Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Profil Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat

Hal inilah yang ingin penulis kaji bagaimanakah politik pembangunan daerah sebagai kabupaten baru. Apakah pemekaran tersebut bias menjadikan masyarakat di daerah sendiri atau dengan kata lain menjadi tuan di tanah sendiri. Maka berdasarkan gambaran yang telah diuraikan maka penelitian ini diadakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu “Bagaimana Orientasi Pembangunan di Pemerintahan Pakpak Bharat Periode 2010-2015?”

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam sebuah penelitian diperlukan dengan tujuan memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian. 9 1. Melihat kebijakan-kebijakan pembangunan yang dibuat pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat. Penelitian ini membatasi masalah yang akan dibahas yaitu: 2. Melihat strategi dalam pelaksanaan kebijakan dibuat pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari dilaksankannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan tentang orientasi atau arah dalam kebijakan pembangunan di pemerintahan Pakpak Bharat tahun 2010-2015. 9 Prof. Dr. Husaini Usman. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. Hal 1

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis penelitian ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah di bidang Pemerintahan dan Politik Lokal. 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi semua kalangan dalam membuat penelitian mengenai politik pembangunan daerah khususnya di kabupaten Pakpak Bharat. 3. Secara akademis penelitian ini diharapkan berfungsi sebagai referensi tambahan khususnya bagi mahasiswa Departemen Ilmu Politik.

1.6. Kerangka Teoridan Konsepsional

Dalam melakukan suatu penelitian, seorang peneliti perlu memakai teori atapun penjelasan lainnya dalam memecahkan permasalahan yang ditelitinya. Kerangka teori merupakan dasar untuk melakukan suatu penelitian dan teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena sosial-politik yang akan dianalisa oleh peneliti 10 10 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: Erlangga, 2009, hal 190. . Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian.Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.

1.6.1. Konsep Politik Pembangunan

Politik pembangunan dapat didesain atau dibuat oleh Negara. Ditinjau dari konsepnya, politik banyak mengartikan sebagai sebuah perebutan kekuasaan seperti pengertian politik yang diberikan Hans J. Morgenthau dengan istilah The Stuggle For Power yakni perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan 11 . Politik itu dalam hubungan ini adalah perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan, mengontrol kekuasaan, serta bagaimana menggunakan kekuasaan. Namun terlepas dari sinisme akan politik dan perebutan kekuasaan, politik sesungguhnya merupakan cara atau strategi untuk meraih kekuasaan dan dengan itu ia dapat mengimplementasikan ide, gagsan atau ideologi perjuangan baik secara individu, kelompok atau negara 12 Pembangunan menjadi bahan kajian berbagai ilmu disiplin setelah “Perang Dingin” dengan lahirnya banyak negara baru yang semula negara jajahan. . Sama dengan konsep politik, pembangunan juga merupakan suatu konsep yang masih diperdebatkan dan banyak menuai kritik.Pembangunan adalah perubahan kearah kondisi yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.Dalam kata pembangunan, hal yang sangat pokok yaitu adanya hakikat membangun, yang berlawanan dengan merusak.Oleh karena itu, perubahan ke arah yang lebih baik seperti yang diinginkan dan dengan terencana, harus mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia dan mengembangkan potensi yang ada. 11 Hans J. Morgenthau. Politics Among Nations, The Struggle For Power and Peace, New York: Alfred A. Knopf, 1959, hal 25 12 Warjio, Ph.D. Politik Pembangunan Islam, Pemikiran dan Implementasi, Medan: Perdana Publishing, 2013, hal 70-71 Pembangunan dipahami sebagai kata benda netral yang digunakan untuk menjelaskan proses dan usaha untuk meningkatkan ekonomi, politik, budaya, infrastruktur masyarakat. Dengan pengertian ini, pembangunan disejajarkan dengan kata perubahan sosial. Namun demikian pembangunan juga merupakan satu discourse, suatu pendirian, atau suatu paham atau ideologi tertentu tentang perubahan sosial. Konsep pembangunan banyak dipahami sebagai sebuah tahap demi tahap menuju “ modernitas “. Modernitas itu tercermin dalam bentuk kemajuan teknologi dan ekonomi seperti yang dilakukan oleh negara-negara industri maju. Konsep pembangunan sebagai sebuah bentuk modernitas dan adopsi dari “ pengalaman Barat” melalui Revolusi Industri. Sedangkan konsep pembangunan di Dunia Ketiga dipahami sebagi perbaikan umum dalam standard hidup. Pembangunan juga dipahami sebagai sarana memperkuat negara, terutama melalui proses industrialisasi yang mengikuti pola yang beragam dari suatu negara-ke negara lainnya. Dalam pembangunan peran pemerintah menjadi subjek utama yang memperlakukan rakyat sebagai objek, penerima dan bahkan partisipasi pembangunan.Dalam pembahasan mengenai paradigma yang mencari jalan ke arah pembangunan yang berkeadilan perlu diketengahkan teori pembangunan yang berpusat pada rakyat. Paradigma ini memberi peran kepada individu bukan sebagai obyek, melainkan sebagai pelaku yang menetapkan tujuan, mengendalikan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Pembangunan yang berpusat pada rakyat menghargai dan mempertimbangkan prakarsa rakyat dan kekhususan setempat. Menurut Todaro, pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur social, sikap-sikap masyarakat dan institusi nasional, disaping tetap mengejar akselerasi, perrtumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan juga diartikan sebagai suatu proses perubahan sosial dengan partisipasi yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk mencapai kemajuan social dan material termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas yang dihargai untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka. Dengan demikian konsep politik dan konsep pembangunan memiliki arti dan implementasi tersendiri. Jika kemudian konsep ini digabungkan maka akan menjadi sebuah konsep baru yang disebut dengan Politik Pembangunan. Politik pembangunan adalah suatu terminologi yang merupakan gabungan antara konsep politik dan pembangunan.Politik pembangunan umumnya akan terkait dengan grand desain atau grand strategi cara, arah sebuah bangsa dalam mewujudkan visi, misi, dan program-program pembangunan yang akan ditempuhnya. Dalam strategi atau desain tersebut harus jelas fokus dan tujuan utamanya.Negara Indonesia fokus politik pembangunan yang harus diwujudkan, tentu tidak boleh terlepas kaitannya dengan tujuan negara sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Penetapan fokus semacam ini, tentu merupakan sebuah upaya untuk melakukan “pensiasatan” terhadap terjelmanya suatu kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat agar sejalan dengan cita-cita bangsa dan tujuan negara itu sendiri. Dengan demikian secara singkat dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “politik pembangunan” adalah sebuah upaya, langkah atau strategi yang dilaksanakan oleh suatu bangsa guna mewujudkan cita-cita yang ingin diraihnya, sesuai dengan nilai-nilai idealisme, nasionalisme dan patriotisme yang dikandungnya. Politik pembangunan sebagai sebuah pedoman dalam pembangunan nasional memerlukan keterpaduan tata nilai, struktur, dan proses. Keterpaduan tersebut merupakan himpunan usaha untuk mencapai efisiensi, daya guna, dan hasil guna sebesar mungkin dalam penggunaan sumber dana dan daya nasional guna mewujudkan tujuan nasional. Karena itu sangat memerlukan sistem manajemen nasional.Sistem manajemen nasional berfungsi memadukan penyelenggaraan siklus kegiatan perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan. Sistem manajemen nasional memadukan seluruh upaya manajerial yang melibatkan pengambilan keputusan berkewenangan dalam rangka penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan ketertiban sosial, politik, dan administrasi. Dengan demikian politik pembangunan merupakan political choice dan didalamnya terkandung strategi.Political choice terhadap beberapa alternatif, menjangkau mulai dari persoalan asas yaitu epistemologi maupun ontologi. Dapat disimpulkan politik pembangunan bukan saja mengenai cara atau strategi yang hendak dicapai dalam pembangunan tetapi juga pemikiran atau pemikiran yang termaktub dalam pembangunan dari strategi dan cara yang dijalankan itu 13 13 Warjio, Ibid; hal 72-74 . Pembangunan sebagaimana disebut Moeljarto yang dikutip Warjio, bahwa pembangunan tidak boleh tidak berbuatan nilai; artinya, pembangunan ingin mewujudkan tipe masyarakat yang lebih baik.

1.6.2. Pemerintahan Daerah

Pemerintah dalam ruang lingkup negara Indonesia terdiri atas pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Secara umum defenisi pemerintahan daerah ialah unsur penyelenggara pemerintah daerah yang terdiri dari Gubernur, Bupati dan Walikota, dan perangkat daerah. 14 Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 pasal 1 menyebutkan dalam menjalankan roda kegiatan pemerintah daerah dipimpin oleh gubernur, bupati, walikota dan para wakilnya serta perangkat daerah Pemerintah daerah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 pasal satu menyebutkan Pemerintah daerah adalah penyelenggara unsur pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai dimaksud dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian pemerintah pusat merupakan unsur penyelenggara pemerintahan secara nasional atau menyeluruh dalam negara kesatuan republik Indonesia yang membawahi pemerintah daerah. 15 14 I Widarta.Cara mudah Memahami Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Bantul: Pondok Edukasi. 2005. Hal 26 15 Perangkat daerah yang dimaksud dalam UU RI No, 32 Tahun 2004 bagian kesembilan pasal yang ke 120 dijelaskan bahwa: 1. Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. 2. Perangkat daerah kabupatenkota terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang terdapat di setiap daerah contohnya ialah dinas Pendapatan daerah, sedangkan lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik yang berbentuk badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah. sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Awalnya sendiri pembentukan pemerintah daerah sesuai dengan amanat pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berangkat melalui defenisi Undang-Undang Dasar 1945 ini maka telah dilahirkan berbagai produk undang-undang dan peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang pemerintahan daerah, antara lain Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948, Undang-Undang No. 1 Tahun 1957, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, Undang-Undang No. 5 Tahun 1974, dan terakhir Undang- Undang No. 32 Tahun 2004. Setiap daerah memiliki dan dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah, untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati, dan untuk kota disebut walikota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, yang masing-masing untuk provinsi disebut wakil gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati, dan untuk kota seperti wakil walikota. Dapat disimpulkan bahwa inilah bentuk tatanan birokrasi yang terdapat di Indonesia sekaligus di setiap daerah. Sebagai lembaga yang sangat penting dalam menjalankan sebuah daerah pemerintah daerah memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa defenisi pemerintah daerah berdasarkan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah bahwa berbeda dengan pemerintahan daerah. Adapun yang menjadi fungsi dan peran pemerintah pemerintah daerah menurut Undang-undang No 32 tahun 2004 adalah: 16 1. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. 16 I Widarta, Ibid; hal 26-31 2. Menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan kesejahtraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. 3. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintah memiliki hubungan pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah. Dimana hubungan tersebut meliputi kewenangan, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumberdaya lainnya. Pemerintah daerah yang dipilih secara demokrasi melalui pemilihan umum merupakan suatu cara untuk menjalankan daerahnya sesuai keinginan masyarakat di daerah itu. Hal yang paling diinginkan dari masyarakat di tingkat lokal ialah pelayanan pemerintah terhadap masyarakatnya.Pelayanan masyarakat merupakan fungsi paling mendasar dari keberadaan pemerintah dimanapun termasuk pula pemerintahan daerah.untuk melaksanakan pelayanan yang baik kepada masyarakat diperlukan lembaga-lembaga pembantu pemerintah termasuk dalam perencanaan dan pembangunan. Fungsi pemerintah itu pada umumnya ialah, stabilisasi, distribusi dan pelayanan publik sekaligus. Jadi dengan demikian fungsi pemerintah daerah sama dengan ketiga fungsi tersebut, hanya saja yang berbeda ialah cakupan dan tekanan pada setiap fungsi di daerah yang dimaksud. Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah menjaga ketertiban dalam kehidupan masyarakat sehingga setiap warganegara dapat menjalani kehidupan secara tenang, tentram dan damai.Pemerintahan modern pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, tidak untuk melayamni dirinya sendiri.Pemerintah dituntut mampu memberikan pelayanan kepada masyarakatnya dan menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap orang dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama.

1.7. Metode Penelitian

1.7.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan, atau menjelaskan berbagai situasi melalui gambaran tentang kondisi, situasi dan data yang didapatkan untuk menjawab masalah yang terjadi sekarang. 17

1.7.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pakpak Bharat. Alasan dipilihnya lokasi penelitian ini, sebagai salah satu kabupaten yang baru melaksanakan otonomi daerah di Propinsi Sumatera Utara dan sedang melakukan pembangunan karena kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang tertinggal dalam pelaksanaan pembangunan di daerah maupun dalam bidang lainnya.

1.7.3. Jenis Penelitian

penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif ialah penelitian yang ingin menggambarkan objek yang diamati berdasarkan fakta dan data yang ada dilapangan setelah dilakukannya penelitian.Penelitian ini ingin menganalisis Bagaimana Politik Pembangunan Daerah di Kabupaten Pak-Pak Bharat Dalam Mewujudkan Pembangunan. 17 Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial: Fomat-fomat Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airrlangga University Press. Hal 48

1.7.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan maka penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder. 18 1. Data Primer Teknik pengumpulan data tersebut yakni sebagai berikut. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini yakni melalui metode wawancara interview dan observasi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara ialah dengan bertanya langsung kepada informan ataupun narasumber yang dianggap sesuai dengan objek penelitian serta melakukan tanya jawab secara langsung kepada informan yang terkait dengan penelitian. Selain itu data primer juga diperoleh melaui data-data dan dokumentasi dari lembaga dan instansi pemerintah daerah yang terkait. 2. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini ialah mencari data dan informasi melalui buku-buku, internet, jurnal dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu penulis juga mencari informasi dan referensi tambahan melalui buku-buku peraturan pemerintah daerah, kebijakan pemerintah daerah, peraturan perundang-undangan, artikel-artikel dalam majalah, koran dan sebagainnya. Nantinya teori-teori dan referensi dari sumber-sumber data sekunder tersebut dapat dijadikan panduan dalam melakukan penelitian ini. 18 Muhammad Idrus. Metode Penelitian Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga. 2009. Hal 105

1.7.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan menggunakan analisis deskriptif.Metode ini digunakan untuk menggambarkan data-data yang diperoleh melalui analisis mendalam dan dituliskan dengan bahasa yang terstruktur dan bersifat naratif. 19

1.8. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini maka peneliti menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan data yang akan di uraikan dan dijelaskan sehingga pada akhirnya akan menjelaskan permasalahan yang diteliti. Adapun yang menjadi teknik analisa data dalam penelitian ini dimulai dari proses pengumpulan data melalui teknik pengumpulan data kemudian dianalisis dengan variabel-variabel pada kerangka teori. Permasalahan dalam penelitian ini akan terjawab setelah data dan informasi telah terkumpul dari narasumber dan sumber- sumber yang terkait dan kemudian dianalisis oleh peneliti. Untuk mendapatkan gambaran mengenai isi pokok dari penelitian ini, maka penulis akan mempermudah dengan membagi sistematika penulisan kedalam empat bagian sebagai berikut :

Bab I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. 19 Bungin, Burhan, Ibid. Hal 137

Bab II : PROFIL PAKPAK BHARAT

Dalam bab ini akan di uraikan tentang gambaran kondisi umum penelitian yang menggambarkan keadaan geografis, demografis, ekonomi, dan sosial politik, serta segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian.

Bab III: ORIENTASI ATAU ARAH DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI PEMERINTAHAN PAK-PAK

BHARAT TAHUN 2010-2015. Bab ini berisi penyajian data dan fakta yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian melalui metode wawancara dan fakta yang diperoleh di lapangan. Selain itu pada bab ini akan menampilkan dan menganalisis data-data yang telah dapat kemudian akan disajikan untuk mendapatkan kesimpulan.

Bab IV: KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi mengenai kesimpulan. Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh penulis. BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1.Profil Kabupaten Pakpak Bharat Kabupaten Pakpak Bharat merupakan sebuah kabupaten baru di Provinsi Sumatera Utara yang berdiri pada tahun 2003. Kabupaten Pakpak Bharat adalah hasil pemekaran dari induknya yakni Kabupaten Dairi yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan. Sejarah Kabupaten Pakpak Bharat, diawali untuk mengejar ketertinggalannya dengan penduduk lainnya serta adanya aspirasi, keinginan dan tekad bulat dari masyarakat Pakpak Bharat untuk meningkatkan status daerahnya menjadi suatu Kabupaten dalam kerangka NKRI, dengan tujuan agar masyarakat Pakpak Bharat dapat memperjuangkan dan mengatur pembangunan masyarakat dan daerah, sesuai dengan aspirasinya untuk meningkatkan taraf hidup menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Untuk mewujudkan aspirasi tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Adapun yang menjadi kronologis pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Pakpak Bharat adalah, pada tanggal 20 September 2001 dan 17 Juni 2002 Pemerintah Kabupaten Dairi menerima dan mengadakan pertemuan dengan Komite Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat, tokoh- tokoh masyarakat dan komponen masyarakat lainnya di Kantor Bupati Dairi saran dan pendapat tentang pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat tersebut. Selanjutnya Pada tanggal 21 Desember 2001 diterbitkan surat Keputusan Bupati Dairi Nomor : 400K2001 tentang pembentukan Tim Pengumpul Data, Saran dan pendapat tentang pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai langkah pertama pemekaran Kabupaten Dairi. Kemudian, Pada tanggal 04 April 2002 diterbitkan Surat Bupati Dairi Nomor : 1302393 Perihal Sosialisasi Rencana Perubahan Nama dan Pembentukan Kabupeten Pakpak Bharat ke Kecamatan Wilayah Pakpak Bharat oleh tim pengumpul data, saran dan pendapat mulai tanggal 08 April sampai dengan 12 April 2002. Tim dalam hal ini membagikan format Isian Questioner kepada tokoh-tokoh masyarakat di Kecamatan, yaitu Format A berisi data di Kecamatan Rencana wilayah Hasil Pemekaran dan format B berisi data kabupaten sebelum pemekaran. Setelah itu, Pada tanggal 19 April 2002 diterbitkan Surat Bupati Dairi Nomor: 146. 12835 perihal usul Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat untuk disampaikan kepada ketua DPRD Kabupaten Dairi bahwa pemerintah Kabupaten Dairi tidak berkeberatan dimekarkannya Kabupaten Pakpak Bharat, sepanjang pemekaran tersebut telah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam kaitan ini setelah meninjau dari berbagai aspek , diadakan rapat panitia musyawarah dan rapat paripurna DPRD Kabupaten Dairi , maka pada tanggal 22April 2002 diterbitkan Keputusan DPRD Kabupaten Dairi Nomor : 35K-DPRD 2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Dairi mejadi 2 dua Kabupaten yaitu Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat. Pada tanggal 23 April 2002, diterbitkan surat bupati nomor 136 1653 2002 perihal usul pemekaran Kabupaten Dairi untuk disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri DP Gubernur sumatera utara dan ketua DPR RI, yang intinya menyampaikan tentang kegiatan -kegiatan yang telah dilakukan oleh komite Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat; Tim Pengumpul Data, Saran dan pendapat terhadap usul perubahan nama dan pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat, pemerintah Kabupaten Dairi dan DPRD Kabupaten Dairi. Juga disampaikan hasil pengumpulan data lapangan rencana pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat dan keputusan DPRD Kabupaten Dairi Nomor 35K-DPRD2002 Tanggal 22 April 2002 tentang persetujuan pemekaran Kabupaten Dairi menjadi 2 dua Kabupaten. Pada tanggal 24 April 2002 komite pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat bersama-sama dengan DPRD Kabupaten Dairi dan pemerintah Kabupaten Dairi mengadakan audensi kepada anggota komisi II DPR RI Sayuti Rahawarin dan menyarankan agar seluruh komponen masyarakat, legislatif dan eksekutif harus proaktif karena batas waktu pemekaran Kabupaten Kota sd 24 Oktober 2002, juga disarankan agar mengundang komisi II DPR RI untuk turun ke Kabupaten Pakpak Bharat mengadakan pemantauan dan evaluasi atas aspirasi yang sudah diterima Komisi II DPR RI agar terdapat sinkronisasi aspirasi masyarakat, legislatif dan eksekutif menuju pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat. Pada tangal 25 April 2002 komite pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat bersama- sama dengan DPRD Kabupaten Dairi dan Pemeritah Kabupaten Dairi mengadakan audensi untuk penyampaian informasi dan pemekaran Kabupaten Dairi menjadi 2 dua Kabupaten yaitu Kabupaten Dairi sebagai Kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai Kabupaten pemekaran kepada ketua DPR RI, Ketua-katua Fraksi DPR RI. Respon dari kunjungan tersebut sangat positif dimana terdapat kerja sama dan hubungan yang baik antara rakyat, legislatif dan eksekutif dan secara bersama-sama pula mengadakan kunjungan kepada Ketua DPR RI serta Ketua-ketua Fraksi, pada prinsipnya hasil kunjungan menyetujui dan mendukung pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat menjadi 2 dua Kabupaten. Pada tanggal 26 April 2002 Komite Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat bersama-sama dengan DPRD Kabupaten Dairi dan Pemerintah Kabupaten Dairi mengadakan audensi kepada Menteri Dalam Negeri.Rombongan dalam hal ini diterima oleh salah seorang Direktur pada Ditjen Otonomi Daerah beserta Staf dan pada prinsipnya menyetujui pemekaran tersebut sepanjang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ditjen otonomi Daerah dalam rangka memperlancar pemekaran tersebut menyampaikna beberapa penekanan seperti proses tetap berpedoman pada ketentuan PP 129 tahun 2000; Ditjen Otda dalam menyikapi pemekaran ini akan bekerja sama dengan Tim Teknis, Tim Independen dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah DPOD; nantinya DPOD akan mengajukan usul pemekaran ini kepada Presiden RI yang selanjutnya untuk dibahas dan diproses di DPR RI sesuai ketentuan yang berlaku. Pada tanggal 08 Mei 2002 telah dikirimkan surat Bupati Dairi Nomor : 0053294 Perihal Undangan kepada Ketua DPR RI untuk berkenaan mengijinkan Komisi II DPR RI datang ke Kabupaten Pakpak Bharat pada tanggal 17 sd 19 Mei 2002 dalam rangka mengadakan pemantauan dan evaluasi terhadap usul pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat. Setelah kunjungan komisi II DPR RI, dan melalui berbagai proses, akhirnya dikeluarkan Undang- undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara maka Kabupaten Pakpak Bharat resmi terbentuk menjadi satu kabupaten otonom dengan 3 kecamatan yaitu Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan dan Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Dengan Ibukota Salak dan dipimpin oleh Drs. Tigor Solin sebagai pelaksana Bupati serta Drs. Gandhi Warta Manik MSi sebagai Sekretaris Wilayah yang pertama. Pakpak Bharat sebenarnya bukan wilayah baru. Kabupaten yang mengambil tiga kecamatan dari Dairi ini mengambil nama sub-Wilayah suku Pakpak. Hampir 90 persen penduduk di wilayah Pakpak Bharat beretnis Pakpak. Berbeda dengan kabupaten induknya yang dihuni bermacam-macam suku, seperti Pakpak, Batak Toba, Mandailing, Nias, Karo, Melayu, Angkola, dan Simalungun serta suku lainnya.Kabupaten Pakpak Bharat yang mayoritas penduduknya orang Pakpak, adat Pakpak sangat kental dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya dan juga terhadap pemerintahan di daerah ini. Motto Kabupaten ini adalah “ Bage Ate Rejeki Bage Tennah Sodip”mengandung makna:Bahwa masyarakat dalam setiap melakukan pekerjaan mempunyai keselarasan antara hati, jiwa, pikiran dengan perbuatan. Adapun yang menjadi lambang daerah Kabupaten Pakpak Bharat adalah: Gambar 2.1. Lambang Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Sumber : BPS- Pakpak Bharat Dalam Angka 2013 .

2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Pakpak Bharat

Secara geografis Kabupaten Pakpak Bharat, terletak diantara koordinat 2’15’-3’32’ Lintang Utara dan 96’00’-98’31’ Bujur Timur.Luas keseluruhan Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1.218,30 km 2 , dan terdiri dari 8 kecamatan yakni Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Tinada, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut dan Kecamatan Pagindar. Gambar 2.2. Peta Kabupaten Pakpak Bharat Secara administratif wilayah Kabupaten Pakpak Bharat berbatasan dengan: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah. c. Sebalah Timur berbatasan dengan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Dairi. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil. Kabupaten Pakpak Bharat tergolong ke daerah beriklim tropis karena terletak dekat garis khatulistiwa.Ketinggianya antara 700 – 1500 M diatas permukaan laut dengan kondisi geografis berbukit – bukit.Iklim dan cuaca sebagai daerah pertanian dan sebagian penduduknya hidup dan menggantungkan dengan pertanian,Curah hujan merupakan salah satu faktor eksternal yang menentukan keberhasilan pertanian penduduk.Rata-rata curah hujan yang terjadi di Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 311 MM per tahun dan dengan rata-rata suhu28 C. Ibukota dari Kabupaten Pakpak Bharat adalah Salak.Kabupaten Pakpak Bharat terdiri dari 8 Kecamatan dan 52 wilayah administratif atau dikenal sebagai desa.Namun status seluruh desa yang terdapat di kabupaten Pakpak Bharat tersebut merupakan desa swakarsa. Sebagian besar kecamatan dan desa yang terdapat di kabupaten ini masih tertinggal jika dibandingkan dengan kecamatan dan desa diluar Kabupaten Pakpak Bharat. Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Kerajaan merupakan kecamatan dengan jumlah desa terbanyak masing-masing sepuluh desa sedangkan Kecamatan Pangindar merupakan kecamatan dengan jumlah desa yang paling sedikit yaitu hanya 4 desa. Tabel 2.1.Kecamatan dan Desa di Kabupaten Pakpak. Kec. Salak Kec. Pergetteng-getteng Sengkut 1. Desa Sibongkaras 2. Desa Kuta Tinggi 3. Desa P. Binanga Boang 4. Desa Salak I 5. Desa Salak II 6. Desa Boang Manalu Salak 1. Desa Aornakan 2. Desa Simerpara 3. Desa Kecupak I 4. Desa Kecupak II 5. Desa Aornakan II Kec. Sitellu Tali Urang Jehe Kec. Kerajaan 1. Desa Kaban Tengah 2. Desa Bandar Baru 3. Desa Tanjung Meriah 4. Desa Tanjung Mulia 5. Desa Simberuna 6. Desa Perolihen 1. Desa Majanggut II 2. Desa Majanggut I 3. Desa Pardomuan 4. Desa Parpulungen 5. Desa Kutasaga 6. Desa Kutadame 7. Desa Maholida 8. Desa Perjaga 9. Desa Malum 10. Desa Binalun 7. Desa Kuta Mariah 8. Desa Sukaramai 9. Desa Surung Mersada 10. Desa Perduhapen Kec. Pagindar Kec. Tinada 1. Desa Sibagindar 2. Desa Pagindar 3. Desa Lae Mbentar 4. Desa Napatalun Parlambukan 1. Desa Mahala 2. Desa Tinada 3. Desa Silimakuta 4. Desa Kuta Babo 5. Desa Prongil 6. Desa Buluh Tellang Kec. Sitellu Tali Urang Julu Kec. Siempat Rube 1. Desa Silimakuta 2. Desa Ulu Merah 3. Desa Pardomuan 4. Desa Lae Langge Namuseng 5. Desa Cikaok 1. Desa Siempat Rube I 2. Desa Siempat Rube II 3. Desa Mungkur 4. Desa Siempat Rube IV 5. Desa Kuta Jungak 6. Desa Traju Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2014

2.1.2. Kondisi Kependudukan

Kondisi kependudukan maupun keadaan sosial budaya masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat mempunyai karakter yang khas yaitu memegang teguh kebudayaan dan agama serta adat istiadat yang ada di daerah tersebut.Adapun jumlah penduduk kabupaten Pakpak Bharat berdasarkan hasil proyeksi pada tahun 2012 berjumlah 41.492 jiwa yang tersebar di delapan kecamatan dengan komposisi penduduk yang terdiri atas 20.938 jiwa penduduk laki-laki dan 20.554 jiwa penduduk perempuan. Tingkat penyebaran penduduk kabupaten Pakpak Bharat menyebar di 52 desa dengan presentase jumlah penduduk terbesar di kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe 23,25 9.647 jiwa dan presentase terkecil terdapat di kecamatan Pangindar 2,98 1.235 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011, tidak terjadi laju pertumbuhan penduduk yang signifikan, dimana jumlah penduduk Pakpak Bharat pada tahun 2012 hanya tumbuh 1,49. Bila dibandingkan dengan luas Kabupaten Pakpak Bharat yakni 121.830 Km 2 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kepadatan penduduknya mencapai 34 jiwa per Km 2 dan rata-rata sebanyak 4 jiwa disetiap rumah tangga. Dari data lima tahun terakhir, sex ratio Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 101,87. Ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari jumlah penduduk perempuan.Dari distribusi penduduk menurut kelompok umur, terlihat bahwa penduduk Kabupaten Pakpak Bharat tergolong penduduk kelompok usia muda karena sebesar 38,99 penduduk berumur kurang dari 15 tahun. Dan sebanyak 57,25 merupakan penduduk usia produktif usia 15 sd 64 tahun. Seperti tahun lalu, angka sex ratio menurut kecamatan terbesar berada di Kecamatan Pagindar yaitu sebesar 118,97 dan yang terkecil berada di Kecamatan Salak yaitu sebesar 97,52. Adapun jumlah penduduk kabupaten Pakpak Bharat 6 tahun terakhir dapat dilihat melalui tabel 2.2 Tabel 2.2. Perbandingan Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat No. Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. 2007 19.108 19.618 38.726 2. 2008 20.271 20.791 41.062 3. 2009 21.144 21.670 42.814 4. 2010 20.468 20.037 40.505 5. 2011 20.676 20.208 40.884 6 2012 20.938 20.554 41.492 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2014

2.1.3. Pendidikan

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering digunakan dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan manusia mendapatkan pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan kritis, terhadap permasalahan yang dihadapi. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Sebagai kabupaten baru, Kabupaten Pakpak Bharat tengah gencar meningkatkan pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini sampai pada sekolah menengah atas. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2012 terdapat 40 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dan 5 Taman Kanak-kanak. Kabupaten Pakpak Bharat memiliki 59 Sekolah Dasar, 28 Sekolah Menengah Pertama, dan 6 Sekolah Menengah Atas. Sedangkan sekolah yang berada dibawah naungan Kementerian Agama pada tahun 2012 terdapat 11 Madrasah Ibtidiyah, 4 Madrasah Tsanawiyah, dan 1 Madrasah Alliyah. Berdasarkan data tahun 2012, jumlah penduduk yang sedang bersekolah berdasarkan jenjang pendidikannya adalah, PAUD sebanyak 1200 siswa, TK sebanyak 389 siswa, SD sebanyak 6.386 siswa, MI sebanyak 845 siswa, SMP sebanyak 2.873, MTs sebanyak 237 siswa, SMA sebanyak 2.310 siswa, dan MA sebanyak 75 siswa. Adapun jumlah guru disetiap jenjang pendidikan adalah memadai dengan demikian seharusnya kualitas pendidikan di Kabupaten Pakpak Bharat sudah terbilang baik. Namun disisi lain penyebaran guru yang tidak merata di semua sekolah di setiap kecamatan menyebabkan terjadi kelebihan guru di kecamatan tertentu sementara di kecamatan lain mengalami kekurangan.

2.1.4. Infrastruktur Kabupaten Pakpak Bharat

1. Angkutan DaratLand Transportation jalan merupakan prasarana untuk menghubungkan antara suatu daerah terhadap daerah lainnya. Selain itu memperlancar dan mendorong timbulnya kegiatan perekonomian. Sebagai prasarana transportasi yang penting, dari segi kuantitas selain harus dapat menjangkau daerah yang terisolir, juga memperhatikan dari segi kualitas, yaitu keadaankondisi jalan serta rambu-rambu jalan. Sejalan dengan laju pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk semakin memudahkan mobilitas penduduk dan barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2012 mencapai 672,775 km yang terdiri dari 41.00 Km jalan negara, 69,50 Km jalan provinsi, dan 562, 275 Km jalan kabupaten. Dibandingkan tahun 2011, terjadi perubahan status jalan Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2012, yaitu sepanjang 30,50 km, yang menyebabkan jalan kabupaten menjadi berkurang. Dari total 41,00 km panjang jalan Negara, sepanjang 9,30 km 22,68 berada dalam kondisi rusak. Dari total 69,50 km panjang jalan provinsi, sepanjang 3,50 km 5,04 berada dalam kondisi rusak berat dan 17,00 km 24,46 rusak. Untuk jalan kabupaten, berdasarkan jenis lapisan, sepanjang 222,090 km 40,21 masih merupakan jalan tanah. Dari total 109 jembatan yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat, sebanyak 94 jembatan dalam kondisi baik, 5 jembatan dalam kondisi sedang, 8 jembatan dalam kondisi rusak dan 2 jembatan dalam kondisi rusak kabupaten menjadi jalan provinsi di Kabupaten pakpak Bharat yang terdaftar di dinas Pendapatan UPT Pakpak Bharat ada sebanyak 1.910 kendaraan, yang terdiri dari 274 mobil penumpang dan 1.910 sepeda motor. 2. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi jual beli barang maupun jasa. Pasar berfungsi sebagai tempat bagi masyarakat dalam memasarkan hasil-hasil pertanian, perkebunan dan lain-lain. Di Kabupaten Pakpak Bharat terdapat 8 lokasi pasar yang umumnya hanya beroperasi sekali dalam seminggu, serta berisikan 50 unit kios, 74 balerong, 143 stand, dan 256 ruang terbuka. Pada tahun 2012, jumlah izin usaha konstruksi yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu dan Penanaman Modal Kabupaten Pakpak Bharatada sebanyak 26 izin usaha. 3. Listrik dan Air Minum, pada tahun 2012, jumlah pelanggan listrik PLN di Kabupaten Pakpak Bharat untuk rumah tanggaperorangan ada sebanyak 5.168 pelanggan. Sedangkan untuk instansi pemerintah, di tahun 2012terdapat sebanyak 152 pelanggan. Fasilitas air yang digunakan di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat kebanyakan bersumber dari mata air, sungai, air hujan atau lainnya. Hanya 692 rumahtangga perorangan, 29 instansi pemerintahan, 16 niaga kecil, dan 5 sosial umum yang tersebar pada dua kecamatan yang menggunakan air bersih dari PDAM, yaitu Kecamatan Salak dan Kecamatan Siempat Rube. Sedangkan untuk Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, kondisi jaringan air PDAM sudah rusak. Kondisi ini menunjukkan bahwa fasilitas air bersih di Kabupaten Pakpak Bharat belum memadai. 4. Komunikasi dan Pos pelayanan pos,Pelanggan saluran telepon di Kabupaten Pakpak Bharat hanya ada di dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Salak dan Kecamatan Kerajaan. Total pelanggan telepon di dua kecamatan tersebut adalah 240 pelanggan, meningkat 50,00 dari tahun 2011.Pos Pelayanan pos saat ini tidak hanya melayani jasa pengiriman surat–menyurat saja, sering dengan perkembangan jaman, pelayanan jasa pos jauh lebih kompleks dengan berbagai pelayanan yang ditawarkan oleh PT. Persero Pos Indonesia. Untuk memperluas jangkauan pelayanan, pemerintah telah banyak membangun kantor pos baru. Banyaknya surat masuk dan keluar di kantor Pos di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu sebanyak 6.519 pucuk surat masuk dan 2.240 pucuksurat keluar. Sedangkan penerimaan dan pengiriman wesel sebanyak 287 kali penerimaan dengan nilai Rp. 344.896.000,- dan pengiriman wesel sebanyak 504 kali dengan nilai sebesar Rp. 454.055.112,-.

2.1.5. Komponen Sosial Ekonomi Pakpak Bharat

Keadaan sosial ekonomi masyarakat suatu wilayah pedesaan sangat tergantung dari sumber daya alam setempat.Seberapa jauh pemanfaatan potensi tersebut oleh penduduk tercermin dari jenis mata pencaharian pokok. Selain mata pencaharian pokok, kondisi ekonomi masyarakat dapat dilihat juga dari segi pendidikan, kesehatan, prasarana dan saran pendukung. Kegiatan ekonomi sebagian besar masyarakat Kabupaten Pak-pak Bharat ialah mengandalkan sektor pertanian termasuk kegiatan peternakan dan perkebunan.Budidaya pertanian yang dilakukan umumnya pada lahan kering dilakukan dengan budidaya tanaman pangan dan tanaman perkebunan sementara pertanian lahan basah hanya dilakukan untuk tanaman pangan yaitu padi sawah.Usaha tani tanaman semusim pada lahan kering meliputi tanaman pada ladang, palawija dan sayuran. Pada tahun 2012 sektor pertanian masih menjadi sector utama pendukung perekonomian di Kabupaten Pakpak Bharat. Dari total 10.012,30 Ha luas areal tanaman pangan dan holtikultura, sebanyak 6.835 Ha 68,27 merupakan tanaman padi sawah dan ladang.Untuk tahun 2012, luas panen padi sawah dan padi ladang adalah sebesar 6.902 Ha, meningkat 15,71 dari tahun 2011 yaitusebesar 5.965 Ha. Sedangkan untuk produksi padi sawah dan padi ladang mencapai 25.725,36 ton di tahun 2012, meningkat 53,96 dari tahun 2011 yang hanya mencapai16.709 ton. Pada tahun 2012 di subsektor perkebunan, tanamangambir masih menjadi komoditas andalan, dengan luas areal tanaman 1.224 Ha diperoleh produksi gambir sebesar 1.453,40 ton. Sesuai dengan harapan Pemerintah Daerah untukmenjadikan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai penghasil gambir terbesar melalui Program Sejuta Gambirnya. Tiga komoditas andalan dengan luas dan produksi terbesar pada subsektor ini adalah Gambir,Kopi Arabica, dan Kelapa Sawit. Untuk komoditas kopi Arabica, luas areal tanaman ini mencapai 1.350Ha, dengan produksi mencapai 1.133,50 ton. Untuk komoditas kelapa sawit, luas areal tanaman ini mencapai 1.890 Ha, dengan produksi mencapai 1.166,5 ton. Di subsektor peternakan pada tahun 2012, 3 jenis ternak dengan populasi terbesar di Kabupaten Pakpak Bharat adalah ternak ayam buras 115.701 ekor, ternak babi 5.564 ekor, dan ternak kerbau 1.440 ekor. Selebihnya terdapat ternak kambing, sapi, dan itik.Peningkatan populasi ternak terbesar adalah ternak babi, yaitu55,51 dari tahun sebelumnya. Produksi daging terbesar berasal dari ternak babi, yaitu mencapai 62,70 ton selama tahun 2012. Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Lingkungan Hidup, hasil hutan yang diperoleh pada tahun 2012 berasal dari komoditi meranti dan kelompok rimba campuran.

2.2. Profil Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat

Badan perencanaan pembangunan daerah Bappeda merupakan lembaga teknis daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.Badan ini mempunyai tugas pokok membantu Bupati dan wakil bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang penelitiandan perencanaan pembangunan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan: a. Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah. b. Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan pembangunan didaerah, diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu. Bertitik tolak pada pertimbangan-pertimbangan diatas, maka dikeluarkanKeputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980, tentang Pembentukan Badan PerencanaanPembangunan Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti denganKeputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980, tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan PerencanaanPembangunan Daerah Tingkat II. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya Bappeda merupakan badan yang menjalankan perencanaan pembangunan yang berasal dari kepala daerah. Dalam struktur pemerintah daerah, Bappeda merupakan lembaga teknis yang tepat berada dibawah kepala daerah dan merupakan satu kesatuan dalam suatu tatanan pemerintah daerah, baik itu pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah kabupaten dan kota. Beberapa fungsi kerja Bappeda secara umum baik di tingkat provinsi, kabupaten dan kota ialah sebagai berikut: 1Bappeda mempunyai fungsi penyelenggaraan penelitian dibidang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan dalam rangka pengembangan pembangunan secara umum. 2Penyusunan pola dasar pembangunan daerah dan penyusunan rencana pembangunan lima tahun. 3Penyusunan program dan rencana kerja tahunan daerah. 4Pelaksanaan kerjasama penelitian dan perencanaan pembangunan daerah dengan lembaga perguruan tinggi dan lembaga lain baik pemerintah maupun swasta. 5Pengkoordinasian, perumusan dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah. 6Pemantauan dan evaluasi, penelitian dan perencanaan pembangunan daerah. 7Penyelenggaraan tugas pembantuan. 8Pengelolaan urusan rumah tangga Bappeda. Begitu pula dengan Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat yang merupakan instansi pemerintah yang bertugas untuk membantu bupati dan wakil bupati dalam menentukan arah dan kebijakan serta kebijaksanaan dibidang perencanaanpembangunan Kabupaten Pakpak Bharat.Badan ini berada dan bertanggung jawab kepada langsung dibawah kepala daerah Bupati Pakpak Bharat, Reminggo Yolando Berutu pada periode 2010-2015. Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat memiliki visi yakni terwujudnya perencanaanpembangunan Pakpak Bharat yang aspiratif, aplikable, dan dinamis. Sedangkan misi dari Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Pakpak Bharat ialah 1Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia. 2Meningkatnya fungsi dan peranan penelitian dan pengembangan. 3Meningkatnya koordinasi yang solid antara elemen-elemen perencanaanpembangunan. 4Meningkatkan fungsi monitoring dan evaluasi antar lembaga pemerintah. Kedudukan Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat memiliki struktur yang sama seperti kabupaten lainnya. Struktur kedudukan tersebut dalam pemerintahan ialah: a. Bappeda kabupaten Pakpak Bharat merupakan badan teknis daerah yang langsung berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah yakni bupati dan wakil bupati Pakpak Bharat. b. Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat dipimpin oleh seorang kepala. Periode 2009-2014 Bappeda Pakpak Bharat masih dipimpin oleh pelaksana tugas. c. Umumnya dalam melaksanakan tugas kepala Bappeda dibantu oleh seorang wakil kepala yang bertanggung jawab kepada kepala Bappeda. Badan perencanaan pembangunan Kabupaten Pakpak Bharat mempunyai visi dan misi yang berjalan sesuai dengan tujuan pemerintah, baik itu pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota. Perencanaan pembangunan membutuhkan waktu serta periode yang telah ditetapkan untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembangunan, karena dalam pembangunan dibutuhkan perencanaan yang matang dan dukungan dari setiap elemen pemerintah dan masyarakat. Untuk mewujudkan pembangunan yang baik dibutuhkan kinerja yang baik, kerja keras dan loyalitas kerja yang tinggi dari segenap lembaga pemerintah.Kinerja perencanaan pembangunan yang baik memberikan hasil yang maksimal, bermutu dan tepat sasaran. Kinerja perencanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh Bappeda Pakpak Bharat periode 2010-2015 ialah: a. Menyelesaikan rencana pembangunan jangka panjang yang merupakan rencana pembangunan yang berasal dan sejalan dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara. b. Menyelesaikan rencana pembangunan jangka menengah daerah untuk bidang sosial budaya yang terdiri dari peningkatan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ketenagakerjaandan bidang lainnya. c. Menyelesaikan rencana kerja pemerintah daerah yang dilaksanakan setiap tahunnya terutama ditahun 2010-2015 serta menyelesaikan rencana strategis dan prioritas pembangunan disetiap tahunnya. Kinerja Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat mengacu kepada permasalahan pokok yang terdapat di Kabupaten Pakpak Bharat. Sehingga yang menjadi pokok utama pembangunan Pakpak Bharat ialah 1Pembangunan sumber daya manusia. 2Reformasi birokrasi dan tatanan pemerintahan. 3Penguatan struktur perekonomian daerah. 4Pengembangan infrastruktur dan Tata ruang. 5Pengendalian kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup. 6Pembangunan kehidupan sosial, politik dan budaya politik yang demokratis. Sedangkan struktur organisasi serta jabatan badan perencanaan pembangunan Kabupaten Pakpak Bharat telah diatur melalui peraturan Bupati no 4 tahun 2009. Struktur Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat memiliki kepala badan atau dikenal dengan kepala Bappeda yang berfungsi sebagai pemimpin pembuat kebijakan program pembangunan dan lainnya. Dibawah kepala bappeda terdapat sekretaris dan kepala sub bagian yang memiliki fungsi dan tugasnya masing masing. Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi lembaga teknis Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KASUBBID. SUMBER DAYA ALAM ROSMAWATI SITOHANG, ST KASUBBID. DUNIA USAHA DAN PEREKONOMIAN Plh. ANNI L.L.TOBING, S.Hut STAF 1. SARIYANTO, S.Kom KASUBBID. TATA RUANG DAN PEMETAAN SAIFAN, ST, M.Si STAF 1. GITA V. BERUTU, S.Sn 2. SUPRIADI KASUBBID. SARANA DAN PRASARANA PEMERINTAHAN Plh. ABDUL ROHIM MARPAUNG, SP KASUBBID. PEMERINTAHAN DAN KERJASAMA Plh. RANNI SIDEBANG, SE KASUBBID. KESEJAHTERAAN RAKYAT Plh. HUSNA, MA STAF 1. FERNANDO PURBA, SE KASUBBID. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Plh. FADLAN SARAGIH, SP KASUBBID. STATISTIK Plh. EDI HARTONO PADANG, SAP STAF 1. HENDI SITUMORANG, S.Kom 1. KASMAIDA BOANGMANALU 2. ROHANI HABEAHAN 1. LAMPITA PASARIBU, SE 2. EDI SURANTA MAIBANG, A.Md 3. JIWANTRI BOANGMANALU, 1. NURJADIATY MANIK, A.Md 2. YANSEN SAHAT PARULIAN KASUBBAG. UMUM DAN PERLENGKAPAN Plh. KABEN HABEAHAN,SE KASUBBAG. KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN DANCE SOLIN, SE KASUBBAG. PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Plh. PAUL L.PADANG, A.Md SEKRETARIS Drs. VIKTOR H. SINAMO, M.Si KEPALA BADAN Ir. MAHADI SIMANJUNTAK, MM., M.Si KABID. FISIK DAN TATA RUANG KASIMAN BERUTU, SE.Ak, Msi KABID. PEREKONOMIAN ROSDIANA BERUTU, S S KABID. PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT RAGAT MANIK, S Pd KABID. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MARANATHA M. PADANG, S Pd, M.Si Sumber: Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2015. BAB III ORIENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DI PEMERINTAHAN PAKPAK BHARAT TAHUN 2010-2015

3.1. Orientasi Pembangunan di Pemerintahan Pakpak Bharat 2010-2015