Analisis Univariat Faktor Fisik Lingkungan Rumah

4.3 Analisis Univariat Faktor Fisik Lingkungan Rumah

Adapun gambaran distribusi faktor fisik lingkungan rumah penderita pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini Tabel 4.11 Distribusi Faktor Fisik Lingkungan Rumah Penderita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015 No Lingkungan Fisik Rumah Kasus Kontrol n n 1 Kawat kasa Memakai kasa tidak seluruh rumah 24 80.0 10 33,3 Memakai kasa seluruh rumah 6 20.0 20 66,7 2 Plafon pada ruangan Langit-langit hanya terdapat disebagian ruangan 20 66,7 2 6,7 Langit-langit terdapat diseluruh ruangan 10 33,3 28 93,3 3 Kerapatan dinding Terdapat lubang pada dinding 8 26,7 2 6,7 Tidak terdapat lubang pada dinding 22 73,3 28 93,3 4 Kelembaban Tidak baik ൑ 60 21 70,0 3 10,0 Baik ൒ 60 9 30,0 27 90,0 5 Pencahayaan Tidak memenuhi syarat 23 76,7 4 13,3 Memenuhi syarat 7 23,3 26 86,7 6 Keberadaan jentik Ada 6 20,0 1 3,3 Tidak ada 21 80,0 29 96,7 Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus sebagian besar responden memakai kawat kasa tidak seluruh rumah dengan jumlah 24 orang 80,0, sedangkan pada kelompok kontrol pada umumnya responden memakai kawat kasa pada seluruh rumah dengan jumlah 20 orang Universitas Sumatera Utara 66,7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plafon pada ruangan rumah kelompok kasus sebagian besar langit-langit rumah hanya terdapat disebagian ruangan dengan jumlah 20 rumah 66,7, sedangkan pada kelompok kontrol pada umumnya rumah responden menggunakan plafonlangit-langit di seluruh ruangan rumah dengan jumlah 28 rumah 93,3. Terdapat lubang pada dinding rumah kelompok kasus dengan jumlah 8 rumah 26,7, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 28 rumah yang tidak terdapat lubang 93,3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelembaban rumah pada kelompok kasus sebagian besar tidak baik ൑60 dengan jumlah 21 rumah terasa lembab 70,0, sedangkan pada kelompok kontrol pada umumnya suhu rumah baik ൒60 dengan jumlah 27 rumah 90,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan rumah kelompok kasus tidak memenuhi syarat dengan jumlah 23 rumah 76,7, sedangkan kelompok kontrol pada umumnya pencahayaan rumah memenuhi syarat dengan jumlah 26 rumah 86,7. Berdasarkan keberadaan jentik menunjukkan bahwa pada kelompok kasus terdapat jentik pada tempat penampungan air dengan jumlah 6 rumah 20,0, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat jentik pada tempat penampungan air dengan jumlah 29 rumah 96,7.

4.4 Analisis Bivariat

Dokumen yang terkait

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

1 59 132

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat Inap di RSUD Lubuk Pakam Tahun 2011

3 72 90

Pengaruh Sanitasi Lingkungan Permukiman Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Aliran Sungai Deli Kota Medan Tahun 2011

11 97 145

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) Yang Dirawat Inap di RSU Tembakau Deli Medan Tahun 2001-2005

0 38 85

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap di RSUD Dr, Pirngadi Medan Tahun 2002-2003

0 30 113

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap di RSU dr. Pirngadi Medan Tahun 2004

0 64 92

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Dan Kegiatan Pemberantasannya Tahun 2003-2007

1 40 88

Hubungan Faktor Fisik Lingkungan Rumah dan Karakteristik Penderita terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan

1 3 33

Hubungan Faktor Fisik Lingkungan Rumah dan Karakteristik Penderita terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan

0 2 3

Hubungan Faktor Fisik Lingkungan Rumah dan Karakteristik Penderita terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan

0 1 36