Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tidur

2.1.1.Definisi Tidur Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Tidur harus dibedakan dengan koma, yang merupakan keadaan bawah sadar saat orang tersebut tidak dapat dibangunkan Guyton Hall, 2007. Tidur merupakan suatu fenomena yang umum dimana terjadi keadaan kehilangan kesadaran yang bersifat sementara dan merupakan suatu keadaan fisiologik aktif yang ditandai dengan adanya fluktuasi yang dinamik pada parameter susunan saraf pusat, hemodinamik, ventilasi dan metabolik. Kegunaan tidur belum sepenuhnya diketahui, tetapi tidur merupakan proses penting dalam konsolidasi ingatan serta proses penyembuhan Bae and Schaefer, 2005. Menurut Schupp dan Hanning 2003, tidur adalah keadaan tidak sadarkan diri yang reversibel dimana otak kurang responsif terhadap rangsangan eksternal. Saat tidur kita akan mengalami buta fungsional dengan tidak ada respon terhadap rangansangan visual dan penurunan ambang respon terhadap rangsangan pendengaran. Bayi bisa mendengar suara hingga 100 dB, yang telah melewati batas perlindungan untuk karyawan, tanpa terbangun. Pada orang dewasa, proses selektif dari fungsi kortikal akan berlangsung ketika tertidur. Sebagai contoh, seorang ibu terbangun karena bayinya menangis tapi tidak terbangun karena suara keras lainnya. Tidur adalah keadaan pikiran dan tubuh yang berbeda dimana tubuh beristirahat secara tenan, aktivitas metabolisme tubuh menurun, dan pikiran menjadi tidak sadar terhadap dunia luar Chopra, 2003. 2.1.2. Fisiologi Tidur Tidur diperkirakan disebabkan oleh proses penghambatan aktif, hal ini terbukti bahwa pemotongan batang otak setinggi regio midpontil menghasilkan otak dengan korteks yang tidak pernah tidur. Dengan kata lain, ada beberapa pusat yang terletak dibawah ketinggian mid pontil pada batang otak,yang diperlukan untuk menyebabkan tidur dengan cara menghambat bagian-bagian otak lainnya Guyton Hall, 2007. Chawla 2014, keadaan tidur dan terjaga prosesnya diatur secara ketat. Hubungan timbal balik beberapa area otak menghasilkan konsolidasi periode keadaan terjaga dan keadaan tidur yang dipengaruhi cahaya lingkungan pada waktu tertentu dari siklus 24 jam. a. Rangsangan area otak untuk keadaan terjaga Area otak yang penting untuk keaadan terjaga terdiri dari beberapa kelompok nucleus berpusat disekitar pons dan formatio reticularis medula dan perluasan ke hipotalamus. Meskipun neurotransmiter yang dihasilkan beragam, kelompok sel ini saling berhubungan melalui penyebaran proyeksi naik ke otak depan dan proyeksi turun ke daerah otak yang terlibat dalam pengaturan keaadaan bangun-terjaga. Neurotransmitter yang terlibat bersama kelompok nucleus yang menghasilkan mereka adalah sebagai berikut Gambar 2.1. : o Histamin – sel histaminergik di tuberomammillary nucleus TMN di posterior hypothalamus o Norepineprin –neuron penghasil norepineprin di locus coeruleus LC o Serotonin – neuron serotonin di dorsal raphe nuclei DRN o Dopamin – neuron dopamin di ventraltegmental area VTA o Asetilkolin – neuron asetilkolin di basal otak depan