commit to user 6
4. Mengetahui sarana dan prasarana olahraga unggulan di Kabupaten
Klaten. 5.
Mengetahui kondisi lingkungan dan sosialkultur masyarakat di Kabupaten Klaten.
6. Mengetahui peranan Pemerintah Kabupaten Klaten terhadap
perkembangan prestasi olahraga unggulan di Kabupaten Klaten.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi KONI Klaten dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi mengenai olahraga unggulan di Kabupaten Klaten.
2. Dapat memberikan rangsangan positif bagi pengurus KONI Klaten
untuk senantiasa meningkatkan pembinaan terhadap olahraga unggulan di Kabupaten Klaten.
3. Dengan diketahuinya hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat
berguna dan bermanfaat memberikan kemajuan terhadap olahraga unggulan di Kabupaten Klaten.
4. Bagi masyarakat luas, khususnya warga Klaten dapat mengetahui
potensi daerahnya dalam bidang olahraga.
commit to user
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pemanduan Bakat
a. Pengertian
Bakat atitude pada umumnya diartikan sebagai suatu kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu untuk dikembangkan lebih
lanjut dan dilatih, yaitu agar bakat itu dapat terwujud. Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin, 1996 : 53. Sedangkan pemanduan adalah proses, cara, atau
perbuatan dalam memimpin atau melatih mendidik, mengajari dan sebagainya supaya dapat melakukan pekerjaan sendiri. Yusuf Hadisasmita dan Aip
Syarifuddin, 1996 : 53. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat dikemukakan
bahwa pengertian pemanduan bakat adalah proses dalam usaha untuk menemukan atau mendapatkan tanda-tanda atau dasar-dasar yang dimiliki oleh seseorang
seperti kepandaian, keterampilan, sifat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir yang dilakukan dengan jalan memprediksi atau memperkirakan bahwa seseorang
itu mempunyai peluang dalam suatu cabang olahraga tertentu untuk dibina dan dikembangkan menjadi atlit yang memiliki potensi tinggi, sehingga diharapkan
akan berhasil di dalam mengikuti latihan-latihan dan mencapai prestasi puncak.
b. Tujuan Pemanduan Bakat
Pemanduan bakat menurut Harsono dalam buku Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin 1996 : 53 bertujuan untu
k “memprediksi dengan probabilitas yang tinggi, seberapa besar peluang seseorang berhasil prestasi maksimalnya, dan
apakah seorang atlit muda mampu secara sukses menyelesaikan atau melewati program latihan dasar, untuk kemudian ditingkatkan latihannya menuju prestasi
puncaknya. Semakin dini seorang menampakkan bakatnya, semakin cepat dan besar kemungkinan baginya untuk memasuki tahap latihan puncak prestasi,
sehingga puncak prestasinya dicapai dalam usia yang lebih muda”.
commit to user 8
c. Pembinaan
Dalam pembinaan olahraga prestasi biasanya mengikuti tahap-tahap pembinaan yang didasarkan pada teori piramida, yaitu 1 pemassalan; 2
pembibitan; dan 3 pembinaan prestasi.
1. Pemassalan
Pemassalan adalah mempolakan keterampilan dan kesegaran jasmani secara multilateral dan spesialisasi M. Furqon H, 2002 : 3. Pemassalan olahraga
bertujuan mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakikat dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup,
khususnya jenis olahraga yang bersifat mudah, murah, menarik, bermanfaat dan massal.
Kaitannya dengan olahraga prestasi: tujuan pemassalan adalah melibatkan atlet sebanyak-banyaknya sebagai bagian dari upaya peningkatan prestasi
olahraga. Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori piramida dan sekaligus
merupakan landasan dalam proses pembibitan pemanduan bakat atlet. Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat merupakan
bentuk upaya dalam pemassalan olahraga. Dalam olahraga prestasi, pemassalan seharusnya dimulai pada usia dini.
2. Pembibitan Atlet
Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan individu-individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga yang setinggi-tingginya
dikemudian hari, sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan olahraga. M. Furqon H, 2002 :3.
Pembibitan yang dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan mencari bibit.Pembibitan dapat dilakukan dengan melaksanakan identifikasi bakat Talent
Identification, kemudian dilanjutkan dengan tahap pengembangan bakat Talent Development. Dengan cara demikian, maka proses pembibitan diharapkan akan
lebih baik.
commit to user 9
3. Peningkatan Prestasi
Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan atlet yang dicapai dalam suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melalui berbagai macam latihan
maupun uji coba. Kompetisi tersebut biasanya dilakukan secara periodik dan dalam waktu tertentu.
Pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya merupakan puncak dari segala proses pembinaan, termasuk dari proses pemassalan maupun pembibitan.
Dari hasil proses pemassalan dan pembibitan, maka akan dipilih atlet yang makin menampakkan prestasi olahraga yang dibina.
Oleh karena itu, pengorganisasian program pembinaan jangka panjang dapat dikemukakan bahwa 1 masa anak-anak berisi program latihan pemula
junior awal yang merupakan usia mulai berolahraga dalam tahap pemassalan; 2 masa adolesensi berisi program latihan junior lanjut yang merupakan usia
spesialisasi dalam tahap pembibitan; dan 3 masa pasca adolesensi berisi program latihan senior yang merupakan usia pencapaian prestasi puncak dalam
tahap pembinaan prestasi.
Atlet Senior Pembinaan
Usia pencapaian prestasi puncak =
Prestasi
pasca adolesensi 18 tahun ke atas.
Junior Lanjut Pembibitan
Usia spesialisasi = masa
Atlet Junior
adolesensi 13-18 tahun.
Pemula
Pemassalan
Usia mulai berolahraga = masa
Kanak-kanak 6-12 tahun.
Gambar1. Pembinaan prestasi olahraga ditinjau dari Teori Piramida, usia berlatih, tingkat atlet dan tingkat pertumbuhan dari
perkembangan atlet. M. Furqon H, 2002 : 5
commit to user 10
Tabel 1. Usia mulai berolahraga, spesialisasi dan usia pencapaian prestasi puncak dalam berbagai macam cabang olahraga M.Furqon H, 2002 : 6
No Cabang
Olahraga Usia Mulai
Berolahraga Usia
Spesialisasi Usia Pencapain
Prestasi 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
16. Atletik
Bola Basket Tinju
Balap Sepeda Loncat Indah
Anggar Senam Putra
Senam Putra Dayung
Sepak Bola Renang
Tenis Bola Voli
Angkat Besi Gulat
Ski 10
– 12 8
– 9 13
– 14 14
– 15 6
– 7 8
– 9 6
– 7 6
– 7 12
– 14 10
– 12 3
– 7 6
– 8 11
– 12 13
– 14 13
– 14 6
– 7 13
– 14 10
– 12 15
– 16 16
– 17 8
– 10 10
– 12 10
– 11 12
– 14 16
– 18 11
– 13 10
– 12 12
– 14 14
– 15 15
– 16 15
– 16 10
– 11 18
– 23 20
– 25 20
– 25 21
– 24 20
– 22 20
– 25 14
– 18 18
– 24 22
– 24 18
– 24 16
– 18 22
– 25 20
– 25 24
– 28 24
– 28 20
– 24
Berdasarkan klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa, setiap cabang olahraga memiliki karakteristik berbeda-beda dalam pembinaan usia dini. Dari klasifikasi pembinaan
olahraga tersebut dapat dijadikan pedoman untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang potensial, sehingga pada usia tertentu dapat mencapai puncak prestasi. Hal ini karena
prestasi puncak tidak akan tercapai apabila atletnya bukan bibit unggul meskipun ditunjang faktor lainnya yang maksimal.
commit to user 11
Gambar 2. Periodisasi Pengembangan Olahraga Jangka Panjang M. Furqon H, 2002.
2. Prestasi a. Prestasi
Banyak tujuan yang terkandung dalam cabang olahraga. Setiap orang melakukan kegiatan olahraga ada tujuannya sendiri-sendiri, salah satunya adalah
olahraga yang berorientasi pada keberhasilan atau dengan kata lain sebuah prestasi yang setinggi-tingginya. Karena hal ini merupakan idaman setiap atlet.
Prestasi yang dicapai merupakan prestise atau harga diri bagi atlet itu sendiri, keluarganya, daerah asalnya hingga negara dari mana atlet itu berasal.
Sudjarwo, 1993 : 11. Prestise di bidang olahraga juga merupakan kebutuhan dan dambaan masyarakat sedangkan prestise individu sebagai harga diri merupakan
salah satu aspek tuntutan manusia hidup bermasyarakat. Menurut Sudjarwo, 1993 : 10, dalam usaha pencapaian prestasi
maksimal sebenarnya ada dua faktor yang menentukan, yaitu Faktor Indogen dan Eksogen.
1. Faktor Indogen Faktor Indogen adalah beberapa aspek yang harus dipenuhi oleh seorang
atlet untuk dapat mencapai prestasi maksimal, seperti : a.
Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga pilihannya.
PERIODISASI LATIHAN ANAK
DAN JUNIOR GENERALISASI
6-14 Tahun SPESIALISASI
14 Tahun
Permulaan 6-10 Tahun
Pembentukan Olahraga
11-14 Tahun Spesialisasi
15-17 Tahun Prestasi Puncak
17 Tahun
commit to user 12
b. Kemampuan fisik, seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan,
ketahanan, koordinasi dan sebagainya. c.
Kesehatan, baik fisik maupun mental. d.
Keterampilan sebagai penguasaan teknik dan taktik. e.
Aspek kejiwaan yang baik, seperti kepribadian, disiplin, ketekunan, kesungguhan, dan daya fikir.
f. Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan
penampilan menuju kematangan juara.
2. Faktor Eksogen Faktor Eksogen adalah faktor di luar atlet yang mempengaruhi pencapaian
prestasi maksimal, seperti : a.
Kerjasama atau interaksi antara pelatih, asisten pelatih, atlet dan semua orang yang terlibat dalam proses kepelatihan.
b. Kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana olahraga yang
tersedia. c.
Kepengurusan dan organisasi cabang olahraga yang bertanggungjawab.
d. Lingkungan hidup atlet yang menunjang.
e. Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin kehidupan
atlet. f.
Adanya dukungan yang nyata dari pemerintah.
3. Organisasi a. Organisasi
Organisasi merupakan suatu unit satuan sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi atas dasar
yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama. Organisasi bukan hanya bertalian dengan angka bangunan semata-mata,
akan tetapi dengan badan seluruhnya, serta fungsi yang berhubungan dengannya. Ia mengkoordinasi seluruh faktor-faktor, agar tercipta kerjasama dalam mencapai
tujuan. Sebelum diberikan kepastian definisi organisasi, ada baiknya kita kutip
definisi organisasi dari beberapa ahli berikut ini Cholil dan Sarosa, 1995 : 17 : 1.
Oliver Sheldon : organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan diantara individu-individu atau kelompok-kelompok
berdasarkan bakat-bakat tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan secara fungsional, sehingga memungkinkan
commit to user 13
terdapatnya saluran terbaik yang bersifat efisien, sistematis, positif dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia.
2. Chesten I. Bernard : organisasi formal adalah sistem kerjasama
yang komplek dari unsur fisik, biologis, pribadi dan sosial yang terikat dalam hubungan yang teratur secara khusus yang beralasan
dari kerjasama dua orang atau lebih.
3. Ralp Ceiries Davis : organisasi adalah suatu kelompok orang-
orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan.
4. Herbert A. Simon : organisasi adalah pola komunikasi yang
komplek dan hubungan-hubungan lain di dalam suatu kelompok manusia.
5. Ernest Dale : organisasi adalah suatu proses perencanaan yang
berkaitan dengan perihal penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur atau pada hubungan-hubungan kerja
dari orang-orang dalam suatu kelompok kerja.
Jadi, suatu organisasi hakekatnya terdiri dari orang-orang yang usahanya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah subsistem yang saling terikat dan
terkait, dan saling bekerja sama atas dasar pembagian kerja, peran dan wewenang, serta saling berorientasi pada tujuan tertentu.
Dari berbagai definisi di atas minimal ada tiga faktor, yaitu : 1
Dua orang atau lebih. 2
Saling bekerjasama. 3
Saling berorientasi pada suatu tujuan. 4
Kewenangan dan kepemimpinan. Organisasi sebagai wadah interaksi antar manusia serta sebagai proses,
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1
Tujuan jelas, harus dapat diterima dan dipahami oleh anggotanya. 2
Adanya suatu perintah dari pimpinan ke seluruh anggota atau bawahannya.
3 Adanya keseimbangan dan tanggungjawab anggota dengan pimpinan.
4 Pembagian tugas yang adil dan sesuai dengan kewenangan arah,tugas
dan kemampuan. 5
Struktur organisasi disusun secara sederhana dan pola harus relatif permanen.
Kelangsungan dan kelancaran dari kegiatan organisasi tidak lepas dari pendanaan. Dana merupakan faktor yang menentukan pelaksanaan dari kegiatan
olahraga. Dengan dana yang memadai, maka kegiatan dapat berjalan dengan lancar sehingga akan menopang pencapaian prestasi maksimal. Suatu organisasi
harus mampu untuk mencari atau mendapatkan sumber dana, sehingga organisasi
commit to user 14
tetap hidup dan mampu menjalankan program kerja yang telah direncanakan. Sumber dana dalam sebuah organisasi dapat dihasilkan dari anggota organisasi
maupun dari luar organisasi. Tanpa dana yang memadai tujuan dari organisasi olahraga yaitu prestasi yang maksimal sulit untuk dicapai.
b. Organisasi Olahraga.
Organisasi terdiri bermacam-macam bentuknya, baik dilihat dari kegiatan yang dilaksanakan dan tujuan yang hendak dicapai. Organisasi olahraga tidaklah
berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaan hanya terletak pada kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari
organisasi olahraga tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang yang bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling
kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal. Di dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat
khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga organisasi tersebut merupakan organisasi yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Tanpa memenuhi syarat
yang telah ditetapkan bersama, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai. Cabang olahraga di Indonesia terdiri dari beberapa macam cabang
sehingga antara organisasi yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga
Nasional Indonesia KONI pusat yang berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi di Indonesia. Dengan
demikian akan terjalin kerjasama yang baik antara organisasi olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. Sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi
yang maksimal dapat tercapai dengan baik.
c. Struktur dan Bagan Organisasi
Hakekatnya suatu organisasi itu tidak terwujud, atas dasar itu di samping memiliki nama tertentu, maka organisasi harus membentuk struktur organisasi
serta menuangkan struktur tersebut ke dalam bagan organisasi. Sebelum sampai
commit to user 15
pada kesimpulan definisi stuktur dan bagan organisasi, kiranya ada baiknya dikemukakan beberapa pendapat ahli Cholil dan Sarosa : 1995, yaitu :
1 Ralf Currier Davis : Struktur organisasi adalah hubungan antara
fungsi-fungsi tertentu, faktor-faktor pisik dan orang. 2
John Pfiffiner dan Owen Lane : Struktur organisasi adalah hubungan antara pegawai dan aktifitas mereka satu sama lain serta terhadap
keseluruhan, di mana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan- pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok
pegawai yang melaksanakannya.
3 Delton E.Mc Ferland : Struktur organisasi adalah pola jaringan
berhubungan antara macam-macam jabatan dan para pemegang jabatan.
4 F.G Anderson : stuktur organisasi adalah susunan hubungan-
hubungan, pertanggungjawaban-pertanggungjawaban, dan wewenang- wewenang melalui tujuan perusahaan pada pencapaian sasarannya.
5 Richard A. Jhonson, Fermout E. Kast dan J.E Rosseuzweig : Struktur
organisasi adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktifitas di dalam organisasi.
Dari kelima batasan struktur organisasi tersebut di atas, dapatlah disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-
satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh.
Untuk dapat menyusun struktur organisasi yang baik, dimungkinkan apabila senantiasa berpegang teguh dan menerapkan asas-asas organisasi secara
situasional. Struktur organisasi akan jelas dan tegas apabila dibuatkan bagan
organisasi. Bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi berupa kotak-kotak yang disalurkan dengan garis wewenang antara yang satu dengan
yang lainnya. Soebagio Hartoko 1996 : 6 mengemukakan bahwa, bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukan dengan kotak-kotak
atau garis-garis yang disusun menurut kedudukannya yang masing-masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama yang lain dihubungkan dengan garis-garis
saluran wewenang dan tanggungjawab. Adapun kegunaan dari bagan organisasi Cholil dan Sarosa, 1996 : 39
adalah :
commit to user 16
1 Untuk mengetahui besar kecilnya skala organisasi.
2 Untuk mengetahui garis-garis saluran wewenang.
3 Untuk mengetahui berbagai macam satuan organisasi yang ada.
4 Untuk mengetahui perincian aktifitas masing-masing satuan organisasi.
5 Untuk mengetahui setiap jabatan yang ada berikut jenis dan jumlah
tugas para pejabat. 6
Untuk mengetahui identitas para pejabat. 7
Untuk mengetahui jumlah dan kedudukan setiap pejabat. 8
Untuk mengetahui apakah suatu organisasi telah menerapkan prinsip- prinsip organisasi atau belum.
Menurut Soebagio Hartoko 1996 : 8-9 bagan organisasi dapat digolongkan berdasarkan :
1 Bentuk bagan organisasi.
a Bagan piramid.
b Bagan mendatar.
c Bagan menegak.
d Bagan lingkaran.
e Bagan setengah lingkaran.
f Bagan elips.
g Bagan setengah elips.
h Bagan sinar.
2 Isi bagan organisasi.
a Bagan struktur.
b Bagan aktifitas.
c Bagan jabatan.
d Bagan tugas.
e Bagan nama.
f Bagan pangkat atau golongan pangkat.
g Bagan foto.
h Bagan berkode.
i Bagan lukisan.
j Bagan serba ada.
d. Unsur-Unsur Dalam Organisasi
Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai
tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan satu sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi
bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik T. Hani Handoko :
commit to user 17
1994. Menurut T. Hani Handoko 1994 : 168-171 unsur-unsur organisasi tersebut adalah :
1 Pengurus.
Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggungjawab cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang
memegang kendali jalannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung
dari suatu aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat
yang bertindak menjadi pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut :
a Ketua umum b Wakil Ketua Umum
c Sekretaris d Bendahara
e Seksi-seksi f Penasehat
2 Anggota.
Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam organisasi adalah anggota. Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu
organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif dibandingkan dengan keterlibatan seorang
pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah menaati
segala peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Anggaran dasar adalah merupakan landasan pokok dan sebagai dasar pelaksana kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai
dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam
organisasi. Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk yang telah ditetapkan sebelumnya.
4 Rencana Kerja
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat berjalan dengan baik, maka
diperlukan kerja sama yang baik antara unsur- unsur yang terlibat di dalam organisasi.
5 Anggaran Belanja
Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun Anggaran
Belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran
commit to user 18
Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realistis, luwes dan kontinyu. Anggaran yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan
perhitungan yang sudah direncanakan.
d. Manajemen
Organisasi ada untuk mencapai tujuan-tujuan, maka seseorang harus menetapkan tujuan-tujuan tersebut dan alat atau cara yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan itu. Alat atau cara itu tidak lain adalah manajemen. Sebelum diberikan kepastian definisi manajemen, ada baiknya kita kutip beberapa definisi
tentang manajemen pada umumnya, Hartoko, Dalimin dan Soemarno : 1998 antara lain :
1 Sp. Siagian, menyatakan bahwa manajemen adalah kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain.
2 The Liang Gie : manajemen itu sebagai tindakan-tindakan atau
proses menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga tujuan-tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.
3 GR. Terry : manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain.
Dari berbagai pengertian manajemen di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kemampuan untuk bertindak melalui kegiatan orang
lain dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dari berbagai pengertian manajemen tersebut di atas walaupun berbeda-beda namun mempunyai karakteristik yang
sama, yaitu : a Adanya tujuan yang telah ditetapkan.
b Tujuan itu ditetapkan melalui orang lain. c Diperlukannya bimbingan dan pengawalan.
Pada awal abad dua puluh ini, seorang ahli dari Perancis bernama Hendry Fayol mengemukakan tentang lima fungsi manajemen, yaitu : merencanakan,
mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi dan mengendalikan Manullang : 2001.
commit to user 19
Hadai Nawai dalam buku manajemen olahraga Hartoko, Dalimin dan Soemarno : 1998 menyatakan bahwa manajemen dibedakan menjadi dua yaitu
manajemen administrasi dan manajemen operasional dengan fungsi yang berbeda- beda. Fungsi manajemen administrasi, yaitu : perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan dan komunikasi. Sedangkan fungsi dari manajemen operasional, adalah : tata usaha, perbekalan, kepegawaian, keuangan dan
hubungan masyarakat.
f. Administrasi
Suatu rangakain dalam organisasi agar dapat berjalan dengan lancar, maka perlu disusun dan diatur agar mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Agar
hasil tersebut tercapai, maka perlu adanya administrasi yang baik, karena membantu dalam penyelenggaraan kegiatan. Administrasi adalah suatu rangkaian
kegiatan atau sekelompok orang yang memperdayagunakan sumber-sumber daya, fasilitas, ide-ide dan orang-orang yang tergabung dalam suatu unit kerja atau
organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga lebih efektif dan efisien Manullang : 2001.
Sedangkan administrasi yang dikutip dari Dalimin 1998 : 6, adalah sebagai berikut :
2 John M Griffuer : Administrasi dapat dirumuskan sebagai
pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang dicapai.
3 Luther Gulich : Administrasi adalah bertalian dengan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Dari pengertian administrasi di atas, akan diperoleh unsur-unsur
administrasi, antara lain : 2
Sekelompok manusia, dua orang atau lebih. 3
Proses kerja sama dengan rangakain kegiatan yang menyeluruh dan integral.
4 Tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya.
5 Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
6 Pendayagunaan sumber personil dan material.
Organisasi yang baik harus didukung oleh tata usaha atau kepanitiaan yang baik. Usaha-usaha dalam kepanitiaan yang baik meliputi :
1 Selebaran-selebaran dan publikasi.
2 Catatan hasil yang lengkap.
3 Pertanggung jawaban keuangan.
4 Administrasi peralatan.
commit to user 20
5 Laporan lengkap.
6 Surat-menyurat dan pengumuman.
g. Kepemimpinan
Kepemimpinan atau Leadership adalah kemampuan seseorang yaitu pemimpin atau leader untuk mempengaruhi orang lain yang dipimpin atau
pengikut-pengikutnya, sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut Soekanto, 1990 : 288. Kepemimpinan yang
baik dan benar adalah kepemimpinan yang berwibawa terhadap orang lain karena nilai-nilai pribadinya. Orang-orang yang akan mengikutinya dengan senang hati
penuh kepercayaan, karena kepribadiannya merupakan jaminan. Sifat-sifat yang disyaratkan bagi seorang pemimpin tidaklah sama pada
setiap masyarakat. Di kalangan masyarakat Indonesia, sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin dapat dijumpai pada warisan tradisional
Indonesia yaitu “Asta Brata”, seperti yang dikatakan Wirjosuparto yang dikutip oleh Soerjono Soekanto 1990 : 291. Menurut Asta Brata tersebut, kepemimpinan
yang akan berhasil, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1
Indra-Brata, yang memberikan kesenangan dalam jasmani. 2
Yama-Brata, yang menunjuk pada keahlian dan kepastian hukum. 3
Surya-Brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka untuk bekerja persuasion.
4 Caci-Brata, yang memberi kesenangan rohani.
5 Bayu-Brata, yang menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak
segan-segan untuk turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikutnya. 6
Dhana-Brata, menunjukkan suatu sikap yang patut dihormati. 7
Paca-Brata, yang menunjukkan kelebihan di dalam ilmu pengetahuan, kepandaian dan keterampilan.
8 Agni-Brata, yaitu sifat memberikan semangat kepada anak buah.
Adapun tugas pemimpin adalah memberikan kerangka pokok kekuasaan dan wewenang, mengawasi dan menyalurkan perilaku kelompok. Suatu
kepemimpinan dapat dilaksanakan atau diterapkan dengan berbagai cara antara lain : otoriter, demokrasi dan bebas. Ketiga cara tersebut dapat berlangsung
bersamaan, karena metode mana yang terbaik senantiasa tergantung pada situasi yang dihadapi. Cara demokratis, mungkin hanya dapat diterapkan di dalam
commit to user 21
masyarakat yang warganya mempunyai taraf pendidikan cukup. Cara otoriter lebih tepat untuk diterapkan di dalam masyarakat yang heterogen, sedangkan cara
bebas lebih cocok bagi masyarakat yang relatif homogen soekanto : 1990.
4. Sumber Daya Manusia a. Atlet
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 : 75, atlet adalah olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan, kekuatan,
ketangkasan dan kecepatan. Olahragawan sendiri berarti, orang yang suka berolahraga yang banyak
melakukan atau mengambil bagian di olahraga, sehingga dapat disimpulkan atlet merupakan orang yang suka berolahraga dan mengikuti perlombaan atau
pertandingan dengan unsur-unsur kekuatan, ketangkasan dan kecepatan. Jika mengevaluasi dan menganalisa dalam berbagai kejuaraan dunia,
menunjukkan bahwa hanya atlet tertentu yang cocok untuk olahraga tertentu, memiliki karakteristik psikologis dan mental yang diperlukan, memiliki potensi
fisik yang handal, memiliki kemampuan teknik dan taktik yang baik dan memiliki pengalaman dalam berbagai kompetisi.
Ada baiknya sebelum membina atlet lebih lanjut, atlet diberikan kesadaran bahwa prestasi puncak tiada akan tercapai apabila atlet tersebut tidak memiliki
kemauan untuk mencapainya. Meskipun fakto-faktor yang lain sebagai faktor pendukung mempunyai sumbangan atau peranan yang sangat penting, tetapi
sumbangan terbesar datang dari atlet itu sendiri Hadisasmita dan Syaifuddin : 1996. Diperkirakan sumbangan tersebut adalah sebagai berikut dari atlet sekitar :
60 – 70 dan faktor penunjang yang lain : 30 – 40 .
Pembinaan atlet yang dilakukan secara sistematik, tekun dan berkelanjutan, diharapkan akan dapat mencapai prestasi yang bermakna. Proses
pembinaan memerlukan waktu yang lama, yakni dari masa kanak-kanak atau usia dini hingga anak mencapai tingkat efisiensi kompetisi yang tinggi. Menurut Harre
sebagaimana dikutip Hadisasmita dan Syaifuddin 1996 : 70, pembinaan dimulai dari program umum mengenai latihan dasar mengarah kepada pengembangan
commit to user 22
efisien olahraga
secara komprehensif
dan kemudian
berlatih yang
dispesialisasikan pada cabang olahraga yang ditekuninya.
b. Pelatih
Pelatih yang dimaksud adalah seorang atau sekelompok orang yang mengelola atau menangani sekelompok atau seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu Heru Suranto : 1994. Dengan demikian pelatih olahraga dapat disebut sebagai seorang atau sekelompok orang yang mengelola atau menangani
sekelompok atau seseorang untuk mencapai prestasi olahraga tertentu setinggi- tingginya.
Seorang pelatih harus sadar akan kenyataan bahwa ia dapat benar-benar mempengaruhi dan membentuk watak karakter dan kepribadian atlet dalam hal
tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif atau negatif, bermanfaat dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas dapat berpengaruh relatif
tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet asuhannya Heru Suranto : 1994.
McKinney, yang dikutip Hadisasmita dan Syarifuddin 1996 : 27-28 berpendapat bahwa pelatih yang baik mempunyai kemampuan sebagai berikut :
1 Mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam
mengaktualisasikan potensinya. 2
Bila membentuk tim, didasarkan pada keterampilan individu yang telah diajarkannya.
3 Mempunyai keterampilan dan teknis yang seimbang.
4 Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan tingkat intelektual
dengan kemampuan neuromuskuler atletnya. 5
Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam membentuk kondisi atlet.
6 Lebih mementingkan pada unsur pendidikan secara utuh, baru
kemudian pada unsur pelatihan. 7
Membenci kekalahan, tetapi tidak mencari kemenangan dengan berbagai cara yang tidak etis.
8 Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dirinya ke arah
penyimpangan profesinya. 9
Mempunyai kemapuan untuk selalu dihormati oleh atlet dan teman- temannya.
10 Mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap profesinya.
commit to user 23
Berdasarkan pendapat di atas, maka seorang pelatih harus dibekali dengan beberapa syarat, dimana dengan bekal tersebut pelatih mampu menjalankan
tugasnya dengan baik serta mampu memciptakan atlet-atlet yang profesional. Tanpa memiliki persyaratan-persyaratan tersebut di atas, maka hasil pembinaan
yang dilakukan menjadi kurang baik. Menurut Sudjarwo 1993 :9 tugas-tugas pokok yang harus dilakukan
seorang pelatih, antara lain : 1
Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet. 2
Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
3 Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi
pertandingan. 4
Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau pertandingan.
5 Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, baik secara teori maupun
praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya.
c. Pengurus dan Pembina
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 : 1253 pengurus dapat diartikan sekelompok orang yang mengurus dan memimpin perkumpulan. Dan
dalam kegiatan mengurus tersebut terdapat unsur-unsur mengusahakan, mengelola, memimpin dan mengatur. Sedangkan Pembina adalah orang yang
membina. Membina dapat diartikan mengusahakan supaya lebih baik, maju, sempurna dan sebagainya.
Dalam organisasi olahraga pengurus dan pembina mempunyai tugas dan tanggungjawab yang besar atas pencapaian prestasi atletnya. Kemajuan prestasi
olahraga tidak dapat tercapai jika tidak ada kerjasama yang kompak dan harmonis dari atlet, pelatih dan pengurus maupun pembina. Maju mundurnya
perkembangan suatu organisasi olahraga jika tidak ditangani pengurus dan pembina yang baik pastilah akan sulit untuk mencapai prestasi yang diharapkan.
Pengurus dan pembina merupakan suatu kesatuan yang harus selalu berusaha untuk memajukan organisasi yang di bawahinya.
commit to user 24
5. Sarana dan Prasarana
Salah satu syarat dapat dilaksanakannya kegiatan pembinaan prestasi olahraga yaitu tersedianya prasarana dan sarana yang cukup lengkap. Prasarana
dan sarana yang lengkap merupakan salah satu faktor penunjang kelancaran suatu kegiatan serta mencapai prestasi yang maksimal. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia 2002 : 893 definisi prasarana, sarana dan alat adalah sebagai berikut : 1
Prasarana adalah segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses atau usaha.
2 Sarana adalah merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat untuk mencapai tujuan. 3
Alat-alat olahraga atau supplies biasanya dipakai dalam waktu relatif pendek. Misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring tenis, pemukul
bola dan lain-lain.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau prasarana merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat, baik
yangberada di luar maupun di dalam yang digunakan untuk aktivitas olahraga. Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau bertanding di mana
dalam latihan atau bertanding benda atau alat tersebut tidak dapat dipindah- pindahkan. Sedangkan alat olahraga adalah suatu benda yang digunakan dalam
berolahraga, mudah untuk dipindah-pindahkan dan digunakan dalam waktu relatif singkat.
6. Lingkungan Klimatologi dan Sosial Masyarakat
a. Lingkungan Klimatologi
Perkembangan manusia mengalami perubahan dari lahir atau sejak lahir hingga dewasa dan akhirnya mati. Menurut para ahli bahwa perkembangan
manusia dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Banyak sekali aliran atau teori yang mengungkap tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
manusia. Salah satu teori atau aliran yang banyak sekali dianut adalah Aliran
Konvergensi yang dipelopori William Stern. Menurut Aliran Konvergensi yang
commit to user 25
dikutip oleh Heru Suranto 1994 : 9, bahwa perkembangan individu atau manusia sangat dipengaruhi oleh faktor pembawaan dasar juga faktor lingkungan.
Lingkungan alam atau kondisi alam sekitar mempengaruhi perkembangan manusia di sekitarnya baik perkembangan lahiriah maupun psikis, salah satu
contoh adalah orang-orang di daerah pegunungan. Menurut Joko Wilarso dan Gumono 2002 : 61 Orang-orang yang hidup di daerah pegunungan atau dataran
tinggi mempunyai jumlah sel darah merah yang lebih banyak daripada orang yang tinggal di daerah dataran rendah. Hal ini disebabkan di dataran tinggi atau
pegunungan, kadar oksigennya lebih sedikit, sehingga tubuh terpacu untuk memproduksi sel-sel darah merah, agar kemampuan untuk mengikat oksigen yang
kadarnya sedikit tersebut dapat lebih besar. Hal ini merupakan adaptasi dari tubuh terhadap lingkungan di sekitarnya.
Sehubungan dengan kenyataan di atas orang pegunungan mempunyai kemampuan mengikat oksigen yang lebih baik daripada orang-orang yang hidup
di dataran rendah. Sehingga orang pegunungan mempunyai Vo2 max yang tinggi. Dalam M. Furqon H 2002 : 19, disebutkan olahraga yang cocok bagi atlet
dengan Vo2 max tinggi antara lain : Lari Jarak Menengah, Lari Jarak Jauh, Jalan Cepat dan Balap Sepeda. Jadi orang daerah pegunungan mempunyai potensi besar
terhadap cabang olahraga tersebut. Sedangkan secara psikis, menurut M. Daryono dan M. Hartono 1997 :24,
dalam tata kehidupan orang pegunungan berpegang pada tradisi atau kebiasaan yang turun temurun sehingga kehidupan yang berbau mitos tampak mewarnai
masyarakat di daerah pegunungan. Sedangkan orang-orang daerah pantai rata-rata terampil dalam berenang
karena dipengaruhi pekerjaan mereka yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Jadi tidaklah mengherankan banyak sekali atlet-atlet olahraga air
yang berasal dari daerah pantai, semisal Pulau Bali yang merupakan daerah pesisir pantai. Selama ini Pulau Bali banyak menghasilkan atlet perahu layar dan atlet
selancar yang sudah mampu bersaing di tingkat dunia.
commit to user 26
b. Kultur Masyarakat
Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menyebabkan kemajemukan suku dan aneka kebudayaan yang terkandung di dalamnya.
Perbedaan budaya menyebabkan perbedaan kultur masyarakat yang berkembang di setiap daerah di Indonesia.
Semisal antara orang Jawa dan orang Ambon memiliki kultur masyarakat yang
sangat berbeda.
Menurut Kodiran
sebagaimana dikutip
oleh Koentjaraningrat 1999 : 350, kesukaan orang Jawa terhadap gerakan-gerakan
kebatinan, penilaian tinggi yang dinyatakan terhadap konsep nerimo, ketabahan yang ulet dalam hal menderita, tetapi lemah dalam hal-hal karya. Ini menandakan
bahwa orang Jawa berwatak sabar, saling menghormati, bekerjasama atau gotong- royong dan mau menerima keadaan tetapi kurang cakap dalam berkarya.
Sedangkan salah satu budaya yang melekat di orang-orang Ambon ialah adanya kawin lari atau lari bini. Sistem perkawinan ini yang paling lazim terjadi.
Menurut Subyakto yang dikutip Koentjaraningrat 1999 : 178, orang Ambon umumnya lebih suka menempuh jalan pendek untuk menghindari perundingan
dan upacara. Hal ini menandakan orang-orang Ambon kurang sabar, berwatak keras dan berani mengambil resiko.
Secara kultur masyarakat orang Ambon memiliki watak keras dibandingkan orang Jawa yang lebih sabar dan lunak. Dalam olahraga bagi orang
Ambon yang berwatak keras cocok untuk olahraga yang keras pula yang membutuhkan keberanian dan nyali yang cukup tinggi untuk mengambil resiko.
Semisal : Tinju, Gulat, Karate ataupun olahraga Beladiri lainnya. Jadi tak mengherankan jika kita melihat atau mendengar banyak Petinju yang berasal dari
Ambon. Sedangkan orang Jawa yang kental akan nilai kerjasama atau gotong- royong dan sabar mungkin tidaklah cocok untuk menekuni olahraga keras seperti
orang Ambon. Mungkin orang Jawa cocok untuk olahraga beregu yang membutuhkan kerjasama dan kekompakan pemain atau atletnya.
commit to user
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Untuk memperoleh berbagai keterangan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah, maka penelitian ini dilaksanakan di sekretariat KONI Klaten
yang beralamat di GOR Gelarsena Jln. Mayor Koesmanto No. 24 Klaten-Jawa Tengah dan masing-masing Pengcab olahraga di Klaten.
2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dua tahap yang dilaksanakan dalam bulan April 2009, yang pembagiannya adalah sebagai berikut :
a. Tahap Pertama : pengambilan data mengenai KONI Klaten, sarana
dan prasarana sekretariat, ADART Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga dan cabang
olahraga binaan KONI Kabupaten Klaten. b. Tahap Kedua
: pengambilan data dari masing-masing Pengurus cabang olahraga binaan KONI Klaten mengenai
kegiatan organisasi, sumber daya manusia dan prestasi. Dan disetiap Kecamatan di Kabupaten
Klaten untuk pengambilan data prasarana olahraga.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut Jerry R. Thomas dan Jack K. Nelson 1990 : 263 “survei pada
umumnya mempunyai jangkauan yang luas, penelitian ini biasanya untuk menentukan pendapat saat ini pada populasi yang khusus”.
commit to user 28
Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengertian penelitian deskriptif menurut Sugiyanto 1993 : 52 adalah :
“Penelitian bertujuan untuk mencari informasi mengenai fenomena- fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian
berlangsung. Penelitian deskriptif pada umumnya tidak untuk menguji hipotesis melainkan hanya untuk melihat gambaran atau deskriptif tentang
apa yang sedang terjadi”. Sedangkan menurut Jerry R. Thomas dan Jack K. Nelson 1990 : 263
penelitian deskriptif adalah studi tentang keadaan yang digunakan secara luas dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan sosial. Nilainya berdasarkan pada
alasan bahwa masalah-masalah dapat dipecahkan dan praktek-praktek diperbaiki secara obyektif dan pengamatan yang teliti, analisa, dan pendeskripsian”.
C. Sumber Data