H5: Ada hubungan yang positif antara perceived brand quality dengan
perceived store image
6. Perceived Store Image
Variabel ini didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap citra sebuah toko Nevin and Houston, 1980. Citra toko meliputi beberapa
karakteristik seperti lingkungan fisik dari toko, tingkat layanan, dan kualitas barang Baker, Grewal, dan Parasuraman, 1994; Zimmer dan
Golden, 1988. Menurut Simamora 2003, p.168 dua faktor yang mendukung store
image yaitu external impression dan internal impression: a.
External impression Secara eksternal, penempatan lokasi toko, desain arsitek, tampak muka
toko, logo, pintu masuk serta etalase muka merupakan bagian dari citra sebuah toko. Atribut-atribut tersebut ternasuk salah satu alat
komunikasi non-verbal dalam menyampaikan citra toko yang diinginkan oleh retailer kepada konsumennya.
b. Internal impression
Secara internal, citra sebuah toko dapat diciptakan menurut warna toko, bentuk toko, ukuran toko, penempatan departemen, pengaturan
lalu lintas pengunjung, pengaturan penempatan display, penggunaan lampu, serta pemilihan perlengkapan toko. Khusus pemilihan citra
toko secara internal, sebuah retailer harus memperhatikan target pasar
yang dituju. Karakteristik konsumen yang berbeda-beda mengharuskan retailer untuk memahami semua karakteristik konsumen sehingga bisa
memprioritaskan manajemen toko disesuaikan dengan kelompok pelanggan yang paling potensial bagi retailer.
Kaitannya dengan purchase intent, kajian literatur mengindikasi hubungan positif antara perceived store image dengan purchase intent
Buckley, 1991. Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan adalah:
H6: Ada hubungan yang positif antara perceived store image
dengan purchase intention
7. Perceived Value
Variabel ini didefinisikan sebagai pengurangan antara perceived benefit atau kualitas atas produk dengan perceived dari pengorbanan,
baik pengorbanan moneter maupun non-moneter untuk mendapatkan produk tersebut William Dodds, Kent Monroe Dhruv Grewal, 1994.
Kaitannya dengan purchase intent, kajian literatur mengindikasi hubungan positif antara perceived brand quality dengan perceived value.
Penelitian yang lalu menyarankan bahwa perceived quality merupakan sebuah kunci penentu dari penilaian konsumen atas nilai Dodds, Monroe
dan Grewal, 1991; Grewal, Monroe, dan Krishnan, 1998. Jadi kami menguji dalil berikut ini:
H7: Ada hubungan yang positif antara perceived brand quality dengan
perceived value