Saran KESIMPULAN DAN SARAN
penanganan dan pengelolaan limbah lumpur Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL. Pengelolaan lumpur IPAL umumnya dibuang secara open dumping, baik
di dalam maupun di luar lokasi pabrik. Pembuangan limbah secara open dumping tersebut, berpotensi terhadap terjadinya pencemaran air di permukaan air tanah
Purwati, 2006. Lumpur hasil pengolahan limbah pada industri pangan terutama terdiri dari
bahan-bahan organik seperti karbohidrat, protein, lemak, serat kasar dan air. Bahan-bahan ini mudah terdegradasi secara biologis dan menyebabkan
pencemaran lingkungan, terutama menimbulkan bau busuk. Pengomposan merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah manajemen limbah padat
industri pangan. Pengomposan adalah suatu proses biologis dimana bahan organik didegradasi pada kondisi aerobik terkendali. Dekomposisi dan transformasi
tersebut dilakukan oleh bakteri fungi dan mikroorganisme lainnya. Pada kondisi optimum, pengomposan dapat mereduksi volume bahan baku sebesar 50-70
Departemen Perindustrian, 2007. Limbah pada kolam-kolam pengolahan banyak mengandung partikel-
partikel yang lolos dari GC sehingga mengakibatkan pendangkalan pada kolam apabila tidak ditangani. Oleh karena itu untuk mengantisipasi hal tersebut
dibangun SBD yang terdapat pada sayap kanan IPAL yang berukuran 34 x 232 x 0,5 m dengan kapasitas 4.000 m
3
. Lumpur dikuras 1-2 tahun sekali dengan ejector udara bertekanan. Lumpur yang terkumpul pada dasar kolam dihisap dengan
ejector udara bertekanan kemudian ditampung dalam SBD dan dikeringkan secara alamiah dan untuk selanjutnya dipergunakan sebagai pupuk.
5
Sludge berasal dari proses pengolahan air limbah. Karena proses fisik- kimia yang terlibat dalamnya, lumpur cenderung berkonsentrasi logam berat dan
senyawa organik biodegradable serta organisme berpotensi patogen virus, bakteri dll terdapat di perairan limbah. Sludge kaya nutrisi seperti nitrogen dan fosfor
dan berisi bahan organik yang berguna. Bahan organik dan nutrisi adalah dua
elemen utama yang membuat pupuk atau tanah organik Yazid,2005.
Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu diterapkan suatu pengolahan lumpur lanjutan. Salah satu alternatifnya adalah dengan pemanfaatan lumpur
sebagai bahan dasar kompos. Kompos adalah produk hasil proses dekomposisi materi organik secara biologis menjadi material seperti humus Wahyono dkk,
2003. Lumpur hasil pengolahan limbah industri memiliki materi organik yang tinggi sehingga berpotensi untuk dijadikan kompos. Pengomposan alami akan
memakan waktu yang relatif lama, yaitu sekitar 2-3 bulan bahkan 6-12 bulan. Pengomposan dapat berlangsung dengan fermentasi yang lebih cepat dengan
bantuan effective innoculant atau aktivator Indriani, 2011. 2.2
Pengertian Kompos
Kompos adalah hasil penguraian, pelapukan, dan pembusukan bahan organik seperti kotoran hewan, daun, maupun bahan organik lainya. Bahan
kompos tersedia di sekitar kita dalam berbagai bentuk. Beberapa contoh bahan kompos adalah batang, daun, akar tanaman, serta segala sesuatu yang dapat
hancur. Banyak dari bahan tersebut menumpuk menjadi sampah yang mengganggu kesehatan Soeryoko Hery, 2011.
6