2.2.4. Patogenesis Kanker Payudara
Patogenesis kanker payudara sama seperti kanker lainnya, yang disebut proses karsinogenesis. Proses tersebut melibatkan beberapa faktor, yaitu faktor
yang tidak bisa diubah melibatkan jenis kelamin, umur, genetikriwayat keluarga, faktor yang berkaitan dengan reproduksi, dan gaya hidup. Interaksi
ketiga faktor ini memicu proses karsinogenesis pada payudara.
Gambar 2.2. Patogenesis neoplasia Aziz dalam Prawirohardjo, 2006 Ekspresi hasil
produk gen yang berubah
Mutasi diturunkan di dalam:
1. Gen yang
berefek pada reparasi
DNA
2. Gen
yang berefek pada
pertumbuhan sel
Inaktivasi gen supresor kanker
Perubahan gen yang mengatur
apoptosis Aktivasi onkogen
pertumbuhan- promosi
Mutasi di dalam genome sel somatik
Kerusakan DNA Sel normal
Perusak DNA yang didapat
lingkungan
1. Kimiawi
2. Radiasi
3. Virus
Reparasi DNA gagal
Reparasi DNA berhasil
Neoplasma ganas
Ekspansi klonal ↓
Mutasi tambahan progresif ↓
Heterogenitas
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Klasifikasi dan Stadium Kanker Payudara
Ada 2 macam klasifikasi kanker payudara, yaitu klasifikasi patologik dan klasifikasi klinik. Klasifikasi ini penting untuk menentukan prognosis.
a. Klasifikasi patologik
- Kanker puting payudara, Paget’s disease.
Kanker duktus laktiferus non infiltrating carcinoma : papillary dan comedo.
- Kanker duktus laktiferus infiltrating : papillary, comedo, adeno
carcinoma, medullary carcinoma. -
Kanker dari lobulus : infiltrating dan non infiltrating. b.
Klasifikasi klinik -
Steinthal I : kanker payudara sampai 2 cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar.
- Steinthal II : kanker payudara besarnya 2 cm atau lebih dan
mempunyai anak sebar di kelenjar aksila. -
Steinthal III : kanker payudara 2 cm atau lebih, dan anak sebar di kelenjar aksila, infra dan supraklavikula; atau infiltrasi ke fasia
pektoralis atau kulit ; atau kanker payudara yang apert memecah ke kulit.
- Steinthal IV : kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya
tengkorak, vertebra, paru-paru, hati, dan panggul. Klasifikasi Steinthal ini sering dipakai di klinik bedah Wiknjosastro,
2009. Klasifikasi klinik lainnya adalah sistem tumor-nodus-metastasis TNM,
ukuran tumor primer T, ada atau tidak keterlibatan kelenjar limfe N, dan adanya metastasis M.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Klasifikasi TNM Kanker Payudara Berdasarkan AJCC American Joint Committee on Cancer Cancer Staging Manual, 6
th
Edition
Klasifikasi Definisi
Tumor Primer T Tx
Tumor primer tidak didapatkan To
Tidak ada bukti adanya tumor primer Tis
Karsinoma In Situ Tis DCIS
Duktal Karsinoma In Situ Tis LCIS
Lobular Karsinoma In Situ Tis Paget
Paget’s Disease tanpa adanya tumor T1
Ukuran tumor 2 cm T1mic
Mikroinvasif 0,1 cm T1a
Tumor 0,1 cm ≤ 0,5 cm
T1b Tumor 0,5 cm
≤ 1 cm T1c
Tumor 1 cm ≤ 2 cm
T2 Tumor 2 cm
≤ 5 cm T3
Tumor 5 cm T4
Tumor dengan segala ukuran disertai dengan adanya perlekatan pada dinding
toraks atau kulit T4a
Melekat pada dinding dada, tidak termasuk m. pectoralis mayor
T4b Edema termasuk peau d’orange atau
ulserasi kulit, atau adanya nodul satelit pada payudara
T4c Gabungan antara T4a dan T4b
T4d Inflammatory carcinoma
Kelenjar Limfe Regional N Nx
Kelenjar limfe regional tidak didapatkan No
Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe N1
Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral, bersifat mobile
N2 Metastasis pada kelenjar limfe ipsilateral,
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat digerakkan fixed N3
Metastasis pada kelenjar limfe infraklavikular, atau mengenai kelenjar
mammae interna, atau supraklavikular Metastasis M
Mx Metastasis jauh tidak didapatkan
Mo Tidak ada bukti adanya metastasis
M1 Didapatkan metastasis yang telah mencapai
organ
Sumber : Rasjidi, 2009
Tabel 2.3. Stadium Klinis Berdasarkan Klasifikasi TNM Kanker Payudara AJCC American Joint Committee on Cancer Cancer Staging Manual, 6
th
Edition
Stadium Ukuran tumor
Metastasis kelenjar Limfe Metastasis jauh
Tis N0
M0 I
T1 N0
M0 IIa
T0 T1
T2 N1
N1 N0
M0 M0
M0 IIb
T2 T3
N1 N0
M0 M0
IIIa T0
T1 T2
T3 N2
N2 N2
N1, N2 M0
M0 M0
M0 IIIb
T4 T apapun
N apapun N3
M0 M0
IV T apapun
N apapun M1
TNM : Tumor Nodus Metastasis
Sumber : Rasjidi, 2009
Universitas Sumatera Utara
2.2.6. Gejala Klinis dan Penegakan Diagnosis