Refleksi dan Tindak Lanjut

Pedoman Pengawasan 33 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 MODEL PROSEDUR PENYUSUNAN PEDOMAN PENGAWASAN WAKTU 6 JP

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 3, Saudara dapat : 1. memberi contoh penerapan prinsip prinsip penyusunan pedoman pengawasan 2. merumuskan minimal satu model prosedur kegiatan pengawasan dalam penyusunan pedoman pengawasan sesuai kebutuhan pengawas sekolah di tingkat kabupatenkota

B. Indikator Pencapaian Tujuan

1. Memberi contoh penerapan prinsip prinsip penyusunan pedoman pengawasan 2. Merumuskan minimal satu model prosedur kegiatan pengawasan dalam penyusunan pedoman pengawasan sesuai kebutuhan pengawas sekolah di tingkat kabupatenkota

C. Uraian Materi

Pada kegiatan pembelajaran 1 dan 2 Saudara telah memahami dengan baik spesifikasi kegiatan pengawas sekolah sesuai dengan bukti fisiknya yang dihargai sesuai dengan angka kreditnya. Selanjutnya Saudara kaji uraian materi berikut ini dan beri tanda jika menurut Saudara. penting. Pedoman pengawasan merupakan panduan yang diperlukan dalam teknis pelaksanaan kegiatan pengawas sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Ruang lingkup kegiatan pengawas sekolah dalam jabatan seperti yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 143 Tahun 2014. Setiap kegiatan pengawas sekolah yang dipilih harus bernilai angka kredit sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan karier pengawas sekolah. Supaya pelaksanaan tugas efektif, maka penyusunan pedoman perlu menjadi perhatian pengawas sekolah agar dalam setiap tahap pelaksanaan menunjang dan terpenuhinya standar kompetensi pengawas sekolah. Oleh karena itu penyusunan pedoman pengawasan perlu memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan pedoman pengawasan 1. Prinsip-prinsip Penyusunan Pedoman Pengawasan a. Jelas dan sistematis dalam menghasilkan peningkatan kinerja pengawas sekolah. Jelas artinya memiliki tujuan yang terukur. Sistematis mengandung makna pedoman meliputi komponen input, proses, dan output. b. Pedoman pengawasan merupakan komponen pendukung pencapain tujuan pelaksanaan tugas pengawas. c. Pedoman memiliki tujuan yang jelas dengan memenuhi kriteria SMART yang merupakan kependekan dari 34 1 Specific mengandung satu perilaku 2 Measurable terukur 3 Achievable dapat diwujudkan 4 Realistic dapat diwujudkan secara nyata 5 Time bound berbatas waktu d. Struktur pedoman tersusun praktis sehingga pengawas sekolah dapat mempraktikan dalam melaksanaan tugas. e. Isi pedoman harus sesuai dengan kebutuhan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya. f. Pedoman memudahkan pengawas sekolah dalam menggunakan instrumen yang menunjang prinsip pengawasan. Pengawas sekolah dipandu dalam menentukan instrumen dengan ketentuan berikut 1 Penggunaan instrumen merupakan bagian dari proses pemecahan masalah secara logis dan terukur. 2 Instrumen dikembangkan dari kisi-kisi yang mengandung unsur-unsur yang berkaitan dengan penyelesaian masalah. 3 Penggunaan instrumen dapat menjaring informasi yang berguna untuk menyelesaikan masalah 4 Instrumen menggunakan bahasa yang komunikatif yang agar mudah dipahami. 5 Menentukan jumlah butir instrumen sesuai dengan data yang ingin dihimpun serta waktu yang teredia. g. Pedoman pengawasan agar memfasilitasi pengawas sekolah dalam mengembangkan ide-ide atau gagasannya dalam melaksanakan kegiatan pengawasan berdasarkan pengalamannya, sehingga menjadi suatu karya inovatif h. Pedoman mengarahkan pengawas sekolah melakukan pengecekan ulang untuk memastikan bahwa setiap rekomendasi yang disepakati bersama bisa ditindaklanjuti oleh kepala sekolah atau guru. 2. Model Prosedur Penyusunan Pedoman Pengawasan Penyusunan pedoman pengawasan mengacu pada kegiatan pengawasan Permendikbud No 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Kegiatan pengawasan tersebut perlu dibuat lebih rinci dalam bentuk pedoman pengawasan. Berikut ini gambar contoh model prosedur penyusunan pedoman pengawasan Pedoman Pengawasan 35 Mengidentifikasi bidang pengawasan Persiapan Memilih bidang pengawasan Menentukan masalah Merumuskan tujuan pedoman Perumusan Pedoman Tindak Lanjut Menentukan sasaran pedoman Merumuskan disain pedoman Menentukan judul pedoman Menetapkan latar belakang Menetapkan tujuan akhir Merumuskan manfaat Menentukan pengguna pedoman Menetapkan ruang lingkup pedoman Menentukan pendekatan, metode, dan teknik Menentukan aspek, prosedur, kriteria, dan instrumen penilaian Pencetakan Pengesahan Pembagian dokumen Penggunaan dokumen Gambar 3. Model Prosedur Penyusunan Pedoman Pengawasan Gambar 3 adalah salah satu contoh model prosedur penyusunan pedoman pengawasan yang mengakomodir prinsip-prinsip dan langkah-langkah penyusunan pedoman pengawasan. Saudara dapat mengembangkan model prosedur penyusunan pedoman pengawasan lain sesuai prinsip-prinsip dan langkah-langkah sesuai regulasi dan kebutuhan. Prosedur penulisan pedoman pengawasan untuk mencapai kegiatan pengawasan menjadi lebih baik, lakukan langkah-langkah berikut ini a. Identifikasi dan tentukan kegiatan pengawasan yang dibutuhkan oleh pengawas sekolah untuk disusun menjadi pedoman pengawasan. Ini dilihat berdasarkan kondisi ideal dan kondisi riil yang dibutuhkan oleh pengawas sekolah untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja b. Tetapkan kegiatan yang terdapat di dalam rincian kegiatan pengawas sekolah sesuai regulasi Permendikbud No 143 Tahun 2014 sudah tersedia pada uraian materi kegiatan pembelajaran 2 pada modul ini c. Tentukan judul pedoman pengawasan yang akan ditulis d. Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit spesifik dari kegiatan tersebut; Acuan untuk kegiatan ini adalah judul pedoman pengawasan e. Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipersyaratkan; Acuan untuk menentukan kompetensi perhatikan regulasi yang berlaku untuk pengawas sekolah. Permendiknas No 12 Tahun 2007 f. Uraikan kegiatan pengawasan secara spesifik dalam bentuk prosedur kegiatan pengawasan yang sistematis