digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kakak, adik, atau keluarga lainnya. Pengasuhan yang lebih baik akan membuat klien pun semakin baik dan jauh lebih percaya diri. Karena
dorongan dari orang terdekat itu lebih dibutuhkan, daripada orang lain yang berbicara namun dari orang terdekat tidak ada respon yang baik
untuk merubahnya menjadi sesuatu yang lebih baik. Dalam pelaksanaan terapi juga lebih banyak melibatkan ibu dari
klien karena klien tidak sepenuhnya dapat diajak untuk secara baik. Jadi disini yang masih perlu dilatih adalah bagaimana untuk bersosialisasi
dengan orang lain. Karena ketika klien sudah sangat tergantung dengan salah satu dan tidak mau kepada orang lain, ketika dia kehilangan orang
tersebut maka kasihan anak ini. Karena orang yang menjadi sandarannya tidak ada lagi dan dia akan putus asa. Berbeda halnya ketika sudah
dibiasakan agar mampu bersosialisasi dengan orang lain, kehilanganpun pasti tetap ada namun dia masih bisa bersama dengan orang lain tanpa
bergantung dengan satu orang saja.
C. Hasil Akhir Pelaksanaan Konseling Islam Dengan Assertive Training
Dalam mengatasi Sulitnya Bersosialisasi Dissosialisasi Pada Anak Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya
Hasil akhir dari proses konseling yang dilakukan kepada anak yang epilepsi dikatakan berhasil, karena terdapat perubahan menuju arah yang
baik pada diri klien. Peningkatan yang terjadi meliputi adanya dampak positif dalam diri klien dengan semangat yang lebih tinggi dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sebelumnya. Klien pun sudah mau berinteraksi dengan orang di sekitarnya, tidak menutup diri dari lingkungannya dan lebih terbuka
dengan orang lain. Konselor juga membekali klien dengan life skill untuk dirinya
sendiri agar dia tidak lagi bergantung dengan orang lain dan ketika nanti orang tuanya sudah tidak ada atau dalam keadaan yang terpisah dia akan
tetap mampu survive dengan keahlian yang dimilikinya. Bentuk life skill yang diberikan konselor kepada klien diantaranya
adalah dengan ketika hendak makan dia mampu mengambilnya sendiri, kemudian mampu mandi sendiri, ganti pakaian sendiri dan kemampuan
lain yang menunjang pada arah yang positif untuk diri klien. Jadi untuk melakukan aktivitas-aktivitas sehari-hari yang sederhana klien sudah
mampu melakukannya dengan sangat baik dari yang sebelumnya. Itu sudah bisa dijadikan bekal untuk klien agar dia dapat lebih mandiri dan
tidak tergantung lagi dengan orang terdekatnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebab anak terkena epilepsi adalah dari cidera kepala yang pernah dia alami oleh klien ketika berumur Sembilan bulan kemudian dia
demam tinggi dan muntah-muntah kemudian kejang untuk pertama kalinya ketika sakit. Dan setelah itu klien mendapat vonis dari dokter yang
mengatakan bahwa dia terkena epilepsi. Proses konseling Islam dengan assertive training untuk menangani
sulitnya bersosialisasi pada anak epilepsi dilakukan oleh konselor kepada klien selama beberapa bulan bersamaan dengan proses pendampingan
yang diadakan oleh walikota Surabaya yang dilakukan konselor kepada klien. Adapun peran dan fungsi konselor dalam proses konseling ini lebih
banyak menjadi terapis dan pembimbing bagi klien serta sahabat untuk klien. Sedangkan hubungan antara konselor dan klien mengikuti prinsip
yang telah disebutkan sebelumnya bahwa hubungan baik berpengaruh terhadap proses konseling. Sehingga hubungan yang terjadi tidak kaku.
Adapun hasil konseling Islam dengan assertive training untuk menangani klien yang sulit bersosialisasi pada anak epilepsi dapat
dikatakan efektif. Mengingat klien sudah menjadi lebih baik secara psikis dan klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari lebih mandiri dari
sebelumnya. Efektifitas ini tidak hanya disebabkan dari tindakan treatment
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang dilakukan oleh konselor dan semangat dari klien saja, melainkan juga dukungan keluarga yang lebih dominan dan intens karena dapat bertemu
setiap hari dengan terus memberikan dukungan kepada klien. Dari permasalahan yang muncul diatas memang benar adanya
bahwa klien memiliki sakit epilepsi sejak ia kecil. Dan dari sakit tersebut klien menjadi seseorang yang sangat sensitif, lebih suka diam dan
menyendiri dan sikap lain seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Dan konselor melakukan terapi kepada klien dengan teknik assertive training.
Dan dari terapi tersebut sudah dapat memberikan dampak yang lebih positif kepada klien.
B. Saran
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa tidak ada makhluk yang sempurna. Namun semuanya bagaimana kita, bagaimana kita bisa selalu
berusaha untuk tetap bisa melakukan yang terbaik. Seperti yang terjadi pada klien, meski dia mendapat penyakit yang seperti itu, namun dia tetap
semangat dalam menjalani hidup karena hidup itu akan terus berjalan. Dia tetepa melakukan yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Namun klien harus tetap mendapatkan motivasi yang penuh dari keluarga terdekat, karena keluarga yang paling dekat dengannya. Namun dari
kedekatan tersebut tetap memberikan ruang gerak untuk anak agar anak tetap tumbuh menjadi anak yang mandiri. Selain itu juga biarkan anak bisa
tetap bersosialisasi dan tetap bermain dengan orang atau anak lainnya,