Perbedaan EFEKTIVITAS PENERAPANPEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DIBIDANG BOGAPADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK N 2 GODEAN.

Beberapa perbedaan pokok diatas, menggambarkan bahwa CTL memang memiliki karakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses pelaksanaan dan pengelolaannya.

5. Peran Guru dalam Pembelajaran Kontekstual

Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar Mulyasa, 2005: 102. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan Mulyasa, 2005: 102-104. Menurut Nurhadi 2003: 20-21 agar pelaksanaan pembelajaran kontekstual lebih efektif, maka guru perlu melaksanakan hal-hal sebagai berikut. a. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa. b. Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung. c. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri. d. Mempertimbangkan keragaman siswa. e. Memperhatikan multi-intelegensia siswa. f. Menggunakan teknik-teknik bertanya yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah, dan keteampilan berpikir tinggi. g. Menerapkan penilaian autentik yang akan mengevaluasi pengetahuan dan berpikir kompleks seorang siswa, daripada hanya sekedar hafalan informasi faktual.

6. Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual Contectual teaching and learning memiliki tujuh komponen utama pembelajaran yang efektif, yaitu: kontruktivisme contructivism , menemukan inquiry , bertanya questioning , masyarakat belajar learning community , pemodelan modeling , refleksi reflection , penilaian yang sebenarnya authentic assesment Depdiknas, 2003: 3. Menurut Trianto 2007:106-109 Penerapan masing-masing komponen pembelajaran kontekstual di atas dijelaskan dalam uraian berikut: a. Kontruktivisme contructivism Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman Masnur Muslich, 2007:44. Pembelajaran dengan model ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Kontruktivisme merupakan landasan berfikir filosofi pendekatan Contectual teaching and learning CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, dan hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas sempit, dan guru tidak sekedar memberikan informasi ke pikiran peserta didik akan tetapi guru harus mendorong peserta didik untuk mengeskplorasi dunia mereka John, 2010:8. Dalam pandangan kontruktivisme “strategi memperoleh” lebih diutamakan dibandingan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Menurut Kusnandar 2004:307 tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan: a Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa. b Memberikan kesempatan peserta didik menemukan dan menerapkan idenya sendiri. c Menyadarkan peserta didik agar menerapkan strategi mereka sendiri. b. Menemukan inquiry Inquiry merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis Masnur Muslich, 2007:45. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran guru hendaknya merancang kegiatan yang