METODE PENELITIAN IMPLEMENTASI PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK JALANAN (PKS-ANJAL) SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN HAK DASAR PENDIDIKAN ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DAN BELAJAR DIPONEGORO SLEMAN YOGYAKARTA.

53 maka sebagian dari data akan hilang dan usaha wawancara akan sia-sia. Pedoman dokumentasi digunakan untuk menggali data atau informasi subyek yang tercatat sebelumnya, yang bisa diperoleh melalui catatan tertulis. Menurut Moleong 2006: 216 bahwa ada dua bentuk dokumen yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi. Penggunaan pedoman ini bertujuan agar dalam observasi dan wawancara tidak menyimpang dari permasalahan yang akan diteliti. D. Sampel Sumber Data Sumber data penelitian adalah orang, tempat, atau peristiwa yang menjadi subyek penelitian. Subyek penelitian diperlukan sebagai pemberi keterangan mengenai informasi atau data yang menjadi sasaran penelitian. Subyek dalam tentang Implementasi Program Kesejahteraan Sosial Anak jalanan PKS-Anjal Sebagai Upaya Pemenuhan Hak Dasar Pendidikan Anak Jalanan di Rumah Singgah Dan Belajar RSB Diponegoro Yogyakarta ini adalah Pekerja sosial, Pendamping, Anak jalanan, Orang tua dan Pimpinan Rumah Singgah Dan Belajar Diponegoro. Tujuan dari pemilihan subyek ini adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber sehingga data yang diperoleh dapat diakui kebenarannya. E. Teknik Pengumpulan Data Mengumpulkan data merupakan pekerjaan penting dalam penelitian, ada beberapa macam metode pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian, adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode interview wawancara, obsevasi pengamatan, dan dokumentasi. 54 Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Wawancara Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan oleh pewawancara dengan orang yang mewawncarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Sandjaja dan Albertus, 2011:147 Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilkukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara intervieweer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Moleong, 2007: 186. Langkah-langkah wawancara yang dilakukan: Lincoln and Guba dalam Sanapiah faisal dalam Sugiyono 2012:322, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilkukan Dalam penelitian ini menetapkan Anak jalanan penerima dana PKSA sebagai informan dan pihak-pihak yang berhubungan dengan anak jalanan seperti lembaga sebagai pengelola dana PKSA. b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 55 c. Mengawali atau membuka alur wawancara, yang akan dilakukan disini adalah melakukan pendekatan kepada informan sebelum melakukan wawancara kepada informan. d. Melangsungkan alur wawancara, setelah melakukan pendekatan kepada anak jalanan peneliti mulai melakukan wawancara terhadap anak jalanan yang dijadikan informan. e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya f. Menuliskan hasil wawancara g. Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. 2. Observasi Partisipasi Participant Observation Teknik ini disebut juga pengamatan berperan serta. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung kepada informan, dan ikut serta dalam aktivitas sehari-hari informan. Peneliti menggunakan metode pengamatan pertisipatif dalam penelitian ini. Pengamatan partisipatif merupakan metode pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek, gejala atau tertentu. Pengamatan dalam hal ini menggunkan semua indera, tidak hanya indera visual saja. Partisipasi menunjukan bahwa peneliti ikut terlibat atau melibatkan diri dalam obyek atau kegiatan yang sedang diteliti. Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, teknik observasi diterapkan untuk mengamati secara langsung kondisi objektif di lapangan. Seperti kondisi lokasi penelitian, kondisi anak jalanan, dan melihat bagaimana peran pihak-pihak yang berhubungan 56 dengan anak jalanan di RSB Diponegoro. Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Susan Stainback 1988 dalam Sugoyono 2012 : 311 menyatakan : dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisispasi dalam aktivitas mereka. Metode observasi ini digunakan untuk menggali data-data yang berkaitan dengan proses studi deskripsi tentang Implementasi Program Kesejahteraan Sosial Anak jalanan PKS-Anjal Sebagai Upaya Pemenuhan Hak Dasar Pendidikan Anak Jalanan di Rumah Singgah Dan Belajar RSB Diponegoro Yogyakarta. Dalam metode observasi ini peneliti berperan serta aktif dan melihat langsung mengenai kehidupan sehari-hari anak jalanan di rumah singgah. 3. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mempelajari data-data yang ada, dokumen merupakan cacatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari sesorang, dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan life histories, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar seperti foto, gambar hidup, sketsa dll. Dokumen yang berbentuk karya seperti karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi 57 dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Studi Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan berbagi macam literature mengenai program kesahteraan sosial anak PKSA dan kaitannya dengan anak jalanan. F. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpul selanjutnya akan dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif, artinya data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dilaporkan apa adanya kemudian diambil kesimpulannya. Proses analisis data cenderung menggunakan model analisis interaktif dari Milles dan Huberman 1984 , mengemukakan bahwa kativitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas adalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawingverification. sugiyono, 2012:335 Proses analisis data terdiri dari komponen pengumpulan data atau deskripsi data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 1. Data Reduction Reduksi data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih, hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya yang sesuai dan kemudian membuang data yang tidak diperlukan. 58 2. Data Display penyajian data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami. 3. Conclusion Drawing Verification Penarikan Kesimpulan Langkah yang ketiga adalah penarikan kesimpulan, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Sugiono, 2012 : 345. Kesimpulan yaitu peneliti mencari makna dari data yang terkumpul kemudian menyusun pola hubungan tertentu ke dalam satu kesatuan informasi yang mudah dipahami dan ditafsirkan sesuai dengan masalahnya. Data tersebut dihubungkan dan dibandingkan dengan lainnya sehingga mudah ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari setiap permasalahan yang ada. G. Rencana Pengujian Keabsahan Data 59 Untuk dapat mempertanggungjawabkan data secara akurat dan benar, diperlukan pemeriksaan keabsahan data yang telah diperoleh baik dari hasil penggalian data. Ini dilakukan karena tidak tertutup kemungkinan bahwa data yang diperoleh dari informan tidak benar, hal ini dilakukannya karena beberapa hal, misalnya; salah mengajukan pertanyaan yang berarti jawabannya juga salah, dan keinginan untuk menyenangkan peneliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan sebagai berikut : 1. Uji Kredibilitas data a. Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan berarati peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan adanya pengamatan berarti peneliti telah mempunyai hubungan yang baik dengan informan dalam hal ini anak jalanan dan pengelola di rumah singgah dan belajar diponegoro, peneliti telah akrab dengan anak jalanan yang dijadikan informan sehingga antara peneliti dan anak jalanan saling terbuka. b. Peningkatan Ketekunan Pengamatan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. dengan cara tersebut maka kepastian data urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Ketekunan pengamatan dimaksudkan guna dapat menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari, dan kemudian 60 memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain peneliti mencoba mengamati lebih teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena yang diteliti. c. Trianggulasi Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.Dengan demikian triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data yang telah diperoleh guna pengecekan atau sebagai pembanding. Hal- hal yang dipakai sebagai pembanding adalah : 1 Data hasil observasi dengan data hasil wawancara. 2 Perkataan informan dalam kelompok dengan perkataan informan secara pribadi face to face 3 Hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan dengan penelitian. 4 Hasil wawancara informan dengan pendapat dan pandangan orang lain. 5 Data hasil wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda. d. Menggunakan Bahan Referensi Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan 61 adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia atau gambar suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto dan sebagainya. e. Analisis Kasus Negatif Kasus negatif dalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. f. Member Check Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan. 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Lembaga

a. Profil lembaga

Meminjam nama pahlawan untuk dijadikan nama sebuah lembaga ternyata juga tidak membuat lebih mudah seperti yang dibayangkan, akan tetapi tetap membutuhkan berbagai macam perjuangan yang banyak menguras tenaga, fikiran dan materi. Awal Pondok Pesantren Diponegoro berdiri tidak langsung diisi oleh santriwan santriwati yang santun dan pandai mengaji seperti yang sekarang ini, akan tetapi pada awal berdirinya yayasan ini lebih banyak dihuni oleh mereka yang berasal dari jalanan gelandangan dan anak yang berasal dari keluarga yang bermasalah. Pada tahun 1999 berawal dari latar belakang diatas Yayasan Pon Pes Diponegoro memutuskan untuk memfokuskan pendidikan pada anak asuhnya dengan memisahkan antara anak santri, anak panti, dan anak jalanan. Untuk menampung mereka yang berasal dari jalanan dan keluarga yang bermasalah akhirnya berdirilah Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro RSB Diponegoro tepatnya pada tanggal 21 Juni 1999 dan pertama kali berkantor di Gaten Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta. RSB Diponegoro pertama dipimpin oleh Muhammad Khoeron, S.Ag 1999-2000. 63 Diteruskan masih dalam masa rintisan Rumah Belajar Anak Jalanan RBAJ dipimpin Muhsin Kalida, S.Ag 2000-2004. Periode tumbuh RSB dipimpin oleh Fauzan Satyanegara, S.Pd.I 2004-2009. Periode berkembang RSB dipimpin Muhammad Dafiudin, S.Th.I 2009-2010 dan Periode membangun saat ini RSB dipimpin kembali oleh Fauzan Satyanegara. M.Pd.I 2009- sekarang. RSB Diponegoro merupakan Organisasi Masyarakat Sipil OMS yang didirikan sebagai sayap lembaga Yayasan Pondok Pesantren Diponegoro yang menangani pengamen anak, yatimpiatu dan dhu’afa dengan akta notaris No.36 Tanggal 21JuliYPPP Diponegoro1999Muhammad Agus Hanafi, SH. RSB Diponegoro didirikan sebagai bentuk kepedulian dan tindakan terhadap permasalahan anak jalanan dan terlantar.

b. Visi dan Misi Lembaga

1 Visi a Memberikan pelayanan kepada anak-anak jalanan, anak- anak terlantar dan kaum dhu’afa dalam mengembangkan aspek individu, mencapai kematangan emosional dan spiritual. b Membantu anak jalanan dalam pengembangan aktualisasi diri dalam mempersiapkan masa depan yang lebih baik. 2 Misi 64 Untuk mewujudkan sebuah visi tersebut, Rumah Singgah dan Belajar Yogyakarta merumuskan misi sebagai berikut: a Upaya perlindungan hak dasar anak mencakup; hak hidup, hak tumbuh kembang, hak identitas. b Memfasilitasi ruang aktualisasi bagi anak dalam upaya pengembangan diri. c Memfasilitasi pendidikan bagi anak sebagai upaya dalam membangun kecakapan hidup. d Meminimalisir pemanfaatan anak yang dapat mengganggu perkembangan psikologis mereka.

c. Maksud dan Tujuan RSBD Yogyakarta

Maksud dan Tujuan RSBD Yogyakarta yaitu Mengusahakan kehidupan manusia yang berdaya; aman dan sentosa, adil dan beradab. Melindungi dan menyelamatkan anak dari kehidupan jalanan yang syarat resiko sehingga anak memperoleh haknya dan dapat tumbuh menjadi manusia dewasa yang beriman, cakap, mandiri dan berakhlak mulia. Serta mewujudkan dan mengembangkan budaya kasih sayang dalam diri anak, keluarga dan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang bahagia.

d. Program Kegiatan Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro

Untuk dapat menjalankan peran dan fungsinya yaitu membantu dan mensejahterakan masyarakat marginal, 65 menjalankan pembelajaran dan perlindungan anak yang hidup di jalanan, dan menebarkan benih kasih sayang kepada sesama mahkluk Tuhan, maka RSB Diponegoro menempuh strategi kegiatan berikut: 1. Penjangkauan anak jalanan 2. Identifikasi dan pendampingan anak 3. Pelatihan dan penyuluhan anak 4. Konseling anak 5. Penguatan tanggung jawab orang tua dalam pengasuhan anak 6. Aksesibilitas identitas anak 7. Aksesibilitas kesehatan dan pelayanan pendidikan 8. Bridging dan remedial course 9. Reunifikasi dan reintegrasi keluarga 10. Layanan rujukan referral system

e. Sumber Daya Manusia SDM Rumah Singgah dan Belajar

Diponegoro Sebagai organisasi masyarakat sipil yang bergerak dalam kesejahteraan sosial dan pengembangan sumber daya manusia rsb lebih mengedepankan kepentingan kemaslahatan dengan mendasarkan pelayanan unconditional positive of regard, penerimaan tanpa syarat. Tim kerja RSBD terdiri dari tenaga para profesional dan relawan.