Traktat London 1824 Raja Ali Haji mengikuti ayahnya menunaikan ibadah haji ke

20 Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4

1831: Teks Taj as-Salatin telah disalin di Keraton Yogyakarya dan

digunakan—atas perintah Sultan Hamengkubuwana I—sebagai pegangan elit politik di istana.

1854: Gurindam Dua Belas, buku puisi Raja Ali Haji yang masyhur,

disiarkan pertama kali beserta terjemahannya dalam bahasa Belanda dalam jurnal Tijdschrift van Het Bataviasche Genootsfap II

1857: Kitab Pengetahuan Bahasa karya Raja Ali Haji dilitograikan di

bawah dukungan Von de Wall 1807-73, sahabat Jerman-nya yang bertugas menyusun sebuah kamus bahasa Belanda-Melayu yang kepadanya Raja Ali Haji bekerja sebagai informan dan asisten

1865: Hasan Basri wafat. Hasan Basri merupakan murid Kyai Mulabaruk

dari Sukawening Garut. Ia adalah ulama ahli tafsir yang menguasai berbagai karya kunci Al-Baidhawi, Imam Nawawi dan Ibrahim al- Fairuzabadi. Ia mampu menempatkan para muridnya di seluruh Priangan setelah mereka belajar dari Mekah lalu ke Madura. 1873 M: Raja Ali Haji wafat

1873: Ranggawarsita, wafat dan dimakamkan di Palar, Klaten,

bersebelahan dengan ibunya tercinta.

1881: Santri Gagal ditulis oleh RH. Muhammad Musa

1882: Salah satu koleksi Sanabudaya berjudul Menak Lari ditulis oleh

Sastrasudarma

1884: Snouck Hurgronje menetap di Mekah. Di sana, ia menemui,

salah satunya, Imam Ahmad, Imam untuk Kesultanan Bacan di Maluku Utara. Imam Ahmad memberi Snouck Hurgronje daftar kitab yang dibaca di bagian timur negeri di bawah angin, wilayah kekuasaan Ternate, Tidore dan Bacan.

1897: Sekelompok seniman wayang indra bangsawan dari Malaka

Malaysia berkelana sebagian sumber menyebut berdagang ke daerah Kalimantan Selatan.

1909: Kyai Kurdi dari Pesantren Sukawangi, Singaparna Tasikmalaya,

wafat.

1913: D.K. Ardiwinata menulis sebuah roman Baruang na Nu Ngarora,

sesuatu yang sebelumnya tak dikenal dalam sastra Sunda. 21 Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4

1914: Guru Jamaluddin dan beberapa ulama lain mendirikan madrasah

Darussalam Assalam yang berorientasi ke Arab di Martapura.

1917: Ditulis teks Hikayat Seri Rama versi Shellabear

1918: Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi atau Syeikh Bayang

menulis Rasul 25. Nazam Rasul 25 berisi tentang kisah nabi-nabi Allah s.w.t. 25 Rasul.

1919: Kasus Cimareme atau SI-Afdeeling B.

1923: Khalil Bangkalan wafat.

1926, 21 Oktober: Muktamar NU ke-1 yang menetapkan boleh mubah nya

tari-tarian lenggak-lenggok dan gemulai.

1926: Syekh Hamid Al-Qari bersama beberapa orang saudaranya

diminta pengurus Assalam untuk memimpin dan mengasuh di madrasah Darussalam. Ia berhasil mengembangkan lembaga pendidikan Islam itu tidak hanya khusus bagi orang Arab, melainkan terbuka bagi orang-orang Banjar.

1937: Berdiri grup mamanda di desa Tubau Rantau, kabupaten Hulu

Sungai Tengah.

1942: Lagu genjer-genjer diciptakan

1945: Ludruk Marhaen nama grup, tidak ada kaitannya dengan

marhaenisme PNI didirikan oleh Pemuda Sosialis Indonesia Pesindo, kelompok yang kemudian menjadi Pemuda Rakyat.

1947: Arbain, seorang migran Banjar di Tembilahan, bersama para

migran Banjar yang lain merintis Mamanda dan memberi nama grupnya Parit Empat Belas.

1950: Arbain menyerahkan kepemimpinan grup Parit Empat Belas

kepada Usman Ancau yang ternyata mampu mengembangkan kesenian itu sehingga diparesiasi oleh penduduk yang bukan migran Banjar 1950-an: Pesantren salaiyah Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah didirikan oleh kiai Chudori murid pertama kiai Chozin, Bendo

1958: Ditulis Hikayat Aceh edisi Iskandar