commit to user 20
3. Penyusutan arsip
Pada  setiap  unit  yang  ada  di  dalam  suatu  organisasi  tentunya memiliki  arsip.  Arsip-arsip  tersebut  akan  selalu  bertambah  dan
berkembang  sejalan  dengan  perkembangan  organisasi  tersebut.  Tidak semua arsip itu mempunyai nilai guna yang abadi dan harus disimpan
untuk  selama-lamanya.  Arsip-arsip  yang  sudah  tidak  berguna  lagi harus  dimusnahkan,  karena  jika  tetap  disimpan  maka  akan
menimbulkan masalah yaitu terjadinya pemborosan tenaga, ruang dan biaya dalam perawatannya.
Sebagian besar masalah yang sering muncul dan dihadapi oleh setiap  organisasi  adalah  kurangnya  ruang  penyimpanan.  Dengan
demikian  tidak  semua  arsip  harus  disimpan  secara  terus-menerus tetapi  harus  disusutkan  dan  ada  yang  dimusnahkan  sesuai  dengan
jangka  waktu  penyimpanan  yang  telah  ditetapkan  oleh  organisasi. Seperti  yang  dikemukakan  oleh  A.  W.  Widjaja  1986  :  180  yang
mengatakan  bahwa  penyingkiran  atau  penyusutan  arsip  dapat  berupa pemindahan  arsip  dari  tempat  arsip  aktif  ke  tempat  arsip  pasif  dan
pemusnahan  arsip  pasif  yang  benar-benar  sudah  tidak  memiliki  nilai guna sama sekali.
Dalam  Peraturan  Pemerintah  Nomor  34  Tahun  1979  tentang Penyusutan  Arsip,  yang  dimaksud  dengan  penyusutan  dalam  buku  Ig.
Wursanto 1995 : 208 adalah : 1.
Memindahkan  arsip  in-aktif  dari  unit  pengolah  ke  unit  kearsipan dalam  lingkungan  Lembaga-lembaga  Negara  atau  Badan-badan
Pemerintah masing-masing.
2. Memusnahkan  arsip  sesuai  dengan  ketentuan-ketentuan  yang
berlaku. 3.
Menyerahkan  arsip-arsip  statis  oleh  Unit  Kearsipan  kepada  Arsip Nasional.
a Pemindahan arsip
Dengan  demikian  dalam  penyimpanan  arsip  terdapat  2 dua  kegiatan  pokok  yaitu  pemindahan  dan  pemusnahan  arsip.
commit to user 21
Dalam  kegiatan  pemindahan  arsip  dilakukan  dari  tempat penyimpanannya  untuk  arsip  aktif  ke  arsip  inaktif.  Meskipun
disebut dengan arsip inaktif, tetapi dalam jenis arsip ini masih ada yang masih digunakan tetapi sebagian lagi sudah benar-benar tidak
dipergunakan  lagi  bagi  organisasi.  Untuk  arsip  inaktif  yang  masih diperlukan,  maka  sebaiknya  dilakukan  penyingkiran  untuk
sementara atau dipisahkan dari arsip aktif, sedangkan arsip inaktif yang memang sudah tidak bermanfaat langsung dimusnahkan.
Dalam  pemindahan  arsip  ini,  prinsip  yang  harus  dipegang seperti  yang  dikemukakan  oleh  Zulkifli  Amsyah  1998  :  212
adalah : 1.
Apabila  kantor  tidak  mempunyai  unit  sentral  arsip,  maka  arsip inaktif hanya dipisahkan letaknya dari arsip aktif.
2. Untuk  kantor  yang  mempunyai  unit  sentral  arsip,  maka
pemindahan berarti berpindah tempat dan pengawasan dari unit ke unit sentral arsip.
Dengan demikian, petugas harus membuat : a.
Berita  acara  pemindahan  arsip  yang  ditandatangani  oleh pihak  yang  menyerahkan  dan  pihak  yang  menerima.  Berita
acara ini adalah surat keterangan timbang terima penyerahan arsip sebagai bagian dari prosedur pemindahan arsip.
b. Daftar jenis arsip yang diserahkan.
b Penyusutan arsip
Keuntungan  dengan  dilakukannya  pemindahan  dan pemusnahan menurut Zulkifli Amsyah 1998 : 211 sebagai berikut
: 1.
Penghematan penggunaan ruangan kantor. 2.
Penghematan pemakaian peralatan dan perlengkapan kearsipan. 3.
Tempat  arsip  yang  agak  longgar  akan  memudahkan  petugas bekerja dengan arsip.
Salah  satu  langkah  yang  harus  dipenuhi  atau  ditempuh dalam
melakukan penyusutan
arsip adalah
menentukan penggolongan  warkat.  Penggolongan  warkat  menurut  A.W.
Widjaja 1986 : 181 adalah sebagai berikut :
commit to user 22
a. Menurut  John  Cameroon  Aspley  ada  4  empat  macam
golongan warkat yaitu : 1.
Vital Record
warkat sangat penting. 2.
Important Record
warkat penting. 3.
Useful Record
warkat berguna. 4.
Nomessontial
warkat tidak penting. b.
Menurut GR. Terry membaginya menjadi 4 empat golongan, yaitu :
1.
Nonessential
warkat tidak penting. 2.
Helpful
warkat berguna. 3.
Important
warkat penting. 4.
Vital
warkat sangat penting. Dalam
rangka penyusutan
arsip biasanya
kantor membentuk  tim  khusus  dan  dibuatkan  Jadwal  Retensi  Arsip.  Tim
ini  mula-mula  membentuk  dan  memilah-milah  nilai  guna  arsip yang  sudah  layak  untuk  dimusnahkan.  Ketentuan  dalam
menentukan  nilai  sesuatu  jenis  arsip  tergantung  dari  organisasi masing-masing  yang  disesuaikan  dengan  bidang  kerja,  kebutuhan,
ciri khusus dari organisasi tersebut. Adapun  yang  dimaksud  dengan  Jadwal  Retensi  Arsip
menurut  Basir  Barthos  1990  :  103  adalah  daftar  yang  berisi tentang  jangka  waktu  penyimpanan  arsip  yang  dipergunakan
sebagai pedoman
penyusutan arsip.
Sedangkan dalam
pelaksanaannya,  pemusnahan  arsip  didasarkan  pada  ketentuan seperti  yang  dikemukakan  oleh  Ig.  Wursanto  1995  :  222  yaitu
sebagai berikut : 1.
Harus dibuatkan daftar secara lengkap tentang arsip-arsip yang akan dimusnahkan itu. Daftar tersebut berisi :
a. Nama  instansi  atau  departemen  yang  akan  memusnahkan
arsip. b.
Kode dan pokok masalah. c.
Kode dan masalah. d.
Jenis fisik arsip. e.
Tanggal, bulan dan tahun berkas yang bersangkutan. f.
Jumlah berkas. 2.
Perumusan arsip baru disertai Berita Acara Pemusnahan Arsip.
commit to user 23
4. Fasilitas Kearsipan