16
II.6.3 Akurasi
Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali pada saat analisis, menggunakan prosedur analisis yang tepat, dengan cara penambahan sejumlah analit yang telah diketahui kadarnya terhadap sampel.
Akurasi ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi spiked-placebo recovery atau metode penambahan baku standard addition method. Dalam
metode simulasi, sejumlah analit bahan murni senyawa pembanding kimia CRM atau SRM ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi
plasebo lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan kadar yang sebenarnya. Dalam metode
penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil
dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya hasil yang diharapkan. Dalam kedua metode tersebut, persen perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara
hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya AOAC, 2012.
Perhitungan persen perolehan kembali dinyatakan dengan rumus : ………………. 4
C
F
= konsentrasi total sampel yang diperoleh dari pengukuran C
A
= konsentrasi sampel sebenarnya C
A
= konsentrasi analit yang ditambahkan AOAC, 2012.
II.6.4 Presisi
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen.
17 Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif koefisien
variasi. Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif atau koefisien variasi 2 atau kurang ICH, 1994.
Presisi diukur sebagai simpangan baku SB atau simpangan baku relatif SBR atau Koefisien Variasi KV
………………. 5 Dari
nilai KV yang diperoleh dibandingkan dengan KV Horwitz, yaitu suatu kurva berbentuk terompet yang menghubungkan ketertiruan
reproducibility presisi yang dinyatakan sebagai KV dengan konsentrasi analit. Presisi metode
analisis dinyatakan sebagai fungsi dari konsentrasi melalui persamaan : KV
Horwitz
= 2
1-0,5 log C
………………. 6 Dengan C adalah konsentrasi yang dinyatakan dengan sebagai fraksi desimal.
Dengan menggunakan pembanding KV Horwitz nilai yang dapat diterima untuk keterulangan
repeatability adalah :
SBR 0,67 x 2
1-0,5 log C
………………. 7 Jika nilai simpangan baku relatif dari percobaan dibandingkan terhadap
simpangan baku relatif yang dihitung berdasarkan persamaan terompet Horwitz akan diperoleh Horwitz Ratio atau HorRat. HorRat
≤ 2 menandakan metode analisis mempunyai presisi yang memadai AOAC, 2012.
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Penetapan dengan Metode KCKT
Penentuan histamin dalam produk pangan ikan kalengan dengan metode KCKT diawali dengan proses ekstraksi dengan larutan asam trikloroasetat 6 kemudian
diderivatisasi menggunakan larutan benzoil klorida 2 dalam asetonitril yang sebelumnya telah dibasakan dengan NaOH 5N. Kemudian campuran diinkubasi
pada suhu kamar selama 15 menit, ditambahkan larutan NaCl jenuh kemudian diekstraksi dengan pelarut organik dietil eter. Pelarut organik diuapkan dan residu
dilarutkan dengan asetonitril. Sistem KCKT yang digunakan adalah kolom Zorbax C
18
4,6 x 100 mm, dengan fase gerak campuran ammonium asetat 0,01 M: asetonitril 40:60. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan detektor UV
pada panjang gelombang 254 nm .
III.2 Penetapan dengan Metode ELISA
Penentuan histamin dalam produk pangan ikan kalengan dengan metode ELISA menggunakan kit Ridascreen® Histamin R-Biopharm Art No. R1604 Lot. 12404.
Larutan baku dan sampel diderivatisasi dengan Acylation Reagen dan Acylation Buffer kemudian ditambahkan Anti-Histamin Antibody, dan dicuci dengan
Washing Buffer. Kemudian Conjugate ditambahkan dan dicuci dengan Washing Buffer kembali. SubstrateChromogen dan Stop Solution ditambahkan kemudian
diukur serapannya pada 450 nm.
III.3 Verifikasi Metode Analisis