Konsep Obat Halal dan Haram Dalam Islam
40
yang berasal dari rambut manusia dan albumin yang berasap dari darah manusia jelas hukumnya haram. Bahan aktif yang berasal dari bahan kimia
sintetik bisa menjadi haram hukumnya manakala bercampur dengan bahan yang haram.
57
Bahan yang memiliki titik kritis dalam obat yakni bahan pengemulsi, bahan pewarna, bahan perisa, bahan pengisi tablet, bahan
pengkilap, bahan pemanis, bahan pelarut dan bahan enkapsulasi. Bahan tersebut memiliki titik kritis kehalalannya sebab bisa saja berasal dari
bahan haram dan najis, seperti babi, alkohol, organ manusia maupun bahan hewani lain yang tidak jelas asal usulnya.
58
Arak alkohol dalam pandangan Islam adalah penyakit bukan obat. Rasulullah s.a.w. pernah menjawab kepada orang yang bertanya
tentang hukum arak, lantas Nabi menjawab : Dilarang, maka jawab Nabi selanjutnya :
“Arak itu bukan obat, tapi penyakit” Riwayat Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Termizi
Dan sabdanya pula : “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan
menjadikan untuk kamu bahwa tiap penyakit ada obatnya, oleh karena itu berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram. Riwayat Abu
Daud.
59
57
Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia, Jakarta: GP Press, 2013, h. 111.
58
Jurnal Halal, “Bahan Haram Dalam Obat.”
59
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam Jakarta:
41
2. Obat Halal
Obat adalah semua zat baik zat kimia sintetik maupun bahan alami yang dalam dosis layak mampu mempengaruhi organ-organ tubuh agar
berfungsi normal. Pengaruh terhadap organ-organ tersebut terjadi dalam tahap diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, kesehatan
maupun kontrasepsi. Komponen bahan yang dipergunakan untuk pembuatan obat terdiri atas bahan aktif obat atau zat berkhasiat dan
bahan farmaseutik. Yang dimaksud bahan aktif obat adalah zat utama yang mempunyai efek mengobati atau mencegah suatu penyakit seperti
antipretik atau obat turun panas, anti infeksi, anti histamin dan lain sebagainya, sedangkan bahan farmaseutik adalah bahan tambahan yang
bukan obat yang bersama obat dibuat menjadi produk farmasi.
60
Obat halal adalah obat yang sesuai dengan syariatIslam yang terhindar dari bahan-bahan aktif obat yang haram seperti babi, alkohol,
tulang babi, rambut manusia dan plasenta manusia. Namun, hingga kini sekitar 90 persen lebih bahan baku obat yang beredar di Indonesia
merupakan produk impor dari negara-negara yang sebagian besar belum mempertimbangkan aspek halal. Hingga saat ini dari sekitar 27 ribu item
obat, jamu dan suplemen yang diproduksi oleh sekitar 206 perusahaaan di Indonesia yang telah bersertifikat halal jumlahnya masih sangat
sedikit. Perusahaan dengan obat-obatan yang telah tersertifikasi halal ada
PT.Binailmu, 1993, h.98.
60
Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia, Jakarta: GP Press, 2013, h. 110.
42
5 lima perusahaan dengan item produk sebanyak 22 produk.
61
Salah satu kebaikan Islam dan kemudahannya yang dibawakan untuk kepentingan umat manusia, ialah “Islam tidak mengharamkan
sesuatu kecuali di situ memberikan suatu ganti way out, yang lebih baik guna mengatasi kebutuhannya itu.
62
Kehalalan obat ditentukkan oleh asal hewan tersebut. Apabila berasaldari hewan yang haram maka hukumnya menjadi haram.
Sebaliknya, apabila berasal dari hewan yang halal maka tatacara penyembelihan yang menentukkan kehalalannya. Untuk obat dalam
bentuk kapsul kehalalannya ditentukkan oleh cangkang kapsul yang digunakan. Sebab, cangkang tersebut dapat terbuat dari gelatin dan
griserol. Gelatin dapat berasal dari tulang atau kulit babi , sapi, ikan sedangkan griserol merupakan hasil hidroilisis lemak atau minyak. Pada
kenyataannya banyak impor dilakukan terhadap kapsul dari negara- negara Barat dalam bentuk kapsul lunak. Kapsul jenis ini banyak dibuat
dari gelatin babi karena hasilnya lebih bagus dan lebih murah.
63
Untuk obat dalam dengan bentuk sediaan obat berupa dragee dan kaplet sering ditambahkan bahan lain seperti pemanis dan pewarna.
Pemanis yang biasa digunakan adalah gula, sorbitol, dan pemanis sintetik seperti sacharin, dan siklamat. Pewarna digunakan dalam pembuatan obat
61
Farid Mahmud SH., “BPJS Beroperasi, Qua Vadis Obat”, artikel diakses pada 17 September 2014 dari www.halalmui.orgnewMUIindex.phpmaindetil_page111863
62
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Jakarta:PT.Binailmu, 1993, h. 33.
63
Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia Jakarta: GP Press, 2013, h. 112.
43
dengan tujuan di samping agar berpenampilan lebih menarik juga agar dapat dibedakan dengan obat yang lain sehingga tidak menimbulkan
kesalahan dalam mengonsumsi obat. Maka, kehalalannya ditentukkan oleh bahan tambahan tersebut.
64
64
Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia, h.112.
44
BAB III PROFIL HIDAYATULLAH TV