26
Oleh  karena  itu  baik  buruknya  perjalanan  kepemimpinan  seorang pemimpin ditentukan oleh karakter.
2.1.5. Faktor Yang Memengaruhi Servant Leadership
Hogan,  Curphy,  dan  Hogan  1994  mengemukakan  bahwa efektivitas  servant  leadership  sangat  dipengaruhi  oleh  faktor-faktor
berikut:
1.
Kecerdasan  mental  mental  agility,  pemimpin  memiliki minat  yang  besar,  rasa  ingin  tahu  dalam  segala  hal,
memiliki  rasa  ingin  tahu  tentang  orang  lain  dan  motivasi yang  mendasarinya,  terbuka  pada  pengalaman  baru,  suka
membaca dan suka akan tantangan.
2.
Stabilitas emosi, pemimpin yang memiliki nilai yang tinggi pada  stabilitas  emosi  cenderung  memiliki  sifat:  percaya
diri,  penerimaan  diri  self  acepting,  keseimbangan balanced,  tahan  terhadap  stress,  toleran  terhadap
ketidakpastian,  dapat  bekerja  dibawah  tekanan,  fleksibel dan  efektif  dalam  menangani  konflik  dan  umpan  balik
negatif.
3.
Surgency,  pemimpin  selalu  bersifat  terbuka,  asertif,  dan memiliki energi yang tinggi, berani mengambil keputusan.
4.
Conscientiousness,  pemimpin  memiliki  sifat  hati-hati  dan sabar,
motivasi yang
tinggi untuk
berprestasi,tanggungjawab, integritas yang tinggi, memiliki etos kerja, memiliki kemampuan mengorganisasi.
5.
Agreeableness, pemimpin
dapat kooperatif,
dapat berdiplomasi,  bersahabat,  pembicara  yang  efektif,  dan
dapat dipercaya.
27
Sidle 2007 menyatakan ada lima faktor yang memengaruhi efektivitas servant leadership yaitu:
1. Kecerdasan  intelektual.  Pemimpin  yang  cerdas  secara
intelektual mempunyai keahlian teknis, mempunyai pemikiran yang  rasional,  dan  obyektif,  berpikir  sesuai  fakta  yang
mendorong  pemimpin  untuk  melihat  kenyataan  dan  terus belajar untuk menambah pengetahuan.
2. Kecerdasan  emosional.  Pemimpin  yang  cerdas  secara
emosional  akan  berorientasi  pada  pelayanan,  membangun hubungan  yang  baik  untuk  mendapatkan  dukungan,
mempunyai  keterampilan  sosial    pendengar  yang  baik, komunikator  yang  baik,  pandai  berkolaborasi  dan  pemain
tim. 3.
Kecerdasan  intuitif.  Pemimpin  yang  memiliki  kecerdasan intuitif  yang  kuat  mampu  menyerap  kesan  intelektual  dan
emosional,  yaitu  mampu  melihat  apa  yang  paling  penting untuk  membentuk  konseptual,  pemikir  abstrak  yang
memungkinkan  untuk  menghubungkan  titi-titik  dan  melihat gambaran  besar,  berorientasi  pada  perubahan,  kreatif  dan
inovatif, spontanitas, mempunyai visi yang memiliki manfaat untuk  menginspirasi  orang  lain,  membina  komitmen,  dan
membangkitkan semangat. 4.
Kecerdasan  tindakan  action  intelligence .
Pemimpin  yang cerdas  dalam  bertindak  akan  didorong  oleh  tugas  dan
berorientasi  pada  hasil,  berani  mengambil  kendali  atau kontrol,  berani  menantang  proses,  berani  mengambil  resiko,
dan berani bereksperimen untuk membuat sesuatu terjadi dan
28
yang paling penting adalah pemimpin berjalan sesuai  dengan perkataan,  penunjuk  jalan  dan  menyelaraskan  tindakan
dengan kata-kata dan perbuatan. 5.
Kecerdasan  spiritual,  yaitu  kecerdasan  yang  mendorong pemimpin  untuk  belajar,  bertumbuh,  dan  menyadari  cara
mengembangkan  dan  mewujudkan  potensi  diri  yang  terbaik. Para  pemimpin  yang  efektif  memiliki  kesadaran  diri  dan
pemahaman,  memiliki  keinginan  tidak  hanya  untuk  belajar tetapi  belajar  bagaimana  untuk  belajar  mengembangkan  diri
untuk  menjadi  pribadi  yang  pintar,  bijaksana,  dan  hidup dalam keseimbangan,  terbuka, jujur, dan rendah hati, optimis,
dan  terus  belajar  untuk  menjadikan  pengalaman  sebagai pembelajaran  dalam  kehidupan  yang  pada  gilirannya
membuat  pemimpin  merasa  tenang,  tenteram,  mampu beradaptasi  dengan  perubahan  situasi.  Ini  adalah  pemimpin
sebagai pelajar. Menurut  Covey  2005  faktor-faktor  yang  memengaruhi
efektivitas kepemimpinan adalah 1.
Kecerdasan  Mental  IQ  yaitu  kemampuan  untuk  meng- analisis,  berpikir  dan  menentukan  hubungan  sebab-akibat,
berpikir  abstrak,  menggunakan  bahasa,  memvisualisasikan sesuatu, dan memahami sesuatu.
2. Kecerdasan Fisik PQ adalah Kemampuan untuk bertindak
berdasarkan  pikiran  dan  perasaan,  dan  untuk  mewujudkan hal-hal yang inginkan.
3. Kecerdasan Emosional EQ adalah pengetahuan mengenai
diri  sendiri,  kesadaran  diri,  kepekaan  sosial,  empati,  dan
29
kemampuan  untuk  berkomunikasi  dengan  baik  dengan orang  lain.  Kecerdasan  emosi  adalah  kepekaan  mengenai
waktu  yang  tepat,  kepatutan  secara  sosial,  dan  keberanian untuk  mengakui  kelemahan,  menyatakan  dan  menghormati
perbedaan. 4.
Kecerdasan  Spiritual  SQ  adalah  pusat  yang  paling mendasar  di  antara  kecerdasan  yang  lain,  karena  menjadi
sumber  bimbingan  atau  pengarahan  bagi  tiga  kecerdasan lainnya.  Kecerdasan  spiritual  mewakili  kerinduan  manusia
akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas. Dari  semua  faktor-faktor  di  atas,  dua  variabel  yang  dipilih
untuk  digunakan  sebagai  variabel  prediktor  servant  leadership pendeta yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
2.2. KECERDASAN EMOSIONAL