85
Gambar 27. Grafik Hasil Belajar Siklus II
d. Refleksi
1 Refleksi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Pada siklus II telah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif
Mouse Mischief
yang dioperasikan dengan mode team. Aktivitas belajar siswa yang meliputi sikap dan minat mengalami peningkatan. Jika dibandingkan
antara pertemuan pertama dan kedua siklus II, rerata persentase sikap dan minat siswa dalam pembelajaran meningkat sebesar 3 dari 77 menjadi 80.
2 Refleksi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Pada siklus II telah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif
Mouse Mischief
yang dioperasikan dengan mode team. Guru sudah baik dalam menggunakan media interaktif
Mouse Mischief.
Sebelum memulai pembelajaran guru sudah melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai siswa. Pada saat guru menjelaskan sudah tidak
67 93
78
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Rerata Nilai
86
ada siswa yang bermain-main dengan mouse yang dipegang, namun masih ada siswa yang kadang suka bercakap-cakap sehingga guru sering mengingatkan
siswa tersebut. Guru sudah tidak banyak membimbing siswa ketika berinteraksi dengan
media interaktif
Mouse Mischief
karena dengan menggunakan mode
team
, yang bertanggung jawab jika ada siswa yang kesulitan adalah anggota kelompoknya
yang lain sehingga siswa dituntut untuk saling bekerja sama dan aktif dalam kelompok.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru juga sudah mengarah pada pembelajaran yang membuat siswa aktif dengan melakukan pembelajaran secara
berkelompok yang ditunjang dengan media interaktif
Mouse Mischief
. Disamping itu guru juga selalu memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan
menanggapi pertanyaan teman selama proses pembelajaran. Penggunaan gambar-gambar yang ditampilkan pada slide
Mouse Mischief,
membuat siswa lebih fokus dalam pembelajaran. Siswa menjadi antusias dan termotivasi, apalagi ketika ditampilkan slide kuis
Mouse Mischief
, siswa terlihat senang karena bisa ikut berinteraksi dengan memainkan mouse yang dipegang
masing-masing siswa. Pada akhir proses pembelajaran siklus II, guru melakukan tes hasil belajar
untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa dan juga untuk mengukur berhasil tidaknya pembelajaran yang dilakukan guru
87
3 Refleksi Hasil Belajar IPA
Pada siklus II telah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif
Mouse Mischief
yang dioperasikan dengan mode
team
. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Jika dibandingkan dengan
siklus I, nilai terendah naik sebanyak 29 dari 52 menjadi 67. Nilai tertinggi naik 6 dari 88 menjadi 93. Rata-rata nilai naik 13 dari 69 menjadi 78. Persentase
jumlah siswa yang telah tuntas belajar juga meningkat sebesar 82 dari 55 menjadi 100.
Tabel 14. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II Jumlah Siswa
Belum Tuntas Tuntas
Persentase Ketuntasan
11 11
100 Ketuntasan belajar pada siklus II telah mencapai 100, berarti telah
memenuhi kriteria keberhasilan tindakan yaitu sebesar 75 siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 66. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini dihentikan
dan sudah dianggap selesai.
4 Refleksi Tindakan Siklus II
Penggunaan media interaktif
Mouse Mischief
membuat pembelajaran IPA lebih menyenangkan. Media interaktif
Mouse Mischief
bisa dimanfaatkan sebagai salah satu media evaluasi, contohnya dalam bentuk kuis, namun ada salah satu
kelemahan dari media interaktif
Mouse Mischief
yaitu tidak dapat menampilkan hasil skor yang diperoleh siswa setelah selesai menjawab kuis.
88
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data awal yang diambil dari hasil ulangan harian IPA pada materi energi panas dan bunyi menunjukkan rata-rata nilai 61 dengan 4 siswa
36 yang tuntas dan 7 siswa 64 tidak tuntas. Siswa yang mendapat nilai berkategori baik sebesar 37, berkategori cukup sebesar 27, berkategori kurang
27, dan sisanya berkategori sangat kurang sebesar 9. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif IPA masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya
tindakan perbaikan pembelajaran yang harus segera dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar kognitif IPA yang masih rendah tersebut.
Pada saat observasi pembelajaran IPA sebelum dilaksanakan tindakan, peneliti sebagai guru lebih banyak menyampaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah dan sesekali diselingi diskusi secara klasikal. Guru pada saat mengajar lebih banyak menggunakan media papan tulis dan textbook
saja. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pembelajaran IPA kurang menarik perhatian siswa. Siswa terlihat kurang antusias mengikuti pembelajaran.
Anak usia SD menurut Piaget Haryono, 2013: 50 perkembangan kognitifnya masih dalam tahap operasional konkret, yang cara berpikirnya masih
terkait dengan benda-benda nyata. Masih menurut Piaget bahwa seorang anak dalam belajarnya akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitifnya. Oleh karena itu, untuk membantu siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak agar menjadi lebih konkret perlu memanfaatkan
media pembelajaran yang tepat sebagai sarana penyampaian materi pembelajaran IPA. Media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media