8 tapioka, yaitu limbah padat dan cair [15]. Dari proses ini dihasilkan limbah sekitar
23 bagian atau sekitar 75 dari bahan mentahnya [11]. Secara umum, pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan cara
pengurangan sumber source reduction, penggunaan kembali, pemanfaatan recycling, pengolahan treatment dan pembuangan. Banyak jenis limbah dapat
dimanfaatkan kembali melalui daur ulang atau dikonversikan ke produk lain yang berguna. Limbah yang dapat dikonversikan ke produk lain, misalnya limbah dari
industri pangan. Limbah tersebut biasanya masih mengandung serat, karbohidrat, protein, lemak, asam organik dan mineral. Pada dasarnya limbah dapat mengalami
perubahan secara biologis sehingga dapat dikonversikan ke produk lain.
2.3.1 Limbah Cair Industri Tapioka
Industri pengolahan tepung tapioka menghasilkan limbah cair dari proses pencucian, ekstraksi dan pengendapan [16]. Untuk 1 ton tepung tapioka yang
diproduksi, akan dihasilkan limbah cair sebanyak 12 m
3
[15]. Limbah ini masih mengandung mineral-mineral nitrogen, karbon, fosfor, kalium, kalsium,
magnesium, sulfur, besi, mangan, tembaga dan natrium [7]. Jadi, bila limbah cair industri tapioka ini dibuang ke lingkungan tentu saja akan merusak lingkungan.
Limbah cair industri tapioka dari proses ekstraksi dengan kadar COD 33.600-38.223 mgL tercatat mengandung 425-1.850 mgL glukosa dan 223.614-
29.725 mgL gula yang dapat dihidrolisis menjadi glukosa. Asam asetat juga teridentifikasi menjadi satu-satunya komponen asam lemak volatil dalam limbah
cair tapioka hasil ekstraksi pati dengan kadar 9,5 total COD [17]. Adapun
karakteristik limbah cair tapioka dapat dilihat dari Tabel 2.2 Tabel 2.2 Karakteristik Limbah Cair Tapioka [17]
Karakteristik Unit
encucian Ubi Kayu roses Ekstraksi Kombinasi
- 6,5-7,5
4,5-4,7 4,5-5,6
mgL 550-700
4000-6600 4000-4300
mgL 100-150
3870-6670 5631-6409
mgL 40-60
3400-6018 4600-5200
l Nitrogen mgL
30-38 65-74
66-72 l Fosfat
mgL 1-1,4
5,6-6,3 5,8-6,4
mgL -
30-36 10
9 Kandungan nutrisi limbah cair tapioka dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Kandungan Nutrisi Limbah Cair Tapioka [17] Nutrisi
Kadar Tiap 100 gr Limbah Cair Tapioka Karbohidrat
25-37 g Serat
0,19 g Lemak
1,2 g Protein
0,91 g Tingginya kadar karbohidrat dalam limbah cair tapioka menunjukkan
bahwa limbah ini bersifat mudah dibiodegradasi sehingga dapat dijadikan gas bio.
2.3.2 Limbah Padat Industri Tapioka
Limbah padat industri tapioka onggok dapat dijadikan sebagai sumber karbon karena masih mengandung pati sebanyak 75 dari bobot kering yang
tidak terekstrak. Limbah ini memiliki kandungan protein yang rendah dan serat yang tinggi. Onggok juga termasuk limbah organik yang banyak mengandung
karbohidrat, protein dan gula seperti glukosa, arabinosa, xilosa, dekstran dan manosa. Senyawa organik tersebut dapat dijadikan sebagai substrat bakteri
penghasil gas metan untuk proses fermentasi menjadi gas bio [18,19]. Adapun komposisi onggok limbah padat industri tapioka dapat dilihat
pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Komposisi Ampas Ubi Kayu Singkong Onggok [8]
Komponen Persentase
Karbohidrat Protein
Lemak Serat kasar
Kadar air 68,00
1,57 0,26
10,00 20,00
Adapun pengolahan limbah cair untuk industri pangan skala kecil meliputi sistem lumpur aktif, sistem trickling filter, Rotating Biological Disk, kolam
oksidasi dan septic tank. Akan tetapi, sebagian besar industri pengolahan tepung tapioka ini hanya melakukan pengolahan limbah tahap awal, yaitu netralisasi
limbah, sedangkan limbah padatnya biasanya dijadikan pakan ternak dengan proses pengolahan lebih lanjut [20].
10
2.4 GAS BIO