23
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
1975: Di Sabah Malaysia, orkes gambus Gelora Dakwah didirikan oleh
Tuan Haji Umar Sidik
1975: Nasidah Ria didirikan dan memulai debutnya membawakan
lagu-lagu kasidah modern yang diberi sedikit sentuhan nuansa dangdut. Sejak berdirinya, Nasida Ria sudah mengeluarkan 34
album berbahasa Indonesia dan dua album berbahasa Arab.
1975: Syair Ratap Fatimah dibawa ke surau untuk dikaji. Surau
Tembok Supanjang adalah surau yang pertama menjadi tempat pengajiannya dan dipimpin oleh Angku Bilal.
Tujuan pendendangan Syair Ratap Fatimah ini adalah untuk menggantikan tradisi maratok yang ada di beberapa daerah di
Minangkabau, terutama di daerah Tanah Datar, tetapi dilarang dalam Islam.
1975: Ditulis Hikayat Muhammad Hanaiah edisi Brakel
1976: Jajasan Kudjang mempublikasikan tujuh belas judul dangding
dalam Gendingan Dangding Sunda Birahi Katut Wirahmana Djilid A.
1978: Kelompok Noor El-Kawakib didirikan oleh Tuan Haji Jalidar bin
Abd Rahim.
1978: Album Nasidah Ria perdana, Alabaladil Makabul, diproduksi
di bawah PT Ira Puspita Record yang dipasarkan di dalam dan luar negeri. Nasida Ria berawal dari grup rebana yang dianggap
memiliki genre tersendiri, dengan ciri khasnya berupa artis dan musisi pendukung yang terdiri dari wanita berjilbab.
1980: Beberapa dangding Mustapa ikut dimuat dalam Puisi Guguritan
Sunda karya Yus Rusyana dan Ami Raksanegara sebanyak dua judul.
1982: Pertunjukan Mendu di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Pertunjukan
tersebut nyaris gagal, hanya karena panitia tidak menyediakan pohon pulae.
1982: Fetival mendu di Tarempa Anambas
1983: Muktamar NU Situbondo diprakarsai oleh para kiai: Mahrus Ali,
AliMa’shum,AhmadSidiq,kiaiAs’adSyamsulAriinwaktuitu: ketua Mustasyar NU
24
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
1987: MUI Aceh mengeluarkan keputusan tentang mana kesenian
yang boleh mubahdan mana pula yang tidak boleh haram
1987: Ajip beserta Iskandarwassid dan Josef C.D. mempublikasikan
suntingan sembilan judul dangding dari UB Leiden.
1988: Nasidah Ria tampil memenuhi undangan Kerajaan Malaysia pada
peringatan 1 Muharam
1988, 8 Mei: Rhoma Irama membawakan pertama kali lagu Judi di TVRI dalam
acara Kamera Ria setelah ia dicekal selama 11 tahun.
1989: Ajip Rosidi memuat dangding Mustapa dalam Haji Hasan
Mustapa jeung karya-karyana yang memuat enam judul.
1990: Sebuah kelompok Islam menyerbu dan menggagalkan
pementasan-pementasan kesenian tayub di Blora
1992: Sebuah proyek mikroilm naskah-naskah Sulawesi Selatan
berhasil merekam 4049 naskah
1993: Di Kemayoran Jakarta, Bimbo dengan khidmat menyanyikan
lagu Rasul Menyuruh Kita Mencintai Anak Yatim di hadapan sekitar 5.000 anak yatim dan piatu. Kesejukan lagu-lagu
kasidah modern ini ibarat menciptakan sebuah ruangan damai, keindahan relijiusitas dan teduhnya ketaatan beragama bagi
masyarakat urban yang sedang dihimpit perubahan sosial yang cepat, dislokasi dan disorientasi di tengah-tengah hingar-
bingarnya kehidupan sekular dari kebudayaan modern.
1994, Maret: Nasidah Ria memenuhi undangan Haus de Kulturen derWelt
Lembaga Kebudayaan Jerman dalam paket Die Garten des Islam Pameran Kesenian Islam Dunia di Berlin.
1995: Musyawarah Nasional Munas Tarjih di Banda Aceh menghasilkan
keputusan tentang kesenian tradisi lokal yang ditetapkan sebagai mubah
1996: Emha Ainun Nadjib mendirikan kelompok musik kreatif yaitu
Kiayi Kanjeng, berkolaborasi dengan 20 musisi dari berbagai aliran. Kiyai Kanjeng meluncurkan album kaset perdananya Kado
Muhammad yang berisi shalawatan dan musikalisasi puisi yang dipersembahkan untuk sosok agung yang sangat dicintainya,
Nabi Muhammad SAW.