maka semakin tinggi pula purchase intention minat beli konsumen terhadap produk tersebut.
2. Pembahasan
Hasil penelitian tentang hubungan antara store name dan perceived store image terbukti ada hubungan yang positif. Hal ini dapat terjadi
karena peran dari nama toko sangat mempengaruhi konsumen dalam menilai citra dari suatu toko tersebut. Oleh karena itu, ketika retailer baru
memilih sebuah nama atau retailer yang telah ada ingin mengganti nama toko, mereka perlu memperhatikan konsistensi antara nama dengan image
yang ingin mereka kembangkan. Dengan demikian hasil pengujian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Grewal, Krishnan, Baker dan
Borin 1998. Hubungan antara brand name dengan perceived brand quality
terbukti ada hubungan yang positif. Hal ini dapat terjadi karena konsumen yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi lebih memperhatikan
brand name dalam menilai persepsi kualitas dari pada konsumen yang memiliki pengetahuan rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rao dan Sieben 1992 yang menyarankan bahwa konsumen yang memiliki pengetahuan tinggi cenderung untuk
menggunakan atribut eksternal ketika mereka merasa bahwa atribut
tersebut akurat dan dapat dipercaya sebagai indikator dari kualitas yang tinggi.
Hubungan antara objective price dengan perceived acceptability of price terbukti ada hubungan yang negatif. Hal ini dapat terjadi karena
konsumen cenderung untuk menghemat uang atau berhati-hati dalam mengatur pengeluaran mereka. Sehingga mereka tidak mau untuk
mengeluarkan lebih untuk produk dengan spesifikasi yang sama. Oleh karena itu, para pemasar harus dapat menawarkan produk dengan standard
kualitas yang dapat diterima dan harga yang terjangkau bagi konsumen. Hubungan antara perceived acceptability of price dengan perceived value
terbukti ada hubungan yang positif. Hal ini dapat terjadi karena konsumen yang memiliki sikap berhemat cenderung menganggap harga yang
terjangkau sebagai nilai yang tinggi di mata konsumen. Oleh karena itu, meskipun sulit para pemasar harus dapat menawarkan harga yang murah
bagi tipe konsumen seperti ini. Dengan demikian hasil pengujian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Maxwell 2001.
Hubungan antara perceived brand quality dengan perceived store image terbukti ada hubungan yang positif. Hal ini dapat terjadi karena
konsumen cenderung untuk menilai citra suatu toko berdasarkan tingkat penerimaan mereka terhadap merek produk yang di jual di toko tersebut.
Oleh karena itu, retailer harus sangat berhati-hati dan memastikan bahwa produk yang mereka jual harus konsisten dengan image toko yang ingin
mereka ciptakan sebab ketika sebuah toko menjual produk dengan kualitas