Analisis pengaruh pengalaman, keahlian, dan pemanfaatan teknologi Informasi terhadap kualitas hasil audit internal;studi empiris pada auditpor internal di Jakarta

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP

KUALITAS HASIL AUDIT INTERNAL

(Studi Empiris pada Auditor Internal di Jakarta )

Oleh:

Dian Safitri

NIM :107082003698

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dian Safitri

No. Induk Mahasiswa : 107082003698

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya;

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung

jawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, Agustus 2011 Yang Menyatakan

( Dian Safitri )


(6)

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dian Safitri

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Mei 1989

3. Alamat : Jl. Kwini Rt.001/003 No.21,

Kel.Balekambang, Kec.Kramat Jati, Jakarta Timur 13530.

4. Status dalam Keluarga : Anak ke 6 dari 6 bersaudara

5. Telepon : 08568203565/02170042325

6. Email : diansafit@yahoo.com

II. PENDIDIKAN

1. TK Titian Ibu Tahun 1995-1996

2. SDN Gedong 04 Pagi Tahun 1996-2001

3. SLTP N 35 Jakarta Timur Tahun 2001-2004

4. SMA N 14 Jakarta Timur Tahun 2004-2007

5. S1 Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2007-2011

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. M. Sidup (Alm)

2. Tempat, TanggalLahir : Jakarta, 31 Desember 1948

3. Ibu : Hj. Rohayah

4. Tempat, TanggalLahir : Jakarta, 31 Desember 1955

5. Alamat : Jl. Kwini Rt.001/003 No.21,

Kel.Balekambang, Kec.Kramat Jati, Jakarta Timur 13530.


(7)

ANALYZE THE INFLUENCE OF EXPERIENCE,EXPERTISE, AND USEFULL OF INFORMATION TECHNOLOGY TO QUALITY OF

INTERNAL AUDIT RESULT

ABSTRACT

This study examines the influence of experience, expertise, and information technology utilization to quality of internal audit result. Respondents in this study were internal auditors who took course in Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) Jakarta. The number of auditor that were training in this study were 60 internal auditors. The method of determining the sample is by using convenience sampling method. The data processing methods is multiple regression analyze.

The results of this study indicate that the experience, expertise, and information technology utilization influence simultaneously and significantly to quality of internal audit result.

Keyword: experience, expertise, and information technology utilization to quality of internal audit result.


(8)

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS

HASIL AUDIT INTERNAL

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh pengalaman, keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas hasil audit internal. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor internal yang mengikuti pelatihan pada Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 60 auditor internal yang sedang menjalani pelatihan. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalahconvenience sampling. Metode pengolahan data yang digunakan penelitian adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman, keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit internal.

Kata kunci: pengalaman, keahlian, pemanfaatan teknologi informasi, dan kualitas hasil audit internal


(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Analisis Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Pemanfaatan

teknologi Informasi Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang

Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang

telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur

Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah

menganugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah S.W.T. atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tuaku tercinta, kakak-kakakku (Ahmad,Uki,Oji,Yumi,Taufik)

yang telah memberikan rasa cinta, perhatian, kasih sayang, semangat, serta

doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

3. Keluarga besarku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi


(10)

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing

penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna

penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan

selama ini.

8. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,Ak.,MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II

yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan

dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.

9. Ibu Rini, SE., M.Si, Ak selaku dosen yang telah memberikan banyak masukan

dan motivasi yang begitu berarti.

10. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

11. Terima kasih yang tak terhingga untuk sahabatku tercinta khususnya Apri,

Tati, Destia, Dania, Mela, Dhila yang udah ngasih semangat dalam pembuatan


(11)

12. Terima kasih untuk teman-teman ku akuntansi kelas E tahun 2007, anak-anak

Barbie, geng solehah, dan teman-teman di Akuntansi Audit yang sudah

memberikan kenangan yang terindah dari awal kuliah sampai selesai.

13. Terima kasih buat Cynthia Faradina Ulfa yang sudah bersedia jadi korban

pertanyaan dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih juga buat Winah, Ira,

Sofi, dan Ainia teman seperjuangan kompre dan skripsi tanpa kalian saya

tidak akan termotivasi untuk menyelesaikan skripsi.

14. Terima kasih yang tak terhingga dan paling khusus untuk “squidy”-ku, Muhammad Yasin, yang sudah memberikan motivasi dan semangat dalam

proses pembuatan skripsi ini.

15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Agustus 2011


(12)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi... ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif... iii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi... iv

Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ... v

Daftar Riwayat Hidup... vi

Abstract... vii

Abstrak... viii

Kata Pengantar... ix

Daftar Isi... xii

Daftar Tabel... xv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11


(13)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori... 13

1. Ruang Lingkup Audit Internal ... 13

2. Kualitas Hasil Audit... 17

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 23

4. Pengalaman Auditor... 29

5. Keahlian Auditor... 31

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 37

C. Hubungan Antar Variabel ... 44

1. Pengalaman Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal... 44

2. Keahlian Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal... 45

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi dengan Kualitas Hasil Audit Internal... 46

D. Kerangka Pemikiran... 49

E. Hipotesis... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 52

B. Metode Penentuan Sampel... 52

C. Metode Pengumpulan Data ... 53

D. Metode Analisis Data... 53

1. Uji Kualitas Data... 53

2. Uji Asumsi Klasik ... 54


(14)

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 58

1. Variabel Independen ... 58

2. Variabel Dependen... 59

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 64

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 64

2. Sejarah YPIA ... 64

B. Hasil Penelitian ... 65

1. Karakteristik Responden ... 66

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 70

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 75

4. Hasil Uji Hipotesis ... 79

5. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 82

6. Pembahasan... 84

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Implikasi ... 88

C. Saran... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91


(15)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal ... 15

2.2 Penelitian Terdahulu ... 38

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 60

4.1 Data Sampel Penelitian ... 66

4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia... 67

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 67

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja ... 68

4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif... 69

4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman ... 70

4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Keahlian... 71

4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan TI... 71

4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Audit Internal... 72

4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman... 73

4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian... 74

4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pemanfaatan TI... 74

4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Hasil Audit Internal... 74

4.15 Hasil Uji Multikoloniaritas ... 75

4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 79

4.17 Hasil Uji F……….. ... 80


(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran... 49

4.2 Hasil Uji Normalitas Data... 77


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Surat Penelitian Skripsi ... 94

2 Kuesioner Penelitian ... 95

3 Deskriptif Responden... 106

4 Daftar Jawaban Responden ... 109


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, pemanfaatan teknologi informasi menjadi sangat penting

keberadaannya dalam organisasi bisnis karena berkaitan dengan ketepatan

waktu dan kebenaran penyediaan informasi yang dibutuhkan pemakai.

Perkembangan teknologi informasi tersebut perlu didukung oleh banyak faktor

yang diharapkan dapat memberikan kesuksesan dari pemanfaatan teknologi

informasi itu sendiri yang tercermin melalui kepuasan para penggunanya.

Teknologi informasi tidak hanya sebagai alat bantu dalam pengolahan data,

namun juga digunakan untuk mengetahui lebih cepat jika timbul permasalahan

dalam organisasi dan memfokuskan pada unsur tertentu guna mengambil

tindakan dan keputusan secara cepat dan cermat.

Pemanfaatan teknologi informasi adalah salah satu cara agar organisasi

bisnis dapat memberikan keunggulan kompetitif dan mampu bersaing dengan

para kompetitornya. Rockart (1995) dalam Jurnaili (2005) menyatakan bahwa

teknologi informasi merupakan sumber daya keempat setelah sumber daya

manusia, sumber daya uang, dan sumber daya mesin yang digunakan untuk

membentuk dan mengoperasikan perusahaan.

Teknologi informasi adalah faktor yang sangat mendukung dalam

penerapan sistem informasi dan merupakan suatu solusi organisasi dan


(19)

timbul dalam praktiknya. Teknologi informasi sebuah organisasi terdiri dari

perangkat keras, perangkat lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen basis

data, dan teknologi lain yang digunakan untuk menyimpan data dan membuat

data tersedia dalam bentuk informasi kepada pembuat keputusan.

Teknologi informasi saat ini memainkan peranan penting dalam

mendukung keputusan oleh manajemen. Hal ini mendorong adanya suatu

kebutuhan penting untuk melakukan evaluasi secara objektif tentang

keberhasilan atau kegagalan sistem yang bermanfaat dalam proses

pengambilan keputusan. Evaluasi yang dilakukan tersebut akan berguna dalam

membantu tercapainya keberhasilan atas pengembangan teknologi informasi.

Dalam bidang akuntansi, perkembangan teknologi informasi memiliki

dampak yang sangat signifikan, terutama terhadap sistem informasi akuntansi

dalam suatu organisasi bisnis. Dampak nyata yang dirasakan adalah

pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual menjadi

sistem komputerisasi. Hal ini juga dialami oleh para akuntan, yang berprofesi

sebagai pengelola keuangan yang dituntut untuk melakukan pengendalian dan

pemantauan terhadap efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan.

Sistem informasi akuntansi berbasis komputer dirancang untuk

mengubah data akuntansi menjadi informasi. Atau merupakan sebuah

serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan dan diproses menjadi

informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Informasi adalah salah

satu sumber daya bisnis yang vital untuk kelangsungan dan komunitas hidup


(20)

ekstern perusahaan. Setiap saat informasi diperlukan baik oleh manajemen

maupun pengguna lainnya dalam rangka untuk pengambilan keputusan.

Perkembangan dalam mengolah informasi akuntansi ini juga pada akhirnya

berdampak pada jasa yang diberikan oleh seorang auditor internal. Dulu,

auditor tidak harus ahli dalam bidang komputer untuk keperluan auditnya.

Namun sekarang dengan kemajuan teknologi, seorang auditor tidak hanya

harus ahli dalam bidangnya tetapi juga harus memiliki kemampuan tertentu di

bidang komputer.

Auditor internal dalam suatu perusahaan berperan penting dalam

memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan

apakah sistem informasi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan

perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan. Dalam

melaksanakan tugasnya, auditor internal berperan sebaik mungkin

melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan penilaian dan evaluasi

terhadap sistem dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

Maraknya kasus yang terjadi akibat lemahnya pengendalian internal

menjadi tamparan bagi para auditor internal untuk kembali menunjukkan

eksistensinya di mata publik. Seperti yang belum lama ini terjadi pada kasus

Bank Mega terkait pembobolan dana PT Elnusa Tbk dan Pemkab Batubara

Sumatera Utara di kantor cabang pembantu (KCP) Bank Mega Bekasi

Jababeka.

Dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran ketentuan


(21)

tercermin dari kelemahan sistem dan prosedur (Standard Operating

Procedure/SOP) dan pengendalian intern. Beberapa sanksi pun dijatuhkan

kepada pihak Bank Mega diantaranya, yaitu menghentikan penambahan

nasabah Deposit on Call (DoC) baru dan perpanjangan DoC lama, termasuk

untuk produk sejenis seperti Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama

1 (satu) tahun serta menghentikan pembukaan jaringan kantor baru selama 1

(satu) tahun.

Sebagai pemecahan solusi Bank Indonesia akhirnya mengintruksikan

kepada Bank Mega untuk mereview seluruh kebijakan dan prosedur,

khususnya aktivitas pendanaan (funding) termasuk penetapan target, limit dan

kewenangan untuk kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas dan

individu, baik nominal maupun suku bunga, pengaturan wilayah kerja kantor

serta mekanisme inisiasi nasabah baru. Selain itu juga memperbaiki fungsi

internal control dan risk management, termasuk kecukupan jumlah auditor di

setiap kantor, proses check and balance baik melalui tahapan kewenangan

maupun sistem, fungsi pengawasan kantor pusat terhadap kantor-kantor

dibawahnya dan prinsipknow your employee.

Bersamaan dengan semakin kompleksnya komputer karena

perkembangan kapasitas multiprogramming yang canggih, disertai dengan

hubungan-hubungan telekomunikasi dan variasi yang luas mengenai peralatan

input dan output yang baru, peranan auditor bertambah dengan dimensi lain,

untuk memenuhi tanggungjawab profesionalnya, auditor sekarang harus dapat


(22)

belum ada atau belum “dipertimbangkan” dalam ruang lingkup auditor

(Utomo, 2006)

Para auditor harus memahami sistem komputer karena sistem ini

memiliki dampak yang besar terhadap cara-cara yan dipergunakan organisasi

dalam bisnisnya. Seperti yang disebutkan oleh Utomo (2006) yang

menyatakan bahwa sistem yang dikomputerisasi bukanlah semata-mata alat

yang baru dipergunakan untuk memroses pekerjaan administrasi. Seringkali,

sistem pengendalian internal harus disusun kembali karena karakteristik suatu

sistem komputer. Hal ini telah menimbulkan adanya serangkaian kesenjangan

pengendalian yang mengakibatkan terbukanya risiko-risiko baru untuk

organisasi-organisasi yang menggunakan komputer. Tiga kepentingan utama

auditor adalah :

1. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan auditor dan

dalam sistem pengolahan data jika dipergunakan suatu komputer.

2. Peluang-peluang yang diberikan oleh komputer untuk pelaksanaan

tugas-tugas auditing dengan lebih efektif dan efisien.

3. Meningkatnya kemungkinan-kemungkinan untuk pencurian,

pemerasan, dan spionase yaitu kejahatan dengan mempergunakan

komputer sebagai akibat dari suatu lingkungan yang dikomputerisasi.

4. Pengandalan pengendalian komputer bukti pendukung elektronik dapat

diandalkan hanya apabila pengendalian dapat diandalkan.

Penelitian yang berkaitan dengan judul penulis telah beberapa kali


(23)

auditor ahli dan non ahli memang mempunyai perbedaan daalm memberikan

suatu pendapat jika mereka tidak mendapat tekanan sosial maupun ekonomis

dalam proses pemberian pendapat, perbedaannya menjadi tidak signifikan.

Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003) menyebutkan bahwa auditor

memberikan pendapatnya berdasarkan investigasi yang dilakukan, oleh karena

itu agar pendapat auditor tersebut benar, maka proses investigasi yang

dilakukan harus sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan. Hal ini

menunjukkan bahwa pendapat auditor yang baik akan tergantung pada

prosedur audit yang dilakukan dan juga keahlian auditor.

Penelitian-penelitian untuk mengungkap faktor-faktor keahlian audit

perlu dilakukan secara berkesinambungan. Hal tersebut karena ada dua alasan

pokok dilakukannya penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor keahlian

ini. Pertama, kantor akuntan publik berkepentingan dalam meningkatkan

efisiensi dan efektifitas proses audit. Dengan demikian kantor akuntan butuh

untuk meningkatkan pemahaman para auditornya terhadap faktor-faktor yang

penting bagi keahlian sehingga pada akhirnya akan berguna dalam merancang

keputusan yang akan diambilnya, mengembangkan program pelatihan,

menetapkan pedoman tarif jasa audit, dan menerapkan prosedur untuk

evaluasi. Alasan kedua adalah meningkatkan kualitas audit, Sri Murtini dan

Edi Wijayanto (2003).

Penelitian yang dilakukan oleh Abdolmohammadi dan Shanteau

(1992) dalam Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003) mengungkapkan beberapa


(24)

penting bagi keahlian auditor. Hasil penelitian ini mempunyai tiga implikasi,

pertama profesional dapat mengidentifikasikan seperangkat atribut yang

dihubungkan dengan keahlian mereka. Kedua, terdapat beberapa perbedaan

persepsi antara ketiga subyek. Ketiga, hasil penelitian mempunyai implikasi

guna mendefinisikan dan mengukur keahlian, untuk mengembangkan sistem

keahlian dan untuk menetapkan prosedur pelatihan, evaluasi, dan promosi.

Penelitian yang dilakukan oleh Murtanto dan Gudono (1999)

memperlihatkan bahwa pengalaman dan pengetahuan masih merupakan

karakteritik yang penting bagi keahlian auditor, namun untuk meningkatkan

kualitas profesi auditor juga perlu memperhatikan karakteristik lain yang

terungkap melalui penelitian ini.

Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih

(Christ,1993). Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan

pengetahuan yang dimiliki akan memberikan hasil yang lebih baik daripada

mereka yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam tugasnya.

Boner dan Walker (1994) dalam Herliansyah (2006), mengatakan bahwa

peningkatan pengetahuan yang muncul dari pelatihan formal sama bagusnya

dengan yang didapat dari pengalaman khusus. Oleh karena itu pengalaman

kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja

akuntan publik, sehingga pengalaman dimasukkan sebagai salah satu

persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik (UU No.5 Tahun 2011).


(25)

Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional,

auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut berupa

kegiatan-kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu sendiri

dan kegiatan penunjang ketrampilan lainnya. Melalui program pelatihan para

auditor juga mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri

dengan perubahan situasi yang akan ditemui (Putri dan Bandi, 2002).

Pengetahuan auditor yang berkenaan dengan bukti relevan dan tidak relevan

mungkin akan berkembang dengan adanya program pelatihan auditor ataupun

dengan bertambahnya pengalaman auditor itu sendiri. Keberadaan informasi

yang tidak relevan terhadap sasaran mengurangi kesamaan antara sasaran dan

keadaan hipotesis yang disarankan oleh informasi yang relevan.

Dengan demikian maka kompleksitas tugas yang dihadapi oleh

seorang auditor akan menambah pengalaman serta pengetahuannya. Pendapat

ini didukung oleh Abdolmohammadi dan Wright (1987) yang menunjukkan

bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat kesalahan yang

lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman.

Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003) menyatakan bahwa pengalaman

dan pengetahuan merupakan dua faktor yang berpengaruh terhadap keahlian

auditor. Beberapa penelitian menggunakan lamanya pengalaman audit sebagai

pengukur keahlian seorang auditor (Hamilton dan Wright, 1982). Pendapat itu

dibantah oleh peneliti-peneliti lain dengan memberikan bukti empiris bahwa

lam pengalaman bukanlah suatu pengukur yang sempurna. Ada pengukur lain


(26)

yaitu pengetahuan. Perbedaan timbul karena beberapa penelitian

mempertimbangkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan

tugas-tugas eksperimental ketika pengetahuan tersebut dibutuhkan dan cara

penggunaan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan tugas.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena yang pertama, masih buruknya pengendalian internal dan

manajemen risiko seperti kasus yang terjadi pada Bank Mega yang disebabkan

karena auditor internal tidak berperan aktif dalam proses audit sehingga sistem

pengendalian internal tidak berjalan dengan baik dan buruknya pemanfaatan

teknologi informasi. Hal tersebut tidak sesuai dengan peran auditor internal

yang sesungguhnya, yaitu memberikan informasi untuk manajemen tentang

pelaksanaan sistem pengendalian internal, serta memiliki tujuan membantu

fungsi pengawasan terhadap sistem pengendalian internal dan menghasilkan

laporan hasil audit yang berkualitas. Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat

diketahui bahwa kualitas hasil audit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,

baik faktor dari lingkungan maupun faktor dari dalam diri seseorang.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul

”Analisis Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Hasil Audit Internal (Studi Empiris Pada Auditor Internal di Jakarta).”

Terdapat perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu


(27)

Winidyaningrum (2010). Dimana perbedaan antara penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah:

1. Perbedaan dalam hal objek penelitian. Pada penelitian ini objek yang

diteliti adalah auditor internal yang mengikuti pelatihan di Yayasan

Pendidikan Internal Auditor, sedangkan pada penelitian sebelumnya,

yaitu pada penelitian Sukriah (2009), objek yang diteliti adalah

Inspektorat se-pulau Lombok. Pada penelitian Lubis (2009), objek

yang diteliti adalah Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Pada

penelitian Winidyaningrum (2010), objek yang diteliti adalah

Pemerintah Daerah Subosukawonosraten.

2. Perbedaan yang kedua adalah dalam hal periode penelitian. Penelitian

ini menggunakan data pada tahun 2011, sedangkan pada penelitian

sebelumnya, yaitu pada penelitian Sukriah, data yang digunakan yaitu

data dari tahun 2009. Pada penelitian Lubis, data yang digunakan yaitu

data dari tahun 2009. Pada penelitian Winidyaningrum, data yang

digunakan yaitu data dari tahun 2010.

3. Perbedaan yang ketiga dalam hal variabel penelitian. Variabel

Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengalaman,

keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan pada

penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Sukriah (2009) tidak

memasukan variabel keahlian dan pemanfaatan teknologi informasi.

Pada penelitian Lubis (2009) tidak memasukan variabel pengalaman,


(28)

etik. Pada penelitian Winidyaningrum (2010) tidak memasukan

variabel pengalaman dan keahlian auditor.

B. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah disampaikan, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor pengalaman dapat meningkatkan kualitas hasil audit

internal?

2. Apakah faktor keahlian dapat meningkatkan kualitas hasil audit internal?

3. Apakah faktor pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

kualitas hasil audit internal?

4. Apakah secara bersama-sama faktor pengalaman, keahlian, serta

pemanfaatan teknologi informasi dapat menigkatkan kualitas hasil audit

internal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor

pengalaman auditor dalam meningkatkan kualitas hasil audit internal

b. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor keahlian


(29)

c. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor

pemanfaatan teknologi informasi dalam meningkatkan kualitas hasil audit

internal

d. Untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh faktor

pengalaman, keahlian, serta pemanfaatan teknologi informasi secara

bersama-sama dalam meningkatkan kualitas hasil audit internal

2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuannya, maka penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi semua pihak, antara lain :

a. Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan

efektivitas organisasinya dalam memberikan pelayanan pada kliennya.

b. Auditor Internal, sebagai referensi dan bahan masukan dalam

meningkatkan kerjanya melalui pengalaman, keahlian, dan

pemanfaatan teknologi informasi.

c. Pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai bukti empiris untuk

pengembangan teori mengenai akuntansi keprilakuan.

d. Peneliti-peneliti berikutnya, sebagai salah satu bahan referensi untuk


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Ruang Lingkup Audit Internal a. Pengertian Audit Internal

Pengertian audit internal menurut Sawyer (2009:3) adalah

sebagai berikut:

“Audit internal adalah suatu aktivitas independen dalam

memberikan jasa konsultasi dan penjaminan (keyakinan) secara objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan perbaikan operasi suatu organisasi, dengan maksud untuk membantu organisasi mencapai tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan terarah (sesuai disiplin ilmu) dalam mengevaluasi dan memperbaiki efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses tata kelola (governance processes).”

Sedangkan menurut Institute of Internal Auditor (IIA) dalam Sawyer

(2009:9) adalah sebagai berikut:

“Internal auditing is an independent, objective assurance, and

consulting activitydesigned to add value and improve an

organization’s operations. It helps an organization accomplish its

objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and government process.”

Pengertiannya sebagai berikut:

“Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan

obyektif dan konsultasi yang dirancang untuk member nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan


(31)

meningkatkan efektifitas proses pengelolaan risiko, kecukupan control, dan pengelolaan organisasi.”

Menurut Agoes (2004:221) pengertian audit internal adalah:

“Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.”

Pengertian audit internal menurut Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP) PSA No.69 paragraf 6 adalah :

“Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen

dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tantang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: keandalan pelaporan, efektifitas dan efisiensi operasi,

kepatuhan terhadap hukum dan pereaturan yang berlaku.”

Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang tujuannya adalah memberikan pendapat

atas kewajaran laporan keuangan yang disusun manajemen, maka

tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal adalah untuk

membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam

melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa,

penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit

internal adalah suatu fungsi atau kegiatan yang bebas dalam suatu


(32)

b. Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal

Terdapat perbedaan antara auditor internal dan auditor eksternal,

berkaitan dengan posisi serta fokus perhatian dari seorang auditor

internal dibandingkan dengan auditor eksternal.

Tabel 2.1.

Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal

No. Auditor Internal Auditor Eksternal

1. Dilakukan oleh auditor internal yang merupakan pegawai perusahaan.

Dilakukan oleh auditor eksternal (Kantor Akuntan Publik) yang merupakan orang luar

perusahaan.

2. Pihak luar perusahaan menganggap auditor internal tidak independen.

Auditor eksternal adalah pihak yang independen.

3. Tujuan pemeriksaan adalah untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

Tujuan pemeriksaan adalah untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan.

4. Laporan auditor internal tidak berisi opini mengenai

kewajaran laporan keuangan tetapi berupa temuan

pemeriksaan (audit finding) mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, beserta saran-saran perbaikannya.

Laporan auditor eksternal tidak berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu berupamanagement letter, yang berisi pengetahuan kepada manajemen mengenai

kelemahan-kelemahan dalam pengendalian intern beserta saran-saran perbaikannya.


(33)

Tabel 2.1. (Lanjutan)

5. Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman padainternal auditing standarsyang ditentukan olehInstitute of Internal Auditors, norma pemeriksaan intern yang ditentukan BPKP atau BPK dan norma pemeriksaan satuan pengawas intern.

Pelaksanaan pemeriksaan berpedoman pada Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

6. Auditor internal mendapatkan gaji dan tunjangan lainnya.

Auditor eksternal mendapatkan

audit feeatas jasa yang diberikannya.

7. Pimpinan (penanggung jawab) pemeriksaan intern tidak harus seorangregistered accountant.

Pemeriksaan intern dipimpin oleh penanggung jawabnya yaitu seorang akuntan publik yang terdaftar dan mempunyai nomor register (registered public accouuntant).

8. Auditor internal mendapatkan gaji dan tunjangan sosial lainnya sebagai pegawai perusahaan.

Auditor eksternal mendapatkan

audit feeatas jasa yang diberikannya.

Sumber: Agoes, 2004: 224-225

c. Persamaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal

Menurut Agoes (2004), terdapat lima persamaan antara auditor

internal dan auditor eksternal, yaitu:

1) Masing-masing auditor harus mempunyai latar belakang

pendidikan dan pengalaman kerja di bidang akuntansi, keuangan,


(34)

2) Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan (audit plan),

program pemeriksaan (audit program) secara tertulis.

3) Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemerikisaan harus

didokumentasikan secara lengkap dan jelas dalam kertas kerja

pemeriksaan (audit working papers).

4) Audit staf harus selalu melakukan Continuing Professional

Education(Pendidikan Profesi Berkelanjutan).

5) Baik Internal maupun Eksternal auditor harus mempunyai Audit

Manual, sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan dan

harus memiliki Kode Etik serta sistem pengendalian mutu.

2. Kualitas Hasil Audit

Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah

pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Bagi auditor, kualitas kerjanya dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan

yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar

dari setiap pekerjaan yang diselesaikan (Tan dan Alison 1999, dalam

Mardisar 2007:5). Sedangkan menurut Irahandayani (2003) kualitas kerja

auditor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: berkualitas (dapat

dipertanggungjawabkan) dan tidak berkualitas (tidak dapat


(35)

De Angelo (1998) dalam Alim (2007:4), kualitas audit

didefinisikan sebagai probabilitas auditor menemukan dan melaporkan

tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Deis

dan Giroux (1992) masih dalam artikel yang sama melakukan penelitian

tentang empat hal yang dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas

audit, yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap

suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan

audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang diberikan akan

semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka

kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah yang

banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien,

semakin sehat kondisi keuangna klien maka akan ada kecenderungan klien

tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikiuti standar, dan (4)

review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor

tesebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak

ketiga.

Kualitas jasa auditor internal dalam proses pelaksaaan pemeriksaan

intern sangat ditentukan oleh kemampuan auditor internal menerapkan

norma pemeriksaan intern dalam menjalankan tugasnya Institute of

Internal Auditors dalam Boynton (2007) telah menetapkan lima standar

praktik pemeriksaan yang mengikat anggota-anggotanya, yang meliputi


(36)

pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan, dan pengelolaan bagian pemeriksaan

intern.

Norma pemeriksaan intern tersebut merupakan indikator yang

menentukan kualitas jasa auditor internal dalam melaksanakan praktik

pemeriksaan. Kalau dikaitkan dengan tugas auditor internal yang

melakukan penilaian atas efektivitas pengendalian intern perusahaan,

semakin lengkap indikator tersebut dipatuhi oleh auditor internal, semakin

berkualitaslah hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal dan

semakin meningkatlah pengendalian intern yang berlaku dalam

perusahaan.

AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Elfarini (2007)

menyatakan bahwa :

“Kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakanfungsi dari persepsi mereka atas independensi

dan keahlian auditor.”

Seorang auditor memberikan opini sesuai dengan prosedur audit yang

telah dijalankan. Opini yang diberikan auditor tidak mencerminkan

kualitas audit.

a. Hasil Audit Internal

Dalam Oktaviani (2009:25), hasil audit internal dapat memberikan

berbagai jenis layanan kepada organisasi, yaitu membantu


(37)

1) Pengendalian Akuntansi Internal

Pengendalian internal merupakan proses yang dipengaruhi oleh

dewan direksi, manajer serta personel lain dalam suatu entitas yang

dirancang untuk memberikan jaminan yang layak berkaitan dengan

pencapaian berbagai tujuan dengan kategori: (1) efektifitas dan

efisiensi operasi, (2) reliabilitas laporan keuangan, dan (3) ketaatan

terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

(Sawyer, 1998 dalam Tugiman, 2002).

2) Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan

Pencegahan, pendeteksian penyimpangan dan penyalahgunaan

wewenang pada semua pelaksanaan tugas unsur-unsur departemen

yang terkait dengan bidang tugas suatu entitas.

3) Pemeriksaan Keuangan

Pemeriksaan keuangan merupakan visi yang dibuat untuk

mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance) serta

bebas dari praktek korupsi,kolousi, dan nepotisme.

4) Pemeriksaan Ketaatan

Pemeriksaan ketaatan dilakukan dengan penelaahan atas

kontrol keuangan dan operasi serta transaksi untuk melihat

kesesuaiannya dengan aturan, standar, regulasi, dan prosedur yang


(38)

5) Pemeriksaan Operasional

Pemeriksaan operasional dilakukan dengan cara telaah

komprehensif atas fungsi yang bervariasi dalam perusahaan untuk

menilai efisiensi dan ekonomi operasi dan efektifitas fungsi-fungsi

tersebut dalam mencapai tujuannya.

6) Pemeriksaan Manajemen

Penelaahan atas semua aktivitas sesuai dengan perspektif

manajemen atau konsultan manajemen. Audit berorientasi

manajemen memfokuskan diri pada membantu organisasi

mencapai tujuannya (Sawyer, 2005:27)

7) Pemeriksaan Kontrak

Kontrak kontruksi atau operasi seringkali melibatkan uang

dalam jumlah besar. Kontrak operasi bisa memberikan jasa atau

operasi terprogram. Manajemen mungkin tidak begitu memahami

biaya kontruksi dan operasi seperti produksi yang dilakukan

sendiri, oleh karena itu auditor internal bisa sangat membantu

dalam mengaudit kontrak seperti ini (Sawyer, 2005:294)

8) Pemeriksaan Sistem Informasi

Teknologi memilik dampak yang sangat besar terhadap apa dan

bagaimana audit dilakukan. Auditor internal modern harus

mengetahui bagaimana data berawal, bagaimana proses

pengolahannya, dan dimana letak risiko keamanannya. Dengan


(39)

pemrosesan data elektronik, semua auditor internal membutuhkan

paling tidak beberapa keahlian. Pengamanan data telah menjadi

risiko yang besar yang dihadapi oleh organisasi modern (Sawyer

2005:32).

9) Pengembangan Kualitas Internal

Kontrol yang baik tidak hanya melindungi organisasi tetapi

juga karyawan. Manajemen bertanggung jawab secara moral;

bahwa tidak ada celah untuk melakukan kecurangan. Kebanyakan

karyawan akan menghargai operasi yang dikendalikan dengan baik

(Sawyer 2005:69). Oleh karena itu, kualitas pengendalian internal

harus terus dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

10) Hubungan dengan Entitas di Luar Perusahaan

Evaluasi yang dilakukan dengan penelaahan atas hubungan

organisasi dengan pihak lain di luar organisasi. Misalnya evaluasi

atas perjanjian dan hasil yang telah dicapai dari penerusan atau

pemberian pinjaman pemerintah dan kredit program kepada salah

satu sektor BUMN. Evaluasi ini dilakukan untuk menetukan

apakah manfaat yang diinginkan telah tercapai. Hasil dari evaluasi

ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangannya dalam


(40)

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi a. Pengertian Teknologi Informasi

Ada banyak definisi dari Teknologi Informasi, Supriyanto

(2007) menyebutkan salah satunya diambil dari Information

Technology Training Package ICA99 yang diterbitkan olehAustralian

National Training Authority (ANTA), mendefinisikan:

“The Information Technology Industry is defined as technology development and application of computers and communications based technology for processing, presenting and managing data and information. This includes computer hardware and component manufacturing, computer software development and various computer related service, together with communications equipment

component manufacturing and services.”

Pengertiannya sebagai berikut:

“Teknologi Informasi Industri terdefinisikan sebagai

pengembangan teknologi dan aplikasi dari komputer dan teknologi berbasis komunikasi untuk memproses penyajian, mengelola data dan informasi. Termasuk didalamnya pembuatan hardware komputer dan komponen komputer, pengembangan software komputer dan berbagai jasa yang berhubungan dengan komputer, bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi, pembuatan

komponen dan jasa.”

Wardiningsih (2009) mendefinisikan:

“Teknologi Informasi didefinisikan sebagai teknologi yang

digunakan untuk memperoleh, menyajikan, dan memanfaatkan data. Perkembangan teknologi informasi dapat menunjang pembuatan-pembuatan keputusan didalam organisasi-organisasi modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan didalam

organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat, dan efisien.”


(41)

membantu bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang

berhubungan dengan pemrosesan informasi; (2) tidak hanya terbatas

pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang

digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi juga mencakup

teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi; (3) teknologi

yang menggabungkan komputasi (computer) dengan jalur komunikasi

berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.

Menurut Triwahyuni (2003) dalam Nugroho (2008), teknologi

informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi

komunikasi. Penjelasan teknologi yang mendasari teknologi informasi

adalah sebagai berikut:

a. Teknologi Komputer

Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan

dengan komputer seperti printer, pembaca sidik jari, dan bahkan

CD-Rom. Komputer adalah mesin serbaguna yang dapat dikontrol

dengan program, digunakan untuk mengolah data menjadi

informasi. Program adalah deretan intruksi yang digunakan untuk

mengendalikan komputer sehingga komputer dapat melakukan

tindakan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pembuatnya. Data

adalah bahan mentah bagi komputer yang dapat berupa angka

maupun gambar. Informasi adalah bentuk data yang telah diolah

sehingga dapat menjadi bahan yang berguna bagi pengambil


(42)

b. Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi atau teknologi telekomunikasi

adalah teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh.

Termasuk dalam kategori ini adalah telepon, radio, dan televisi.

Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan

untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan,

menyusun, menyimpoan, memanipulasi data dalam berbagai cara

untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi

yang relevan, akurat, dan tepat waktu. teknologi informasi

digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintah dan

merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

b. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang

diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melakukan

tugasnya, pengukuran berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi

pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang

digunakan (Jin, 2003).

Kell (2001) dalam Sasongko (2008) menjelaskan manfaat dari

penerapan sistem teknologi informasi, antara lain:

1. Penerapan system teknologi informasi dapat memberikan

pengolahan data yang konsisten dibandingkan dengan system

manual karena terdapat keanekaragaman pengolahan transaksi


(43)

2. Pelaporan akuntansi yang menggunakan komputer dapat

meningkatkan efektivitas manajemen perusahaan dalam

menganalisis, mensupervisi, dan mereview kegiatan operasional

perusahaan.

Pemanfaatan teknologi informasi menurut Thompson et

al.(1991) dalam Jin (2003) merupakan manfaat yang diharapkan oleh

pengguna system informasi dalam melaksanakan tugasnya atau

perilaku dalam menggunakan teknologi pada saat melakukan

pekerjaan. Pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan,

frekuensi pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang

digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung

oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan

kinerja perusahaan maupun kinerja individu yang bersangkutan.

Lucas dan Spitler (1999) sebagaimana dikutip oleh Jin (2003)

mengemukakan bahwa agar teknologi informasi dapat dimanfaatkan

secara efektif. Anggota dalam organisasi harus dapat menggunakan

teknologi informasi dengan baik sehingga memberikan kontribusi

terhadap kinerjanya. Oleh karena itu sangat penting bagi anggota untuk

mengerti dan memprediksi kegunaan system tersebut. Investasi yang

paling besar dalam teknologi informasi tidak akan bermanfaat apabila

teknologi tersebut tidak diterima oleh anggota organisasi. Tingkat


(44)

teknologi tersebut atau tidak memanfaatkannya secara maksimal sesuai

dengan kemampuannya.

Secara garis besar, teknologi informasi dikelompokkan menjadi

dua bagian, yaitu: perangkat lunak (software) dan perangkat keras

(hardware). Perangkat keras menyangkut pada peralatan-peralatan

yang bersifat fisik, seperti memori, printer, dan keyboard. Adapun

perangkat lunak terkait dengan intruksi-intruksi untuk mengatur

perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan intruksi-intruksi

tersebut (Supriyati, 2006).

Sugeng dan Indrianto (1998) mendefinisikan pemanfaatan

teknologi informasi sebagai perilaku menggunakan teknologi dalam

menyelesaikan tugas. Pemanfaatan teknologi informasi merupakan

keputusan individu untuk menggunakan atau tidak teknologi yang

bersangkutan yang dipengaruhi oleh faktor yang menjadi

antecedentnya.

Tujuan dan lingkup keseluruhan suatu audit tidak berubah bila

audit dilaksanakan dalam suatu lingkungan system informasi

komputer. Namun, penerapan prosedur audit mungkin mengharuskan

auditor untuk mempertimbangkan teknik-teknik yang menggunakan

komputer dengan istilah Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)

atau Computer Assisted Audit Techniques (CAAT), yang digunakan

untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses audit (IAI,


(45)

Menurut IAI (2009) TABK dapat digunakan dalam berbagai prosedur

audit dibawah ini:

a. Pengujian rincian transaksi dan saldo, seperti penggunaan

perangkat lunak audit menguji semua transaksi dalam file

komputer.

b. Prosedur review analitik, seperti penggunaan perangkat lunak audit

untuk mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa.

c. Menguji pengendalian atas pengendalian umum system informasi

komputer.

d. Mengakses komputer

e. Mengelompokkan data berdasarkan kriteria.

f. Membuat laporan

Audit teknologi informasi memiliki ciri digunakannya alat

audit berbantuan komputer (Computer Assisted Audit Tools-CAAT),

atau istilahnya yang lebih modern dan lengkap adalah alat dan teknik

audit berbantuan komputer (Computer Assisted Audit Tools-CAATT).

CAATT memungkinkan para auditor melihat jejak audit apa pun yabg

ada dalam bentuk elektronik yang biasanya tidak dapat dilihat oleh

orang lain dan karenanya memungkinkan untuk menganalisis berbagai

transaksi, peristiwa, serta saldo melalui sistem tersebut (Singleton,


(46)

4. Pengalaman Auditor

Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan

dalam berbagai penelitian. Marinus, Wray (1997) dalam Herliansyah

(2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur

dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau

tugas (job). Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas

yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar

melakukannya dengan yang terbaik. Lebih jauh Kolodner (1983) dalam

risetnya menunjukkan bagaimana pengalaman dapat digunakan untuk

meningkatkan kinerja pengambilan keputusan. Namun dilain pihak

beberapa riset menunjukkan kegagalan temuan tersebut (seperti Ashton,

1991; Blocher et al.1993), hal ini karena menurut Ashton (1991) sering

sekali dalam keputusan akuntansi dan audit memiliki sedikit waktu untuk

dapat belajar.

Selain itu, beberapa badan menghubungkan antara pengalaman dan

profesionalitas sebagai hal yang sangat penting didalam menjalankan

profesi akuntan publik. AICPA AU section 100-110 mengaitkan

professional dan pengalaman dalam kinerja auditor :

The professional qualifications required of the independend auditor are those of person with the education and experience to practice as such. They do not include those of person trained for

qualified to engage in another profession or accupation”. Menurut The Institute of Chartered Accountant in Australia (1997:28):

Membership of profession means commitment to asset of value that serve to define that professional as specific “moral


(47)

insight into one’s profession, but to have accepted and internalized

those values. Professional value clarification is an activity both of individual accountants, in identifying and gaining critical insight into the meaning and application of those values, and activity of professional it self.”

Selain itu untuk menjadi professional menurut The Institute of Chartered

Accountant in Australia (1997:30) adalah :

Extensive training must be undertaken tobe able to practice in the profession. A significant amount of the training consists of intellectual component. The profession provides a valueable

service to the community”.

Menurut Jeffrey dalam Sri Sularso dan Ainun Na’im (1999:156), memperlihatkan bahwa seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam

suatu bidang memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya

dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai

peristiwa-peristiwa. Menurut Butts dalam Sri Sularso dan Ainun Na’im

(1999:156), mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang

berpengalaman membuat judgment lebih baik dalam tugas-tugas

profesional ketimbang akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman. Hal

ini dipertegas oleh Haynes et al (1998) yang menemukan bahwa

pengalaman audit yang dipunyai auditor ikut berperan dalam menentukan

pertimbangan yang diambil.

Marinus dkk. (1997) dalam Herliansyah dkk. (2006) menyatakan

bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu

yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas (job).


(48)

memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi

kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya

kesalahan.

Penelitian sebelumnya oleh Ariesanti (2001) menyatakan bahwa

pengalaman auditor tidak banyak memberikan kontribusi untuk

meningkatkan keahlian auditor, yang berarti pengalaman tidak pula

berpengaruh terhadap kualitas audit. Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme

yang tinggi akan membuat kebebasan auditor semakin terjamin.

5. Keahlian Auditor

Murtanto dan Gudono (1999) dalam Dwi Ananing (2006:14)

mendefinisikan keahlian (expertise) adalah keterampilan dari seseorang

yang ahli. Ahli (expertise) mendefinisikan sebagai seseorang yang

memiliki tingkat keterampilan tertentu dan pengetahuan yang tinggi dalam

subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman dan pelatihan. Murtanto

dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:25) mendefinisikan ahli sebagai

orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan

mudah, cepat, inisiatif, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat

kesalahan. Dan dalam pengertian lainnya, keahlian sebagai keberadaan

dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap

masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan untuk


(49)

Secara umum belum ada kesepakatan mengenai definisi keahlian

diantara peneliti. Konsekuensinya, konsep dari keahlian harus

dioperasionalkan dengan melihat beberapa variabel atau ukuran, seperti

pengalaman (lamanya seseorang bekerja dibidang tersebut), Mohammad

dan Wright (1987) dalam Mayangsari (2003). Selain itu, Butt J.L. (1988)

dalam Suraida (2005), mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang

berpengalaman akan membuat judgement yang relatif lebih baik dalam

tugas-tugas professional dibanding dengan akuntan pemeriksa yang belum

berpengalaman.

Definisi keahlian dalam bidang auditing pun sering diukur dengan

pengalaman. Murtanto dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:26)

mengatakan bahwa ukuran keahlian tidak cukup hanya pengalaman tetapi

diperlukan pertimbangan-pertimbangan lain dalam pembuatan suatu

keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah

unsur lain selain pengalaman.

Dalam perkembangan berikutnya, variabel keahlian diukur dengan

memasukkan unsur kinerja, seperti kemampuan (ability), pengetahuan

(knowledge), dan pengalaman (experience). Secara praktik, definisi

keahlian sering ditunjukkan dengan pengakuan resmi (official recognition)

seperti kecerdasan partner dan penerimaan consensus (consensual

aclamation) seperti pengakuan terhadap seorang spesialis industri papan


(50)

Hasil penelitian Murtanto dan Gudono (1999) menunjukkan bahwa

komponen keahlian untuk auditor di Indonesia terdiri atas:

a. Komponen Pengetahuan (Knowledge Component)

Merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponen

ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur, dan

pengalaman. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman

akan memberikan hasil bagi pengetahuan.

b. Ciri Psikologis (Psychological Traits)

Merupakan self-presentation-image attributes of experts seperti

kemampuan berkomunikasi, kreativitas, kemampuan bekerja sama

dengan orang lain, dan kepercayaan pada keahlian. Gibbins dan

Larocque’s (1990) dalam Murtanto dan Gudono (1999) juga menunjukkan bahwa kepercayaan dan komunikasi untuk bekerja sama

adalah unsur penting bagi keahlian audit.

c. Kemampuan Berpikir (Cognitif Abilities)

Merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan mengolah

informasi. Beberapa karakteristik yang dapat dimasukkan sebagai

unsur kemampuan berfikir misalnya kemampuan beradaptasi pada

situasi yang baru, kemampuan untuk memfokuskan pada fakta yang

relevan serta kemampuan untuk dapat menghindari tekanan yang


(51)

d. Strategi Penentuan Keputusan (Decision Strategies)

Merupakan kemampuan auditor dalam membuat keputusan secara

sistematis baik formal maupun informal akan membantu dalam

mengatasi keterbatasan manusia, begitu pula dengan membuat

keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain, turut serta dalam

membentuk keahlian audit. Para profesional auditing sangat

berkepentingan dalam mengembangkan dan menggunakan strategi

penentuan keputusan dalam membuat keputusan secara umum.

e. Analisis Tugas (Task Analysis)

Analisis tugas banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman

audit dan analisis tugas ini akan mempunyai pengaruh terhadap

penentuan keputusan.

Murtanto dan Gudono (1999) dalam Salery (2008:27) menyebutkan

bahwa tenaga ahli adalah mereka yang lebih mempunyai pelatihan dan

pengalaman, bisa melakukan suatu pekerjaan sedangkan yang lainnya

tidak bisa, mereka efisien dan tangkas dalam mengambil tindakan.

Seorang tenaga ahli mengetahui berbagai hal dan mempunyai banyak jalan

dan taktik didalam melengkapi tugas. Mereka dapat menghubungkan

berbagai informasi yang tidak berhubungan dan memecahkan masalah

yang mereka hadapi. Oleh karena itu, suatu tenaga ahli adalah satu tingkat

dengan level keterampilan dan pengetahuan dalam praktek tertentu, siapa

yang mengerjakan dengan baik dan akurat dengan pengalaman yang


(52)

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik pada Pernyataan

Standar Auditing No.04 mengenai standar umum pertama, yang berbunyi

“audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis yang cukup sebagaiauditor.” Standar ini menegaskan

bahwa betapa pun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang

lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi

persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia tidak

memiliki pendidikan serta pengalaman yang memadai dalam bidang

auditing.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2005:9) menyebutkan

bahwa auditor intern harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab

perorangan. Fungsi audit intern secara kolektif harus memiliki atau

memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan

untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa keahlian

adalah keterampilan yang dimiliki oleh seorang (auditor) yang diperoleh

dari pendidikan, pengalaman, dan pengetahuan lain yang dapat digunakan

dalam menunjang tugas dan tanggung jawabnya sebagai auditor, sehingga

dapat berjalan dengan maksimal.

Ada berbagai komponen keahlian audit. Tant dan Libby (1997)


(53)

managerial (manajemen diam-diam) dan pengetahuan spesifik. Mereka

menggolongkan keahlian audit kedalam dua kelompok:

a. Keahlian Teknis

Adalah kemampuan dasar untuk seorang auditor dalam bentuk

pengetahuan akan prosedur dan kemampuan lain yang berhubungan

dalam lingkup akuntansi yang umum. Menurut Bonner dan Lewis

(1990), keahlian melibatkan tiga bentuk, yakni:

1) Akuntansi dan Pengetahuan Auditing

2) Sub-Pengetahuan Khusus

3) Pengetahuan Bisnis Umum

b. Bukan Keahlian Teknis

adalah kemampuan auditor yang dipengaruhi oleh pengalaman

pribadi, meliputi:

1) Karakteristik psikologis yang mencakup kepercayaan diri, tanggung

jawab, ketentuan, daya tegas dan kekuatan, kecakapan dan

kreatifitas, kecocokan, kejujuran, dan kecepatan.

2) Kemampuan berpikir logis dan memecahkan masalah secara cepat,

cerdas, serta pemikiran terperinci.

3) Strategi pengambilan keputusan membutuhkan kebebasan,

objektivitas, dan integritas.

Keahlian tidak teknis menurut Murtanto dan Gudono (1999) dalam

Salery (2008:29) meliputi factor kemampuan pribadi, kepemimpinan,


(54)

Gudono (1999) dalam Salery (2008:29) mengklasifikasikan keahlian

tidak teknis sebagai hubungan antarpribadi, karakteristik, psikologi,

dan kemampuan berpikir.

B. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan penelitian ini, penulis menggunakan penelitian


(55)

Tabel 2.2

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Metodologi Penelitian No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1. Nung

Harjanto (1999)

Pengendalian

Kualitas Audit untuk Memenuhi Harapan pihak Internal dan Eksternal.

Variabelcorporate governancedan kinerja perusahaan, alat

pengujian analisis regresi berganda.

Objek penelitian, variabel peran auditor internal dan sistem pengendalian internal.

Dengan menerapkan

pengendalian kualitas audit, auditor diharapkan mampu memenuhi harapan pihak internal dan eksternal

perusahaan atas suatu audit yang efektif dan efisien.

2. Adamrah Amran (2001) Pemahaman Atas Struktur Pengendalian Intern dalam Melaksanakan Audit Sistem Informasi Teknologi Variabel system pengendalian internal dan pemanfaatan teknologi informasi.

Variabel pengalaman dan keahlian auditor.

Agar auditor mampu memahami struktur pengendalian iintern perusahaan yang menggunakan sistem IT, maka auditor harus melakukan review pendahuluan dan review lanjutan. Review pendahuluan yang dimaksud adalah melakukan penilaian tentang ada tidaknya

pengendalian atas sistem IT yang dipercaya, sedangkan review lanjutan dilakukan oleh auditor melalui penilaian pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Bersambung pada halaman selanjutnya


(56)

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Metodologi Penelitian No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

3. Sri Murtini dan Edi Wijayanto (2003) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keahlian Auditor

Variabel pengalaman dan keahlian auditor.

Variabel pemanfaatan teknologi informasi.

Bahwa pengalaman dan pengetahuan berpengaruh terhadap keahlian auditor.

4. Agus Prasetyo Utomo (2006) Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Proses Auditing dan Pengendalian Internal. Variabel pemanfaatan teknologi informasi dan system pengendalian internal.

Variabel pengalaman dan keahlian auditor.

Para auditor harus memahami sistem komputer karena sistem ini memiliki dampak yang besar terhadap cara-cara yang

dipergunakan organisasi dalam bisnisnya. Sistem yang

dikomputerisasi bukanlah semata-mata alat yang baru dipergunakan untuk memroses pekerjaan administrasi.

5. Muh. Arief Effendi (2006) Perkembangan Profesi Internal Audit Abad 21.

Variabel internal audit. Variabel pengalaman, keahlian, dan pemanfaatan teknologi informasi.

Profesi internal audit abad 21 di Indonesia sudah cukup pesat, antara lain ditunjukkan dengan para internal auditor saat ini sedang berupaya untuk menuju paradigma baru serta bernilai tambah (value added) bagi peningkatan kinerja perusahaan. Bersambung pada halaman selanjutnya


(57)

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Metodologi Penelitian No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

6. Naniek Noviari (2007) Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi terhadap Perkembangan Akuntansi Variabel pemanfaatan teknologi informasi.

Variabel pengalaman dan keahlian auditor.

Kemajuan teknologi

mempengaruhi perkembangan akuntansi. Peranan TI terhadap perkembangan akuntansi pada setiap babak berbeda-beda. Semakin maju TI, semakin banyak pengaruhnya pada bidang akuntansi. 7. Diani Mardisar dan Ria Nelly Sari (2007) Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor

Variabel kualitas hasil kerja auditor.

Objek penelitian, variabel auditor internal,

pengalaman, dan pemanfaatan teknologi informasi.

Pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas hasil kerja lebih kuat dibanding pengaruh interaksi akuntabilitas dengan

pengetahuan terhadap kualitas hasil kerja. Sedangkan untuk kompleksitas pekerjaan tinggi, kualitas hasil kerja auditor dapat ditingkatkan dengan

akuntabilitas tinggi yang didukung oleh pengetahuan audit yang tinggi.


(58)

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Metodologi Penelitian No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

8.

Rizal Iskandar Batubara (2008)

Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan

Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan

Variabel kualitas hasil pemeriksaan, alat pengujian analisis regresi berganda. Objek penelitian, variabel auditor internal, pengalaman, dan pemanfaatan teknologi informasi. Kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Untuk latar belakang pendidikan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil

pemeriksaan. 9. Ika Sukriah, Akram, Biana Adha Inapty (2009) Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi

Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.

Variabel pengalaman dan kualitas hasil pemeriksaan, alat pengujian analisis regresi berganda, menggunakan purposive sampling. Objek penelitian, variabel auditor internal dan pemanfaatan teknologi informasi.

Pengalaman kerja, obyektifitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Semakin banyak pengalaman kerja, semakin obyektif auditor melakukan pemeriksaan dan semakin tinggi tingkat kompetensi yang

dimiliki auditor, maka semakin meningkat atau semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya.


(59)

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Metodologi Penelitian No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

10. Haslinda Lubis (2009) Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional, dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

Variabel keahlian auditor, alat pengujian analisis regresi berganda.

Objek penelitian, variabel pengalaman dan

pemanfaatan teknologi informasi.

Bahwa keahlian, independensi, kecermatan professional, dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor baik secara simultan maupun parsial. Dari hasil ini, dapat dilihat bahwa semakin baik/tinggi keahlian, independensi, kecermatan professional, dan kepatuhan pada kode etik tentunya memberikan kontribusi yang baik/tinggi terhadap kualitas auditor dalam melaksanakan tugasnya.


(60)

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Metodologi Penelitian

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

11. Havidz Mabruri dan Jaka Winarna (2010) Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah

Variabel pengalaman dan kualitas hasil audit, alat pengujian analisis regresi berganda.

Objek penelitian, variabel keahlian dan

pemanfaatan teknologi informasi.

Bahwa obyektifitas, pengalaman kerja, pengetahuan, dan

integritas auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil audit di lingkungan pemerintah daerah. Dengan demikian, semakin obyektif auditor, semakin banyak pengalaman kerja, semakin banyak

pengetahuan dan semakin tinggi integritas seorang auditor maka semakin baik kualitas hasil audit yang dilakukannya. 12. Celviana Winidyaningrum dan Rahmawati (2010) Pengaruh Sumber Daya Manusia dan pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Variabel pemanfaatan teknologi informasi, alat pengujian analisis regresi.

Objek penelitian, variabel pengalaman dan

keahlian.

Bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.


(61)

C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Pengalaman auditor terhadap Kualitas Hasil Audit Internal

Berdasarkan penelitian sebelumnya, menyatakan bahwa factor

pengalaman berpengaruh terhadap kinerja auditor (Ashton, 1991; Choo

dan Trotman, 1991; dan Tubb, 1992 dalam Rizal Iskandar Batubara,

2008). Peneliti lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor

mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun

hubungannya tidak langsung. Hubungan antara pengalaman auditor

dengan kinerja melalui variable “intervening” efek pengetahuan mengenai

pekerjaan (job knowledge) (Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al.,

1986), terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik (Bonner, 1990).

Hayes-Roth (1975), Hutchinson (1983), Murphy dan Wright

(1984) memberikan bukti empiris bahwa seseorang yang lebih

berpengalaman pada bidang substantive, maka orang tersebut mempunyai

lebih item yang disimpan dalam memorinya. Sehingga akan lebih mudah

baginya untuk membedakan item-item menjadi beberapa kategori. Weber

dan Crocker (1983) dalam Tubb (1992) menunjukkan bahwa semakin

banyak pengalaman seseorang, maka hasil pekerjaan semakin akurat dan

lebih banyak mempunyai memori tentang struktur kategori yang rumit.

Penelitian yang dilakukan oleh Choo dan Trotman (1991)

menunjukkan bahwa auditor yang berpengalaman lebih banyak

menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibandingkan auditor


(62)

umum, tidak ada bedanya antara auditor berpengalaman dengan yang

kurang berpengalaman.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Tubbs (1992) yang

melakukan pengujian mengenai efek pengalaman terhadap kesuksesan

pengalaman audit. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin banyak

pengalaman yang dimiliki, semakin banyak kesalahan yang dapat

ditemukan oleh auditor. Abdolmohammadi dan Wright (1987) yang

menyatakan bahwa pengalaman mungkin penting bagi keputusan yang

kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur.

Pengaruh pengalaman akan signifikan ketika tugas yang dilakukan

semakin kompleks.

Ha1: Pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

hasil audit internal.

2. Keahlian terhadap Kualitas Hasil Audit Internal

Keahlian sebagai suatu multi-dimensional construct dan

perkembangan dari suatu kerangka konseptual untuk mengidentifikasi dan

menilai karakteristik keahlian dan memperbesar kemampuan dalam

memahami construct tersebut. Deis dan Giroux (1992) dalam Sri Murtini

dan Edi Wijayanto (2003) menjelaskan bahwa probabilitas ubtuk

menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor

(expertise).

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Murtini dan Edi Wijayanto


(63)

pada prosedur audit yang dilakukan dan juga keahlian auditor. Keahlian

auditor ini sangat penting untuk melaksanakan pekerjaannya berdasarkan

standar professional yang berlaku bagi pekerjaannya tersebut.

Selain itu, keahlian juga dapat menjadi ukuran bagi seorang auditor

untuk menilai kualitas hasil auditnya. Menurut Irahandayani (2003) dalam

Mardisar dan Nellysari (2007), kualitas kerja auditor dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu: berkualitas (dapat dipertanggungjawabkan) dan tidak

berkualitas (tidak dapat dipertanggungjawabkan). Sementara itu, Tawaf

(1999) dalam Mardisar dan Nellysari (2007) melihat kualitas audit dari sisi

supervisi. Menurutnya agar audit yang dihasilkan berkualitas, supervisi

harus dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari awal hingga akhir

penugasan audit. Oleh sebab itu dengan semakin baiknya keahlian auditor

akan membuat kualitas hasil audit internal yang semakin baik pula. Dari

argumentasi diatas maka diduga keahlian auditor berpengaruh terhadap

kualitas hasil audit internal.

Ha2: Keahlian auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

hasil audit internal.

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Hasil Audit Internal

Menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998) dalam I Ketut Yadyana

(2007) auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan yang

tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang


(1)

49

4

4

4

4

5

4

5

4

4

4

4

5

3

4

4

4

66

50

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

3

3

60

51

4

4

4

4

4

4

5

5

5

4

4

4

4

4

4

4

67

52

4

5

4

5

4

4

5

4

5

4

4

5

4

5

4

5

71

53

4

5

4

5

4

4

5

4

5

4

4

5

4

5

4

5

71

54

4

3

3

3

4

4

4

4

5

5

4

4

4

3

4

5

63

55

4

3

3

3

4

4

4

4

5

5

4

4

4

3

4

5

63

56

5

4

4

2

4

4

4

4

4

3

4

3

4

3

5

4

61

57

3

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

61

58

3

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

61

59

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

63


(2)

Skor Jawaban Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi

N

TI1

TI2

TI3

TI4

TI5

TI6

Total

1

5

5

5

5

5

5

30

2

5

5

5

5

5

5

30

3

5

5

5

5

4

5

29

4

5

4

5

4

4

5

27

5

3

3

3

3

4

5

21

6

4

4

4

4

4

4

24

7

4

4

4

4

4

4

24

8

4

4

4

4

4

4

24

9

2

3

4

4

4

4

21

10

3

3

5

4

3

5

23

11

4

5

4

4

3

5

25

12

4

2

4

4

4

4

22

13

4

4

4

4

4

4

24

14

4

4

4

3

3

4

22

15

4

4

4

4

4

4

24

16

5

5

5

5

5

5

30

17

5

5

5

5

5

5

30

18

4

4

4

4

3

4

23

19

4

4

4

4

4

4

24

20

5

5

5

5

5

5

30

21

4

4

4

4

3

3

22

22

5

4

4

4

4

4

25

23

4

4

4

4

3

4

23

24

4

4

4

4

4

4

24

25

5

4

4

5

4

4

26

26

4

4

4

4

3

4

23

27

4

5

4

4

2

4

23

28

5

5

5

5

3

4

27

29

5

5

5

5

4

5

29

30

2

2

4

4

4

4

20

31

4

4

4

4

4

4

24


(3)

40

5

5

5

5

5

5

30

41

4

4

4

4

4

4

24

42

4

4

4

4

4

4

24

43

4

4

3

4

2

4

21

44

4

4

3

4

4

4

23

45

4

4

4

4

4

4

24

46

5

4

5

4

4

5

27

47

4

5

4

4

5

5

27

48

4

4

4

3

4

4

23

49

5

4

5

3

3

4

24

50

3

4

4

4

3

4

22

51

5

5

5

5

5

5

30

52

5

4

5

4

5

5

28

53

5

4

5

4

5

5

28

54

5

5

5

2

5

5

27

55

5

5

5

2

5

5

27

56

5

5

5

5

5

5

30

57

5

5

5

5

5

5

30

58

5

5

5

5

5

5

30

59

5

5

5

5

5

5

30


(4)

Skor Jawaban Variabel Kualitas Hasil Audit Internal

n KHA1 KHA2 KHA3 KHA4 KHA5 KHA6 KHA7 KHA8 KHA9 KHA10 KHA11 KHA12 KHA13 KHA14 KHA15 KHA16 KHA17 KHA18 KHA19 KHA20 Total

1 4 4 5 5 5 5 5 4 1 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 88

2 5 4 5 5 5 5 5 4 2 2 2 4 4 5 4 5 4 4 5 4 83

3 5 4 5 4 5 4 5 4 1 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 89

4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 83

5 5 5 5 5 5 5 4 5 1 5 5 4 3 5 5 5 4 4 3 4 87

6 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78

7 4 4 4 4 5 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78

8 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 69

9 4 2 3 4 3 4 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 68

10 4 5 4 4 4 4 4 3 2 5 4 4 3 3 5 4 4 4 5 3 78

11 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75

12 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 5 3 5 4 4 4 2 4 4 71

13 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 74

14 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 70

15 4 4 4 5 5 4 4 5 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 82

16 3 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 92

17 4 4 5 3 3 4 3 3 1 5 5 5 2 3 4 4 4 4 4 4 74

18 4 5 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 78

19 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78

20 4 4 4 2 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 72

21 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 75

22 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 75

23 5 4 3 3 5 5 4 4 1 2 3 3 4 4 5 3 5 4 4 5 76

24 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78

25 4 4 3 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 4 82


(5)

38 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 71

39 3 3 5 4 3 5 5 3 2 4 3 5 4 3 5 4 3 4 3 4 75

40 3 3 4 3 3 5 5 4 2 3 3 5 3 3 5 5 5 4 3 5 76

41 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

42 2 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 68

43 4 4 3 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 78

44 4 2 4 4 4 3 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 68

45 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

46 4 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 82

47 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 78

48 2 3 2 4 4 3 4 3 2 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 2 66

49 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 82

50 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 5 3 3 4 4 72

51 4 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 87

52 5 4 5 4 5 4 4 5 2 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 89

53 5 4 5 4 5 4 4 5 2 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 89

54 5 3 3 4 4 3 4 4 2 5 5 5 5 5 4 5 3 3 4 4 80

55 5 3 3 4 4 3 4 4 2 5 5 5 5 5 3 5 3 3 4 4 79

56 4 2 3 4 4 2 4 4 2 5 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 76

57 5 4 4 4 4 4 4 3 1 4 5 5 5 4 4 4 4 2 4 4 78

58 5 4 4 4 4 4 4 3 2 4 5 5 5 4 4 4 4 2 4 4 79

59 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 81


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal : studi empiris pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta

7 95 142

Kontribusi pengendalian internal dan keahlian auditor terhadap pemeriksaan (fraud Auditing) : studi empiris pada auditor internal dan eksternal di jakarta dan bandung

1 10 90

PENGARUH PENGALAMAN DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL PENGARUH PENGALAMAN DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL INSPEKTORAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 13

KUALITAS AUDIT INTERNAL, PENGALAMAN DAN AKUNTABILITAS PENGARUH PENGALAMAN DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL INSPEKTORAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 3 36

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP INDEPENDENSI DAN KUALITAS AUDIT AUDITOR Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Independensi Dan Kualitas Audit Auditor (Studi Empiris Pada KAP di Surakarta dan Yogyakarta).

1 3 15

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP Pengaruh Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Pengendalian Internal Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada D

0 2 15

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP Pengaruh Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Pengendalian Internal Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada D

0 2 15

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP Pengaruh Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Pengendalian Internal Terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada

0 3 14

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP Pengaruh Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Pengendalian Internal Terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada

0 3 15

PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN SENIOR, KUALITAS AUDIT INTERNAL DAN PENGALAMAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DENGAN KEBERANIAN MORAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris pada Perbankan di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan)

0 3 30