Penerapan Pembelajaran Kontekstual EFEKTIVITAS PENERAPANPEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DIBIDANG BOGAPADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK N 2 GODEAN.
kewirausahaan. Guru juga melakukan evaluasi proses saat pembelajaran dengan mengambil nilai dari keaktifan peserta didik, saat teori dan
kedisiplinan saat pembelajaran kewirausahaan Berdasarkan
hasil penelitian
diatas tentang
penerapan pembelajaran kontekstual yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata nyata dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dalam penerapan kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan 7 komponen utama pembelajaran efektif yaitu:
a. Komponen konstruktivisme
contructivism
Komponen kontruktivisme kurang terlihat dalam pembelajaran
kewirausahaan. Hal ini dapat dilihat dari guru telah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengkonstruksikan
pengetahuannya sendiri dengan menggali pengetahuan peserta didik, kemudian guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk membaca buku sehingga mereka mendapat inspirasi pada mata pelajaran kewirausahaan. Menurut persepsi peserta didik bahwa
peserta didik kurang didorong untuk membangun pemikiran mengenai pembelajaran kewirausahaa
b. Komponen menemukan
inquiry
Komponen
inquiry
kurang terlihat dalam pembelajaran kewirausahaan. Guru sudah memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Menurut persepsi
peserta didik bahwa peserta didik kurang didorong untuk menemukan masalah dan mengajukan dugaan atas masalah yang ada
pada pembelajaran kewirausahaan. c.
Komponen bertanya
questioning
Komponen bertanya sudah dimunculkan dalam pembelajaran kewirausahan.Biasanya pada pelaksanaan presentasi banyak peserta
didik yang menggunakan kesempatan untuk bertanya kepada teman yang sedang presentasi. Menurut persepsi peserta didik bahwa
peserta didik kurang didorong untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan tanggapan pada pembelajaran kewirausahaan.
d. Komponen masyarakat belajar
learning comunity
Komponen masyarakat belajar sudah terlihat dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan membentuk kelompok kecil pada
saat presentasi ataupun tugas yang memerlukan kebersamaan biasanya saya akan membentuk kelompok bisa berdasarkan urut
absen ataupun acak. Menurut persepsi peserta didik bahwa peserta didik kurang didorong untuk mengajukan pertanyaan dan
memberikan tanggapan pada pembelajaran kewirausahaan
e.
Komponen permodelan
modelling
Komponen permodelan kurang terlihat pada pembelajaran kewirausahaan mengenai pemberian model. Misalkan contoh salah
satu wirausaha sukses, sehingga wirausaha tersebut dapat berbagi pengetahuan mengenai usahanya didepan kelas. Tetapi untuk hal lain
seperti memberikan contoh bagaimana cara penyelesaian soal yang rumit sudah diperagakan didepan kelas oleh guru. Menurut persepsi
peserta didik bahwa peserta didik tidak pernah mendapatkan contoh model atau kasus yang berhubungan dengan materi pembelajaran
kewirausahaan. f.
Komponen refleksi
reflection
Komponen refleksi sudah dimunculkan dalam pembelajaran kewirausahaan biasanya akan membuat kesimpulan mengenai apa
yang diajarkan walaupun tidak sepenuhnya disimpulkan tetapi hanya beberapa yang membuat peserta didik tidak paham maka akan di
ulangi dan diakhir pembelajaran akan disimpulkan sedikit. Lalu pada pembelajaran berikutnya akan disinggung sedikit mengenai materi
yang sedikit rumit sehingga peserta didik akan lebih paham dan mengingat materi tersebut dengan baik. Menurut persepsi peserta
didik bahwa peserta didik selalu diberikan kesimpulan pada akhir pembelajaran kewirausahaan.
g. Komponen penilaian yang sebenarnya
authentic assement
Komponen penilaian yang sebenarnya sudah dimunculkan dalam pembelajaran kewirausahaan. Guru memberikan penilaian
terhadap peserta didik tidak hanya melalui ujian tengah semester UTS ataupun ujian akhir semester UAS tetapi juga keaktifan
peserta didik dikelas, apakah mereka aktif bertanya dan aktif menjawab pada saat guru melemparkan pertanyaan. Selain itu
kehadiran juga akan dimasukkan sebagai penilaian. Hal ini senada dengan pendapat guru. Menurut persepsi peserta didik bahwa
mengenai proses penilaian sebenarnya sudah dimunculkan dalam pembelajaran kewirausahaan.