14
Hasil belajar secara keseluruhan menurut Rusman 2012: 89 biasanya akan tampak berupa: 1 kebiasaan: seperti: peserta didik belajar bahasa berkali-kali
menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar; 2
keterampilan: seperti: menulis dan berolahraga yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan
kesadaran tinggi; 3 pengamatan: yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif
sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar; 4 befikir asosiatif: yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya
dengan menggunakan daya ingat; 5 berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab
pertanyaan kritis seperti “bagaimana”
how
dan “mengapa”
why
; 6 sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan; 7 inhibisi mengindari hal yang mubazir; 8 apresiasi menghargai
karya-karya bermutu; 9 perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was
dan sebagainya.
a. Hasil Belajar Kognitif
Ranah Kognitif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan kemampuan intelektual dan kompetensi berpikir seseorang. Ranah ini membawa
peserta didik kedalam proses berpikir seperti mengingat, memahami,
15
menganalisis, menghubungkan, mengonseptualisasikan, memecahkan masalah, dan sebagainya Nurgiyantoro, 2012: 57. Menurut Anderson Krathwohl
2010 dalam ranah kognitif terdiri dari enam aspek atau jenjang berpikir yang disusun dari tingkatan yang lebih sederhana ke yang lebih kompleks. Enam aspek
tersebut antara lain. 1.
Mengingat Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya.
Mengingat dapat menumbuhkan kemampuan untuk meretensi materi pelajaran sama seperti yang diajarkan. Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan
yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Proses kognitif dalam kategori mengingat meliputi mengenali dan mengingat kembali.
2. Memahami
Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan atupun grafis, yang
disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar komputer. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama mereka.
Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
3. Mengaplikasikan
Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori
mengaplikasikan meliputi melaksanakan dan menggunakan.
16
4. Menganalisis
Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian- bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap
bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.
5. Mengevaluasi
Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Standar-standarnya bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif.
Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa dan mengkritik.
6. Mencipta
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan dalam mencipta meminta siswa
membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen menjadi suatu struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Proses kognitif yang termasuk
kategori mencipta meliputi merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Dalam pembelajaran, aspek kognitif biasanya lebih banyak mendapatkan
perhatian dari guru. Hal itu tampak pada perumusan kompetensi dasar dan indikator, pemilihan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian
Nurgiyantoro, 2012: 57. Hasil belajar kognitif siswa dapat diukur melalui instrumen dalam bentuk tes.
17
b. Hasil Belajar Afektif