sociological approach ” Diversi adalah sebuah tindakan atau perlakuan
untuk mengalihkan atau menempatkan pelaku tindak pidana anak keluar dari sistem peradilan pidana Jack E Bynum, William E. Thompson,
2002;430.
18
Menurut Romli Atmasasmita, Diversi yaitu kemungkinan hakim menghentikan atau mengalihkantidak meneruskan pemeriksaan
terhadap anak selama proses pemeriksaan dimuka sidang.
19
Dilihat dari beberapa pengertian Konsep diversi tersebut dapat di simpulkan bahwa konsep ini lebih dikenal dalam proses peradilan pidana
anak. Adapun tujuan diterapkannya konsep seperti ini dalam pasal 6 UU No. 11 tahun 2012 disebutkan, bahwa Diversi adalah mencapai
perdamaian antara korban dengan anak, menyelesaikan perkara anak diluar proses peradilan, menghindarkan anak dari perampasan
kemerdekaan, mendorong
masyarakat untuk
berpartisipasi dan
menanamkan tanggung jawab kepada anak.
20
2. Jenis-Jenis Diversi
Pertimbangan dilakukannya Diversi didasarkan pada alasan untuk memberikan keadilan kepada pelaku yang telah terlanjur melakukan tindak
pidana serta memberikan kesempatan pada pelaku untuk memperbaiki dirinya. Terdapat tiga jenis pelaksanaan diversi yaitu:
21
18
Diambil dari www.repository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pukul 23.12 Wib
19
Diambil dari http:pm-bangil.go.iddata?p=207. Diakses pada tanggal 17 Januari 2016 pukul 23.24 Wib
20
Lihat Pasal 6 Undang-Undang No.11 tahun 2012
21
Marlina, Op.Cit., hal.73-74
Universitas Sumatera Utara
a. Berorientasi control social social control orientation. Dalam hal ini
aparat penegak
hukum menyerahkan
anak pelaku
pada pertanggungjawaban dan pengawasan masyarakat;
b. Berorientasi pada social service, yaitu pelayanan sosial oleh
masyarakat dan melakukan fungsi pengawasan, perbaikan, dan menyediakan pelayanan bagi pelaku dan keluarganya;
c. Berorientasi pada restoratif justice, yaitu memberi kesempatan kepada
pelaku untuk bertanggung jawab atas perbuatannya kepada korban dan masyarakat. Semua pihak yang terlibat dipertemukan untuk
bersama-sama mencapai kesepakatan, apa tindakan terbaik untuk anak pelaku ini.
3. Pengertian Restoratif Justice Keadilan Restoratif
Restoratif Justice atau sering juga disebut Keadilan Restoratif merupakan sebuah konsep yang mengakomodasi nilai-nilai kebaikan
untuk mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan sebuah perkara. Keadilan Restoratif adalah bentuk keadilan yang berpusat pada kebutuhan
korban, pelaku kejahatan, dan masyarakat. Keadilan restoratif mementingkan pemulihan korban, pelaku kejahatan, dan masyarakat.
22
Keadilan Restoratif adalah proses dimana semua pihak yang terlibat dalam suatu tindak pidana tertentu bersama-sama memecahkan
masalah bagaimana menangani akibatnya di masa yang akan datang
22
Yoachim Agus, Op.Cit., hal.27
Universitas Sumatera Utara
Kelompok Kerja PBB mengenai Keadilan Restoratif, diambil dari Tony Marshall.
23
Albert Eglash dalam Encyclopedia of Crime and Punishment, 2002, 1388, 1389, telah mengemukakan istilah restorative justice pada
tahun 1977 dengan artikelnya berjudul Beyond Restutiton: Creative Restution
. Dalam artikel tersebut yang perlu diperhatikan adalah pertama, primary victims
, atau korban langsung dari tindak pidana yang mengalami penganiayaan fisik, kehilangan harta benda, dan penderitaan secara
emosional perlu mendapat penanganan yang tepat dan pertolongan dalam menjalani kehidupannya dan mendapatkan hak-haknya dalam rangka
pemulihan sebagai korban kejahatan. Kedua, secondary victim atau korban tidak langsung yang secara tidak langsung juga mendapatkan pengalaman
buruk. Secondary victim tersebut adalah keluarga korban, keluarga dari pelaku tindak pidana, dan masyarakat secara keseluruhan yang sangat
memerlukan “restorative response” berupa langkah-langkah untuk
memulihkan, memperbaiki, dan menyembuhkan akibat suatu kejahatan.
24
Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak mengartikan Keadilan Restoratif adalah penyelesaian perkara tindak pidana dengan
melibatkan pelaku, korban, keluarga pelakukorban, dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan
23
Elisabeth,dkk., Diversi dan Keadilan Restoratif : Kesiapan Aparat Penegak Hukum dan Masyarakat,
Medan: Pusaka Indonesia, 2014, hal.41
24
Ibid , hal.42
Universitas Sumatera Utara
menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan.
25
Berdasarkan pengertian restorative justice di atas, dapat diketahui bahwa, restorative justice merupakan teori keadilan yang menekankan
pada pemulihan kerugian yang disebabkan oleh perbuatan pidana. Penyelesaiannya dianggap paling baik dengan mempertemukan para pihak
secara kooperatif untuk memutuskan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini diharapkan dapat menuntun transformasi masyarakat,
hubungan, dan komunitas.
26
4. Pengertian Tindak Pidana Pencurian