Pengertian Tujuan Pemanduan Bakat Organisasi Olahraga.

commit to user 7 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Pemanduan Bakat

a. Pengertian

Bakat atitude pada umumnya diartikan sebagai suatu kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu untuk dikembangkan lebih lanjut dan dilatih, yaitu agar bakat itu dapat terwujud. Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin, 1996 : 53. Sedangkan pemanduan adalah proses, cara, atau perbuatan dalam memimpin atau melatih mendidik, mengajari dan sebagainya supaya dapat melakukan pekerjaan sendiri. Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin, 1996 : 53. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa pengertian pemanduan bakat adalah proses dalam usaha untuk menemukan atau mendapatkan tanda-tanda atau dasar-dasar yang dimiliki oleh seseorang seperti kepandaian, keterampilan, sifat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir yang dilakukan dengan jalan memprediksi atau memperkirakan bahwa seseorang itu mempunyai peluang dalam suatu cabang olahraga tertentu untuk dibina dan dikembangkan menjadi atlit yang memiliki potensi tinggi, sehingga diharapkan akan berhasil di dalam mengikuti latihan-latihan dan mencapai prestasi puncak.

b. Tujuan Pemanduan Bakat

Pemanduan bakat menurut Harsono dalam buku Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin 1996 : 53 bertujuan untu k “memprediksi dengan probabilitas yang tinggi, seberapa besar peluang seseorang berhasil prestasi maksimalnya, dan apakah seorang atlit muda mampu secara sukses menyelesaikan atau melewati program latihan dasar, untuk kemudian ditingkatkan latihannya menuju prestasi puncaknya. Semakin dini seorang menampakkan bakatnya, semakin cepat dan besar kemungkinan baginya untuk memasuki tahap latihan puncak prestasi, sehingga puncak prestasinya dicapai dalam usia yang lebih muda”. commit to user 8

c. Pembinaan

Dalam pembinaan olahraga prestasi biasanya mengikuti tahap-tahap pembinaan yang didasarkan pada teori piramida, yaitu 1 pemassalan; 2 pembibitan; dan 3 pembinaan prestasi.

1. Pemassalan

Pemassalan adalah mempolakan keterampilan dan kesegaran jasmani secara multilateral dan spesialisasi M. Furqon H, 2002 : 3. Pemassalan olahraga bertujuan mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakikat dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup, khususnya jenis olahraga yang bersifat mudah, murah, menarik, bermanfaat dan massal. Kaitannya dengan olahraga prestasi: tujuan pemassalan adalah melibatkan atlet sebanyak-banyaknya sebagai bagian dari upaya peningkatan prestasi olahraga. Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori piramida dan sekaligus merupakan landasan dalam proses pembibitan pemanduan bakat atlet. Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat merupakan bentuk upaya dalam pemassalan olahraga. Dalam olahraga prestasi, pemassalan seharusnya dimulai pada usia dini.

2. Pembibitan Atlet

Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan individu-individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga yang setinggi-tingginya dikemudian hari, sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan olahraga. M. Furqon H, 2002 :3. Pembibitan yang dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan mencari bibit.Pembibitan dapat dilakukan dengan melaksanakan identifikasi bakat Talent Identification, kemudian dilanjutkan dengan tahap pengembangan bakat Talent Development. Dengan cara demikian, maka proses pembibitan diharapkan akan lebih baik. commit to user 9

3. Peningkatan Prestasi

Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang dicapai dalam suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melalui berbagai macam latihan maupun uji coba. Kompetisi tersebut biasanya dilakukan secara periodik dan dalam waktu tertentu. Pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya merupakan puncak dari segala proses pembinaan, termasuk dari proses pemassalan maupun pembibitan. Dari hasil proses pemassalan dan pembibitan, maka akan dipilih atlet yang makin menampakkan prestasi olahraga yang dibina. Oleh karena itu, pengorganisasian program pembinaan jangka panjang dapat dikemukakan bahwa 1 masa anak-anak berisi program latihan pemula junior awal yang merupakan usia mulai berolahraga dalam tahap pemassalan; 2 masa adolesensi berisi program latihan junior lanjut yang merupakan usia spesialisasi dalam tahap pembibitan; dan 3 masa pasca adolesensi berisi program latihan senior yang merupakan usia pencapaian prestasi puncak dalam tahap pembinaan prestasi. Atlet Senior Pembinaan Usia pencapaian prestasi puncak = Prestasi pasca adolesensi 18 tahun ke atas. Junior Lanjut Pembibitan Usia spesialisasi = masa Atlet Junior adolesensi 13-18 tahun. Pemula Pemassalan Usia mulai berolahraga = masa Kanak-kanak 6-12 tahun. Gambar1. Pembinaan prestasi olahraga ditinjau dari Teori Piramida, usia berlatih, tingkat atlet dan tingkat pertumbuhan dari perkembangan atlet. M. Furqon H, 2002 : 5 commit to user 10 Tabel 1. Usia mulai berolahraga, spesialisasi dan usia pencapaian prestasi puncak dalam berbagai macam cabang olahraga M.Furqon H, 2002 : 6 No Cabang Olahraga Usia Mulai Berolahraga Usia Spesialisasi Usia Pencapain Prestasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Atletik Bola Basket Tinju Balap Sepeda Loncat Indah Anggar Senam Putra Senam Putra Dayung Sepak Bola Renang Tenis Bola Voli Angkat Besi Gulat Ski 10 – 12 8 – 9 13 – 14 14 – 15 6 – 7 8 – 9 6 – 7 6 – 7 12 – 14 10 – 12 3 – 7 6 – 8 11 – 12 13 – 14 13 – 14 6 – 7 13 – 14 10 – 12 15 – 16 16 – 17 8 – 10 10 – 12 10 – 11 12 – 14 16 – 18 11 – 13 10 – 12 12 – 14 14 – 15 15 – 16 15 – 16 10 – 11 18 – 23 20 – 25 20 – 25 21 – 24 20 – 22 20 – 25 14 – 18 18 – 24 22 – 24 18 – 24 16 – 18 22 – 25 20 – 25 24 – 28 24 – 28 20 – 24 Berdasarkan klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa, setiap cabang olahraga memiliki karakteristik berbeda-beda dalam pembinaan usia dini. Dari klasifikasi pembinaan olahraga tersebut dapat dijadikan pedoman untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang potensial, sehingga pada usia tertentu dapat mencapai puncak prestasi. Hal ini karena prestasi puncak tidak akan tercapai apabila atletnya bukan bibit unggul meskipun ditunjang faktor lainnya yang maksimal. commit to user 11 Gambar 2. Periodisasi Pengembangan Olahraga Jangka Panjang M. Furqon H, 2002.

2. Prestasi a. Prestasi

Banyak tujuan yang terkandung dalam cabang olahraga. Setiap orang melakukan kegiatan olahraga ada tujuannya sendiri-sendiri, salah satunya adalah olahraga yang berorientasi pada keberhasilan atau dengan kata lain sebuah prestasi yang setinggi-tingginya. Karena hal ini merupakan idaman setiap atlet. Prestasi yang dicapai merupakan prestise atau harga diri bagi atlet itu sendiri, keluarganya, daerah asalnya hingga negara dari mana atlet itu berasal. Sudjarwo, 1993 : 11. Prestise di bidang olahraga juga merupakan kebutuhan dan dambaan masyarakat sedangkan prestise individu sebagai harga diri merupakan salah satu aspek tuntutan manusia hidup bermasyarakat. Menurut Sudjarwo, 1993 : 10, dalam usaha pencapaian prestasi maksimal sebenarnya ada dua faktor yang menentukan, yaitu Faktor Indogen dan Eksogen. 1. Faktor Indogen Faktor Indogen adalah beberapa aspek yang harus dipenuhi oleh seorang atlet untuk dapat mencapai prestasi maksimal, seperti : a. Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga pilihannya. PERIODISASI LATIHAN ANAK DAN JUNIOR GENERALISASI 6-14 Tahun SPESIALISASI 14 Tahun Permulaan 6-10 Tahun Pembentukan Olahraga 11-14 Tahun Spesialisasi 15-17 Tahun Prestasi Puncak 17 Tahun commit to user 12 b. Kemampuan fisik, seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketahanan, koordinasi dan sebagainya. c. Kesehatan, baik fisik maupun mental. d. Keterampilan sebagai penguasaan teknik dan taktik. e. Aspek kejiwaan yang baik, seperti kepribadian, disiplin, ketekunan, kesungguhan, dan daya fikir. f. Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan penampilan menuju kematangan juara. 2. Faktor Eksogen Faktor Eksogen adalah faktor di luar atlet yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal, seperti : a. Kerjasama atau interaksi antara pelatih, asisten pelatih, atlet dan semua orang yang terlibat dalam proses kepelatihan. b. Kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana olahraga yang tersedia. c. Kepengurusan dan organisasi cabang olahraga yang bertanggungjawab. d. Lingkungan hidup atlet yang menunjang. e. Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin kehidupan atlet. f. Adanya dukungan yang nyata dari pemerintah.

3. Organisasi a. Organisasi

Organisasi merupakan suatu unit satuan sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama. Organisasi bukan hanya bertalian dengan angka bangunan semata-mata, akan tetapi dengan badan seluruhnya, serta fungsi yang berhubungan dengannya. Ia mengkoordinasi seluruh faktor-faktor, agar tercipta kerjasama dalam mencapai tujuan. Sebelum diberikan kepastian definisi organisasi, ada baiknya kita kutip definisi organisasi dari beberapa ahli berikut ini Cholil dan Sarosa, 1995 : 17 : 1. Oliver Sheldon : organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan diantara individu-individu atau kelompok-kelompok berdasarkan bakat-bakat tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan secara fungsional, sehingga memungkinkan commit to user 13 terdapatnya saluran terbaik yang bersifat efisien, sistematis, positif dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia. 2. Chesten I. Bernard : organisasi formal adalah sistem kerjasama yang komplek dari unsur fisik, biologis, pribadi dan sosial yang terikat dalam hubungan yang teratur secara khusus yang beralasan dari kerjasama dua orang atau lebih. 3. Ralp Ceiries Davis : organisasi adalah suatu kelompok orang- orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan. 4. Herbert A. Simon : organisasi adalah pola komunikasi yang komplek dan hubungan-hubungan lain di dalam suatu kelompok manusia. 5. Ernest Dale : organisasi adalah suatu proses perencanaan yang berkaitan dengan perihal penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur atau pada hubungan-hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kelompok kerja. Jadi, suatu organisasi hakekatnya terdiri dari orang-orang yang usahanya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah subsistem yang saling terikat dan terkait, dan saling bekerja sama atas dasar pembagian kerja, peran dan wewenang, serta saling berorientasi pada tujuan tertentu. Dari berbagai definisi di atas minimal ada tiga faktor, yaitu : 1 Dua orang atau lebih. 2 Saling bekerjasama. 3 Saling berorientasi pada suatu tujuan. 4 Kewenangan dan kepemimpinan. Organisasi sebagai wadah interaksi antar manusia serta sebagai proses, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1 Tujuan jelas, harus dapat diterima dan dipahami oleh anggotanya. 2 Adanya suatu perintah dari pimpinan ke seluruh anggota atau bawahannya. 3 Adanya keseimbangan dan tanggungjawab anggota dengan pimpinan. 4 Pembagian tugas yang adil dan sesuai dengan kewenangan arah,tugas dan kemampuan. 5 Struktur organisasi disusun secara sederhana dan pola harus relatif permanen. Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari pendanaan. Dana merupakan faktor yang menentukan pelaksanaan dari kegiatan olahraga. Dengan dana yang memadai, maka kegiatan dapat berjalan dengan lancar sehingga akan menopang pencapaian prestasi maksimal. Suatu organisasi harus mampu untuk mencari atau mendapatkan sumber dana, sehingga organisasi commit to user 14 tetap hidup dan mampu menjalankan program kerja yang telah direncanakan. Sumber dana dalam sebuah organisasi dapat dihasilkan dari anggota organisasi maupun dari luar organisasi. Tanpa dana yang memadai tujuan dari organisasi olahraga yaitu prestasi yang maksimal sulit untuk dicapai.

b. Organisasi Olahraga.

Organisasi terdiri bermacam-macam bentuknya, baik dilihat dari kegiatan yang dilaksanakan dan tujuan yang hendak dicapai. Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaan hanya terletak pada kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari organisasi olahraga tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang yang bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal. Di dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga organisasi tersebut merupakan organisasi yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Tanpa memenuhi syarat yang telah ditetapkan bersama, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai. Cabang olahraga di Indonesia terdiri dari beberapa macam cabang sehingga antara organisasi yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga Nasional Indonesia KONI pusat yang berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi di Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik antara organisasi olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. Sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi yang maksimal dapat tercapai dengan baik.

c. Struktur dan Bagan Organisasi