commit to user
34 34
22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, dengan post test only control group design.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian berupa 40 ekor mencit BalbC jantan dengan berat badan + 20 gram, dan berumur 6-8 minggu.
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel merupakan data numerik. Besar sampel indipenden tidak berpasangan
untuk menaksir perbedaan rerata antara 2 populasi ditentukan berdasarkan rumus:
Keterangan: n1
: besar sampel kelompok 1 n2
: besar sampel kelompok 2 Zα : nilai pada distribusi normal standar untuk uji dua sisi pada tingkat
kemaknaan α. Misalnya 1,96 untuk α = 0,05 s
: simpang baku pada dua kelompok d
: tingkat ketepatan absolut dari beda rerata Arief, 2009.
commit to user
35 35
Dalam penelitian ini, subjek dibagi menjadi 5 kelompok. Karena insiden asma yang belum diketahui maka dianggap s = d. Berdasarkan rumus di
atas, didapatkan jumlah subjek masing-masing kelompok sebagai berikut: n1 = n2 = 2 [Zα]
2
n1 = n2 = 2 [1,96 ]
2
n1 = n2 = 2 [ 3,8418] n1 = n2 = 7,6832
ó n = 8 Jadi tiap kelompok minimal terdiri dari 8 ekor mencit BalbC. Pada
penelitian kali ini kami menggunakan 8 ekor mencit BalbC jantan.
E. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : ekstrak daun sendok 2. Variabel terikat : hitung eosinofil darah tepi
3. Variabel perancu a. Dapat dikendalikan : Genetika, umur, makanan, berat badan
b. Tidak dapat dikendalikan : Variasi kepekaan mencit terhadap suatu zat
F. Skala Variabel
1. Ekstrak daun sendok : skala nominal 2. Hitung eosinofil darah tepi : skala rasio
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel bebas: ekstrak daun sendok Ekstrak daun sendok didapatkan dari herba tanaman daun
sendok yang dikeringkan, dihaluskan, dan diekstraksi dengan
commit to user
36 36
menggunakan cairan penyari etanol 70 . Daun sendok kering diperoleh dari Merapi Farma, Jl. Kaliurang Km. 21,5 Desa
Hargobinangun, Pakem, Yogyakarta. Ekstraksi dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gajah Mada
LPPT-UGM dengan menggunakan metode perkolasi. Dosis ekstrak daun sendok yang aman bagi manusia adalah 50
mgKgBBhari - 100 mgkgBBhari. Sehingga dosis ekstrak daun sendok yang diberikan pada mencit dengan berat 20 gram adalah
50 mgKgBBhari = 0,05 mggr BBhari 500 mgKgBBhari
= 1 mg20grBBhari 100 mgKgBBhari = 0,15 mggr BBhari
500 mgKgBBhari = 2 mg20grBBhari
Jadi eksrak daun sendok yang dibutuhan selama percobaan, 1+2mg x 8 x 15 = 360 mg. Ektrak dibuat dalam konsentrasi 30gr
dalam 600 ml aquabides 50mg1ml. Ektrak di encerkan dengan aquadest dengan perbandingan 1:5. Dengan mempertimbangkan
bahwa lambung mencit telah terisi makanan dan minuman maka daun sendok yang diberikan terhadap mencit ialah 0,1 ml untuk dosis
1 mg20grBBhari dan 0,2 ml untuk dosis 2 mg20grBBhari. Ekstrak daun sendok diberikan pada hari ke-10 sampai hari ke-24.
commit to user
37 37
2. Variabel terikat : hitung eosinofil darah tepi Darah mencit diambil dari ekor mencit, kemudian dilakukan hitung
jumlah sel eosinofil secara manual menggunakan hapusan darah dengan metode pan-optic stainning “Wright Giemsa”. Hapusan darah dicat
dengan Wright dan sebagai pengganti buffer dipakai cat Giemsa yang telah diencerkan dengan larutan penyangga, lalu diperiksa tiap zona
hapusan darah
dibawah mikroskop
dengan perbesaran
400x Gandasoebrata, 2001. Jumlah eosinofil dihitung per 5 lapang pandang.
Penghitungan dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Berikut gambar
eosinofil di bawah mikroskop.
Gambar 3.1. Eosinofil
Gambar diambil dari : Anonim, 2010 kiri dan Stern, 2001 kanan
H. Penentuan Dosis Perlakuan