PENDAHULUAN IMPLEMENTASI PROGRAM KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK JALANAN (PKS-ANJAL) SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN HAK DASAR PENDIDIKAN ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH DAN BELAJAR DIPONEGORO SLEMAN YOGYAKARTA.

4 Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, diperlukan penyempurnaan program bantuan sosial berbasis keluarga khususnya bidang kesejahteraan sosial anak untuk balita terlantar, anak jalanan, anak dengan kecacatan, anak berhadapan dengan hukum, dan anak yang membutuhkan perlindungan khusus. Berdasarkan ketetapan Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, ditetapkan Program Kesejahteraan Sosial Anak PKSA sebagai program prioritas nasional yang meliputi Program Kesejahteraan Sosial klaster Anak Balita, Program Kesejahteraan Sosial klaster Anak Jalanan, Program Sosial Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Program Kesejahteraan Sosial Anak Dengan Kecacatan dan Program Kesejahteraan Sosial Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus. Definisi Program Kesejahteraan Sosial Anak PKSA sendiri adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial dan bantuan kesejahteraan sosial anak bersyarat conditional cash transfer yang meliputi : 1. Bantuan sosialsubsidi pemenuhan hak dasar akte kelahiran, tempat tinggal, nutrisi, air bersih, dll. 2. Peningkatan aksesibilitas terhadap pelayanan sosial dasar akses pendidikan dasar, akses pelayanan kesehatan, akses pelayanan rehabilitasi sosial, dll. 3. Pengembangan potensi diri dan kreativitas anak. 4. Penguatan tanggung jawab orang tuakeluarga dalam pengasuhan dan perlindungan anak. 5. Penguatan kelembagaan kesejahteraan sosial anak. Pedoman PKSA, 2011 : 15-16 5 Tujuan PKSA adalah terwujudnya pemenuhan hak dasar anak dan perlindungan terhadap anak dari keterlantaran, kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi, sehingga tumbuh kembang, kelangsungan hidup dan partisipasi anak dapat terwujud. Pedoman PKSA, 2011 : 11-12. Program Kesejahteraan Sosial Anak Kluster kelompok Anak Jalanan PKS-Anjal adalah program kesejahteraan sosial anak yang diperioritaskan kepada anak-anak jalanan dengan komponen program bantuan sosialSubsidi Hak Dasar Anak, meliputi : 1 pemenuhan kebutuhan identitas anak yaitu: pembuatan akte kelahiran anak. 2 pemenuhan kebutuhan fisik yaitu : makanan, pakaian, sarana dan perumahan. 3 pemenuhan kebutuhan emosional yaitu : kasih sayang dari orang tua dan keluarga, peningkatan rasa percaya diri, kemampuan mengenali dan memecahkan masalah. 4 pemenuhan kebutuhan sosial yaitu: berteman, berelasi dengan orang lain yang ada di lingkungan, berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan kehidupannya. Pedoman PKSA, 2011 Hanya jika setiap lapisan pemangku tugas tersebut dapat berfungsi dengan baik dan mampu menjalankan kewajiban dan tanggungjawabnya, maka anak akan dapat memiliki kehidupan berkualitas yang memungkinkannya tumbuh-kembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Namun meskipun banyak upaya telah dilakukan, masih banyak anak Indonesia harus hidup dalam beragam situasi sulit yang 6 membuat kualitas tumbuh kembang dan kelangsungan hidupnya terancam. Salah satunya adalah munculnya anak jalanan. Secara psikologis anak jalanan adalah anak-anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentuk mental emosional yang kuat, sementara pada saat yang sama harus bergelut dengan dunia jalanan yang keras dan cenderung berpengaruh negatif bagi perkembangan dan pembentukan kepribadiannya. Aspek psikologis ini berdampak kuat pada aspek sosial, dimana lebilitas, emosi dan mental anak jalanan ditunjang dengan penampilan yang kumuh melahirkan pencitraan positif dan negatif oleh sebagian besar masyarakat terhadap anak jalanan. Citra positif anak jalanan membantu ekonomi keluarga yang sangat lemah, citra negatif anak jalanan identik dengan pembuat onar, anak-anak kumuh, suka mencuri, dan sampah masyarakat yang harus diasingkan. Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah di jalanan, pusat kegiatan ekonomi dan pusat keramaian. Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. Anak adalah sesorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Kemensos RI, 2011:9. Kelompok anak jalananan menurut Bagong Suyanto: 7 Children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi, sebagai pekerja anak di jalan, namun masih punya hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Children of the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Dalam kategori ini anak-anak rawan terhadap tindak kekerasanperlakuan salah, baik secara emosional-sosial, fisik maupun seksual. Children from families of the street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan mereka bisa ditemui di kolong-kolong jembatan, rumah- rumah liar di kereta api atau tepi sungai. Anak jalanan merupakan anak yang membutuhkan perlindungan khusus, karena rentan dari tindak kekerasan fisik dan psikis, eksploitasi secara ekonomi dan atau seksual. Kompleksnya permasalahan anak jalanan juga diantaranya berhadapan dengan hukum baik sebagai korban maupun sebagai pelaku, menjadi korban trafiking anak, menjadi korban perlakuan salah serta ketelantaran lainnya. Kondisi anak yang hidup dan bekerja dijalanan ini berada dalam keadaan pilihan yang tidak menyenangkan, tidak layak untuk berkembang, ketidakpastian masa depan, dan tidak jarang menjadi permasalahan berbagai pihak. Komposisi masyarakat yang terlantar umumnya terdiri dari anak- anak dan lansia. Pada tahun 2006 terdapat 78,96 juta anak di bawah usia 18 tahun, 35,5 dari total seluruh penduduk Indonesia. Sebanyak 40 atau 33,16 juta diantaranya tinggal di perkotaan dan 45,8 juta sisanya tinggal di perdesaan. Sebagian besar anak-anak ini berasal dari keluarga miskin dan tertinggal, yang tidak mempunyai kemampuan untuk memberdayakan dirinya, sehingga rentan terhadap kekerasan, eksploitasi, ketimpangan gender, perdagangan anak dan lain-lain. Menurut laporan 8 Depsos pada tahun 2004, sebanyak 3.308.642 anak termasuk ke dalam kategori anak terlantar. Menurut Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri menyatakan bahwa pada 2014 atau saat masa berakhirnya Kabinet Indonesia Bersatu II, Indonesia terbebas dari anak jalanan yang sekarang secara nasional jumlahnya 230.000 orang. Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kementrian Sosial mencatat jumlah anak jalanan tahun 2007 sebanyak 230.000 jiwa. Adapun BPS bersama ILO mengestimasi jumlah aak jalanan sebanyak 320.000 pada tahun 2009. pedoman PKSA Kemensos RI, 2011 : 3. Data Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial PMKS DIY menyatakan bahwa Anak Jalanan pada Tahun 2008 sebanyak 1.200, Tahun 2009 sebanyak 1.200, Tahun 2010 sebanyak 448, Tahun 2011 sebanyak 312, dan pada Tahun 2012 sebanyak 497 anak. Anak jalanan merupakan salah satu aset bangsa dan penerus masa depan bangsa. Keberadaannya dijalanan perlu dientaskan dan salah satu cara mengentaskannya adalah dengan menyelenggarakan rumah singgah. Di dalam rumah singgah anak jalanan diberikan pelayanan kesejahteraan sosial diantaranya melalaui pemberdayaan anak jalanan. Pemberdayaan pada anak jalanan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh rumah singgah. Menurut Depsos RI, rumah singgah adalah wahana yang dipersiapkan sebagai perantara, antara anak jalanan dengan pihak-pihak 9 yang membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Rumah singgah diharapkan akan menjadi tahap awal bagi seorang anak untuk memperoleh pelayanan selanjutnya. Karena itu ditekankan pentingnya menciptakan rumah singgah sebagai tempat yang aman, menarik dan menyenangkan bagi anak jalanan. Yayasan Lembaga Pengkajian Sosial Humana, hal 65. Lembaga Pelayanan Sosial Anak jalanan atau Rumah singgah adalah suatu wahana yang menyediakan pelayanan sosial bagi anak jalanan, baik yang bersifat rehabilitasi, pengembangan, maupun tindak lanjut baik yang diselenggarakan oleh lembaga milik pemerintah maupun lembaga milik masyarakat. Depsos RI. 2008 : 7 Rumah disadari sebagai kebutuhan bagi anak hidup di jalan. Selain dimaksudkan sebagai tempat bernaung. Rumah juga diharapkan menjadi basis bagi pelayanan berikutnya, seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan, pendampingan serta konseling bagi anak yang sedang bermasalah. Selain itu, rumah juga diharapkan menjadi ruang komunikasi yang harmonis antara anak dan pihak yang menaruh perhatian pada kehidupan anak. YLPS Humana, hal 64-65. Salah satu cara yang dipakai dalam rangka menangani anak-anak jalanan adalah pemberdayaan anak jalanan dengan menyediakan rumah singgah bagi mereka seperti Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro RSB Diponegoro. Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro adalah 10 lembaga yang merupakan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak memiliki peran untuk mencapai tujuan PKS-Anjal. RSB Diponegoro yang berada di Jl. Gudang Pusri No.9 A Kembang, RT01 RW61, Kel. Maguwoharjo, Kec. Depok, Kab. Sleman, Provinsi DIY. Merupakan lembaga yang bergerak dibidang Sosial, Pendidikan dan Keagamaan. Berdiri sejak tahun 1999 secara terus-menerus memberikan pelayanan sosial, kesehatan, maupun keterampilan kepada para warga binaan. RSB Diponegoro merupakan Organisasi Masyarakat Sipil OMS yang didirikan sebagai sayap lembaga Yayasan Pondok Pesantren Diponegoro yang menangani pengamen anak, yatimpiatu dan dhu’afa dengan akta notaris No.36 Tanggal 21JuliYPPP Diponegoro1999Muhammad Agus Hanafi, SH. RSB Diponegoro didirikan sebagai bentuk kepedulian dan tindakan terhadap permasalahan anak jalanan dan terlantar. Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh RSB berupa : 1. Pengamatan masalah anak jalanan 2. Identifikasi dan pendampingan anak 3. Pelatihan dan penyuluhan kepada anak 4. Konseling anak 5. Sekolah rakyat 6. Advokasi kesehatan dan pelayanan pendidikan Dengan Visi “ 1 Memberikan pelayanan kepada anak-anak jalanan, anak-anak terlantar dan kaum dhu’afa untuk mengembangkan 11 aspek individu dan mencapai kematangan emosional dan spiritual. 2 Membantu anak jalanan dalam pengembangan aktualisasi diri guna mencapai kemampuan hidup dan pengembangan diri dalam upaya mempersiapkan masa depan yang lebih baik”, dan mempunyai Misi “1 Memberikan pelayanan sosial kepada anak jalanan untuk memperoleh pendidikan yang memadai, hak untuk menikmati kehidupan anak-anak dan perlindungan. 2 Memberikan ruang aktualisasi diri kepada anak dalam upaya pengembangan diri. 3 Memberikan pendidikan kepada anak untuk membentuk kemampuan hidup agar dapat bertahan dan mandiri di tengah kehidupan bermasyarakat. 4 Meminimalisir pemanfaatan anak yang dapat mengganggu perkembangan psikologis mereka”. Program Pokok yang direncanakan oleh Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro RSB Diponegoro antara lain : 1. Sekolah MURAH dan layanan belajar 2. Pengamatan masalah anak jalanan 3. Identifikasi dan pendampingan anak 4. Pelatihan dan penyuluhan kepada anak 5. Advokasi dan pelayanan kesehatan 6. Pengembalian anak ke lingkungan keluarga 7. Program referal layanan rujukan Lembaga tersebut melakukan pemberian bantuan kepada masyarakat dan khususnya anak jalanan. 12 Anak jalanan yang menjadi binaan Rumah Singgah Diponegoro yang menerima manfaat dana PKSA yaitu berjumlah 60 anak, anak tersebut tidak hanya berasal dari jogja tetapi juga dari luar jogja yang beraktifitas di jogja. Syarat dasar penerima manfaat dana PKSA yaitu anak yang beraktifitas di jalan anak jalanan. kemudian dana tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan pendampingan anak. Pendampingan tersebut tersebar di beberapa titik dampingan yaitu di titik monjali, titik badran, titik uin ambarukmo, dan Demak ijo. Disetiap titik rata-rata ada sekitar 8 – 10 anak yang mengikuti kegiatan pendampingan yang berlangsung yaitu kegiatan belajar mengajar, membantu anak dalam kegiatan belajar. Tujuan dari pendampingan tersebut adalah untuk mengurangi aktifitas anak dijalan. Dana tersebut juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak, seperti membantu biaya pendidikan, membeli tas, membeli buku, kegiatan rekreasi dan kegiatan-kegiatan lain di sekolah ataupun diluar sekolah. Tujuan dana PKSA secara luas yaitu untuk memenuhi kebutuhan hak dasar anak. Anak yang menerima dana PKSA sebagian masih bersekolah di pendidikan formal. Bagi anak yang tidak bersekolah di pendidikan formal, RSB Diponegoro menyediakan layanan program kesetaraan paket A, Paket B dan paket C . Dari latar belakang masalah di atas, penulis memutuskan untuk membahas Implemantasi Program Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan PKS-Anjal Sebagai Upaya Pemenuhan Hak Dasar Pendidikan di Rumah Singgah dan Belajar Diponogoro di wilayah Sleman Yogyakarta sebagai 13 judul dalam penyususnan skripsi ini penulis mengambil lokasi penelitian di Rumah Singgah dan Belajar RSB Diponegoro di Jl. Gudang Pusri No. 9 A Kembang, RT01 RW61, Kel. Maguwoharjo, Kec. Depok, Kab. Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti lebih memfokuskan untuk meneliti Implementasi Program Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan PKS-Anjal Sebagai Upaya Pemenuhan Hak Dasar Pendidikan Anak Jalanan Di RSB Diponegoro Sleman Yogyakarta dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut : 1. Pembangunan nasional yang kurang merata menimbulkan permasalahan sosial salah satunya fenomena anak jalanan yang sering menggangu ketertiban masyarakat. 2. Masih tingginya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial anak yag meliputi rendahnya gizi, pendidikan dan kesehatan, masalah kemiskinan yang belum dapat diatasi secara efektif memberikan kontribusi pada ketelantaran anak, kenakalan anak yang masih meresahkan masyarakat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak yang membutuhkan perlindungan khusus karena mengalami kekerasan, anak yang menjadi korban eksploitasi seksual. 3. Kesulitan ekonomi keluarga, yang memaksa anak turun kejalan untuk membantu perekonomian orang tua. 14 4. Meningkatnya jumlah anak jalanan pertahun, sehingga membawa bentuk permasalahan di dalam lingkungan anak jalanan itu sendiri maupun permasalahan dengan masyarakat dan pemerintah. 5. Kondisi anak-anak jalanan yang kian terpuruk hanya teramati dari tampilan fisiknya, disebabkan makin rumitnya krisis ekonomi, hukum, dan moral yang melanda Indonesia. 6. Aktivitas sehari-hari anak jalanan yang menghabiskan waktu di jalanan dapat membahayakan anak jalanan itu sendiri maupun masyarakat umum yang menggunakan jalanan. 7. Hak-hak anak jalanan tidak terpenuhi, rentan akan exploitasi sex, ekonomi dan penyalahgunaan narkoba dan perdagangan manusia. 8. Mendapatkan hak-hak dasar anak perlindungan hukum untuk anak masih kurang teroptimal. C. Batasan Masalah Identifikasi permasalahan di atas tidak semuanya dibahas dalam penelitian ini, penelitian ini lebih terfokus dan mendalam pada Implementasi Program Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan PKS-Anjal Sebagai Upaya Pemenuhan Hak Dasar Pendidikan Anak Jalanan di Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro Sleman Yogyakarta. D. Rumusan Masalah 15 Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah serta batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam program penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Implementasi Program Kesejahteraan Sosial Anak PKS- Anjal Sebagai Upaya Pemenuhan Hak Dasar Pendidikan Anak Jalanan Di Rumah Singgah Dan Belajar Diponegoro? 2. Bagaimana hasil yang ingin dicapai dari peran Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro sebagai upaya pemenuhan hak dasar pendidikan melalui Program Kesejahteraan Sosial Anak ? 3. Bagaimana bentuk-bentuk pelayanan Lembaga Program Kesejahteraan Sosial Anak LPKSA RSB Diponegoro sebagai upaya pemenuhan hak dasar pendidikan melalui pemanfatan dana PKSA? 4. Apa saja yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan Program Kesejahteraan Sosial Anak sebagai upaya pemenuhan hak dasar pendidikan anak jalanan di Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro? 5. Apa saja yang menjadi faktor pendukung Pelaksanaan Program Kesejahteraan Sosial Anak sebagai upaya pemenuhan hak dasar pendidikan anak jalanan di rumah singgah diponegoro? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Implementasi Program Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan PKS-Anjal Sebagai Upaya Pemenuhan Hak Dasar Pendidikan Anak Jalanan Di Rumah Singgah Dan Belajar Diponegoro? 16 2. Untuk mengetahui hasil yang ingin dicapai dari peran Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro sebagai upaya pemenuhan hak dasar pendidikan melalui Program Kesejahteraan Sosial Anak ? 3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelayanan Lembaga Program Kesejahteraan Sosial Anak LPKSA RSB Diponegoro sebagai upaya pemenuhan hak dasar pendidikan melalui pemanfatan dana PKSA? 4. Untuk mengetahui faktor penghambat Implementasi Program Kesejahteraan Sosial Anak sebagai upaya pemenuhan hak dasar pendidikan anak jalanan di Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro? 5. Untuk mengetahui faktor pendukung Implementasi Program Kesejahteraan Sosial Anak sebagai upaya pemenuhan Hak Dasar pendidikan Anak Jalanan di Rumah Singgah Dan Diponegoro? F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a Memperkaya kajian tentang ilmu Pendidikan Luar Sekolah khususnya ilmu tentang kesejahteraan sosial dan menambah pengetahuan bagi peneliti yang tertarik pada studi anak jalanan yang mengupayakan perlindungan dan pemberdayaan anak dan kehidupan sosialnya. b Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengelola Pendidikan Luar Sekolah dan pengamat anak jalanan dalam upaya mengentaskan anak jalanan serta meningkatkan sumber daya manusia. 17 c Memberikan masukan kepada penelitian lebih lanjut tentang kesejahteraan sosial khususnya kesejahteraan sosial anak. 2. Manfaat praktis a Penelitian ini berguna bagi pengembangan PKS-Anjal di Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro secara langsung khususnya dalam melihat apakah Rumah Singgah dan Belajar Diponegoro sudah memberikan Hak Dasar Anak Jalanan sesuai dengan pedoman Program Kesejahteraan Sosial Anak yang diberikan Kementerian Sosial. b Memberikan masukan serta wawasan bagi lembaga lain sejenis yang juga menjalankan program PKS-Anjal. c Penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan dalam mengembangkan serta menangani permasalahan anak jalanan di Yogyakarta dan Indonesia secara keseluruhan serta menjadi saran bagi pemerintah untuk menjalankan program PKS-Anjal labih baik lagi. 9. Batasan Istilah 1. Program Kesejahteraan sosial Anak PKSA adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar anak, yang meliputi bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, aksesibilitas pelayanan sosial dasar, 18 peningkatan potensi diri, dan kreativitas anak, penguatan orang tuakeluarga dan penguatan lembaga kesejahteraan sosial anak. 2. Hak Dasar Pendidikan Anak adalah setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat. 3. Anak adalah orang yang belum berusia 18 Tahun, termasuk juga anak yang masih dalam kandungan. 4. Anak Jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. 5. Rumah singgah adalah suatu tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal antara anak jalanan dengan pihak-pihak yang membantu anak jalanan. 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka 1. Kajian tantang Program Kesejahteraan Sosial Anak PKSA a. Pengertian PKSA Sebelum masuk ke definisi Program Kesejahteraan Sosial Anak PKSA sebaiknya kita mengetahui apa definisi Kesejahteraan Sosial Secara Umum. Menurut Toton Witono dalam jurnal ilmu kesejahteraan Sosial 2012 : 119 : Cita-cita nasional bangsa Indonesia untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur memerlukan prasyarat kesejahteraan sosial kessos. Cita-cita mulia ini telah dirumuskan para pendiri founding father Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar UUD 1945, pancasila, dan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa Pemerintah Negara Indonesia dibentuk dalam rangka “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.” Pencasila juga menegaskan hal berikut dalam sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut Friendlander dalam Zaenudin 2012 : 2 kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan institusi-institusi yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan dan kesejahteraan sepenuhnya selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya. 20 Pengertian itu juga selaras dengan isi UU Kesejahteraan Sosial nomor 11 tahun 2009 pada bab 1 pasal 1 yang menyebutkan kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mempu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kesajahteraan sosial menurut zaztrow dalam yogi pratama, 2012 : 14 kesejahteraan sosial adalah memenuhi finansial, sosial, kesehatan, rekreasional yang terdapat pada setiap individu di dalam masyarakat. Secara substansial pengertian kesejahteraan sosial diatas sejalan dengan pandangan Islam tentang Kesejahteraan Sosial, yaitu pada prinsipnya Islam dalam lewat al-Qur’an dan Hadist menganjurkan hidup yang lebih baik, sejahtera lahir dan batin dengan bekerja keras untuk mensejahterakan keluarga. Hadis Riwayat Abu Hurairah dalam Muhammad Fuad A. 2005 : 182. Menurut Maulana Muhammad Ali dalam Zaenudin, 2012 : 10 di dalam Al-Qur’an juga banyak ayat yang menjelaskan kehidupan sejahtera atau kehidupan yang baik hasanah, di dunia dan akhirat. Menurut teori diatas, peneliti dapat menguraikan bahwa menurut Islam kesejahteraan sosial itu terkait dengam kebutuhan material dan spiritual, oleh karena itu orang yang terpenuhi kebutuhan pokok kehidupan sehari-harinya dia akan disebut dengan sejahtera lahir batin. Kesejahteraan sosial anak adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial anak agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. 21 Kemensos RI, 2011 : 9 . Menurut Mulia Astuti dkk 2013 :1-2 bahwa kesejahteraan dan perlindungan anak di Indonesia telah diatur oleh berbagai kebijakan dan program, antara lain mulai dari Undang Undang Dasar 1945, dimana anak terlantar dan fakir miskin dipelihara oleh Negara. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak telah mengatur tentang hak anak yaitu “anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar”, dan tanggung jawab orangtua yaitu bahwa “orangtua bertanggung jawab terhadap kesejahteraan anak” Kemensos RI 2011 : 9 anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang msih dalam kandungan. Dalam kesejahteraan sosial anak ini tercangkup pula pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak agar mereka dapat berkembang dan terpenuhi kebutuhan hak dasarnya. Kesejahteraan anak sangat penting karena mencangkup usaha-usaha untuk membantu mensejahterakan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dan meningkatkan kehidupan keluarga sebagaimana yang tertuang dalam UU nomor 4 tahun 1979 Tentang kesejahteraan anak. Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan dan perlindungan anak yang tidak menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. bab 1 pasal 1. 22 Pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak ditujukan untuk membantu memperbaiki kondisi anak dan keluarga, serta membantu dalam memenuhi kebutuhan hak dasar anak. Dibuatlah program kesejahteraan sosial anak PKSA. Program Kesejahteraan Sosial Anak PKSA merupakan wahana untuk membangun sistem bantuan sosial berbasis keluarga dan mengimplementasikan penguatan tanggung jawab orang tua keluarga. Program Kesejahteraan Sosial Anak PKSA merupakan : Upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar anak, yang meliputi bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, aksesibilitas pelayanan sosial dasar, peningkatan potensi diri, dan kreativitas anak, penguatan orang tuakeluarga dan penguatan lembaga kesejahteraan sosial anak. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Nomor : 29RS-KSAKEP2011 : 9-10. Menurut Mulia Astuti dkk 2013 Program Kesejahteraan Sosial Anak PKSA merupakan bagian dari sistem Kesejahteraan Sosial secara luas. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial. Kesejahteraan sosial sendiri adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Dalam konsep kesejahteraan sosial, harus terdapat aspek pencegahan primer, penanganan resiko sekunder, maupun penanganan korban tersier. Program Kesejahteraan Sosial Anak juga mencakup aspek perlindungan anak. Disini, titik berat ada pada penanganan masalah yang dialami anak. Konsep ini masuk dalam pelayanan tersier. Dalam PKSA, terdapat 5 cluster pelayanan anak. Cluster tersebut adalah, Anak Balita