penelitian dan analisis dokumen

keabsahan informasi tersebut petugas meminta kepada pelaporpengadu untuk mengisi formulir pernyataan bahwa: a. perkaranya belum pernah dilaporkandiadukan di kantor kepolisian yang sama atau yang lain, b. perkaranya belum pernah diproses danatau dihentikan penyidikannya, bersedia dituntut sesuai ketentuan hukum pidana yang berlaku, bilamana pernyataan atau keterangan yang dituangkan di dalam Laporan Polisi ternyata dipalsukan, tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau merupakan tindakan fitnah. Setelah mengetahui dugaan adanya peristiwa pidana yakni tindak pidana pencurian maka pihak kepolisian dalam hal ini penyelidik dapat melakukan beberapa upaya, yaitu: a. pengolahan TKP b. pengamatan observasi c. wawancara interview d. pembuntutan surveillance e. penyamaran under cover f. pelacakan tracking, dan

g. penelitian dan analisis dokumen

Upaya tersebut sesuai dengan Peraturan Kapolri nomor 14 tahun 2012 tentang manajemen penyidikan tindak pidana. Upaya yang dilakukan tersebut disesuaikan pula dengan jenis tindak pidananya, dalam hal tindak pidana pencurian, biasanya untuk tindak pidana pencurian kategori ringanmudah Universitas Sumatera Utara hanya perlu dilakukan kegiatan pengolahan TKP, pengamatan, dan wawancara. Pencurian dengan kategori tingkat kesulitan pengungkapan sedang dan beratsulit akan dilakukan semua kegiatan tersebut, ditambah dengan kegiatan pembuntutan, penyamaran, pelacakan, penelitian dan analisis dokumen, serta upaya lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan sesuai kebutuhan penyelidikan. 54 Kegiatan penyelidikan ini dilakukan sebelum ada Laporan PolisiPengaduan untuk mencari dan menemukan Tindak Pidana. Sedangkan sesudah ada Laporan PolisiPengaduan atau dalam rangka penyidikan, kegiatan penyelidikan tersebut merupakan bagian atau salah satu cara dalam melakukan penyidikan, yaitu: a. Untuk menentukan suatu peristiwa yang terjadi merupakan tindak pidana atau bukan, b. Membuat terang suatu perkara sampai dengan menentukan pelakunya, dan c. dijadikan sebagai dasar melakukan upaya paksa. 55 Kegiatan penyelidikan dilakukan guna memastikan bahwa Laporan Polisi yang diterima dan ditangani penyelidikpenyidik merupakan tindak pidana yang perlu diteruskan dengan tindakan penyidikan. Kegiatan penyelidikan tersebut dapat dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan penyidikan, apabila terdapat kondisi perkara yang secara nyata telah cukup 54 Hasil wawancara dengan IPDA H. Manurung Kepala URBIN OPS. SAT Reskrim Polresta Medan pada tanggal 5 Februari 2016 pukul 13.30 WIB 55 Lihat Pasal 11 Perkap no.14 tahun 2012 tentang manajemen penyidikan tindak pidana Universitas Sumatera Utara bukti pada saat Laporan Polisi dibuat, maka dapat dilakukan penyidikan secara langsung tanpa melalui penyelidikan. 56 Petugas penyelidik dalam melaksanakan tugas penyelidikan, wajib dilengkapi dengan surat perintah penyelidikan yang ditandatangani oleh atasan penyelidik selaku Penyidik dan wajib membuat laporan hasil penyelidikan kepada pejabat pemberi perintah. Laporan hasil penyelidikan tersebut disampaikan secara tertulis, atau lisan yang ditindaklanjuti dengan laporan secara tertulis paling lambat 2 x 24 dua kali dua puluh empat jam. 57 Tahap ini merupakan proses penanganan tindak pidana yang tidak dapat dipisahkan dengan tahap penyidikan. Berdasarkan Peraturan Kepolisian telah disebutkan pula penyelidik sebelum melakukan penyelidikan wajib membuat rencana penyelidikan, sekurang-kurangnya memuat: a. surat perintah penyelidikan; b. jumlah dan identitas penyidikpenyelidik yang akan melaksanakan penyelidikan; c. objek, sasaran dan target hasil penyelidikan; d. kegiatan yang akan dilakukan dalam penyelidikan dengan metode sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; e. peralatan, perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan penyelidikan; f. waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan penyelidikan; dan 56 Hasil wawancara dengan IPDA H. Manurung Kepala URBIN OPS. SAT Reskrim Polresta Medan pada tanggal 5 Februari 2016 pukul 13.30 WIB 57 Lihat Pasal 13 Perkap no.14 tahun 2012 tentang manajemen penyidikan tindak pidana Universitas Sumatera Utara g. kebutuhan anggaran penyelidikan. Tindak pidana pencurian yang ditangani pada Polresta Medan hampir semua melalui proses sidik dan lidik. Tindak pidana yang tidak dilanjutkan prosesnya pada tahap penyidikan biasanya adalah pencurian dalam keluarga yang merupakan delik aduan, selebihnya tetap dilanjutkan proses penyelidikannya sekalipun untuk mengungkapkannya diperlukan waktu yang cukup panjang, apabila memang pengungkapannya dirasa sulit. Pencurian kendaraan bermotor dapat dijadikan contoh, dari data tiga tahun ini menunjukkan angka penyelesaian kriminal yang cenderung kecil dibandingkan total angka kejahatannya, karena memang proses pengejaran tersangka dan penyelesaian perkaranya memakan waktu lama. 58 Angka tersebut tercatat dalam sistem administrasi penanganan tindak pidana pada Polresta Medan yang memiliki dua jenis buku register, yaitu buku register B1 dan B2, yang mana di dalam buku register B1 yang dicatat adalah semua laporan-laporan adanya dugaan, namun di dalam buku B2 yang tercatat adalah semua perkara yang lanjut pada tahap lidik dan sidik.

2. Tahap Penyidikan