Definisi Operasional Aspek Pengukuran Analisis Data

3.5. Metode Pengumpulan Data

3.5.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi dan hasil pemeriksan sampel di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan terhadap keberadaan bakteri Salmonella sp. pada daging burger. Pemeriksaan Laboratorium dengan menggunakan metode pewarnaan gram dilakukan untuk mengetahui daging burger tercemar Salmonella sp. atau tidak.

3.6. Definisi Operasional

1. Daging burger adalah daging cacah yang biasanya terbuat dari daging sapi yang yang dipipihkan dan berbentuk bulat. 2. Daging burger sebelum digoreng adalah daging burger yang belum dimasak dengan minyak goreng. 3. Daging burger setelah digoreng adalah daging burger yang sudah dimasak dengan minyak goreng. 4. Hygiene dan sanitasi adalah faktor yang mempengaruhi pencemaran bakteri Salmonella sp. pada daging burger. 5. Keberadaan Salmonella sp. adalah ada atau tidaknya Salmonella sp. yang didapat setelah pemeriksaan laboratorium. 6. Memenuhi syarat adalah jika salmonella sp. Tidak ditemukan dalam daging burger. 7. Tidak memenuhi syarat adalah jika salmonella sp. ditemukan dalam daging burger. Universitas Sumatera Utara

3.7. Prosedur Kerja Pemeriksaan Salmonella sp.

3.7.1 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel Depkes, 1990: 1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan contoh makanan dalam hal ini disediakan beaker glass yang sudah disterilkan. Sampel yang digunakan adalah daging yang sudah dimasak. 2. Persiapkan catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi yang menjadi sasaran, tanggal pengambilan. 3. Belilah makanan kepada pedagang sebanyak satu porsi, kemudian bayar sebagaimana biasa, sehingga dapat dicegah kemungkinan diberikannya contoh yang sudah dipersiapkan sebelumnya. 4. Masukkan ke dalam beaker glass yang sudah disterilkan dan diberi nomor kode dan tanggal pengambilan. 5. Pengiriman dilakukan secepatnya, dan sampai dilaboratorium dalam waktu maksimal 24 jam. 6. Membawa contoh ke laboratorium dengan tujuan pemeriksaan yang dikehendaki.

3.7.2 Alat dan Bahan

1. Autoclave 2. Inkubator suhu 37 o C dan 44 o 3. Timbangan C 4. Labu erlenmeyer 5. Tabung reaksi Universitas Sumatera Utara 6. Lampu spirtus 7. Spidol 8. Cawan petri 9. Pipet steril 1cc dan 10cc 10. Kawat ose : bentuk cincin dan jarum 11. Blender 12. Tabung durham 13. Kapas alkohol 14. Kulkas 15. Objek glass 16. mikroskop

3.7.3 Cara pemeriksaan

a. Timbang daging burger sebanyak 25 gram, hancur atau diblender. b. Tambahkan dengan menggunakan aquadest atau BF Buffer fosfat sampai 90ml. c. 10 ml dari larutan tadi dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang sudah dibubuhi 20cc selenith bront sebagai media pengayanya. d. Ambil 5 cc ose cairan tadi dan tanam secara zig-zig pada media Salmonella. e. Kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37 o f. Amati koloni yang tumbuh : Salmonella sp. C Warna : Putih Jernih Bentuk : Bulat Diameter : 2-3 mm Universitas Sumatera Utara

3.8. Aspek Pengukuran

Pada lembar observasi terdapat pertanyaan yang mengajukan dua kategori yaitu ”Ya” jika memenuhi syarat dan ”Tidak” jika tidak memenuhi syarat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942 Tahun 2003 Tentang Pedoman persyaratan hygiene sanitasi makanan jajanan, hygiene sanitasi makanan jajanan yang dikategorikan memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan berikut: 1. Memenuhi syarat, Jika semua opsi pertanyaan memiliki jawaban ”ya”. 2. Tidak memenuhi syarat, jika salah satu dari opsi pertanyaan terdapat jawaban ”tidak”.

3.9. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan Salmonella sp pada daging burger diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk distribusi, kemudian dijelaskan secara deskriptif. Selain itu, data tersebut selanjutnya dibandingkan dengan batas maksimum cemaran bakteri Salmonella sp. dalam peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 yaitu negatif25g. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kota Medan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara yang secara geografis, baik utara, selatan, timur dan barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang. Kota ini terletak pada 3 ,27 - 3 ,47 Lintang Utara dan 98 ,35 - 98 ,44 Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan memiliki luas 26.510 Ha 265,10 Km 2 Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah dan merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. atau sama dengan 3,6 dari total luas Provinsi Sumatera Utara. Tempat penelitian dilakukan di salah satu kecamatan Kota Medan yaitu kecamatan Medan Helvetia. 1. Kecamatan Medan Helvetia terletak di wilayah Barat Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut : 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal

4.1.1. Gambaran Kependudukan Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Medan Helvetia dengan luas wilayahnya 11,55 Km². Penduduk Kecamatan Medan Helvetia berjumlah 144.257 Jiwa 2011. Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Helvetia sebanyak 144.257 penduduk terdiri dari 70.705 orang Universitas Sumatera Utara