Sumber data Metodologi Penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 15 dan macam-macamnya, transformasi dakhil ke dalam kajian tafsir. Dilanjutkan respon para ulama terhadap penyimpangan-penyimpangan dalam karya tafsir. Bab ini merupakan gambaran umum yang digunakan sebagai bahan analisis pada bab selanjutnya. Kemudian bab ketiga menyuguhkan tentang biografi Syaikh Nawawi al- Bantani dan kitab Tafsir al- Munir li Ma’alim al-Tanzil, yang meliputi latar belakang kehidupan Syaikh Nawawi al-Bantani, guru dan murid, karya-karya, madzhab Syaikh Nawawi, latar belakang kepenulisan kitab dan metodologi Tafsir al- Munir li Ma’alim al-Tanzil. Bab ketiga ini dimaksudkan untuk analisis pemikiran Syaikh Nawawi tentang al-dakhil melalui setting sosio-historis. Bab keempat mencakup bentuk-bentuk penyimpangan penafsiran Syaikh Nawawi. Pada bab ini, membahas macam-macam dakhil, serta menganalisa terjadinya dakhil dalam kitab Tafsir al- Munir li Ma’alim al-Tanzil. Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan yang merupakan jawaban singkat yang diajukan dalam rumusan masalah serta saran untuk penelitian selanjutnya. Pada bagian akhir, penulis akan menyertakan daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis Curriculum Vitae. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 16

BAB I I

TINJAUAN UMUM TENTANG AL-DAKHIL DALAM TAFSIR

A. Definisi Tafsir

Alquran sebagai petunjuk manusia pada realitanya tidak semua dapat diterapkan secara langsung, akan tetapi membutuhkan pemikiran dan analisa yang mendalam melalui tafsir. Secara harfiah, kata tafsir berasal dari kata fassara yang berararti menjelaskan, membuka dan menampakkan makna yang ma’qul. 1 Meminjam definisi dari Abdul Mustaqim, tafsir adalah hasil ijtihad atau interpretasi mufasir atas teks-teks Alquran yang harus dipandang sebagai sesuatu yang tidak final dan harus selalu diletakkan dalam konteks di mana tafsir itu diproduksi. 2 Berbicara tentang hakikat Tafsir, Abdul Mustaqim menyatakan setidaknya ada dua paradigma utama dalam melihat hakikat tafsir, yaitu tafsir sebagai proses dan tafsir sebagai produk. Berangkat dari asumsi bahwa Alquran itu berlaku universal dan bersifat s}alih} li kulli zaman wa makan, maka Alquran meskipun turun di masa lalu dengan konteks dan lokalitas sosial budaya tertentu, harus selalu dijadikan landasan moral teologis dalam menjawab persoalan di era modern-kontemporer. Oleh karena itu tafsir harus selalu berproses seiring dengan tuntutan zaman. 3 Sedangkan hakikat tafsir sebagai produk adalah sebuah 1 Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir Yogyakarta: Teras, 2010, 12. 2 Abdul Mustaqim, Pergeseran Epistemologi Tafsir Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, 4. 3 Ibid., 5.