Akhbar al-Akhirah i Ahwalin Yawm al-Qiyamah, sebuah karya

19 Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4

1788: Abdussamad al-Palimbani menyelesaikan penulisan Hidayat al-

Salikin i Suluk Maslak alMuttaqin yang ditulis dalam bahasa Melayu di Mekkah, karya ini merupakan adaptasi dari karya al- Ghazali, Bidayat al-Hidayah. 1799-1822: Masa kekuasaan Sultan Dayyan Asraruddin, penguasa Buton ke- 27

1801: Gevrekzade wafat

1802, 15 Maret: Raden Ngabehi Ranggawarsita lahir di Yasadipuran,

Surakarta. Ia adalah seorang penyair besar sekaligus mistikus Muslim terkemuka. Dalam sejarah sastra Jawa klasik dia diberi kedudukan sebagai pujangga penutup. Sebutan ini diberikan oleh karena dengan kemunculan karya-karyanya sejarah sastra Jawa klasik dipandang berakhir dan sastra Jawa baru yang lebih profan bermula. Nama sebenarnya ialah Raden Bagus Burhan. 1805-1831 M: Yang Dipertuan Muda kesultanan Riau Lingga memerintah. 1808: Raja Ali Haji Putra Raja Ahmad lahir di Pulau Penyengat. Sejak masa bocah, Raja Ali Haji kerap mengikuti perjalanan ayahnya ke berbagai daerah. Baik untuk berdagang dan tugas yang lain. Salah satu perjalananya yang penting ialah ketika dibawa oleh ayahnya ke Batavia, memnemui Gubernur Jendral Baron van der Capellen.

1823: Raja Ahmad memimpin misi dagang dan penelitian ke Batavia

serta bertemu Gubernur Jendral Hindia Belanda. Minatnya pada sejarah dituangkan dalam karyanya Syair Perang Johor. Di dalam karyanya itu dia menguraikan perang yang terjadi antara Johor dan Aceh Darussalam pada abad ke-17 M.

1824: Traktat London 1824

1825-1830: Perang Diponegoro meletus. Ketika itu tahta kerajaan berada di tangan Sri Pakubuwana VI 1825-1830 M. Raja yang penuh semangat anti-kolonial ini tiba-tiba meninggalkan istana dengan dalih menjalankan tapa brata, suatu kebiasaan yang telah dia lakukan semenjak muda. Padahal apa yang dia lakukan ialah bertemu Pangeran Diponegoro. Setelah Belanda mengetahuinya dia ditangkap dan diasingkan ke Ambon.

1827: Raja Ali Haji mengikuti ayahnya menunaikan ibadah haji ke

Mekkah. Karena pengalamannya itu Raja Ali Haji tumbuh menjadi anak muda yang berwawasan luas. Dalam usia masih muda dia pun dikenal seorang ulama dan cendekiawan.