Namun dalam Laporan Praktik Lapangan Mandiri PKLM ini, lebih memfokuskan pada penagihan pajak dengan penyitaan yang dilakukan oleh
Jurusita Pajak Negara terhadap penanggung pajak yang belum melunasi utang pajaknya dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah surat paksa diberitahukan.
C. Jurusita Pajak Negara
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 562KMK.04.2000 tentang Syarat-syarat, Tata Cara Pengangkatan dan
Pemberhentian Jurusita Pajak, bahwa yang dimaksud dengan Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus,
pemberitahuan surat paksa, melaksanakan penyitaan dan penyanderaan. Jurusita Pajak diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri keuangan
untuk penagihan pajak pusat atau gubernur atau bupatiwalikota untuk penagihan pajak daerah. Jurusita Pajak ini berstatus sebagai Pegawai Negeri.
Kedudukan Jurusita Pajak adalah sangat strategis dalam unit organisasi Direktorat Jenderal Pajak, Jurusita Pajak ini adalah ujung tombak dan benteng
terakhir dalam rangka pengamanan penagihan pajak negara. Berhasil tidaknya tugas seorang Jurusita Pajak Negara tergantung sepenuhnya pada bobot, keterampilan,
keuletan, kejelian, mental yang dimiliki olehnya, apalagi Jurusita Pajak sepenuhnya bertugas di lapangan dengan segala persoalan penagihan pajk yang beraneka ragam
coraknya dengan berbagai modus penghindaran dan perlawanan pasif dari para penanggung pajak.
Mengingat beratnya tugas dan peranan Jurusita Pajak dalam pengamanan penagihan pajak negara, Maka untuk menjadi seorang Jurusita Pajak tidaklah mudah
dan tidak sembarangan orang melainkan harus dilakukan oleh orang yang berkompeten sebagai Jurusita Pajak ysng terlebih dahulu harus dibekali dengan
kemampuan sebagai Jurusita Pajak melalui pendidikan dan pelatihan Jurusita Pajak disamping harus memenuhi syarat-syarat lainnya menurut Peraturan Perundang-
Undangan Perpajakan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk diangkat menjadi Jurusita Pajak
adalah apabila telah memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut Menurut Kepatuhan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 562KMK.04.2000 tentang Syarat-
syarat, Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Jursita Pajak. a.
Berijazah serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau yang setingkat dengan itu.
b. Berpangkat serendah-rendahnya Pengatur MudaGolongan IIa.
c. Berbadan sehat.
d. Lulus pendidikan dan pelatihan Jurusita Pajak, dan
e. Jujur, bertanggungjawab dan penuh pengabdian.
Jurusita Pajak diberhentikan apabila : a.
Meninggal dunia. b.
Pensiun. c.
Karena alih tugas atau kepentingan lainnya.
d. Ternyata lalai atau tidak cakap dalam menjalankan tugas.
e. Melakukan perbuatan tercela.
f. Melanggar sumpah atau janji Jurusita Pajak, atau
g. Sakit jasmani atau rohani terus menerus.
Menurut Pasal 4 empat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa menyatakan bahwa, Sebelum memangku
jabatan, Jurusita Pajak diambil sumpah atau janji menurut agama atau kepercayaannya oleh Pejabat Kantor Pelayanan Pajak tempat ia bertugas. Dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dalam pelaksanaan penagihan pajak seorang Jurusita Pajak harus bekerja secara jujur dan bertanggungjawab serta profesional
dalam mengadakan pendekatan dengan para penanggung pajak. Tugas dan wewenang serta kewajiban Jurusita Pajak :
- Tugas Jurusita Pajak Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.
1. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus.
2. Memberitahukan Surat Paksa.
3. Jurusita Pajak bertugas melaksanakan penyitaan atas barang penanggung pajak
berdasarkan Surat perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP. 4.
Melaksanakan Penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan. -
Wewenang Jurusita Pajak Pasal 5 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 20000 adalah sebagai berikut :
1. Memasuki dan memeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari ,
laci, dan tempat-tempat lain untuk menemukan obyek sita di tempat usaha dan melakukan penyitaan di tempat tinggal penaggung pajak, atau tempat
lain yang dapat diduga sebagai tempat penyimpanan obyek sita. 2.
Meminta bantuan kepolisian, kejaksaan, Departemen yang membidangi hukum dan perundang-undangan, Pemerintah daerah setempat, Badan
Pertanahan Nasional BPN, Pengadilan Negeri PN, bank atau pihak lain dalam rangka pelaksanaan penagihan pajak.
- Kewajiban Jurusita Pajak :
1. Memperlihatkan kartu tanda pengenal Jurusita Pajak.
2. Memperlihatkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP.
3. Membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS ditandatangani oleh
Jurusita, saksi-saksi dan penanggung pajak. 4.
Menempelkan salina Berita Acara Pekasanaan Sita BAPS pada barang yang disita atau tempat barang yang disita berada dan atau ditempat umum,
kecuali jika barang yang disita sesuai dengan tidak dapat ditempeli salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita BAPS.
5. Menempelkan segel sita pada barang yang disita.
6. Membuat Pengumuman Lelang.
D. Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaan Penagihan Pajak Dengan Penyitaan