202
a. Surat pencalonan yang ditandatangani oleh pasangan calon
perseorangan;
b. Berkas dukungan dalam bentuk pernyataan dukungan yang
dilampiri dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan tanda penduduk;
c. Surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai
pasangan calon;
d. Surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri dari
jabatan apabila terpilih menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
e. Surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri bagi
calon yang berasal dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
f. Surat pernyataan nonaktif dari jabatannya bagi pimpinan
DPRD tempat yang bersangkutan menjadi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di daerah wilayah kerjanya;
g. Surat pemberitahuan kepada pimpinan bagi anggota DPR,
DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah;
h. Kelengkapan persyaratan calon kepala daerah dan wakil
kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58; dan
i. Visi, misi, dan program dari pasangan calon secara tertulis.
203
Mengenai Verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan untuk pemilihan gubernurwakil gubernur dilakukan
oleh KPU provinsi yang dibantu oleh KPU kabupatenkota, PPK, dan PPS, Dimana daftar dukungan calon perseorangan tesebut
harus diserahkan kepada PPS untuk dilakukan verifikasi paling lambat 28 dua puluh delapan hari sebelum waktu pendaftaran
pasangan calon dimulai. sedangkan dukungan calon perseorangan pemilihan bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota
dilakukan oleh KPU kabupatenkota yang dibantu oleh PPK dan PPS Dimana daftar dukungan calon perseorangan tesebut harus
diserahkan kepada PPS untuk dilakukan verifikasi paling lambat 21 dua puluh satu hari sebelum waktu pendaftaran pasangan calon
dimulai. Verifikasi sebagaimana tersebut dilakukan paling lama 14
empat belas hari sejak dokumen dukungan bakal pasangan calon perseorangan diserahkan.
Hasil verifikasi dukungan calon perseorangan tersebut dituangkan dalam berita acara, yang selanjutnya diteruskan kepada
PPK dan salinan hasil verifikasi disampaikan kepada bakal pasangan calon.
PPK melakukan verifikasi dan rekapitulasi jumlah dukungan bakal pasangan calon untuk menghindari adanya
seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari satu bakal
204
pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan yang dilaksanakan paling lama 7 tujuh hari.
Hasil verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan tersebut dituangkan dalam berita acara yang
selanjutnya diteruskan kepada KPU kabupatenkota dan salinan hasil verifikasi dan rekapitulasi disampaikan kepada bakal
pasangan calon. KPU kabupatenkota melakukan verifikasi dan rekapitulasi
jumlah dukungan bakal pasangan calon untuk menghindari adanya seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari satu bakal
pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan yang dilaksanakan paling lama 7 tujuh hari.
Hasil verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan oleh KPU kabupatenkota dituangkan dalam berita
acara yang selanjutnya hasil ini akan menjadi syarat bagi calon perseorngan yang mengikuti pemilihan bupatiwakil bupati. Untuk
pemilihan gubernurwakil guberrnur hasil tersebut diteruskan kepada KPU provinsi dan salinan hasil verifikasi dan rekapitulasi
disampaikan kepada bakal pasangan calon untuk dipergunakan sebagai bukti pemenuhan persyaratan jumlah dukungan untuk
pencalonan pemilihan gubernurwakil gubernur.
205
Apabila calon perseorangan belum memenuhi a.
Syarat berkas dukungan dalam bentuk pernyataan dukungan yang dilampiri dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau
surat keterangan tanda penduduk; b.
Surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai pasangan calon;
c. Surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri dari jabatan
apabila terpilih menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
d. Surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri bagi
calon yang berasal dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia; e.
Surat pernyataan nonaktif dari jabatannya bagi pimpinan DPRD tempat yang bersangkutan menjadi calon kepala daerah
dan wakil kepala daerah di daerah wilayah kerjanya; f.
Surat pemberitahuan kepada pimpinan bagi anggota DPR, DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sebagai calon kepala
daerah dan wakil kepala daerah; g.
Kelengkapan persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58; dan
h. Visi, misi, dan program dari pasangan calon secara tertulis.
206
Maka calon pereorangan diberi kesempatan untuk melengkapi danatau memperbaiki surat pencalonan beserta
persyaratan pasangan calon paling lama 7 tujuh hari sejak saat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU provinsi
danatau KPU kabupatenkota. Sedangkan apabila surat pencalonan yang ditandatangani
oleh pasangan calon perseorangan belum dilengkapi, maka calon perseorangan diberi kesempatan untuk melengkapi danatau
memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan pasangan calon paling lama 14 empat belas hari sejak saat pemberitahuan hasil
penelitian persyaratan oleh KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota.
Apabila tetap saja calon perseorangan ditolak oleh KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota karena tidak memenuhi
persyaratan, pasangan calon tidak dapat mencalonkan kembali. Ketika Pasangan calon perseorangan terhitung sejak
ditetapkan sebagai pasangan calon oleh KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota, maka pasangan atau salah seorang di
antaranya dilarang mengundurkan diri. Apabila tetap melanggar dikenai sanksi tidak dapat mencalonkan diri atau dicalonkan oleh
partai politikgabungan partai politik sebagai calon kepala daerahwakil kepala daerah untuk selamanya di seluruh wilayah
Republik Indonesia dan denda sebesar Rp20.000.000.000,00 dua
207
puluh miliar rupiah serta dinyatakan gugur dan tidak dapat diganti pasangan calon perseorangan lain.
Dalam keadaan lain dimana salah satu calon atau pasangan calon meninggal dunia atau berhalangan tetap terdapat dalam
ketentuan Pasal 63 dan Pasal 64, maka ketentuannya dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Jika meninggal dunia sejak penetapan calon sampai pada saat
dimulainya hari kampanye maka : a.
Partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya meninggal dunia dapat mengusulkan pasangan
calon pengganti paling lama 3 tiga hari sejak pasangan calon meninggal dunia.
b. KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota melakukan
penelitian persyaratan administrasi pasangan calon pengganti tersebut dan menetapkannya paling lama 4
empat hari terhitung sejak tanggal pendaftaran. c.
Jika Karena pasangan calon meninggal sehingga jumlah pasangan calon kurang dari 2 dua pasangan, KPU
provinsi danatau KPU kabupatenkota membuka kembali pendaftaran pengajuan pasangan calon paling
lama 10 sepuluh hari. 2.
Jika meninggal dunia berhalangan tetap pada saat dimulainya kampanye sampai hari pemungutan suara maka:
208
a. Bila masih terdapat 2 dua pasangan calon atau lebih,
tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dilanjutkan dan pasangan calon yang
meninggal dunia tidak dapat diganti serta dinyatakan gugur
b. Bila calon kurang dari 2 dua pasangan tahapan
pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah ditunda paling lama 60 enam puluh hari.
Kemudian Untuk Partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya meninggal dunia dapat
mengusulkan pasangan calon pengganti paling lama 7 tujuh hari sejak pasangan calon meninggal dunia.
Untuk pasangan calon perseorangan KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota membuka kembali
pendaftaran paling lama 30 tiga puluh hari sejak meninggal dunia.
c. KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota melakukan
penelitian persyaratan administrasi usulan pasangan calon pengganti tersebut dan menetapkannya paling
lama 21 dua puluh satu hari terhitung sejak pendaftaran pasangan calon pengganti
209
3. Jika meninggal dunia berhalangan tetap dalam kurun
waktu setelah pemungutan suara putaran pertama sampai dimulainya hari pemungutan suara putaran kedua maka :
a. Tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan
wakil kepala daerah ditunda paling lama 30 tiga puluh hari.
b. Untuk Partai politik atau gabungan partai politik yang
pasangan calonnya berhalangan tetap dapat mengusulkan pasangan calon pengganti paling lambat 3
tiga hari sejak pasangan calon berhalangan tetap dan KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota melakukan
penelitian persyaratan administrasi dan menetapkan pasangan calon pengganti paling lama 4 empat hari
terhitung sejak pendaftaran pasangan calon pengganti. 4.
Jika salah seorang atau pasangan calon perseorangan meninggal dunia berhalangan tetap pada saat dimulainya
pemungutan suara putaran kedua sehingga jumlah pasangan calon kurang dari 2 dua pasangan, KPU provinsi danatau
KPU kabupatenkota menetapkan pasangan yang memperoleh suara terbanyak ketiga pada putaran pertama
sebagai pasangan calon untuk putaran kedua. Mengenai perolehan suara, Pasangan calon kepala daerah
dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 50
210
lima puluh persen jumlah suara sah ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih
Mengenai kekosongn jabatan wakil kepala daerah Karena Wakil kepala daerah menggantikan kedudukan kepala daerah
sampai habis masa jabatannya apabila kepala daerah meninggal dunia, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya selama 6 enam bulan secara terus-menerus dalam masa jabatannya. Maka Untuk mengisi kekosongan jabatan wakil
kepala daerah dapat dilakukan sebagai berikut 1.
Jika pasangan berasal dari partai politik atau gabungan partai politik dan masa jabatannya masih tersisa 18 delapan
belas bulan atau lebih, kepala daerah mengajukan 2 dua orang calon wakil kepala daerah berdasarkan usul partai
politik atau gabungan partai politik yang pasangan calonnya terpilih dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala
daerah untuk dipilih oleh Rapat Paripurna DPRD. 2.
Jika pasangan berasal dari calon perseorangan dan masa jabatannya masih tersisa 18 delapan belas bulan atau
lebih, kepala daerah mengajukan 2 dua orang calon wakil kepala daerah untuk dipilih oleh Rapat Paripurna DPRD.
Itulah beberapa substansi baru yang terdapat dalam undang- undang no. 12 Tahun 2008 yang lebih membahas tetntang konsep
pemilihan kepala daerah yang berasal dari calon independen atau
211
calon perseorangan yang dukungannya bukan berasal dari partai atau gabungan partai, kemudian masalah pengisian kekosongan
wakil kepala daerah, Serta pengunduran diri kepala daerah. Mengenai substansi lain mengenai urusan daerah dan konsep
otonomi daerah tidak mengalami perubahan tetap mempertahankan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004.
212
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data-data dan pembahasan pada bab sebelumya , hasil penelitian ini dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Pandangan Teoritis terhadap Konsep Otonomi Daerah yang di
Terapkan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia a.
Adanya otonomi daerah merupakan sebuah toleransi pemerintah
pusat terhadap daerah dalam rangka mengurus rumah tangganya sehingga disini otonomi daerah merupakan perwujudan menuju
terciptanya demokrasi di Indonesia. Aspek demokrasi yang dimaksud disini adalah adanya optimalisasi peran serta masyarakat
di daerah dalam membangun atau mengurus daerahnya sesuai dengan prakarsa dan kreativitas masyarakat tanpa semuanya harus
di urus oleh pusat. Karena kecendrungan yang terjadi ketika semua harus tersentralisasi di pusat maka konsekwensinya adalah adanya
keseragaman dan menafikkan keberagaman yang terjadi di daerah. Namun perlu menjadi perhatian pula bagi Negara untuk selalu
menempatkan integrasi berdampingan dengan demokrasi artinya tidak selayaknya Negara hanya menitik tekankan pada demokrasi
saja atau sebaliknya pada integrasi saja. Keduanya harus berjalan
seiringan.
212