16
seseorang memengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Covey 2005 kepemimpinan bukanlah posisi
formal melainkan sebuah pilihan untuk berhubungan dengan orang lain dengan cara mengomunikasikan kepada orang lain nilai dan
potensi dirinya secara amat jelas, amat kuat, dan amat konsisten sehingga orang lain tersebut benar-benar mulai bisa melihat nilai dan
potensi itu di dalam dirinya. Dari berbagai definisi yang telah diuraikan di atas, dapat
diketahui bahwa kata kunci kepemimpinan adalah proses dan pengaruh. Untuk tujuan penelitian ini, kepemimpinan didefinisikan
sebagai suatu seni mengomunikasikan kepada orang lain nilai dan potensi dirinya dengan amat jelas, amat kuat, dan amat konsisten
supaya orang lain mulai benar-benar melihat hal tersebut dalam dirinya. Definisi ini secara implisit mengandung makna bahwa
kepemimpinan dimulai dari gerakan proses melihat, mengamati atau memperhatikan dengan seksama, proses melakukan suatu perbuatan
tindakan atau cara mempraktikkan supaya menghasilkan suatu perubahan dalam diri orang lain yang dipengaruhi. Hal ini
merupakan esensi dari suatu model kepemimpinan yang dapat memberikan pengaruh dalam jangka yang panjang yaitu servant
leadership.
2.1.2. Pengertian Servant Leadership
Menurut Greenleaf dalam Spears, 1999 menyatakan bahwa pemimpin besar mula-mula harus melayani orang lain dan bahwa
kenyataan yang sederhana ini merupakan inti dari kebesarannya. Lebih lanjut Greenleaf memberikan batasan tentang servant
leadership seperti berikut:
17 Servant leadership dimulai dengan perasaan alami bahwa
orang ingin melayani, melayani lebih dulu. Kemudian pilihan sadar ini membawa orang tersebut untuk
berkeinginan memimpin. Perbedaan ini memanifestasikan diri dalam kepedulian yang diambil pelayan yang mula-
mula memastikan bahwa prioritas tertinggi orang lain adalah dilayani. Ujian terbaik untuk melihat efektivitas
dari servant leadership adalah apakah orang yang dilayani tumbuh secara pribadi, atau apakah sementara
dilayani orang lain menjadi lebih sehat, lebih bijaksana, lebih bebas, lebih mandiri, dan lebih memungkinkan
dirinya menjadi pelayan.
Menurut Laub 1999 servant leadership adalah pemahaman dan praktek kepemimpinan yang meletakkan kepentingan pengikut
di atas kepentingan pribadi pemimpin. Servant leadership adalah pola pikir, paradigma, dan cara memimpin. Ini adalah cara terlibat
dalam proses perubahan yang disengaja dimana pemimpin dan pengikut berkumpul dengan tujuan bersama dan melakukan tindakan
untuk mengejar visi bersama Laub, 2004. Menurut Barbuto dan Wheeler 2002, 2006 servant leadership adalah keinginan untuk
melayani dan kesediaan untuk mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk kepentingan orang lain. Menurut Northouse 2004
servant leadership adalah pendekatan kepemimpinan yang didasarkan pada nilai moral dan etika yang kuat, meminta dan
membutuhkan pemimpin yang berempati dan memperhatikan kebutuhan pengikut, menjaga dan memastikan bahwa mereka
menjadi lebih sehat, lebih bijaksana, lebih bebas dan lebih mandiri, sehingga bisa menjadi pemimpin pelayan.
Menurut Patterson 2003 pemimpin yang melayani adalah seseorang yang cenderung melayani, dan kecenderungan ini
didasarkan pada prinsip, nilai-nilai, dan keyakinan. Secara khusus
18
pemimpin yang melayani menunjukkan kasih agape, kerendahan hati, altruistik, visioner, memercayai, memberdayakan pengikut, dan
melayani. Menurut Wong dan Page 2000 servant leadership adalah suatu sikap terhadap tanggung jawab kepemimpinan. untuk belajar
tentang servant leadership, seseorang perlu menempuh perjalanan untuk mengalami penemuan diri dan transformasi pribadi. Rahasia
servant leadership secara bertahap diwahyukan kepada seorang pemimpin melalui mendengarkan suara hati nurani yang telah
menemukan kebenaran. Karena itu Wong dan Page menyatakan bahwa inti pokok dari servant leadership adalah keinginan tulus
untuk melayani orang lain untuk kebaikan bersama. Lebih lanjut Wong dan Page 2000 menyatakan bahwa pemimpin yang melayani
adalah seorang pemimpin yang memiliki tujuan utama adalah melayani orang lain yang didasarkan pada orientasi karakter,
orientasi orang, orientasi tugas, dan orientasi proses, dan secara khusus servant leader pemimpin pelayan menunjukkan integritas,
kerendahan hati, servanthood atau kehambaan, kepedulian terhadap orang lain, memberdayakan orang lain, mengembangkan orang lain,
visi, penetapan tujuan, leading atau memimpin, pemodelan atau keteladan, membangun tim, dan pengambilan keputusan bersama.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa servant leadership adalah pola pikir, paradigma dan cara
memimpin yang didasarkan pada prinsip nilai, dan keyakinan yang memampukan seorang pemimpin untuk berorientasi pada karakter,
orientasi orang, orientasi tugas, dan orientasi proses.
19
2.1.3. Teori Servant Leadership