Sifat Salmonella sp. Salmonella sp.

2.4.2 Sifat Salmonella sp.

Salmonella sp. tumbuh dengan cepat pada pembenihan biasa tapi tidak meragikan laktosa atau sukrosa. Kuman ini menghasilkan asam dan beberapa gas dari glukosa dan manosa. Kuman ini cendrung menghasilkan hidrogen sulfida H 2 Salmonella sp. resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium tetratiumat dan natrium dioksikholat, senyawa ini menghambat kuman koliform karena bermanfaat untuk isolasi Salmonella sp. dari tinja Jawetz, 1995. S. kuman ini dapat hidup di air yang dibekukan dalam waktu yang lama. Menurut Jawetz, 1995 dalam Ginting, 2005 Bakteri ini tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada temperatur 5-47 °C dengan pertumbuhan optimum 35-37 °C. Namun, ada beberapa serovar yang mampu tumbuh pada temperatur 4 °C. Salmonella sensitif terhadap temperatur tinggi dan dapat mati dengan proses pasteurisasi. Dalam makanan beku, jumlah Salmonella menurun perlahan-lahan karena temperatur penyimpanan menurun . Menurut Fernandes, 2009 dalam Restika, 2012 Salmonella memiliki rentang pertumbuhan pada pH 3.8-9.5 dengan kondisi yang ideal dan keasaman yang sesuai. Pertumbuhan Salmonella mencapai optimum pada pH antara 6.5-7.5. Beberapa serovar dapat mati pada pH di bawah 4.0, tergantung tipe keasaman dan temperatur. S. typhi masuk ketubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Setelah mencapai usus, Salmonella typhosa menembus ileum ditangkap oleh sel mononuklear, disusul bakteriemi I. Setelah berkembang biak di RES, terjadilah Universitas Sumatera Utara bakteriemi II. Interaksi Salmonella dengan makrofag memunculkan mediator- mediator. Lokal patch of payer terjadi hiperplasi, nekrosis dan ulkus. Sistemik timbul gejala panas, instabilitas vaskuler, inisiasi sistem beku darah, depresi sumsum tulang dll. Imunulogi. Humoral lokal, di usus diproduksi IgA sekretorik yang berfungsi mencegah melekatnya Salmonella pada mukosa usus. Humoral sistemik, diproduksi IgM dan IgG untuk memudahkan fagositosis Salmonella oleh makrofag. Seluler berfungsi untuk membunuh Salmonalla intraseluler Judarwanto, 2012. Kebanyakan spesies resistent terhadap agen fisik namun dapat dibunuh dengan pemanasan sampai 54,4º C 130º F selama 1 jam atau 60 º C 140 º F selama 15 menit. Salmonella tetap dapat hidup pada suhu ruang dan suhu yang rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu dalam sampah, bahan makannan kering, dan bahan tinja Judarwanto, 2012.

2.5. Patogenesis Salmonella sp