2.1.8 Bionomik Vektor
Bionomik vektor adalah tempat perindukan breeding place, kebiasaan menggigit feeding habit, kebiasaan istirahat resting habit, dan jarak terbang
flight range. Aedes aegypti sering bertelur pada wadah buatan yang terdapat di dalam
atau di dekat rumah, misalnya wadah penyimpan air, bak mandi, vas bunga, tong air, ban bekas, botol bekas, pipa air atau tang air. Meskipun lebih jarang dijumpai,
habitat alami larva nyamuk dapat ditemukan di daerah urban, misalnya lubang pohon, pelepah daun pisang, atau tanaman lainnya dan tempurung kelapa.
Kebiasaan makan nyamuk termasuk sangat antropofilik menyukai darah manusia meskipun nyamuk ini juga menghisap darah hewan mamalia berdarah
panas lainnya. Nyamuk ini aktif mencari makan pagi hari beberapa jam sesudah matahari terbit, dan sore hari beberapa jam sebelum matari terbenam. Lebih dari
90 nyamuk Aedes aegypti beristirahat di tempat-tempat yang tidak terkena sinar, yaitu tempat-tempat di dalam rumah yang gelap dan tersembunyi, ruang yang
lembab, kamar tidur, kloset, kamar mandi, dan dapur. Jarak terbang nyamuk dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kemampuan mengisap darah tempat
berteluar nyamuk. Pada umumnya jarak terbang adalah 30-50 meter dari tempat berkembang biaknya, namun bisa mencapai 400 meter, terutama pada waktu
nyamuk betina mencari tempat untuk bertelur Soedarto, 2012.
2.1.9 Kepadatan Vektor
Untuk mengetahui kepadatan vektor disuatu lokasi dapat dilakukan beberapa survei yang dipilih secara acak yang meliputi : Survei nyamuk, survei
Universitas Sumatera Utara
jentik dan survei perangkap telur. Dalam pelaksanaan survei ada 2 metode meliputi :
1. Metode singgle larva Survei ini dilakukan dengan mengambil satu jentik disetiap tempat
genangan air yang ditemukan ada jentiknya untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut jenis jentiknya.
2. Metode visual Survei ini dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik di setiap
tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya. Dalam program pemberantasan penyakit demam berdarah dengue, survei jentik yang biasa digunakan adalah cara
visual. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik yaitu : a. Angka bebas jentik ABJ
Jumlah rumahbangunan yang tidak ditemukan jentik x 100 Jumlah rumahbangunan yang diperiksa
b. House index H.I Jumlah rumahbangunan yang diketemukan jentik x 100
Jumlah rumah yang diperiksa c. Container index C.I
Jumlah container dengan jentik x 100 Jumlah container yang diperiksa
d. Breteau index B.I Jumlah container dengan jentik dalam 100 rumah
Angka bebas jentik dan House index lebih menggambarkan luasnya penyebaran nyamuk di suatu wilayah. Tidak ada teori yang pasti berapa angka
Universitas Sumatera Utara
bebas jentik dan house index yang dipakai standart, hanya berdasarkan kesepakatan, disepakati House index minimal 5 yang berarti persentase rumah
yang diperiksa jentiknya positip tidak boleh melebihi 5 atau 95 rumah yang diperiksa jentiknya harus negatip.
3. Survei Perangkap Telur Ovitrap Tujuan dari survei perangkap telur adalah untuk mengetahui adatidaknya
nyamuk Aedes aegypti dalam situasi densitas sangat rendah, yang mana dengan metode single larva tidak dapat menemukan adanya container positif. Ovitrap
berupa bejana kaleng, palstik atau potongan bambu yang dinding bagian dalamnya dicat hitam dan diberi air secukupnya. Kedalam bejana tersebut
dimasukan padel yaitu berupa potongan bambu atau kain yang tenunannya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat menyimpan telur. Ovitrap ditempatkan di
dalam dan diluar rumah, ditempat yang gelap dan lembab. Setelah satu minggu dilakukan pemeriksaan adatidaknya telur di padel. Cara menghitung Ovitrap
index adalah : Jumlah padel dengan telur x 100
Jumlah padel diperiksa Untuk mengtahui lebih tepat gambaran kepadatan populasi nyamuk
dengan cara : Jumlah telur dari seluruh ovitrap x 100
Jumlah ovitrap yang digunakan
Universitas Sumatera Utara
2.1.10 Klasifikasi dan Morfologi Nyamuk Aedes sp. Klasifikasi Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah sebagai berikut:
Kingdom :
Animalia Phyllum
: Arthropoda
Class :
Insecta Order
: Diptera
Famili :
Culicidae Subfamili
: Culicinae
Genus :
Aedes Species
: Aedes aegypti, Aedes albopictus
Nyamuk Aedes aegypti betina dewasa memiliki tubuh berwarna hitam kecoklatan. Ukuran tubuh nyamuk Aedes aegypti betina antara 3-4 cm. Tubuh dan
tungkainya ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan. Di bagian punggung dorsal tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan
yang menjadi ciri dari nyamuk spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas
sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, bergantung pada kondisi
lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan nyata dalam hal
ukuran. Biasanya, nyamuk jantan memiliki tubuh lebih kecil daripada betina, dan terdapat rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan Soedarto, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.1.11 Siklus Hidup Nyamuk