Pertumbuhan Ekonomi Teori-teori pertumbuhan Ekonomi

11 maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan, maka perlu dipikirkan komponen-komponen pembangunan yang terdiri atas sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan teknologi. Tujuan yang ingin dicapai dari pembangunan ekonomi yang diwujudkan dalam berbagai kebijaksanaan, secara umum disimpulkan sebagai berikut : 1. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pertumbuhan nasional yang cepat. 2. Mencapai tingkat kestabilan harga dengan kata lain mengendalikan tingkat inflasi yang terjadi di perekonomian . 3. Mengatasi masalah pengangguran dan perluasan kesempatan kerja bagi seluruh ankatan kerja. 4. Distribusian pendapatan yang lebih adil dan merata.

2.2 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan Ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara 12 Pertumbuhan merupakan ukuran utama keberhasilan pembangunan, dan hasil pertumbuhan ekonomi akan dapat pula dinikmati masyarakat sampai dilapisan paling bawah, baik dengan sendirinya maupun dengan campur tangan pemerintah. Pertumbuhan harus berjalan secara beriringan dan terencana, mengupayakan terciptanya pemerataan kesempatan dan pembagian hasil-hasil pembangunan dengan lebih merata. Dengan demikian maka daerah yang miskin, tertinggal tidak produktif akan menjadi produktif, yang akhirnya akan mempercepat pertumbuhan itu sendiri. Strategi ini dikenal dengan istilah “Redistribution With Growth”. Prof Kuznet dalam Jhingan,2000 mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai “Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak barang ke pada penduduknya, kemampuan ini bertambah sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan serta ideologis yang diperlukan”.

2.2.2. Teori-teori pertumbuhan Ekonomi

1. Teori Adam Smith Adam Smith bukan saja terkenal sebagai pelopor ilmu ekonomi dan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan pentingnya kebijakan lasissez-faire, tetapi juga merupakan ahli ekonomi pertama yang banyak menumpahkan perhatian kepada masalah pembangunan, seperti dapat dilihat dari judul bukunya, Universitas Sumatera Utara 13 An inqury into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Tulisan tersebut terutama menganalisis sebab-sebab berkembangnya ekonomi suatu Negara. Smith mengatakan mengenai corak proses pertumbuhan ekonomi, bahwa apabila pembangunan sudah terjadi, maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif. Apabila pasar berkembang, pembagian kerja dan spesialisasi akan terjadi, dan yang belakangan ini akan menimbulkan kenaikan produktivitas. Kenaikan pendapatan nasional yang disebabkan oleh perkembangan tersebut dan dari masa ke masa, yang terjadi bersama-sama dengan kenaikan dalam pendapatan nasional, akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Tambahan pula, spesialisasi yang bertambah tinggi dan pasar yang bertambah luas akan menciptakan teknologi dan mengadakan inovasi pembaruan. Maka, perkembangan ekonomi akan berlangsung lagi dan dengan demikian dari masa ke masa pendapatan per kapita akan terus bertambah tinggi. 2. Teori David Ricardo Teori David Ricardo sangat dipengaruhi oleh teori perkembangan penduduk yang dikemukan Malthus dan teori hasil lebih yang makin berkurang. Menurut Ricardo, pola proses pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut: Pada permulaannya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relatif cukup banyak. Sebagai akibatnya,para pengusaha memperoleh keuntungan yang tinggi. Karena pembentukan modal tergantung kepada keuntungan, maka laba yang tinggi akan menciptakan tingkat pembentukan modal yang tinggi pula. Ini akan mengakibatkan kenaikan produksi dan pertambahan permintaan tenaga kerja. Universitas Sumatera Utara 14 Sesudah tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan bertambah, maka upah akan naik akan kenaikan upah ini mendorong pertambahan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan adalah tanah yang mutunya makin rendah. Sebagai akibatnya,hasil tambahan yang diciptakan oleh pekerja produk marjinalnya akan menjadi semakin kecil,karena lebih banyak pekerja yang digunakan. Dengan demikian, dengan terjadinya pertambahan penduduk yang terus menerus, sewa tanah makin lama makin merupakan bagian yang cukup besar dari seluruh pendapatan nasional mengurangi tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha. Dorongan untuk mengadakan pembentukan modal menurun dan selanjutnya akan menurunkan permintaan atas tenaga kerja. Pada tahap tersebut, tingkat upah akan menurun dan pada akhirnya akan berada pada tingkat yang minimal. Pada tingkat ini perekonomian akan mencapai stationary state. Pembentukan modal baru tidak akan terjadi lagi karena sewa tanah yang sangat tinggi menyebabkan pengusaha tidak memperoleh keuntungan 3.Teori Schumpeter Schumpeter berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan diciptakan dari golongan pengusaha yang inovatif atau golongan entrepreneur,golongan masyarakat yang menciptakan inovasi. Sebagai pencipta pembaruan, kegiatan para pengusaha harus dibedakan dengan kegiatan seorang perusahaan dan pemilik modal. Pemimpin perusahaan manager hanya memimpin kegiatan memproduksi dalam suasana struktur organisasi dan teknik memproduksi yang tidak berubah. Sedangkan para pengusaha terutama menciptakan pembaruan dan perbaikan atas Universitas Sumatera Utara 15 kegiatan-kegiatan ekonomi yang telah ada. Schumpeter berpendapat bahwa proses pertumbuhan tersebut pada akhirnya akan menciptakan suatu keadaan tidak berkembang atau stagnasi. Tetapi, keadaan tidak berkembang tersebut tidaklah seburuk seperti yang digambarkan oleh kaum klasik. Menurut pendapat Schumpeter, keadaan tidak berkembang tersebut merupakan keadaan tidak berkembang pada tingkat perkembangan ekonomi yang tinggi, dan bukan pada tingkat pendapatan yang sangat rendah seperti yang dikemukakan oleh ahli ahli ekonomi Klasik. Schumpeter meramalkan pada awalnya akan menganut sistem kapitalis namun kemajuan kemajuan yang dicapai sistem kapitalisme akan menciptakan keadaan-keadaan yang akan menghancurkan sistem tersebut dan menyebabkan munculnya sistem sosialisme. 4.Teori Harrod-Domar Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap, karena tidak menyinggung persoalan mengatasi masalah-masalah ekonomi dalam jangka panjang. Analisis yang dibuat oleh Harrod dan Domar bertujuan untuk menutupa kelemahan ini. Teori tersebut pada intinya menganalisis persoalan berikut : “Syarat apakah atau keadaan bagaimanakah yang harus tercipta dalam perekonomian untuk menjamin agar dari tahun ke tahun kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat dari penanaman modal pada tahun sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan?” Universitas Sumatera Utara 16 Dengan kata lain, teori Harrod-Domar pada hakikatnya berusaha untuk menunjukkan syarat yang diperlukan agar pertumbuhan yang mantap atau steady growth yang dapat didefenisikan sebagai pertumbuhan yang akan selalu menciptakan penggunaan sepenuhnya barang-barang modal akan selalu berlaku dalam perekonomian. 5.Teori Neo-Klasik Teori pertumbuhan Neo-Klasik pertumbuhan ekonomi bergantung kepada pertambahan penawaran faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan kepada anggapan yang telah menjadi dasar dalam analisis Klasik, yaitu perekonomian akam tetap mengalami tingkat kesempatan kerja penuh dan kapasitas barang-barang modal akan tetap sepenuhnya digunakan dari masa ke masa. Dengan demikian menurut teori Neo- Klasik, sampai dimana perekonomian akan berkembang, tergantung kepada pertambahan faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi. Salah satu perbedaan lain antara teori Harrod-Domar dan teori pertumbuhan Neo-Klasik adalah pemisalannya mengenai rasio modal produksi. Dalam teori Harrod-Domar nilainya dianggap tetap. Sedangkan dalam teori Neo- Klasik rasio modal produksi dapat dengan mudah mengalami perubahan. Dengan perkataan lain, untuk menciptakan sejumlah tertentu produksi, dapat digunakan berbagai jumlah barang modal yang berbeda dan dikombinasikan dengan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula, sesuai dengan yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara 17

2.3. Peranan Sektor Pertanian Dalam Pengembangan Ekonomi