Teknik Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisa Data

Pada tabel 5.1. dapat diketahui bahwasannya sampel laki-laki diwakili oleh 60 mahasiswa 50 dan sampel perempuan diwakili oleh 60 mahasiswi 50. Berdasarkan tahun angkatan yaitu tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 diwakili masing-masing oleh 30 mahasiswa 25. 5.1.3. Prevalensi Insomnia Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan kejadian insomnia yang dibagi menjadi insomnia dan tidak insomnia dapat dilihat pada tabel distribusi sebagai berikut : Tabel 5.2. Distribusi responden terhadap kejadian insomnia Kelompok Jumlah Orang Persentase Insomnia 59 49,2 Tidak Insomnia 61 50,8 Total 120 100 Pada tabel 5.2. menunjukkan 59 mahasiwa 49,2 mengalami insomnia dan yang tidak mengalami insomnia 61 mahasiswa 50,8. Kejadian insomnia berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat tabel distribusi sebagai berikut : Tabel 5.3. Distribusi kejadian insomnia berdasarkan jenis kelamin Kelompok Laki-laki n n Perempuan n n Total n n Insomnia 30 25 29 24,2 59 49,2 Tidak insomnia 30 25 31 25,8 61 50,8 Total 60 50 60 50 120 100 Pada tabel 5.3. menunjukkan dari 59 mahasiwa 49,2 yang mengalami insomnia terdapat sebanyak 30 responden laki-laki 25 dan 29 responden perempuan 24,2 dan 61 mahasiswa 50,8 yang tidak mengalami insomnia terdapat sebanyak 30 responden laki-laki 25 dan 31 responden perempuan 25,8 . Kejadian insomnia berdasarkan tahun angkatandapat dilihat tabel distribusi sebagai berikut : Tabel 5.4. Distribusi kejadian insomnia berdasarkan tahun angkatan Tahun Angkatan Insomnia n n Tidak insomnia n n Total n n 2012 15 12,5 15 12,5 30 25 2013 13 10,8 17 14,2 30 25 2014 9 7,5 21 17,5 30 25 2015 22 18,3 8 6,7 30 25 Total 59 49,2 61 50,8 120 100 Pada tabel 5.4. menunjukkan angkatan terbanyak yang mengalami insomnia adalah angkatan 2015 sebanyak 22 mahasiswa 18,3 diikuti angkatan 2012 sebanyak 15 mahasiswa 12,5 dan selanjutnya angkatan 2013 sebanyak 13 mahasiswa 10,8 dan terakhir angkatan 2014 sebanyak 9 mahasiswa 7,5. Pada penelitian ini kejadian insomnia juga diukur berdasarkan derajat keparahannya. Berdasarkan derajat keparahan dapat dibagi menjadi tidak insomnia, insomnia ringan, insomnia sedang dan insomnia berat yang dapat dilihat pada tabel distribusi sebagai berikut :