tersayang, Uwa Rina, Anis, Engguy, A’doni, Fuad, Ibu, Abah, Dafi, Nofal, Lutfan, Gio, Resma, Icha, Abi, Iza, Rina, Ilma dll.

12.Sahabat yang selalu mendukung saat suka maupun duka Eva dan Nina.

13.Teman-teman SMAN 7 TANGSEL, Mala, Randy, Febry, Elis, Haryadi, Daus, Tuti, Gilang, dll.

14.Teman-teman seperjuangan ANTARA, Dwiyan, Umay, Andy, Khalil, Gina, Dea, dan Della.

Jakarta, 03 Oktober 2014


(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat ... 7

D. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian ... 8

2. Pendekatan Penelitian ... 9

3. Jenis Peneitian ... 9

4. Metode Penelitian ... 10

5. Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

6. Subjek dan Objek Penelitian ... 11

7. Teknik Pengumpulan Data ... 11


(10)

vi

9. Instrumen dan Alat Bantu ... 13

10.Teknik Analisis Data ... 13

E. Tinjauan Pustaka ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP A. Teori Representasi Stuart Hall ... 17

B. Pesan Dakwah ... 22

C. Dakwah ... 26

D. Jurnalisme Profetik ... 28

E. Jurnalistik Televisi ... 33

F. Berita ... 35

G. Televisi Streaming ... 37

H. Konsep Obat Halal dan Haram Dalam Islam ... 38

BAB III PROFIL HIDAYATULLAH TV A. Sejarah Singkat Hidayatullah TV ... 44

B. Visi dan Misi Hidayatullah TV ... 46

C. Struktur Redaksi Hidayatullah TV ... 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENEMUAN A. Representasi Pesan-Pesan Dakwah Islam ... 49

1. Representasi Stuart Hall ... 49


(11)

vii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(12)

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Representasi Stuart Hall ... 50 2. Tabel 2 Representasi Pesan Obat Halal dan Haram ... 53 3. Tabel 3 Sub Kategori Pesan Dakwah ... 67 4. Tabel 5 Nilai-nilai Jurnalisme Profetik Pada Pesan Obat-obatan Halal dan

Haram ... 72


(13)

ix

Lampiran 1 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Dari Hidayatullah TV

Lampiran 3 Transkip Wawancara Peneliti Dengan Redaksi

Hidayatullah TV

Lampiran 4 Dokumentasi Wawancara

Lampiran 5 Naskah Berita Obat-obatan Haram di Hidayatullah TV


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Obat-obatan yang beredar di Indonesia, belum sepenuhnya mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jumlah produk yang tersertifikasi halal di Indonesia masih di bawah angka 1%. Dari tiga puluh ribu obat, hanya 22 produk obat yang telah lulus uji halal, menurut Lukmanul Hakim, Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), rendahnya angka tersebut karena sertifikasi halal belum diwajibkan oleh pemerintah.1 Masyarakat perlu mengetahui obat-obatan seperti apa yang halal untuk dikonsumsi. Hidayatullah TV mengangkat berita tentang obat-obatan haram ke dalam program berita, yang bernama Liputan Utama. Berita tersebut berjudul, Terkepung Obat-obatan Haram, edisi 17 maret 2014. Sertifikasi obat halal haram masih menjadi perbincangan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi, karena belum adanya peraturan pemerintah yang tegas mengenai aturan peredaran obat-obatan haram.

Konsumsi pangan dan obat-obatan yang bersertifikasi halal perlu dilakukan karena berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2005 oleh Jurnal LPPOM MUI menunjukkan bahwa 77% responden sangat peduli terhadap kehalalan makanan yang akan dikonsumsi bahkan untuk produk

1

Surya Fachrizal Ginting, “Terkepung Obat-obatan Haram,” artikel diakses pada 22 April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/terkepung-obat-obatan-haram-2.html


(15)

impor kepeduliannya mencapai 90%. Kasus sertifikasi halal terjadi pada akhir tahun 2000 pada kasus Ajinomoto. Setelah memperoleh sertifikat halal pada tanggal 30 September 1998, pihak manajemen Ajinomoto secara sepihak kemudian mengubah proses produksi dengan menggunakan bacto soytone

sebagai kasalisator dalam menumbuhkan bakteri yang “dicurigai” berasal dari pankreas babi. Akibatnya, MUI membatalkan sertifikat halal yang telah dikeluarkan sebelumnya dan menyatakan haram terhadap produk Ajinomoto tersebut. Keadaan ini bertambah heboh dengan adanya campur tangan Presiden Gus Dur yang memberikan fatwa halal terhadap produk tersebut, setelah bertemu dengan menteri kehakiman Jepang di Istana Negara. Hal ini terjadi karena ada perbedaan makna sertifikasi halal antara pemerintah dan MUI yang mengacu pada sertifikasi halal yang bersifat sukarela. 2

Dalam berita tersebut peneliti melihat adanya pesan-pesan dakwah dan nilai-nilai jurnalisme profetik yang mengemban misi „amar makruf nahi munkar yaitu mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Jurnalisme profetik merupakan bentuk jurnalisme yang tidak hanya melaporkan berita dan masalah secara lengkap, jelas, jujur, serta aktual tetapi juga memberikan prediksi serta petunjuk ke arah perubahan, transformasi, berdasarkan cita-cita etik dan profetik islam. Ia menjadi jurnalisme yang secara sadar dan bertanggungjawab memuat kandungan nilai-nilai dan cita islam.3

Hidayatullah TV adalah televisi streaming Islam yang dapat di akses

2

Sopa, Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: GP Press, 2013), h. 5-6.

3

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 35.


(16)

3

melalui situs www.hidayatullah.com. Dengan semakin maraknya penggunaan teknologi internet. Televisi streaming menjadi suatu teknologi televisi berbasis video yang memudahkan pengakses internet untuk mendapatkan informasi yang akurat. Teknologi multimedia melalui internet semakin berkembang secara online. Perkembangan encoding dan decoding untuk gambar maupun suara juga semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kecepatan komputer.

Media streaming yaitu sebuah teknologi yang memungkinkan distribusi data audio, video dan multimedia secara real-time melalui internet. Media streaming merupakan media digital (berupa video, suara dan data) agar bisa diterima terus menerus (stream).4 Teknologi streaming dimanfaatkan oleh stasiun televisi untuk mengalirkan siaran televisi dari master control room-online melalui internet.5

Televisi streaming bernafaskan Islam semakin berkembang di Indonesia, ada 13 televisi streaming Islam yang berjalan di jalur dakwah dan aktif di media internet yaitu Ahsan Tv, Rodja TV, A-Channel, Pencerahan TV, Laatahzan TV, Lantabur TV, Yufid TV, Salwa TV, TV Insan, Sunnah TV, TV Wesal, MQTV, dan Hidayatullah TV (H-TV). Televisi tersebut merupakan televisi yang dapat diakses secara online, yang berisi tentang kajian dakwah, berita, talkshow dan ceramah serta tadabbur Al-Quran. Peneliti meneliti salah satu media televisi streaming Islam yaitu Hidayatullah TV karena terdapat program berita “Liputan Utama” yaitu suatu program

4

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 199.

5


(17)

berita yang dikemas secara menarik dan Islami yang memberitakan seputar permasalahan aktual dan dikemas berdasarkan nilai-nilai Islam.

Televisi memiliki pengaruh yang besar untuk mempengaruhi pemikiran publik. Televisi streaming memungkinkan pengguna untuk memilih konten atau acara televisi yang mereka ingin lihat dari sebuah arsip dari konten atau dari direktori saluran. Dua bentuk dari menonton televisi internet

streaming konten langsung ke media player atau hanya mendownload media ke komputer pengguna. Layanan menyaksikan program televisi berbasis web bertujuan memanfaatkan teknologi video streaming untuk menyaksikan siaran televisi dimana pun tanpa harus menggunakan pesawat televisi. Siaran khusus televisi streaming ini tidak ada siaran terrestrial dan satelit komunikasinya hanya di internet saja dan gratis. Siarannya pun terbatas pada format program informasi, citizen journalism, dan informasi data tertulis yang menampilkan berita-berita penting dan data-data lainnya.6

Dalam tayangan televisi streaming Islam, salah satunya Hidayatullah TV, peneliti meneliti tentang nilai-nilai jurnalisme profetik yang terkandung dalam proses penayangan suatu berita di televisi. Televisi memiliki pengaruh yang besar bagi pemikiran khalayak. Sehingga jurnalisme profetik penting untuk diteliti karena jurnalisme profetik merupakan suatu bentuk jurnalisme yang tidak hanya melaporkan berita dan masalah secara lengkap, jelas, jujur, serta aktual tetapi juga memberikan prediksi serta petunjuk ke arah perubahan, transformasi, berdasarkan cita-cita etik dan profetik islam. Ia menjadi jurnalisme yang secara sadar dan bertanggung jawab memuat kandungan

6

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 206.


(18)

5

nilai dan cita-cita Islam.7

Tanggung jawab profetik Islam yaitu mengupayakan agar ajaran Islam tetap dan selalu fungsional serta aktual dalam kehidupan. Jurnalis muslim tidak boleh tinggal diam jika melihat ada kemungkaran dalam dunia yang digelutinya, misalnya menyaksikan pencitraan negatif tentang islam atau ada rekayasa yang memojokkan Islam dan umatnya di media massa. Sebagai juru dakwah yang menebarkan kebenaran ilahi, jurnalis muslim laksana “penyambung lidah” para nabi dan ulama. Karena itu, ia pun dituntut memiliki sifat-sifat kenabian seperti Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.

Misi komunikasi profetik adalah membebaskan manusia sejauh mungkin dari praktik komunikasi yang menimbulkan prasangka, kebohongan publik, penyebaran fitnah, kebohongan yang dusta. Komunikasi profetik tidak menoleransi segala perilaku yang dinilai mempraktikan kebohongan.8

Jurnalisme profetik menekankan pada jurnalisme kenabian yang diajarkan oleh Rasulullah yang sesuai dengan nilai-nilai kenabian dan ajaran Islam. Televisi streaming Islam dapat dengan mudah ditemukan pada penelusuran (searching) terlebih dahulu di web. Televisi streaming

memudahkan masyarakat untuk mengetahui berita secara cepat dan praktis. Peneliti mengangkat televisi streaming Islam yaitu Hidayatullah TV.

Hidayatullah TV atau H-TV adalah salah satu media publikasi yang dimiliki oleh Kelompok Media Hidayatullah (KMH). H-TV memproduksi konten-konten berita dan non berita dalam bentuk audio visual atau dikenal

7

Asep Syamsul M.Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi, Misi Dakwah Bil Qalam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 35.

8

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 153.


(19)

dengan sebutan video. Selama masa perintisan, H-TV akan tayang melalui saluran internet di situs www.hidayatullah.com/. Di antara program-program yang telah disiapkan oleh H-TV adalah Liputan Utama, Mutiara Hikmah, Serial Dai, Features dan liputan keumatan lain. Liputan Utama adalah sebuah paket berita mendalam atau in-depth news yang mengangkat tema-tema penting namun memiliki nilai berita yang tidak cepat basi. Tayangan Liputan Utama akan diperbarui setiap Senin pekan pertama dan ketiga.9

H-TV merupakan suatu televisi streaming yang bernafaskan jurnalisme Islam yang dalam penulisan skripsi ini berkaitan pula dengan jurnalisme profetik. Perkembangan teknologi komunikasi dengan munculnya televisi streaming Islam memudahkan masyarakat untuk mengakses berita yang akurat dan praktis. Dengan mengusung program berita „Liputan Utama’ Hidayatullah TV mengangkat suatu berita secara mendalam. Penelitian ini menarik karena meneliti bagaimana kandungan nilai-nilai jurnalisme profetik yang terdapat dalam proses kerja media di Hidayatullah TV dan meneliti pesan-pesan dakwah islam secara akidah, syariah dan akhlak yang direpresentasikan secara bahasa oleh Hidayatullah TV.

Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul skripsi, “Representasi Pesan-pesan Dakwah Islam dan Nilai-nilai Jurnalisme Profetik Tentang Obat-obatan Haram Pada Program Berita Liputan Utama di Hidayatullah Televisi (Studi Kasus Berita Obat-obatan Haram Pada Program Berita Liputan Utama di Hidayatullah Televisi).”

9 Surya Fachrizal Ginting, “Ahlan Wa Sahlan Hidayatullah TV”, artikel diakses pada 22 April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/ahlan-wa-sahlan-hidayatullah-tv.html


(20)

7

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus, maka peneliti membatasi tayangan berita Liputan Utama di Hidayatullah TV yaitu pada edisi Senin, 17 Maret 2014. Dengan tayangan yang berjudul, “Terkepung Obat-obatan Haram”

Peneliti mengambil edisi tersebut karena judul beritanya membahas tentang sertifikasi obat-obatan halal haram yang masih menjadi perbincangan dan belum adanya ketentuan hukum yang tegas mengenai hal tersebut, Hidayatullah TV menginformasikan kepada khalayak bahwa pentingnya sertifikasi obat halal haram. Peneliti akan menelaah lebih dalam tentang nilai-nilai pesan dakwah dan nilai-nilai jurnalisme profetik yang terdapat dalam berita, „Terkepung Obat-obatan Haram’.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, agar penelitian ini menjadi terarah, maka rumusan masalahnya adalah:

a. Bagaimana pesan-pesan dakwah Islam direpresentasikan dalam berita obat-obatan halal dan haram di Liputan Utama Hidayatullah TV? b. Mengapa nilai-nilai jurnalisme profetik digunakan dalam berita

tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian


(21)

syariah dan akhlak yang direpresentasikan secara bahasa.

b. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai jurnalisme profetik apa saja yang digunakan pada berita obat-obatan haram.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Secara akademis, peneliti mengharapkan penelitian tentang Jurnalisme profektif pada televisi streaming Islam ini akan memberikan kontribusi terhadap disiplin ilmu jurnalistik, memberikan kontribusi dalam bidang dakwah sehingga dapat menambah referensi pustaka tentang jurnalisme profetik.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para praktisi komunikasi jurnalistik, terlebih mahasiswa yang belajar ilmu jurnalistik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan oleh peneliti adalah paradigma kontruktivis. Paradigma kontruktivis menekankan bahwa realitas


(22)

9

merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai oleh pelaku sosial. Pemahaman suatu realitas, atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi peneliti dengan yang diteliti. Nilai etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk rekontruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan objek penelitian.10 Penelitian menggunakan paradigma kontruktivis karena ingin melihat realitas yang sesungguhnya dalam berita obat-obatan haram yang dikontruksi oleh Hidayatullah TV.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel.11

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi kualitatif. Analisis isi muncul dari ketertarikan peneliti atas data yang ditampilkan di media massa. Secara umum, analisis isi berupaya mengungkap berbagai informasi di balik data yang disajikan media atau

10

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik: Konsep dan Pendekatan (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2007), h. 126.

11

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), h. 69.


(23)

teks. Analisis isi dapat didefinisikan sebagai teknik mengumpulkan dan menganalisis isi dari suatu teks. “isi” dalam hal ini dapat berupa kata, arti (makna), gambar, simbol, ide, tema atau beberapa pesan yang dapat dikomunikasikannya.12 Analisis isi (Content Analysis) adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memerhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, naik berupa verbal maupun non verbal. Sejauh itu, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi.13

4. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi (pengamatan berperan serta). Metode penelitian ini menekankan pada suatu proses yang bertujuan menyarankan konsep-konsep atau membangun teori berdasarkan realitas nyata manusia. Pengamatan berperan serta terutama cocok untuk penelitian deskriptif. Menurut Bruyn, metode pengamatan berperan serta adalah prosedur riset yang dapat memberikan basis yang memadai untuk menangkap makna, yakni makna mengenai eksistensi manusia dilihat dari sudut pandang orang dalam.14

12

Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 86.

13 Herlinda S, “Analisis dan Pengumpulan Data Kualitatif,”

eprints.unsri.ac.id, 2010, h. 77.

14

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 167-171.


(24)

11

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Hidayatullah TV dan jangka waktu penelitiannya dari bulan Mei 2014 sampai September. 6. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam skripsi ini adalah berita tentang kasus obat-obatan haram dalam berita Liputan Utama di Hidayatullah TV dan objek penelitian yang diteliti yaitu berita yang berjudul, “Terkepung Obat-obatan Haram”, yang mewawancarai tujuh narasumber yaitu, Menteri Kesehatan, Nafsiyah Mboi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin, Konsumen, Lie, Pedagang, Evaldi, Prof.Jurnalis Udin, Ketua Lembaga Produk Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI, Lukmanul Hakim dan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zaenal Abidin.

7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dalam studi kasus, peneliti terdapat tiga sumber bukti yang dapat dijadikan fokus penelitian yaitu wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Wawancara ditunjukkan kepada pemimpin redaksi, editor, serta penulis berita di Hidayatullah TV untuk mendapatkan data yang akurat.

a. Wawancara Mendalam

Peneliti menggunakan teknik Indepth Interview. Yaitu peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam, kemudian dijawab oleh informan dengan terbuka. Wawancara ini ditujukan kepada


(25)

redaksi Hidayatullah TV, Surya Fachrizal Ginting. Pertanyaan yang dibuat juga dapat berubah sesuai kebutuhan dan kondisi yang bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai rubrik yang diteliti. Wawancara mendalam sering juga disebut dengan wawancara tidak terstruktur.15

b. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. Observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.16 Media yang di observasi oleh peneliti adalah Hidayatullah TV.

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan dan mempelajari data melalui literature dan sumber bacaan, seperti buku-buku yang relevan dengan masalah yang dibahas dan mendukung penelitian.

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam skripsi ini menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan

15

Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.180-181.

16


(26)

13

konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Peneliti dapat me-rechek temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu, maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan, pertama, mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan. Kedua, mengeceknya dengan berbagai sumber data. Ketiga, memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.17

9. Instrumen dan Alat Bantu

Instrumen penelitian dalam riset kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Artinya periset terjun langsung melaksanakan riset, periset mengkreasi sendiri instrumen, baik interview maupun observasi, sehingga kehadiran peneliti adalah syarat mutlak.18

Alat bantu yang digunakan untuk menunjang peneliti adalah rekaman wawancara dan transkip wawancara. Peneliti merekam aspek-aspek yang berkenaan dengan penelitian ini, seperti gambaran-gambaran yang dapat dijadikan informasi atau data untuk penelitian ini. Rekaman yang digunakan oleh peneliti yaitu video liputan utama di Hidayatullah TV tentang obat-obatan haram.

10.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam konteks analisis isi yaitu dengan

17

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 332.

18

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 134.


(27)

menemukan pesan-pesan yang digunakan dalam berita. Lalu mengklarifikasi pesan-pesan yang akan digunakan dalam komunikasi representasi pesan dakwah dalam berita obat-obatan haram lalu menggunakan kriteria-kriteria tertentu serta membuat prediksi dari representasi pesan dakwah Islam yang disampaikan.19

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini peneliti telah mengadakan tinjauan pustaka untuk pemetaan literature dan pemetaan penelitian. Penelitian yang telah dilakukan misalnya pertama, skripsi yang berjudul,“Dakwah Melalui Media Televisi (Analisis Program Cahaya di TPI), yang disusun oleh Iwan, mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), FIDIKOM, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.20 Persamaan skripsi peneliti dengan skripsi tersebut, terletak pada tema bahasannya yaitu berdakwah melalui televisi namun perbedaan dalam skripsi tersebut Iwan menggunakan analisis program sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus.

Lalu kedua,skripsi yang berjudul, “Program Dakwah Islam Di Televisi

Komunitas Palmerah”, yang disusun oleh Ahmad Tamamy, mahasiswa jurusan KPI, FIDIKOM, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.21 Persamaan skripsinya dengan peneliti yaitu sama-sama berdakwah dengan televisi namun

19 Herlinda S, “Analisis dan Pengumpulan Data Kualitatif,”

eprints.unsri.ac.id, 2010, h.80.

20 Iwan, “Dakwah Melalui Televisi: Analisis Program Cahaya di TPI.” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005).

21 Ahmad Tamamy, “Program Dakwah Islam di Televisi Komunitas Palmerah”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).


(28)

15

perbedaannya skripsi peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus kualitatif. Ketiga, penelitian skripsi yang berjudul, “ Hak Atas Kehalalan Produk Makanan, Minuman, Obat-obatan, dan Kosmetik Bagi Umat Islam di Indonesia”, yang disusun oleh Nur Fahmi, mahasiswa jurusan studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia22 yang digunakan sebagai rujukan dari tinjauan pustaka yang diteliti oleh peneliti. Persamaan skripsi ini dengan skripsi peneliti terletak pada pembahasannya yaitu tentang hak halal. Perbedaan penelitian peneliti dengan Nur Fahni, peneliti meneliti fokus kepada obat-obatan saja sedangkan Nur Fahmi membahas secara menyeluruh dari produk makanan, minuman dan obat-obatan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab mempunyai sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini peneliti membahas tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori dan Kerangka Konseptual

Dalam bab ini peneliti membahas teori representasi media Stuart Hall, pesan dakwah, ilmu dakwah, jurnalisme profetik, jurnalistik televisi, berita, dan televise streaming.

22

Nur Fahmi, “Hak Atas Kehalalan Produk Makanan, Minuman, Obat-obatan dan Kosmetik Bagi Umat Islam di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, 2011).


(29)

Bab III Profil Hidayatullah TV

Dalam bab ini diuraikan sejarah singkat Hidayatullah TV, visi dan misi Hidayatullah TV dan struktur redaksi Hidayatullah.

Bab IV Analisa Data dan Penemuan

Bab ini berisi temuan data penelitian yaitu nilai pesan dakwah Islam dan nilai jurnalisme profetik.

Bab V Penutup

Bab ini meliputi kesimpulan, saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(30)

17

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Teori Representasi Media Stuart Hall

Istilah representasi menunjuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan. Representasi itu penting dalam dua hal. Pertama, apakah seseorang, kelompok, atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya. Kedua, bagaimana representasi tersebut ditampilkan. Dengan kata, kalimat, aksentuasi, dan bantuan foto macam apa seseorang, kelompok, atau gagasan tersebut ditampilkan dalam pemberitaan kepada khalayak.1

Representasi dilakukan oleh sebuah media tertentu guna memunculkan dan membuat gambaran pada media tersebut. Representasi tidak akan ada jika representasi tersebut tidak dibuat sesuai dengan misi media itu sendiri dan memenuhi media itu sendiri. Jadi, reprsentasi melalui proses bagaimana gagasan ditampilkan oleh suatu media.

Menurut Stuart Hall, media melakukan representasi kelompok lain melalui proses yang kompleks, melalui proses pendefinisian dan penandaan, sehingga ketika ada kelompok yang buruk dalam pemberitaan, itu direpresentasikan sebagai sesuatu yang wajar, terlihat alamiah, memang demikian kenyataannya. Hall berpendapat, media memainkan peranan penting. Media tidaklah secara sederhana dipandang refleksi dari konsensus,

1

Eriyanto, ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2011), h. 113.


(31)

tetapi media mereproduksi dan memapankan definisi dari situasi yang mendukung dan melegitimasi suatu struktur, mendukung suatu tindakan dan mendelegitimasi tindakan lain.2

Menurut Hall, pandangan realitas yang didominasi oleh kelompok sosial di masyarakat memberikan pengaruh pada pembentukkan ideologi melalui mana representasi dari realitas dunia tersebut tampak sebagai natural atau alami. Dalam proses pembentukkan realitas tersebut, ada dua titik perhatian Stuart Hall. Pertama,bahasa. Bahasa, sebagaimana dipahami oleh kalangan strukturalis, merupakan sistem penandaan. Realitas dapat ditandakan secara berbeda pada peristiwa yang sama. Makna yang berbeda dapat dilekatkan pada peristiwa yang sama. Makna timbul dari proses pertarungan sosial, di mana masing-masing pihak atau kelompok saling mengajukan klaim kebenarannya sendiri. Wacana di sini dipahami sebagai arena pertarungan sosial, dan semuanya diartikulasikan lewat bahasa. Bahasa dan wacana disini dianggap sebagai arena pertarungan sosial, dan bentuk pendefinisian realitas. Jadi, kenapa A harus ditafsirkan seperti ini dan bukan seperti itu, dikarenakan lewat pertarungan sosial dalam memperebutkan dan memperjuangkan makna, pada akhirnya penafsiran atau pemaknaan tertentu yang menang dan lebih diterima.3

Bahasa yang ditampilkan oleh media melalui proses pertarungan sosial dan dalam skripsi ini proses pertarungan sosial tersebut ditandai dengan

2

Eriyanto, ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2011), h. 27-28.

3

Eriyanto, ANALISIS WACANA: PengantarAnalisisTeks Media, (Yogyakarta:PT. LKiS Printing Cemerlang, 2011), h.29-30.


(32)

19

wacana dan pernyataan yang dikemukakan oleh Narasumber terkait dengan permasalalah obat-obatan haram, melalui beberapa narasumber yang membantah pernyataan Menteri Kesehatan, Nafsiyah Mboi mengenai bolehnya obat-obatan haram dikonsumsi karena darurat.

Objek dari berbagai praktik ini adalah makna dan pesan dalam bentuk komunikasi atau bahasa mana pun melalui pengoperasian kode dalam rantai sintagmatik diskursus. Maka berbagai aparatus, relasi, dan praktik produksi itu muncul, pada momen tertentu dalam bentuk wahana simbolik yang tercipta dalam aturan bahasa.4

Hall dalam studi tentang kajian media menggunakan isi media sebagai pemicu, untuk memulai sebuah kerangka kerja yang mengungkap lebih banyak lagi apa yang secara umum didefinisikan sebagai peran „ideologis’ media. Pendekatan yang terakhir ini mendefinisikan media sebagai kekuatan

cultural dan ideologis yang besar, yang berada dan dengan cara bagaimana pembentukkan dan transformasi ideologi populer dalam diri para audiens ditangani.5

Kedua, politik penandaan, yakni bagaimana praktik sosial dalam membentuk makna, mengontrol, dan menentukkan makna. Titik perhatian Hall di sini adalah peran media dalam menandatangani peristiwa atau realitas dalam pandangan tertentu, dan menunjukkan bagaimana kekuasaan ideologi di sini berperan. Ideologi menjadi bidang di mana pertarungan dari kelompok

4

Stuart Hall, Dorothy Hobson, Andrew Lowe dan Paul Willis, Budaya, Media, Bahasa (Yogyakarta :Jalasutra, 2011), h. 214.

5

Stuart Hall, Dorothy Hobson, Andrew Lowe dan Paul Willis, Budaya, Media, Bahasa, h. 214.


(33)

yang ada dalam masyarakat. Akan tetapi, posisi demikian juga menunjukkan bahwa ideologi melekat pada produksi sosial, produksi media dan sistem budaya. Setiap budaya memberikan bentuk episode pemikiran tertentu dan menyediakan anggota dari komunitas tersebut sebuah pemikiran atau gagasan tertentu sehingga mereka tinggal menerima (taken for granted) dalam pengetahuan mereka. Efek dari ideologi dalam media itu adalah menampilkan pesan dan realitas hasil kontruksi tersebut tampak seperti nyata, natural, dan benar. Pengertian tentang realitas itu tergantung pada bagaimana sesuatu tersebut ditandakan dan dimaknai.6

Menurut Althusser ideologi adalah citraan, representasi, kategori yang melaluinya manusia menjalani dengan cara imajiner relasi nyatanya dengan kondisi eksistensinya. Althusser mendefinisikan ideologi sebagai sebuah reprsentasi tentang relasi imajiner individu-individu dengan kondisi real keberadaan mereka. Karakter, imajiner, relasi ini mengacu pada karakter ideologi yang menyebabkan suatu kondisi tidak terpersepsi tanpa terdistorsi. Efek ideologis ini tidak dianggap berasal dari kesadaran palsu atau kehendak untuk menipu oleh kelas dominan, melainkan penyamaran yang tak terelakkan atas pelbagai realitas sosial.7

Dalam representasi Stuart Hall terdapat pembahasan tentang budaya, kajian tentang budaya didasarkan secara teoritis pada pengetahuan yang akurat tentang subjek yang bersangkutan.8 Teks-teks merupakan jenis respons berbeda terhadap interpretasi pertanda histori yang menentukkan. Teks-teks

6

.Eriyanto, ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta :PT. LKiS Printing Cemerlang, 2011), h. 31.

7

Stuart Hall, dkk., Budaya Media Bahasa (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h.33. 8


(34)

21

tersebut memuat pemikiran yang memiliki disiplin agar bisa relevan dengan atau mungkin mempengaruhi zaman atas teks-teks sendiri. Teks-teks itu jauh dari netral atau ilmiah: teks-teks itu sendiri merupakan intervensi budaya.9 Levi Straus dan Barthes menggunakan model linguistik struktural sebagai paradigma untuk studi budaya ilmiah. Bahasa yang merupakan media untuk menghasilkan makna adalah sistem yang teratur atau yang terstruktur dan sekaligus sarana ekspresi. Bahasa bisa secara ketat dan sistematis dikaji namun bukan dalam kerangka sejumlah determinasi sederhana. Sebaliknya, bahasa harus di analisis sebagai struktur kemungkinan yang beragam, susunan unsur dalam rangkaian pertandaan, bukan sebagai praktik mengekspresikan dunia, (yakni mereflesikannya dalam kata-kata). Budaya tidak lagi semata-mata merefleksikan praktik lain dalam ide. Budaya pada dirinya sendiri adalah praktik-praktik, melakukan pertandaan, dan memiliki produk sendiri yang jelas kata-katanya yaitu makna.10

Representasi terdapat elemen-elemen yang ditandai secara teknis, yaitu dalam bahasa tulis seperti kata, proposisi, kalimat, foto, caption, grafik dan sebagainya. Sedangkan dalam telelvisi seperti kamera, tata cahaya, editing, musik dan sebagaiknya. Elemen-elemen tersebut ditransmisikan ke dalam kode representasional yang memasukkan di antaranya bagaimana objek di gambarkan: karakter, narasi, setting, dialog dan sebagainya. Representasi sekaligus misrepresentasi tersebut adalah peristiwa kebahasaan. Misrepresentasi adalah ketidakbenaran penggambaran, kesalahan sebagaimana

9

Stuart Hall, Budaya Media Bahasa, h.6. 10


(35)

mestinya atau adanya tetapi digambarkan secara buruk. Oleh karena itu, yang perlu dikritisi disini adalah pemakaian bahasa yang ditampilkan oleh media. Proses ini berhubungan dengan pemakaian bahasa dalam menuliskan realitas yang dibaca oleh khalayak. Terdapat dua proses yang dilakukan media dalam memaknai realitas. Pertama, memilih fakta. Proses ini tidak mungkin melihat peristiwa tanpa persepektif. Kedua, menuliskan fakta. Proses ini berhubungan dengan bagaimana fakta yang dipilih itu disajikan kepada khalayak. Gagasan itu diungkapkan dengan kata, kalimat, dan proposisi apa, dengan bantuan aksentuasi foto dan gambar apa dan sebagainya.11

B. Pesan Dakwah

Pesan ialah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Dan pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan dan maksud sumber tadi. Pesan itu sendiri memiliki tiga komponen yaitu makna simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan. Pesan yang dimaksud adalah komunikasi dakwah yang disampaikan oleh mad’u.12

Pesan dalam komunikasi dakwah memiliki tujuan untuk menyampaikan materi dakwah yang disampaikan oleh mad’u menggunakan lambang yang beragam yang digunakan pula dalam komunikasi dakwah yaitu melalui bahasa, gambar, visual dan sebagainya.

Pesan komunikasi yang disampaikan kepada mad’u dengan

11

Eriyanto, ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta :PT. LKiS Printing Cemerlang, 2011), h. 115-116.

12


(36)

23

menggabungkan kolaborasi lambang, seperti pesan komunikasi melalui retorika, surat kabar, film dan televisi.13 Syarat pertama yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan menyusun pesan, yaitu menentukkan tema dan materi (maddah), dakwah yang sesuai dengan kondisi dan situasi khalayak. Pesan dakwah yang dapat menimbulkan perhatian adalah pesan dakwah yang “mudah diperoleh” (availability) dan karena itu harus “menyolok perbedaannya” (contrast) dengan pesan-pesan yang lain.14

Isi pesan dakwah yang bersumber dari Al-Quran dan hadis. Pesan dakwah diklasifikasikan menjadi tiga unit sub kategori masalah pokok yaitu pesan akidah, pesan syariah dan pesan akhlak.

1. Pesan Akidah

Akidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, ya‟qidu „aqdam‟aqidatan” yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara teknis akidah berarti iman, kepercayaan dan keyakinan. Dan tumbuhnya kepercayaan tentunya di dalam hati, sehingga yang dimaksud akidah adalah kepercayaan yang menghujam atau simpul dari dalam hati.15

Akidah ialah suatu yang dianut oleh manusia dan diyakininya, apakah berwujud agama atau lainnya.16

Pesan akidah identik dengan iman. Secara etimologi, iman berarti pembenaran (tashdiq). Orang yang beriman adalah orang yang benar

13

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, h. 98. 14

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 249. 15

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 259.

16

Zainal Arifin Djamaris, Islam Aqidah dan Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), h. 19.


(37)

dalam memegang dan melaksanakan amanat, sehingga hatinya merasa aman. Iman adalah pengamalan („amal) dalam anggota tubuh. Amal merupakan buah atau bukti keimanan seseorang. Pengamalan ajaran iman harus utuh (tauhid) dan memasuki semua dimensi kehidupan.17

Rukun iman dalam Islam ada enam yaitu iman kepada Allah Swt., iman kepada Malaikat-nya, iman kepada Kitab-kitabnya, iman kepada Rasul-rasulnya, iman kepada hari Akhir, iman kepada Qadha-Qadhar. 2. Pesan Syariah

Secara etimologi, Syariah berarti jalan yang lurus (thariqah mustaqimah) yang diisyaratkan dalam QS. Al-Jatsiyah ayat 18. Atau jalan yang dilalui air untuk diminum, atau juga tangga atau tempat naik yang bertingkat-tingkat.18

Syariah ialah apa-apa yang disyariatkan atau dimestikan oleh agama atau lainnya itu bagi seseorang untuk dilaksanakan, berupa peraturan-peraturan dan hukum-hukum sebagai manifestasi atau konsekuensi dari akidah tesebut. 19

Pesan syariah ada dua yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah merupakan bagian integral dari syariah, apapun ibadah yang dilakukan oleh manusia harus bersumber dari Syariah Allah. Dalam ibadah, terdapat dua klasifikasi yaitu, ibadah khusus (khas) dan umum („amm). Ibadah dalam arti khusus adalah ibadah yang berkaitan dengan arkan al-Islam, seperti syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan ibadah dalam arti umum adalah

17

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana, 2005), h. 261.

18

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, h. 277. 19

Zainal Arifin Djamaris, Islam Aqidah dan Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), h. 19.


(38)

25

segala aktivitas yang titik tolaknya ikhlas yang ditunjukkan untuk mencapai ridho Allah berupa amal shaleh. 20

Muamalah adalah peraturan yang mengatur hubungan antara sesama manusia dalam konteks ini adalah hukum Islam. Hukum Islam berarti keseluruhan titah dan kitab Allah yang mengatur kehidupan setiap muslim dalam segala aspeknya. Syariah islam berprinsip “musyawarah” yang berimplikasi pada adanya prinsip penentuan suatu hukum berdasarkan pada seluruh totalitas masyarakat tanpa terkecuali tanpa adanya diskriminasi aliran atau mazhab tertentu, namun jika musyawarah itu belum mencapai kemufakatan maka jalan keluarnya adalah kembali pada Hukum Allah dan Rasulnya (QS. an-Nisa’: 59). Syariah Islam berprinsip pada pegangan hukum (tahkim) yang termuat dalam Al-Quran dan al-Hadits, sehingga semua kasus dalam masyarakat baik berkaitan dengan tindak pidana maupun perdata semua diselesaikan menurut ketentuan hukum.21

3. Pesan Akhlak

Secara etimologis akhlak berasal dari kata khuluq dan jamaknya akhlak yang berarti budi pekerti, etika, moral. Secara etimologis, akhlak berarti character, disposition, dan moral constitutuion. Akhlak merupakan usaha untuk mengevaluasi kepribadian, atau evaluasi sifat-sifat umum yang terdapat pada perilaku pribadi dari sudut baik buruk, kuat lemah dan

20

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam (Jakarta: Kencana, 2005), h.279.

21


(39)

mulia rendah.22

Akhlak dibedakan menjadi tiga kategori yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada manusia yaitu berupa toleransi antar agama, saling tolong menolong, menghormati dalam perbedaan, dan akhlak kepada terhadap hewan dan tumbuhan dengan cara melestarikannya, menjaga, serta memanfaatkannya untuk kepentingan ibadah. 23

C. Dakwah

Dakwah adalah berserah diri kepada perintah Allah dan menaati-Nya. Dakwah adalah pengamalan ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah. Dakwah adalah tatanan sempurna bagi kehidupan manusia. Makna dakwah menurut bahasa yaitu Nida (panggilan), yaitu seseorang memanggil ketika ia menyerunya, aku memanggil seseorang ketika aku bersuara dan meminta datang, kedua mendorong kepada sesuatu dan mendukungnya, ketiga mengajak kepada sesuatu yang ingin diadakan atau dihindarkan, benar atau salah. Keempat, upaya melalui perkataan atau perbuatan untuk memengaruhi orang lain agar mengikuti satu madzhab atau agama. Kelima, memohon dan meminta.24

Menurut istilah, dakwah adalah seputar upaya lewat ucapan dan perbuatan untuk Islam, menerapkan manhajnya, meyakini aqidahnya dan melaksanakan syariatny.25

Dakwah yaitu menyerukan kepada tauhid

22

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam (Jakarta: Kencana, 2005), h. 262.

23

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 102.

24 Dr. Taufik al-Wa’iy,

Dakwah ke Jalan Allah (Jakarta :RobbaniPers, 2010), h. 10-11. 25 Dr. Taufik al-Wa’iy,


(40)

27

(mengakui keesaan Allah) dan menyatakan dua kalimat syahadat, menerapkan manhaj Allah di muka bumi dalam bentuk ucapan dan perbuatan, sebagaimana yang ada dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah agar semua manusia beragama dan tunduk kepada Allah. Ini juga berarti mengajak non muslim kepada Islam, mengajak kaum muslimin mengamalkan Islam, beramal untuk menegakkan syariat dan manhajnya di mukabumi.Itulah amar ma‟ruf nahi munkar, agar umat manusia merasakan kebahagiaan hari ini dan akhirat nanti.26

Dakwah terbagi menjadi tiga macam, yaitu dakwah kepada seluruh umat manusia, dakwah kepada sesame kaum muslimin dan dakwah diantara kaum muslimin. Dakwah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dakwah melalui perkataan yang melalui media televise streaming Islam. Perkataan berperan penting dalam berdakwah kepada Allah SubhanahuwaTa‟ala, baik perkataan itu diucapkan, ditulis maupun dibacakan. Tabligh dengan perkataan adalah alat dakwah yang informatif. Perkataan merupakan sarana pencerahan, pendidikan, arahan, dan evaluasi yang menyeluruh menembus batas teritorial, batas emosional sampai batas ukhuwah secara umum. Tabligh dengan perkataan memuat beberapa hal antara lain nilai-nilai universal dan humanis, idealis dan realisti serta komprehensif. 27

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented menempatkan

26Dr. Taufik al-Wa’iy,

Dakwah ke Jalan Allah, h.17. 27Dr. Taufik al-Wa’iy,


(41)

penghargaan yang mulia atas diri manusia.28Metode dakwah meliputi tiga cakupan yaitu Metode bi al-Hikmah, metode Al-Mau’idza Al-Hasanag dan metode Al-mujadalah.

Pertama, metode bi al-Hikmah sebagai metode dakwah, al-Hikmah diartikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih dan menarik perhatian. Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud An-Nasafi, arti hikmah, yaitu : Dakwah bil hikmah adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang benar dan pasti, yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan. 29 Kedua, metode dakwah Al-ma’uidza Al-hasanah yang diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur-unsur, bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif (wasiyat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.30 Ketiga, metode Al-mujadalah yang merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.31

D. Jurnalisme Profetik

Jurnalisme profetik yaitu suatu bentuk jurnalisme yang tidak hanya melaporkan berita dan masalah secara lengkap, jelas, jujur, serta aktual tetapi

28

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 243.

29

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h.246. 30

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h..252. 31


(42)

29

juga memberikan prediksi serta petunjuk ke arah perubahan, transformasi, berdasarkan cita-cita etik dan profetik islam. Ia menjadi jurnalisme yang secara sadar dan bertanggungjawab memuat kandungan nilai-nilai dan cita islam.32

Jurnalisme profetik mencerminkan sifat-sifat kenabian yaitu shidiq, amanah, tabligh dan fathanah. Dalam menerapkan nilai-nilai jurnalisme profetik, suatu media harus mengaplikasikan nilai-nilai jurnalisme profetik ke dalam setiap berita yang ditulisnya agar setiap berita yang ditulis membawa kebaikan bagi umat dan setiap kata dan tulisannya dapat di pertanggungjawabkan di hadapan Allah swt. sebagaimana tujuan dari jurnalisme profetik yaitu amar ma‟ruf nahi munkar.

Tanggung jawab profetik Islam mengupayakan agar ajaran islam tetap dan selalu fungsional serta aktual dalam kehidupan. Jurnalis muslim tidak boleh tinggal diam jika melihat ada kemunkaran dalam dunia yang digelutinya, misalnya menyaksikan pencitraan negatif tentang Islam atau ada rekayasa yang memojokkan Islam dan umatnya di media massa. Sebagai juru dakwah yang menebarkan kebenaran ilahi, jurnalis muslim laksana “penyambung lidah” para nabi dan ulama. Karena itu, ia pun dituntut memiliki sifat-sifat kenabian seperti Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.

Shidiq artinya benar, yakni menginformasikan yang benar saja dan membela serta menegakkan kebenaran itu. Standar kebenarannya tentu saja kesesuaian dengan ajaran islam (Al-Quran dan As-Sunnah). Amanah artinya

32

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 35.


(43)

terpercaya, dapat dipercaya, karenanya tidak boleh berdusta, memanipulasi atau mendistorsi fakta dan sebagainya. Tablighartinya menyampaikan, yakni menginformasikan kebenaran, bukan malah memutarbalikkan kebenaran. Fathonah artinya cerdas dan berwawasan luas. Jurnalis muslim dituntut mampu menganalisis dan membaca situasi termasuk membaca apa yang diperlukkan umat.33

Istilah profetik mengacu pada peristiwa Isra’ mi’raj Muhammad saw. Peran kenabian Muhammad saw yang tidak tergoda oleh manisnya perjumpaan dengan Allah swt saat Isra’ Mi’raj, dibuktikan dengan kembalinya Rasulullah saw tengah-tengah komunitas manusia untuk menyerukan kebenaran dan transformasi transenden. Dengan kata lain, pengalaman religius itu menjadi dasar keterlibatannya dalam sejarah kemanusiaan. Sunah nabi berbeda keterlibatannya dalam sejarah kemanusiaan. Sunah nabi berbeda dengan jalan seorang mistikus yang puas dengan pencapaiannya sendiri. Sunag nabi yang demikian itulah yang disebut sebagai etika profetik menurut Kuntowijoyo. 34

Profetik merupakan kesadaran sosiologis para nabi dalam sejarah untuk mengangkat derajat kemanusiaan (memanusiakan manusia), membebaskan manusia dan membawa manusia beriman kepada Tuhan. Singkatnya, ilmu profetik adalah ilmu yang meniru tanggung jawab sosial para nabi. Dengan menyebut ilmu-ilmu profetik (seperti halnya komunikasi

33

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 38.

34

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 129.


(44)

31

profetik), kita hanya mendapatkan substansinya bukan bentuk. Ilmu profetik menemukan bentuknya dalam wujud ilmu integralistik yang menyatukan wahyu Tuhan dan akal pikiran manusia.

Ilmu sosial profetik hadir untuk menempatkan nalar, akal, rasio dan pengalaman (empiris) sebagai alat untuk menafsirkan wahyu Tuhan atas realitas. Ilmu sosial profetik akan menghadapkan Al-Quran pada realitas sosial atau sebaliknya, wahyu akan ditempatkan sebagai sumber bagi terbentuknya konstruksi sosial. Pilar ilmu sosial profetik ada tiga, yaitu humanisasi (amar maruf), liberasi (nahi munkar), dan transendensi (tuminu billah).35

Pengalaman komunikasi Rasulullah s.a.w. ditempatkan pada konteks masa lalu untuk diserap nilainya pada konteks saat ini. Harapan agar komunikasi profetik mampu muncul sebagai konsep alternatif yang memberikan pencerahan dan kemerdekaan yang selama ini justru memperbudak manusia. Manusia menjadi jajahan baru teknologi komunikasi modern. Di antara konsepsi pemahaman komunikasi profetik masa lalu dan harapan masa depan dari konteks gempuran komunikasi saat ini, ada sikap, motivasi, dan suasana hati. Inilah yang kemudian membangun kesadaran bersama menjadi persepsi kolektif kita, sehingga kita satu persepsi dalam memahami pengertian komunikasi profetik.36

Solusi kenabian (prophetic religious policies) dapat diterapkan dalam berbagai permasalahan multikultural dan multireligi yang rumit dan kompleks

35

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 130.

36


(45)

dengan memodifikasi dan mengimprovisasinya disesuaikan dengan situasi, kondisi dan konteks zamannya. Pengaruh media cetak dan elektronik, sebagai contoh, telah mengubah kehidupan kita lebih pelik dari masa kenabian dulu. Konsep mengenai komunikasi persuasif atau profetik tercantum juga dalam Al-Quran,37yaitu sebagai berikut:

"Dan hendaklah ada di antara kamu sekelompok umat yang menyeru kepada kebaikan, menyeru kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang Berjaya." (QS. Ali Imran: 104)

"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah".(QS. Ali Imran: 110)

Misi komunikasi profetik adalah membebaskan manusia sejauh mungkin dari praktik komunikasi yang menimbulkan syak wasangka, kebohongan publik, penyebaran fitnah, kebohongan yang dusta. Komunikasi profetik tidak menoleransi segala perilaku yang dinilai mempraktikan kebohongan.

Dalam cita-cita masyarakat profetik, segala kabar bohong yang tersaji di media harus diberi apresiasi kognisi yang interaktif. Khalayak atau

37


(46)

33

komunikan dalam masyarakat profetik tidak diposisikan sebagai objek yang hanya menerima saja seluruh sajian televisi, atau penerima (receiver) seperti istilah yang dinyatakan Shannon dan Weaver, tetapi diposisikan sebagai subjek dalam kegiatan komunikasi.38

E. Jurnalistik Televisi

Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962. Saat itu masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu memukau. Meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tapi siaran pertama televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah. Booming televisi dimulai pada tahun 1992 ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan

decorder.39

Televisi didasarkan pada teknologi elektronik. Dalam teknologi yang masih analog, kamera peka cahaya memindai sebuah adegan dengan pergeseran amat cepat melintasi beberapa ratus garis horizontal. Hasilnya adalah lintasan cahaya yang ditransmisikan ke penerima, dan penerima ini mengubahnya kembali menjadi gambar aslinya dengan memanfaatkan elektron yang dikirimkan garis horizontal di layar kaca. Sekarang terjadi pergeseran dari teknologi ke digital.40

Jurnalisme televisi bersandar pada informasi visual dalam mengilustrasikan lapisannya. Termasuk wawancara kamera dengan

38

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 135.

39

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media: Bandung, 2006), h.15.

40


(47)

orang sengaja dilibatkan dan berkaitan dengan objek yang diwawancarai. Grafis juga bisa digunakan dengan mendukungnya.41

Televisi lebih mengutamakan kecepatan dan berita yang disampaikan kepada pemirsa dengan berlomba-lomba menampilkan berita secara langsung. Televisi bekerja lebih untuk menampilkan gambar yang menarik dan fakta yang akurat kepada khalayak. Fokus utama berita televisi biasanya kurang mengutamakan isi. Mereka lebih menekankan kualitas televisi sebuah berita, seperti (tayangan) videonya, tata suara, pemilihan waktu tayang dan bagaimana semua hal tersebut cocok untuk disiarkan.42

Televisi mempengaruhi pemikiran khalayak yang melihatnya baik dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang. Televisi memberikan pengaruh bagi pikiran khalayak. Para jurnalis televisi hanya mengambil berita yang memiliki pengaruh yang paling kuat dan disaat itulan mereka membuatnya menjadi berita terbaik yang dapat mereka kerjakan.43

Jurnalis televisi menginformasikan fakta, peristiwa dan fenomena. Kualitas pribadi jurnalis televisi ditentukan pada setiap bentuk penyiaran. Bagaimana ia mempengaruhi pemirsa dengan tayangan yang memiliki keistimewaan personalitas. Salah satu aspek jurnalisme televisi ialah menampilkan persoalan, kejadian dan fenomena melalui kemasan tayangan suara dan gambar.

41

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Jakarta: Kalam Indonesia, 2005), h. 82. 42

Septiawan Santara K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 120.

43


(48)

35

F. Berita

Berita merupakan sebuah laporan tentang suatu peristiwa, kecenderungan,opini, situasi, kondisi yang sangat cepat disampaikan melalui media yang mengandung hal yang menarik dan penting bagi masyarakat.44

Berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna dan dipublikasikan melalui media massa periodik yaitu surat kabar, majalah, radio dan televisi. Berita televisi bukan hanya sekadar melaporkan fakta tulisan atau narasi, tetapi juga gambar (visual), baik gambar diam, seperti foto, gambar peta, grafis, maupun film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita dan mampu memikat pemirsa. Bagi berita televisi, gambar adalah primadona atau paling utama daripada narasi. Kalau gambar berita yang disiarkan mampu bercerita banyak, maka narasi hanya sebagai penunjang saja. Berita televisi tanpa gambar tidak ubahnya dengan berita radio. Jadi, dapat disimpulkan, berita televisi adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat manusia atau kedua-duanya yang disertai gambar (visual), aktual, menarik, berguna dan disiarkan melalui media massa televisi secara periodik.45

Dalam menulis berita, struktur penulisan berita mengikuti pola yang disebut piramida terbalik. Dalam menulis berita setiap jurnalis harus memikirkan bagaimana sebuah informasi yang termuat dalam who, what, where, why, whendanhow atau biasa disebut dalam rumus 5W+1H dapat

44

Suhaemi M.si dan Rulli Nasrullah M.si., Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 28.

45

Drs. Arifin S. Harahap, M.si, Teknik Memburu dan Menulis Berita TV (Jakarta: PT Indeks, 2007), h. 4.


(49)

dimuat di paragraf-paragraf terdepan. Sedangkan paragraf selanjutnya sampai akhir berita tulisan yang dimuat adalah penjelasan singkat dari salah satu atau beberapa poin dalam rumus 5W+ 1H.46

Berita televisi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Berita fakta peristiwa, berita fakta peristiwa adalah laporan tentang segala sesuatu peristiwa sebagaimana adanya, misalnya, kebakaran, bencana alam dan kecelakaan.

2. Berita fakta pendapat, adalah laporan tentang pernyataan atau pendapat manusia mengenai segala sesuatu yang tengah aktual, misalnya pendapat pakar mengenai implikasi kenaikan BBM.

3. Berita fakta peristiwa dan fakta pendapat, adalah laporan tentang segala sesuatu peristiwa yang terjadi dan pendapat manusia yang berkompeten mengenai fakta berita tersebut. Misalnya ratusan ribu TKI dari negeri jiran kembali ke tanah air.47

Kriteria berita televisi harus aktual, menarik dan berguna bagi sebagian besar khalayak. Nilai berita juga sangat ditentukan faktor kedekatan (proximity), kepopuleran seseorang (prominent), konflik (conflict) dan nilai kemanusiaan (human interest).48 Berita televisi harus menarik berisi gambar, naskah berita serta sumber yang diwawancarai. Berita televisi harus menarik dari segi gambar, audio dan bahasa.

46

Suhaemi M.si dan Rulli Nasrullah M.si., Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 28.

47

Drs. Arifin S. Harahap, M.si, Teknik Memburu dan Menulis Berita TV, (Jakarta: PT Indeks, 2007), h. 5.

48


(50)

37

G. Televisi Streaming

Streaming adalah proses pengiriman data kontinu alias terus menerus yang dilakukan secara broadcast melalui internet untuk ditampilkan oleh aplikasi streaming pada personal komputer (klien). Paket-paket data yang dikirimkan telah di kompresi untuk memudahkan pengirimannya melalui internet. Stream berasal dari bahasa Inggris yang artinya sungai. Proses

streaming bisa diibaratkan seperti aliran air di sungai yang tak pernah terputus kecuali jika sumber mata airnya mengering. Seperti aliran di sungai, aliran data streaming dilakukan tanpa ada interupsi dan dilakukan secara kontinyu hingga datanya habis, artinya telah selesai dikirim dan ditampilkan dalam personal komputer si pengguna. Streaming secara langsung akan menjalankan file video atau audio yang terletak pada server dapat langsung dijalankan pada komputer klien sesaat setelah ada permintaan dari user. 49

Media streaming yaitu sebuah teknologi yang memungkinkan distribusi data audio, video dan multimedia secara real time melalui internet. Media streaming merupakan pengiriman media digital (berupa video, suara dan data) agar bisa diterima secara terus menerus (stream). Data tersebut dikirim dari sebuah server aplikasi dan diterima serta ditampilkan secara real time oleh aplikasi pada komputer klien. 50

Sekarang teknologi streaming dimanfaatkan oleh stasiun televisi yang untuk mengalirkan siaran televisi dari master control room online melalui internet. Saat ini telah tersedia web yang mendukung video streaming, maka

49

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 198.

50


(51)

penonton atau pemirsa televisi bisa menonton televisi di web. Komputer pengguna yang telah dilengkapi software Adobe Flash Player akan bisa melihat siaran televisi (stasiun televisi yang mengunggah siarannya pada

server streaming) secara langsung pada media browser yang dibuka melalui

web, tanpa harus melakukan proses unduh data (ke situs yang dituju) karena memakan waktu lama.51

Website online TV (khusus televisi internet) yaitu siaran khusus televisi internet ini tidak ada siaran terrestrial dan satelit komunikasinya hanya di internet saja dan gratis. Siarannya pun terbatas pada format program informasi, citizen journalism, dan informasi data tertulis yang menampilkan berita-berita penting dan data-data lainnya.52

H. Konsep Obat Halal dan Haram Dalam Islam

Obat yang beredar harus terhindar dari bahan-bahan yag diharamkan dalam Islam, seperti babi, alkohol, bangkai, darah, rambut manusia, dan ari-ari. Pentingnya mengetahui obat yang halal dan haram agar masyarakat dapat membedakan obat mana saja yang aman dan halal dikonsumsi dan obat yang haram untuk dikonsumsi. Berikut penjelasan obat halal dan obat haram bagi umat muslim, yaitu :

1. Obat Haram

Obat adalah produk farmasi yang terdiri dari bahan aktif obat dan bahan farmaeutik (bahan pembantu eksipien). Sumber bahan aktif obat

51

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h.202. 52

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 206.


(52)

39

dan bahan farmaeutik bermacam-macam, bisa berasal dari tumbuhan, hewan mikroba, bahan sintetik kimia bahkan dari virus yang dilemahkan atau bahan yang berasal dari manusia. Titik kritis bahan aktif obat berasal dari hewan, ada yang berasal dari hewan yang halal dan melalui penyembelihan yang halal, namun sering menggunakan bahan media yang berasal dari hewan babi. Belum lagi penggunaan bahan pasca fermentasi seperti karbon aktif yang bisa berasal dari tulang hewan. 53

Bahan obat yang berasal dari babi diharamkan karena daging babi itu salah satu sebab timbulnya cacing pita yang sangat berbahaya.54 Salah satu prinsip yang telah diakui oleh Islam ialah apabila Islam telah mengharamkan sesuatu, maka wasilah dan cara apapun yang dapat membawa kepada perbuatan haram, hukumnya adalah haram.55

Bahan aktif obat lain yang digunakan dalam obat adalah bahan aktif yang berasal dari manusia, seperti keratin rambut manusia untuk pembentukan sistein, maupun placenta manusia untuk obat-obatan seperti obat luka bakar dan yang lainnya. Beberapa metode kedokteran bahkan menggunakan ari-ari atau placenta ini untu obat leukimia kanker, kelainan darah, stroke, liver hingga diabetes dan jantung. 56 Bahan aktif atau bahan farmaseutik obat yang berasal dari bagian tubuh manusia seperti sistein

53 Jurnal Halal, “Bahan Haram Dalam Obat”, artikel diakses pada 17 September 2014 dari http://www.halalmui.org/newMUI/index.php/detil_page/11/375/30/

54

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam,(Jakarta:PT.Binailmu, 1993), h.58.

55

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam,(Jakarta:PT.binailmu, 1993), h.35.

56 Jurnal Halal, “Bahan Haram Dalam Obat”, artikel diakses pada 17 September 2014 dari http://www.halalmui.org/newMUI/index.php/detil_page/11/375/30/


(53)

yang berasal dari rambut manusia dan albumin yang berasap dari darah manusia jelas hukumnya haram. Bahan aktif yang berasal dari bahan kimia sintetik bisa menjadi haram hukumnya manakala bercampur dengan bahan yang haram. 57

Bahan yang memiliki titik kritis dalam obat yakni bahan pengemulsi, bahan pewarna, bahan perisa, bahan pengisi tablet, bahan pengkilap, bahan pemanis, bahan pelarut dan bahan enkapsulasi. Bahan tersebut memiliki titik kritis kehalalannya sebab bisa saja berasal dari bahan haram dan najis, seperti babi, alkohol, organ manusia maupun bahan hewani lain yang tidak jelas asal usulnya.58

Arak (alkohol) dalam pandangan Islam adalah penyakit bukan obat. Rasulullah s.a.w. pernah menjawab kepada orang yang bertanya tentang hukum arak, lantas Nabi menjawab : Dilarang!, maka jawab Nabi selanjutnya :

“Arak itu bukan obat, tapi penyakit” (Riwayat Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Termizi)

Dan sabdanya pula :

“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan untuk kamu bahwa tiap penyakit ada obatnya, oleh karena itu berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram. (Riwayat Abu Daud).59

57

Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: GP Press, 2013), h. 111.

58 Jurnal Halal, “Bahan Haram Dalam Obat.” 59


(54)

41

2. Obat Halal

Obat adalah semua zat baik zat kimia sintetik maupun bahan alami yang dalam dosis layak mampu mempengaruhi organ-organ tubuh agar berfungsi normal. Pengaruh terhadap organ-organ tersebut terjadi dalam tahap diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, kesehatan maupun kontrasepsi. Komponen bahan yang dipergunakan untuk pembuatan obat terdiri atas bahan aktif obat atau zat berkhasiat dan bahan farmaseutik. Yang dimaksud bahan aktif obat adalah zat utama yang mempunyai efek mengobati atau mencegah suatu penyakit seperti antipretik atau obat turun panas, anti infeksi, anti histamin dan lain sebagainya, sedangkan bahan farmaseutik adalah bahan tambahan yang bukan obat yang bersama obat dibuat menjadi produk farmasi.60

Obat halal adalah obat yang sesuai dengan syariatIslam yang terhindar dari bahan-bahan aktif obat yang haram seperti babi, alkohol, tulang babi, rambut manusia dan plasenta manusia. Namun, hingga kini sekitar 90 persen lebih bahan baku obat yang beredar di Indonesia merupakan produk impor dari negara-negara yang sebagian besar belum mempertimbangkan aspek halal. Hingga saat ini dari sekitar 27 ribu item obat, jamu dan suplemen yang diproduksi oleh sekitar 206 perusahaaan di Indonesia yang telah bersertifikat halal jumlahnya masih sangat sedikit. Perusahaan dengan obat-obatan yang telah tersertifikasi halal ada

PT.Binailmu, 1993), h.98.

60

Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: GP Press, 2013), h. 110.


(55)

5 (lima) perusahaan dengan item produk sebanyak 22 produk. 61

Salah satu kebaikan Islam dan kemudahannya yang dibawakan untuk kepentingan umat manusia, ialah “Islam tidak mengharamkan sesuatu kecuali di situ memberikan suatu ganti (way out), yang lebih baik guna mengatasi kebutuhannya itu.62

Kehalalan obat ditentukkan oleh asal hewan tersebut. Apabila berasaldari hewan yang haram maka hukumnya menjadi haram. Sebaliknya, apabila berasal dari hewan yang halal maka tatacara penyembelihan yang menentukkan kehalalannya. Untuk obat dalam bentuk kapsul kehalalannya ditentukkan oleh cangkang kapsul yang digunakan. Sebab, cangkang tersebut dapat terbuat dari gelatin dan griserol. Gelatin dapat berasal dari tulang atau kulit babi , sapi, ikan sedangkan griserol merupakan hasil hidroilisis lemak atau minyak. Pada kenyataannya banyak impor dilakukan terhadap kapsul dari negara-negara Barat dalam bentuk kapsul lunak. Kapsul jenis ini banyak dibuat dari gelatin babi karena hasilnya lebih bagus dan lebih murah. 63

Untuk obat dalam dengan bentuk sediaan obat berupa dragee dan kaplet sering ditambahkan bahan lain seperti pemanis dan pewarna. Pemanis yang biasa digunakan adalah gula, sorbitol, dan pemanis sintetik seperti sacharin, dan siklamat. Pewarna digunakan dalam pembuatan obat

61 Farid Mahmud SH., “BPJS Beroperasi, Qua Vadis Obat”, artikel diakses pada 17 September 2014 dari www.halalmui.org/newMUI/index.php/main/detil_page/11/1863

62

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, (Jakarta:PT.Binailmu, 1993), h. 33.

63

Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: GP Press, 2013), h. 112.


(56)

43

dengan tujuan di samping agar berpenampilan lebih menarik juga agar dapat dibedakan dengan obat yang lain sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam mengonsumsi obat. Maka, kehalalannya ditentukkan oleh bahan tambahan tersebut. 64

64


(57)

44

A. Sejarah Singkat Hidayatullah TV

Televisi streaming adalah sebuah teknologi yang memungkinkan distribusi data audio, video dan multimedia secara real time melalui internet, agar bias diterima secara terus menerus. Streaming adalah proses pengiriman data kontinu alias terus menerus yang dilakukan secara broadcast melalui internet untuk ditampilkan oleh aplikasi streaming pada personal komputer (klien).1

Televisi streaming Islam kian berkembang di Indonesia, ditandai dengan munculnya 13 macam televise streaming yang bernafaskan Islami, namun sebagian besar berisi tentang konten dakwah sedangkan Hidayatullah TV mengangkat program berita yang berjudul, Liputan Utama.

Hidayatullah TV atau H-TV adalah salah satu media publikasi yang dimiliki oleh Kelompok Media Hidayatullah (KMH). H-TV memproduksi konten-konten berita dan non-berita dalam bentuk audio-visual, atau dikenal dengan sebutan video. Kelompok Media Hidayatullah (KMH), Jum’at, 14 Maret 2014 secara resmi meluncurkan kanal informasi Hidayatullah TV atau disingkat H-TV.2

1

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 199.

2

Surya Fachrizal Ginting, “Ahlan Wa Sahlan Hidayatullah TV”, artikel diakses pada 22 April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/ahlan-wa-sahlan-hidayatullah-tv.html


(1)

(2)

DOKUMENTASI WAWANCARA

Dokumentasi Wawancara dengan Redaksi Hidayatullah TV, Surya Fachrizal Ginting.


(3)

NASKAH BERITA

Program Berita : LIPUTAN UTAMA

Judul Berita : “Terkepung Obat-obatan Haram” Media : Hidayatullah TV

SEGMEN 1

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA/NAFISYAH MBOI/MENGAKUI OBAT-OBATAN YANG BEREDAR DI INDONESIA BANYAK MENGANDUNG ZAT-ZAT YANG TIDAK HALAL/KARENA ITU/MENKES MENILAI SERTIFIKASI HALAL UNTUK PRODUK-PRODUK FARMASI TERMASUK OBAT TIDAK PERLU DILAKUKAN//

(WAWANCARA DENGAN MENTERI KESEHATAN/NAFSIYAH MBOI) UNTUK SEMENTARA KAMI MENGUSULKAN SUPAYA OBAT DAN VAKSIN DI INI DULU DEH DIPISAHKAN DULU/DIBEDAKAN DULU DARI MAKANAN DAN MINUMAN/ITU SAJA YANG KITA USULKAN DULU SEKARANG//

MENKES MENAMBAHKAN MAYORITAS BAHAN BAKU OBAT BERASAL DARI LUAR NEGERI SEHINGGA KEHALALAN AKAN SULIT DILAKSANAKAN/KARENA KONDISI DARURAT MENKES MENILAI OBAT-OBATAN BERBAHAN HARAM TERSEBUT BOLEH SAJA DIGUNAKAN//

(WAWANCARA DENGAN MENTERI KESEHATAN/NAFSIYAH MBOI) OBAT-OBATAN DAN YAH/SEBAB KALAU SEKARANG MISALNYA ITU MELALUI PEMERIKSAAN GIMANA/SERTIFIKASINYA GIMANA DAN SEBAGAINYA/SEDANGKAN PASIEN MEMBUTUHKAN GIMANA//

MAJELIS ULAMA INDONESIA ATAU MUI MENILAI MENKES TELAH MEMBUAT PERTANYAAN YANG MENYESATKAN//

(WAWANCARA DENGAN KETUA MUI MA’RUF AMIN) JADI JANGAN SAMPAI TIDAK PERLU ADA SERTIFIKAT HALAL/KALAU ADA


(4)

PERNYATAAN SEPERTI ITU DARI MENKES ITU MENYESATKAN NAMANYA//

KETUA MUI, MA’RUF AMIN MENGATAKAN MENGKONSUMSI OBAT -OBATAN HALAL ADALAH KEWAJIBAN DALAM ISLAM SEHINGGA PEMERINTAH JUGA WAJIB MENYEDIAKANNYA//BERAPA BANYAK OBAT YANG TERCEMAR ZAT HARAM?//JENIS OBAT SAJA YANG POTENSIAL MENGANDUNG ZAT-ZAT HARAM?//APA SAJA SYARAT YANG MENJADIKAN OBAT BERBAHAN HARAM BOLEH DIKONSUMSI KARENA DARURAT?//LALU SIAPA PIHAK YANG BERHAK MENYATAKAN OBAT BERBAHAN HARAM BOLEH DIKONSUMSI KARENA DARURAT?//LALU SIAPA PIHAK YANG BERHAK MENYATAKAN OBAT BERBAHAN HARAM BOLEH DIPAKAI KARENA DARURAT?//SIMAK TERUS LIPUTAN UTAMA HIDAYATULLAH TV KALI INI//

SEGMEN 2

(PERTANYAAN DI LAYAR TELEVISI/APAKAH ANDA YAKIN OBAT YANG BEREDAR DI INDONESIA DIJAMIN HALAL?//)

(WAWANCARA PENGUNJUNG TOKO OBAT PASAR PRAMUKA/LIE)PERCAYA GA PERCAYA BANGET/JADI KITA HARUS LEBIH TELITI YA/JADI YA YANG SAYA BILANG TADI HARUS TELITI/KAN KITA GA TAU MANA YANG HALAL/MANA YANG HARAM/MAKANYA SAYA LIAT BROSURNYA DULU/DIBUKA DULU DALAMNYA//

(PERTANYAAN DI LAYAR TELEVISI/ANDA TAHU STATUS HALAL HARAM OBAT-OBATAN YANG BEREDAR DI INDONESIA?//)

(WAWANCARA EVALDI/SEKERTARIS HIMPUNAN PEDAGANG FARMASI PASAR PRAMUKA) BAGI KAMI GA PERNAH MENGETAHU YANG SEPERTI ITU/ ITU URUSANNYA DENGAN DEPKES DAN MEREKALAH YANG MEMBERIKAN IZINNYA BAGAIMANA MEREKA SERTIFIKASINYA ITU URUSAN MEREKA DAN KAMI HANYA PEDAGANG/MENJUAL/DAN MEMBELI//

(WAWANCARA PEDAGANG OBAT HERBAL/FITRI)KURANG TAU SIH KALO KAYA GITU/IYA SOALNYA KAN RATA-RATA KALAU DI OBAT ITU TULISANNYA LATIN JADI KITA KURANG BEGITU NGERTI//


(5)

STATUS HALAL HARAM PRODUK OBAT DI INDONESIA MEMANG SULIT DIKETAHUI/JANGANKAN MASYARAKAT AWAM/PARA DOKTER PUN SANGAT SEDIKIT YANG MENGETAHUI TENTANG HAL INI/PADA TAHUN 2008/GURU BESAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI PROF.JURNALIS UDIN MENGUNGKAPKAN SEMBILAN PULUH SEMBILAN PERSEN DOKTER DI INDONESIA TIDAK TAHU AKAN BANYAKNYA BAHAN-BAHAN HARAM YANG ADA PADA OBAT-OBATAN/KARENA DOKTER CUMAN TAHU TENTANG BAHAN AKTIF OBAT/KHASIAT OBAT/INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI OBAT/EFEK SAMPING/DOSIS DAN KEMASAN OBAT SAJA//IKATAN DOKTER INDONESIA ATAU IDI JUGA MENGETAHUI HAL TERSEBUT/KETUA PENGURUS BESAR IDI/ZAINAL ABIDIN MENGATAKAN DOKTER MEMBUTUHKAN KEJELASAN STATUS HALAL HARAN OBAT AGAR BISA MEMBERIKAN PILIHAN KEPADA PASIEN//

(WAWANCARA KETUA UMUM PB IDI/ZAENAL ABIDIN) MEMANG TIDAK MENGETAHUI JADI KITA PERLU INFORMASI TENTANG PRODUSEN OBAT ITU/KAMI HANYA MENGGUNAKAN SEPERTI JUGA MUNGKIN TINGKATANNYA LEBIH SEDIKIT SAJA DIBANDINGKAN MASYARAKAT PASIEN/KALO DOKTER SAJA TIDAK MENGETAHUI GIMANA MEMBERITAHUKAN KEPADA PASIENNYA ITU MENURUT SAYA APA YANG DISAMPAIKAN PAK DR/JURNALIS ITU BETUL DAN KAMI DOKTER JUGA MEMBUTUHKAN TAPI MEMBERIKAN PENJELASAN/MEMBERIKAN ALTERNATIF BAGI PASIEN//

DIREKTUR LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN/OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA ATAU LPPOM MUI LUKMANUL HAKIM MENGATAKAN JUMLAH OBAT YANG TERSERTIFIKASI HALAL MASIH DIBAWAH SATU PERSEN KATANYA TIGA PULUH RIBU PRODUK OBAT YANG DIPRODUKSI HANYA DUA PULUH DUA PRODUK OBAT SAJA YANG TELAG LULUS UJI HALAL/KATA LUKMAN/RENDAHNYA ANGKA TERSEBUT KARENA SERTIFIKASI HALAL BELUM DIWAJIBKAN OLEH PEMERINTAH//

(WAWANCARA DIREKTUR LPPOM MUI/LUKMANUL HAKIM)KALAU DILIHAT DARI YANG BEREDAR/MEMANG TIDAK SAMPAI SATU PERSEN YANG MENGEJUTKAN TERNYATA OBAT YANG DIREGISTRASI DI BADAN POM//AKIBAT APA?// AKIBAT DARI SIFAT SERTIFIKASI KITA YANG SUKARELA/KEMUDIA DAN JUGA AKIBAT PEMAHAMAN –PEMAHAMAN TERHADAP YANG TIDAK TEPAT


(6)

PENGGUNAAN OBAT-BATAN YANG DIKATEGORIKAN SEBAGAI DARURAT YANG SEBENARNYA TIDAK TEPAT SEPERTI ITU KAN/HAMPIR SEMUA ADA DI TIGA JENIS OLAHAN YA/PANGAN /OBAT DAN KOSMETIKA/TITIK KRITISNYA HAMPIR SAMA GITU KAN KALAU DI PRODUK BAHAN BAKU ALAMI MAKSUDNYA TENTU DISITU/KALAU DI HEWANI/HEWANNYA APA/PENYEMBELIHANNYA SEPERTI APA/KALAU BAHAN BAKUNYA SEKARANG MIKRO BIOLOGI PRODAK SELAIN KEMUDIAN APA NAMANYA/BAHAN BAKUNYA ALAMI/MEDIANYA SEPERTI APA?// BAGAIMANA MENDAPATKAN MEDIA ITU?// APAKAH MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERINYA ITU ADALAH MEDIA YANG DARI BBI ATAU PRODUK YANG BERSENTUHAN DENGAN BABI/NAH SEPERTI ITU SEMUA ADA DI TIGA JENIS ITU/PANGAN/OBAT DAN KOSMETIKA//

SEMUA JENIS OBAT BERPELUANG BESAR TERCAMPUR ZAT HARAMNYA/BAIK ITU KAPSUL/PIL TABLET/VAKSIN/SERUM/BAHKAN VITAMIN/DARI YANG DIJUAL DI APOTIK/HINGGA KE WARUNG PINGGIR JALAN//

(WAWANCARA DIREKTUR LPPOM MUI, LUKMANUL HAKIM)SAMA/OBAT YANG GENERIK ATAUPUN OBAT PATEN ITU MEMILIKI PELUANG YANG SAMA/KARENA APA/KARENA BAHAN BAKU ITU DIIMPOR SEMBILAN PULUH PERSEN DARI LUAR NEGERI DAN METODE CARA MENDAPATKAN BAHAN BAKU ADALAH DENGAN SINTETIKA KIMIA/BISA JADI APA AMANYA/SINTESIS DARI ALAMI/MISALNYA MIKRO BIOLOGI/SEPERTI ITU// MESKI BAHAN BAKU OBAT BEGITU KOMPLEKS DA BERASAL DARI DI LUAR NEGERI/LPPOM MUI MENGAKU SIAP MENGAUDIT SETIAP JENIS OBAT YANG BEREDAR//

(WAWANCARA DIREKTUR LPPOM MUI, LUKMANUL HAKIM) IYA/KITA SIAP PENGETAHUAN APA NAMANYA SAINS DAN TEKNOLOGI UNTUK DUA TIGA KELOMPOK ITU JUGA SUDAH SIAP//