6. 1. Teori Politik Lokal PENDAHULUAN

11

I. 6 . Kerangka Teori

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan kerangka teori sebagai landasan atau pedoman berpikir. Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi defenisi dan proposis untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. Ringkasnya, teori adalah hubungan suatu konsep dengan konsep lainnya untuk menjelaskan fenomena tertentu. 8 Konsep merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Atau konsep adalah suatu kata atau lambangyang menggambarkan kesamaan-kesamaan dalam berbagai gejala walaupun berbeda. 9 Dalam menyoroti politik lokal perlu dipakai kerangka konseptual tentang sistem politik. Sistem politik itu sendiri merupakan pendekatan baru yang dipakai oleh para ahli ilmu sosial dalam meneliti fenomena sosial, khususnya fenomena politik. Dikatakan baru karena sebelumnya para ahli menggunakan terminologi seperti negara dan bangsa dalam mengadakan penelitian tentang gejala-gejala politik. Almond and Powel dalam bukunya mengatakan bahwa “One of the basic units of political system, then is the political role. We refer to particular sets of roles which are related to one another as structures” .

I. 6. 1. Teori Politik Lokal

10 8 Masri Singarimbun Sofian Effendi,1989. Metode Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES, hal 37 9 Rianto Adi,2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta : Granit, hal 27 10 Almond Powell. 1966. Comparative Politics, A Developmental Approach. Little Brown: Boston, Hal: 21 . Jadi suatu sistem politik itu terdiri dari 12 peran-peran yang berinteraksi dan berkaitan. Himpunan dari peran-peran itu membentuk struktur di dalam suatu sistem politik. Dalam melakukan atau memainkan suatu peran terjadilah aktivitas-aktivitas yang dapat dilihat dan dianalisa sebagai sebuah struktur. Peranan dari DPRD dalam politik lokal dapat dilihat dari fungsinya yaitu: legislasi, budgeting, pengawasan dan fungsi-fungsi lainnya. Melalui fungsi-fungsi legislatif yang dimiliki DPRD dapat diarahkan untuk mempengaruhi proses penyusunan rencana pembangunan dan anggaran sehingga dapat membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat, kinerja pemerintahan dan pertumbuhan ekonomi. Meskipun secara teoritis dan konstitusional DPRD memiliki peranan sendiri yang berbeda dengan peranan yang dimainkan oleh pemerintah daerah, namun secara politik baik pemerintah daerah maupun DPRD memiliki tanggung jawab yang sama. Keduanya adalah representasi kekuatan masyarakat, memiliki kedaulatan yang didapat melalui prosedur demokrasi yang pada gilirannya harus dipertanggung jawabkan melalui mekanisme pemilu. Dalam era demokrasi yang mendorong kompetisi, keberhasilan daerah tidak lain adalah keberhasilan kolektif suatu daerah atau masyarakat lokal yang diperbandingan dengan masyrakat derah lainnya. Pada satu tahap, demokrasi lokal merupakan persaingan kekuatan sosial politik atau elit politik lokal dalam memanfaatkan peluang politik yang tersedia, namun pada tahap kedua demokratisi lokal merupakan keberhasilan kolektif semua elemen politik suatu daerah semua elemen politik suatu daerah dihadapkan pada system politik di daerah lainnya. 13

1.6.2. Konsep Pengawasan

Berbagai fungsi manajemen politik dilaksanakan oleh para pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen diantaranya adalah fungsi perencanaan Planning, fungsi pengorganisasian Organizing, fungsi pelaksanaan Actuating dan fungsi pengawasan Controlling menurut Griffin. Keempat fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan oleh seorang manajer secara berkesinambungan, sehingga dapat merealisasikan tujuan organisasi. Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Konsep pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan sebagai proses pemantauan kinerja karyawan berdasarkan standar untuk mengukur kinerja, memastikan kualitas atas penilaian kinerja dan pengambilan informasi yang dapat dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang dikomunikasikan ke para karyawan. Defenisi ini tidak hanya terpaku pada apa yang direncanakan, tetapi mencakup dan melingkupi tujuan organisasi. Hal tersebut akan mempengaruhi sikap, cara, sistem,dan ruang lingkup pengawasan yang akan dilakukan oleh seorang manajer. 11 Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan– penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan tersebut 11 Ahmad Yani, Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan daerah di Indonesia, 2002, Raja Grafindo Persada : Jakarta. Hal 12. 14 untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya. Pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya mencapai keseluruhan tujuan organisasi. Sedangkan menurut Maringan pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan. Selain itu menurut Dessler menyatakan bahwa pengawasan Controlling merupakan penyusunan standard seperti kuota penjualan, standar kualitas, atau level produksi; pemeriksaan untuk mengkaji prestasi kerja aktual dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan; mengadakan tindakan korektif yang diperlukan Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan atau pemeriksaan kegiatan perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki kesalahan- kesalahan yang ada sebelumnya. Pengawasan yang efektif membantu usaha dalam mengatur pekerjaan agar dapat terlaksana dengan baik. Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas- tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas perusahaan agar target dalam pemerintahan tercapai. 12 12 Devas, Nick, dkk. 1987. Keuangan Pemerintahan Daerah di Indonesia . Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UI Press. Hal 12. 15 Terselenggaranya pengawasan dalam sebuah pemerintahan yakni untuk menilai kinerja suatu institusi dan memperbaiki kinerja sebuah institusi. Oleh karena itu dalam setiap perusahaan mutlak, bahkan rutin adanya sistem pengawasan. Dengan demikian pengawasan merupakan instrument pengendalian yang melekat pada setihap tahapan opersional perusahaan. Fungsi pengawasan dapat dilakukan setiap saat, baik selama proses manajemen atau administrasi berlangsung maupun setelah berakhir untuk mengetahuai tingkat pencapaian tujuan suatu organisasi atau kerja. Fungsi pengawasan dilakukan terhadap perencanaan dan kegiatan pelaksanaannya. Kegiatan pengawasan sebagai fungsi manajemen bermaksud untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan yang terjadi setelah perencanaan dibuat dan dilaksanakan. Keberhasilan perlu dipetrtahankan dan jika mungkin ditingkatkan dalam perwujudan manajemenadministrasi berikutnya dilingkungan suatu organisasi unit krja tertentu. Sebaliknya setiap kegagalan harus diperbaiki dengan menghindari penyebabnya baik dalam menyusun perencanaan maupun pelaksanaannya. Untuk itulah, fungsi pengawasan dilaksanakan, agar diperoleh umpan balik feed back untuk melaksanakan perbaikan bila terdapat kekeliruan atau penyimpangan sebelum menjadi lebih buruk dan sulit diperbaiki.

1.6.2.1 Jenis Pengawasan

Menurut Schermerhorn 2001, Tahapan pengawasan dapat dibagi dalam 4 jenis: • Pengawasan feedforward pengawasan umpan di depan 16 Pengawasan ini dilakukan sebelum aktivitas dimulai yang bertujuan untuk menjamin kejelasan sasaran; tersedianya arahan yang memadai; ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan. Dan memfokuskan pada kualitas sumber daya. • Pengawasan concurrent pengawasan bersamaan Pengawasan ini memfokuskan pada apa yang terjadi selama proses berjalan yang bertujuan untuk memonitor aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin segala sesuatu sesuai rencana dan juga untuk mengurangi hasil yang yang tidak diinginkan. • Pengawasan feedback pengawasan umpan balik Pengawasan ini dilakukan setelah aktivitas selesai dilaksanakan. Dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja di masa depan dan memfokuskan pada kualitas hasil. • Pengawasan internal-external. Pengawasan internal memberikan kesempatan untuk memperbaiki sendiri sedangkan pengawasan eksternal melalui supervisi dan penggunaan administrasi formal. I. 7. Metodologi Penelitian I. 7. 1. Metode Penelitian