KESIMPULAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Semakin lama waktu fermentasi maka volume gas bio yang dihasilkan akan semakin meningkat walaupun berfluktuasi dan volume gas bio terbesar diperoleh pada hari ke-33 dengan perbandingan ampas singkong dan limbah cair 70:30 ww yaitu sebesar 193,617 L dimana volume gas bio berturut- turut pada campuran limbah padat ampas singkong dan cair industri tapioka dengan perbandingan berat 70:30; 60:40; 50:50; 40:60 dan 30:70 adalah 193,617 L, 191,835 L, 191,256 L, 150,282 L dan 104,023 L. 2. Semakin lama waktu fermentasi, persentase penyisihan Total Suspended Solid TSS akan cenderung meningkat walaupun berfluktuasi dan penyisihan terbesar diperoleh pada hari ke-33 pada perbandingan berat ampas padat dan limbah cair 70:30 dengan nilai 76,2289 . 3. Semakin lama waktu fermentasi, persentase penyisihan Chemical Oxygen Demand COD akan cenderung meningkat walaupun berfluktuasi dan penyisihan terbesar diperoleh pada hari ke-33 pada perbandingan berat ampas padat dan limbah cair 70:30 dengan nilai 28,5714 . 4. Nilai pH awal untuk semua perbandingan adalah 7 dan range perubahan pH untuk semua perbandingan berkisar antara 6-7. 5. Nilai Total Suspended Solid TSS dan Chemical Oxygen Demand COD sisa hasil fermentasi minimum yang diperoleh adalah pada perbandingan berat ampas singkong dan limbah cair 70:30 sebesar 1238 mgL pada hari ke- 33 untuk TSS dan 1395 mgL pada hari ke-33 untuk COD, tetapi belum memenuhi standar baku mutu limbah yaitu dengan nilai TSS 150 mgL dan COD 400 mgL. 6. Potensi ekonomi dari pemanfaatan campuran limbah padat dan limbah cair industri tapioka sebagai gas bio tidak menjanjikan. 34

5.2 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya, yaitu: 1. Untuk menghasilkan volume gas bio yang besar diperlukan bahan baku dengan kandungan lemak dan protein yang besar dibandingkan kandungan karbohidrat, selain itu substrat juga harus mudah terdegradasi, contohnya kotoran babi atau rumen sapi. 2. Dilakukan variasi terhadap suhu, misalnya fermentasi dilakukan pada kondisi termofilik dengan kisaran suhu 40-50 o C. 3. Dilakukan analisa terhadap BOD untuk mengukur kebutuhan oksigen akibat aktivitas mikroorganisme untuk mengoksidasi senyawa organik. 4. Dilakukan pengurangan kadar sianida dalam bahan baku, misalnya dengan proses klorinasi atau oksidasi. 35 DAFTAR PUSTAKA [1] Magdalena Krober; Thomas Bekel; Naryttza N. Diaz; Alexander Goesmann, Sebastian Jaenicke; Krause, Lutz; Dimitri Miller, Kai J. Runte, Prisca Viehöver c , Alfred Pühler, Andreas Schlüter , “Phylogenetic Characterization of a Biogas Plant Microbial Community Integrating Clone Library 16S-rDNA sequences and Metagenome Sequence Data Obtained by 454-pyrosequencing ”. Journal of Biothechnology 142 2009 38-49 [2] Ditjen Migas 2012. ”Data Statistik Minyak Bumi Indonesia”. Diakses 13 April 2013. http:bahanbakar-gas.blogspot.com. [3] Shyam S. Kapdi, Virendra K. Vijay; Shivanahalli K. Rajesh; and Rajendra Prasad, “Upgrading Biogas For Utilization as a ↑ehicle Fuel,” Asian Journal on Energy and Environment. As. J. Energy Env. 2006, 704, 387-393 [4] P. Vindis, et al., ”Biogas Production with The Use of Mini Digester,” Journal of Achievements in Materials and Manufacturing Engineering, 281 2008: hal. 99. [5] Badan Pusat Statistik 2011 . ”Data Statistik Tanaman Pangan”. Diakses 17 Juli 2013. http:bps.go.idtnmn_pgn.php. [6] Pornpan Panichnumsin and Annop Nopharatana, “Anaerobic Co-Digestion of Cassava Pulp and Pig Manure : Effects of Waste Ratio and Inoculum-Substrate Ratio ”, JGSEE, 2008, hal.3. [7] A.O Ubalua, “Cassava Wastes: Treatment Options and Value Addition Alternatives ,” African Journal of Biothechnology, ↑ol 6 18, pp. 2065-2053, 19 September 2007 [8] L Mu’nisatus Zahro. “Penyiapan Bahan Baku dalam Proses Fermentasi Fase Cair Asam Sitrat Melalui Proses Hidrolisa Ampas Singkong.” Tesis, Departemen Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010, hal. 1-2. [9] Surya. ”Optimasi Produksi Biogas Pengolahan Limbah Cair Industri Tapioka Sebagai Sumber Energi Alternatif Terbarukan .” Abstrak Makalah Pada Seminar Nasional Pengembangan Agroindustri Berbasis Sumber Daya Lokal di UB, Politeknik Negeri Lampung, 2010, hal.1. [10] Endang Purwanti, Siti Y ayak Mardianti.”Pra Desain Pabrik Asam Oksalat dari Tepung Cassava .” Tugas Akhir, Departemen Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh November, 2008. [11] Dwi Retnowati, Rini Sutanti. ”Pemanfaatan Limbah Padat Ampas Singkong dan Lindur Sebagai Bahan Baku Pembuatan Etanol. ” Makalah Penelitian, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009, hal. 2. 36 [12] Made Astawan 2010. “Tepung Tapioka, Manfaatnya, dan Cara Pembuatannya ”. Diakses 3 Agustus 2012. http:www.aremaipb.wordpress.com. [13] Admin 2010. ”Pengolahan Tepung Tapioka”. Diakses 29 April 2012. http:topagriculture.blogspot.com [14] Hendri Al Ghiffari Dunan 2010. ”Proses Pembuatan Tepung Tapioka”. Diakses 3 Agustus 2012. http:www.kak-dunan.co.cc. [15] Hujnh Ngoc Phuong Mai. ”Integrated Treatment of Tapioca Processing Industrial →astewater.” PhD Thesis, →ageningen University, Netherlands, 2006, hal. 21. [16] Dipa Alam ↑egantara, “Pengolahan Limbah Cair Tapioka Menggunakan Kotoran Sapi Perah Dengan Sistem Anaerobik ,” Tesis, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2009. [17] Happy Mulyani. ”Pengaruh Pre-Klorinasi dan Pengaturan pH Terhadap Proses Aklimatisasi dan Penurunan COD Pengolahan Limbah Cair Tapioka Sistem Anaerobic Baffled Reactor.” Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2012, hal. 6-7. [18] M. Romli.”Onggok Sebagai Limbah industri Ubi Kayu.” Skripsi, Institut Pertanian Bogor, 2013, hal. 1. [19] Wizna, et al., ”Improving The Quality of Tapioca By-Products Onggok as Poultry Feed Through Fermentation by Bacillus amyloliquefaciens,” Pakistan Journal of Nutrition, 2009: hal. 1636. [20] Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah, Pengelolaan Limbah Industri Pangan, Jakarta: Departemen Perindustrian, 2007, hal. 6. [21] Agung Nugroho Catur Saputro, dkk., ”Studi Pustaka Pemanfaatan Proses Biokonversi Sampah Organik Sebagai Alternatif Memperoleh Biogas,” Dalam Seminar Nasional Sumber Energi Hayati di FMIPA UNS, 2006: hal. 4. [22] Dieter Deublein, Angelika Steinhauser, Biogas From Waste and Renewable Resources. An Introduction, Weinhem: Wiley-VCH Verlag GmbH Co., 2008, hal. 49-134. [23] Ramli Tarigan. “Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak Sapi Sebagai Pengganti Bah an Bakar Minyak dan Gas,” Tesis, Universitas Sumatera Utara, 2008. [24] Anis Fahri.”Teknologi Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak.” Karya Ilmiah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Riau, 2008. 37 [25] Nurzainah Ginting. ” Teknologi Biogas: Solusi Bagi Energi Alternatif.” Paper. Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian, USU, Medan, 2011, hal. 4. [26] James H. Clark, Fabien E. Deswarte, Introduction to Chemicals from Biomass New Delhi: John Wiley and Sons, 2008, hal. 155. [27] Indri Vesalina Harahap. ”Uji Beda Komposisi Campuran Kotoran Sapi Dengan Berbagai Jenis Limbah Pertanian Terhadap Biogas yang Dihasilkan .” Student Papers, Universitas Sumatera Utara, 2009. [28] Harini Romaito. ”Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Metana Cair dari Limbah Cair Tapioka dengan Kapasitas 3360 kghari .” Skripsi, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, USU, Medan, 2010, hal. 14. [29] Orathai Chavalparit, Maneerat Ongwandee. ”Clean Technology for The Tapioca Starch Industry in Thailand,” Journal of Cleaner Production, 2008: hal. 216-221. [30] Nao Tanaka, et al., Manual Teknologi Tepat Guna Pengolahan Air Limbah Yogyakarta, 2008, Kumpulan Tulisan dari Kegiatan, hal. 158. [31] P. Vindis, et al., ”Biogas Production with The Use of Mini Digester,” Journal of Achievements in Materials and Manufacturing Engineering, 281 2008: hal. 99. [32] Ivet Ferrer, et al ., 2008. ” Increasing Biogas Production by Thermal 70 o C Sludge Pre-Treatment Prior to Thermophilic Anaerobic Digestion ,” Biochemical Engineering Journal , 2008: hal. 1. [33 ] Dwi Murdaningsih. 2012. “→alah, Industri Banjir Singkong Impor”, Diterbitkan pada 14 Desember 2012. Diakses pada tanggal 11 Juli 2013 [34] Bank Indonesia. 2012. “Pengolahan Tepung Tapioka”, Diakses pada tanggal 29 Juli 2013. http:www.bi.go.idNRrdonlyres6CF6DF79-7A5E-4162- 9BB1-CB709987FE3C16058PengolahanTepungTapioka.pdf. [35] D.Aprizal, “Potensi Pemanfaatan Limbah Industri,” Tesis, Universitas Lampung, 2011, hal 1. [36] Wikipedia. 2013. “Methane”. Diakses pada 27 Agustus 2013. http:en.wikipedia.orgwiki. [37] ICIS. 2012. “Sample Report“. Diakses pada 27 Agustus 2013. http:www.icispricing.com. [38] R.E.Speece, Anaerobic Biotechnology for Industrial Wastewater, USA: Vanderbilt University, 1996. 38 [39] Audra Ayu O, ↑incensia Dyan Aryati, “Biogas Production Using Anaerobic Biodigester From Cassava Starch Effluent With Ruminant Bacteria As Biocatalyst,” Tesis, Departemen Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. [40] Novie 2012. ”Total Suspended Solid TSS”. Teknologi Lingkungan, Kemetrian ESDM, Diakses 7 Maret 2013. http:environmentalchemistry. wordpress.com. [41 ] Tri →idayatno, Sriyani, ” Pengolahan Limbah Cair Industri Tapioka Dengan Menggunakan Metode Elektroforesis,” Prosiding Seminar Nasional Teknik dalam Bidang teknik Kimia dan Tekstil, Yogyakarta, 2008. [42] A. Husin, “Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Biofiltrasi Anaerob Dalam Reaktor Fixed – Bed.” Tesis. Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008, dalam Nurmay Siska Rosilawati Siallagan, “Pengaruh →aktu Tinggal dan Komposisi Bahan Baku Pada Proses Fermentasi Limbah Cair Tahu Terhadap Produksi Biogas, ” Tesis, Departemen Teknik Kimia, USU, Medan, 2010, hal 49- 61. [43] Agnita Febyanti, Adrianto Ahmad, dan Bahrudd in. 2010. “Pengaruh Laju Alir Umpan Terhadap Penyisihan Kandungan Padatan Limbah Cair Industri Minyak Sawit Dengan Bioreaktor Hibrid Bermedia Batu Skala Pilot Plant”, Seminar Nasional Fakultas Teknik-UR, 29-30 Juni 2010, hal 1-10. [44] Kepmen LH. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP- 51MENLH101995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Menteri Negara Lingkungan Hidup. hal 14. [45 ] Sri →ahyuni, ”Biogas Energi Terbarukan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.” Makalah, Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional KIPNAS, Jakarta, 8-10 November 2011, hal 4. [46] Mimi Richell Gunawan, “Pengaruh Komposisi Campuran Limbah Padat dan Cair Industri Tapioka Terhadap Gas Bio Yang Dihasilkan, ” Skripsi, Departemen Teknik Kimia, USU, Medan, 2013, hal 60. [47] Paramita, P, Maya Shovitri dan N.D. Kuswytasari. “Biodegradasi Limbah Organik Pasar dengan Menggunakan Mikroorganisme Alami Tangki Septik,” Jurnal Sains dan Seni ITS Vol.1, Sept, 2012 hal E-23-E-25. [48] Nurmay Siska Rosilawati Si allagan, “Pengaruh →aktu Tinggal dan Komposisi Bahan Baku Pada Proses Fermentasi Limbah Cair Tahu Terhadap Produksi Biogas, ” Tesis, Departemen Teknik Kimia, USU, Medan, 2010, hal 49- 61. [49] McCarty, P.L., and Smith, D.P. 1991. “Anaerobic →astewater Treatment,” dalam Nurmay Siska Rosilawati Siallagan, “Pengaruh →aktu Tinggal dan 39 Komposisi Bahan Baku Pada Proses Fermentasi Limbah Cair Tahu Terhadap Produksi Biogas, ” Tesis, Departemen Teknik Kimia, USU, Medan, 2010, hal 49- 61. [50] Jr Grady and Hendry Lim, Biological Waste Water Treatment, Water Chemistry by Vernon L. Snoeyink and David Jenkins. John Wiley Sons: USA , 1980 dalam Nurmay Siska Rosilawati Siallagan, “Pengaruh →aktu Tinggal dan Komposisi Bahan Baku Pada Proses Fermentasi Limbah Cair Tahu Terhadap Produksi Biogas, ” Tesis, Departemen Teknik Kimia, USU, Medan, 2010, hal 49- 61. [51] MetCalf Eddy, “→astewater Engineering : Treatment, Disposal and Reuse. 4 th ed.,” McGraw Hill Book Co: New York, 2003 dalam Nurmay Siska Rosilawati Siallagan, “Pengaruh Waktu Tinggal dan Komposisi Bahan Baku Pada Proses Fermentasi Limbah Cair Tahu Terhadap Produksi Biogas, ” Tesis, Departemen Teknik Kimia, USU, Medan, 2010, hal 49-61. 40 LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

1.1 HASIL ANALISA KUANTITATIF