Perilaku Konsumen Jurusan Pendidikan Ekonomi
cermat dan pemikiran logis. Pada waktu yang lain, konsumen yang sama hanya sedikit melakukan evaluasi atau bahkan tidak mengevaluasi.
Kadang-kadang konsumen juga membuat keputusan pembelian sendiri, kadang-kadang meminta nasihat pembelian dari teman, pemandu
konsumen atau wiraniaga. Konsumen memiliki sikap yang berbeda- beda dalam memandang
sesuatu yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada hal yang memberikan manfaat yang dicari.
4 Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan proses dalam pembelian yang nyata.
Jadi setelah tahap-tahap dimuka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan
untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu
pembelian dan pembayarannya. 5 Perilaku Pascabeli
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Kepuasan pembeli adalah fungsi seberapa
dekat harapan atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut.
Dalam tahap ini, konsumen mungkin mengalami disonasi kognitif keraguan menyangkut ketepatan keputusan pembelian. Pembeli akan
merasa kecewa jika produk tidak sesuai harapan dan kepuasan yang
diberikan produk jauh dari harapannya. Perilaku ini akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut
dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
tentang produk tersebut pada orang lain. Menurut Fandy Tjiptono 2011: 55 seluruh proses tersebut tidak selalu
dilakukan oleh konsumen dalam pembelian jasa. Kesemua proses tersebut dilalui manakala konsumen membeli jasa berketerlibatan tinggi high-involvement
services, yaitu jasa yang secara psikologis penting bagi konsumen karena menyangkut kebutuhan sosial atau self-esteem, serta memiliki persepsi resiko
yang besar resiko sosial, resiko psikologis, dan resiko financial. Sementara dalam situasi pembelian jasa berketerlibatan rendah, proses pencarian informasi
dan evaluasi biasanya minimum. Tidak jarang bahkan keputusan pembelian dilakukan secara impulsif. Adapun contoh dari produk yang berketerlibatan tinggi
yaitu mobil, rumah, paket wisata, jasa wedding planner, dan jasa pendidikan tinggi. Sementara produk yang berketerlibatan rendah yaitu makanan ringan, surat
kabar, dan jasa laundry. Akan tetapi, tingkat keterlibatan konsumen dengan pembelian produk atau jasa tertentu tergantung pada kebutuhan yang ingin
dipuaskan dan sumber daya yang tersedia. Melalui proses pengambilan keputusan, nantinya konsumen akan
memutuskan membeli suatu produk atau tidak. Menurut Philip Kotler Armstrong, Gary 2008: 179 keputusan pembelian adalah tindakan dari
konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Sedangkan Schiffman, G Leon Kanuk, L. Leslile 2010 mendefinisikan keputusan pembelian sebagai