5.2. Pembahasan
Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering didiagnosis dan penyebab utama kematian perempuan di wilayah Asia Tenggara. Untuk ASEAN
Indonesia mempunyai angka mortalitas tertinggi kanker payudara yaitu 36,2 dibanding negara-negara lainnya di Asia Tenggara Kimman, et al., 2012.
Oleh karena itu untuk menurunkan angka mortalitas kanker payudara yang tinggi, perlu dilakukan tindakan deteksi dini, salah satunya pemeriksaan payudara
sendiri SADARI. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sejak usia 20 tahun atau lebih secara teratur tiap bulannya Rasjidi, 2009. Pada penelitian ini responden
sebagian besar berusia 21-22 tahun yaitu sebanyak 53 orang 66,3. Mahasiswi fakultas kedokteran merupakan calon penyedia pelayanan
kesehatan. Seorang tenaga medis mempunyai peran penting sebagai edukator dan promotor kesehatan Nilaweera, et al., 2012. Perilaku seorang tenaga kesehatan
merupakan faktor penting dalam mengontrol kejadian kanker payudara. Seorang tenaga kesehatan dapat mengubah paradigma masyarakat dengan cara edukasi dan
menjadi contoh yang positif. Selain itu, seorang tenaga kesehatan harus peduli terhadap faktor risiko kanker payudara sehingga dapat menuntun diri sendiri dan
masyarakat untuk melakukan deteksi dini Lee, et al., 2003; Kojak, et al., 2011; Stojadinovic, et al., 2011 dalam Akpinar, et al., 2011.
Perempuan yang ingin melakukan SADARI seharusnya mendapat instruksi tentang teknik pemeriksaannya baik dari dokter maupun tenaga
kesehatan lainnya dan secara periodik mengulang teknik tersebut Smith, et al., 2010 dalam Akpinar, et al., 2011.
Pada table 5.3. ditemukan bahwa hanya 8,8 responden yang teratur melakukan SADARI. Akpinar, et al 2011 melaporkan bahwa tenaga kesehatan
memang pernah melakukan SADARI, tetapi yang melakukannya secara teratur sangat sedikit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Parsa, et al 2011
pada mahasiswa pascasarjana Malaysia bahwa 90 responden pernah mendengar tentang SADARI tetapi hanya 19 yang melakukan pemeriksaan secara teratur
setiap bulan Zavare, et al., 2013. Penelitian lain juga melaporkan hanya 27,3
Universitas Sumatera Utara
tenaga kesehatan perempuan yang melakukan SADARI secara reguler 31,3 dokter dan 21,8 perawat Akpinar, et al., 2011.
Dalam hal ketepatan melakukan SADARI, table 5.4. menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini lebih dari setengah persen berada dalam kategori
kurang 73,8 dan hanya 12,5 yang tindakan SADARI nya tepat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswi fakultas kedokteran gigi di Hyderabad,
India dilaporkan bahwa dari 203 orang responden, hanya 53 yang melakukan SADARI dengan baik Doshi, et al., 2012. Hal yang sama juga dilaporkan pada
penelitian yang dilakukan terhadap 444 orang tenaga kesehatan perempuan, dimana hanya 5,4 yang mengetahui bagaimana cara melakukan pemeriksaan
payudara sendiri SADARI dengan benar Akpinar, et al., 2011. Pemeriksaan payudara sendiriBreast-Self Examination merupakan metode
yang sesuai dan mudah diaplikasikan dibandingkan metode yang lain pada negara berkembang. Selain itu metode ini sangat aman, tidak invasif, dan ekonomis
Karayurt dan Dramali, 2007 dalam Akpinar, et al., 2011. Meskipun SADARI memiliki banyak manfaat tetapi masih banyak perempuan yang belum
mengaplikasikan metode deteksi dini ini. Tabel 5.5 pada hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah
responden memiliki tindakan SADARI yang kurang 78,8 dan hanya 12,5 responden berada dalam kategori baik. Artinya, sebagian besar responden kurang
mengaplikasikan SADARI. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan Sambanje dan Mahfuvadze 2012 bahwa hanya 40,2 mahasiwi
kedokteran di Angola yang mengaplikasikan SADARI. Hasil yang sama juga dilaporkan dalam penelitian yang dilakukan pada praktisi kesehatan perempuan,
bahwa 63-72 responden tidak mengaplikasikan SADARI Haji-Moohdi, et al dalam Doshi, et al., 2012.
Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti berpendapat bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya niat dan kesadaran responden untuk
melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara teratur dan tepat. Asumsi ini ditegaskan kembali dengan menanyakan langsung kepada responden.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Al-Naggar, et al 2011 pada perempuan usia muda di Malaysia dilaporkan bahwa sebagian besar responden
mengaku tidak tahu cara melakukan SADARI dan menganggap pemeriksaan ini tidak perlu karena mereka tidak memiliki gejala penyakit pada payudaranya.
Penelitian lain melaporkan alasan tersering responden untuk tidak melakukan SADARI adalah tidak tahu cara melakukannya 98,5, tidak pernah
berpikir untuk terkena kanker payudara 45,5, tidak ada riwayat kanker payudara 42,9, dan menganggap kalau kanker payudara hanya bisa terkena
pada perempuan dewasa Karayurt, 2008 dalam Al-Naggar, et al., 2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan