M03 PSP PROGRAM PENGAWASAN 07092016
(2)
MODUL
PENGAWAS SEKOLAH PEMBELAJAR
KELOMPOK KOMPETENSI C
PROGRAM PENGAWASAN
SUPERVISI MANAJERIAL
Penanggung Jawab Dra. Garti Sri Utami, M. Ed. Penyusun
1. Laksana Ketaren, M.Pd.; 081396517689; [email protected] 2. Dr. H. Usep Kurniadin, M.Si.; 08121480256;[email protected] 3. Yohanes Sugandi, S.Sos, M.Pd.; 081286980658; [email protected] Penelaah
Prof. Dr. Suandi Sidauruk, M.Pd; 081251683554; [email protected] Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Copyright @ 2016 Edisi ke-1: Agustus 2016
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang menyalin sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan individu maupun komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(3)
(4)
(5)
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
PETA KEDUDUKAN MODUL ...viii
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Target Kompetensi ... 1
C. Tujuan Pembelajaran ... 2
D. Peta Kompetensi ... 2
E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran ... 2
F. Cara Penggunaan Modul ... 3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ANALISIS KEBUTUHAN DAN PEMBAGANAN PROGRAM PENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL ... 5
A. Tujuan Pembelajaran ... 5
B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 5
C. Uraian Materi ... 5
D. Aktivitas Pembelajaran ... 11
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 25
F. Rangkuman ... 27
G. Umpan Balik... 28
H. Refleksi dan Tindak Lanjut ... 29
I. Kunci Jawaban ... 30
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PERANCANGAN DAN PENERAPAN METODE PENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL ... 31
A. Tujuan Pembelajaran ... 31
B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 31
C. Uraian Materi ... 31
D. Aktivitas Pembelajaran ... 39
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 42
F. Rangkuman ... 43
G. Umpan Balik... 44
H. Refleksi dan Tindak Lanjut ... 44
(6)
C. Uraian Materi ... 46
D. Aktivitas Pembelajaran ... 57
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 62
F. Rangkuman ... 63
G. Umpan Balik... 63
H. Refleksi dan Tindak Lanjut ... 64
I. Kunci Jawaban ... 64
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PERANCANGAN PROGRAM PENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL SESUAI VISI DAN MISI SEKOLAH ... 65
A. Tujuan Pembelajaran ... 65
B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 65
C. Uraian Materi ... 65
D. Aktivitas Pembelajaran ... 71
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 75
F. Rangkuman ... 76
G. Umpan Balik... 77
H. Refleksi dan Tindak Lanjut ... 77
I. Kunci Jawaban ... 78
EVALUASI ... 79
PENUTUP ... 86
DAFTAR ISTILAH ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Kedudukan Modul ... viii Gambar 2. Peta Kompetensi Modul ... 2 Gambar 3. Bagan Pembinaan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Administrasi Sekolah 9 Gambar 4. Langkah-langkah Penyusunan Program Pengawasan ... 10
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu ... 3 Tabel 2. Strategi Pembelajaran ... 3 Tabel 3. Rambu-Rambu Pemilihan Instrumen Pengumpulan Data Pengawasan... 51
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kunci Jawaban Soal Evaluasi ... 90 Lampiran 2. Contoh Pengerjaan Lembar Kerja (LK) ... 91
(10)
PETA KEDUDUKAN MODUL
(11)
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Modul Program Pengawasan Supervisi Manajerial ini adalah modul yang dipersiapkan untuk meningkatkan kompetensi pengawas sekolah dalam salah satu tugasnya. Modul ini akan membantu Saudara untuk mempelajari a) Analisis Kebutuhan dan Pembaganan Program Pengawasan Supervisi Manajerial; b) Perancangan dan Penentuan Metode Supervisi Manajerial; c). Penyusunan dan Penggunaan Instrumen Pengawasan Supervisi Manajerial; dan d). Perancangan Program Pengawasan Supervisi Manajerial sesuai Visi dan Misi Sekolah;
Penyusunan Program Pengawasan Supervisi Manajerial adalah salah satu tugas pokok yang harus dilaksanakan seorang Pengawas Sekolah. Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa Pengawas sekolah harus mampu menyusun program pengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan sekolah dan menyusun metode kerja serta instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah.
Kegiatan pengawasan sekolah harus diawali dengan penyusunan program kerja. Dengan adanya program kerja maka kegiatan pengawasan dapat terarah dan memiliki sasaran serta target yang jelas. Segala aktivitas pengawasan termasuk ruang lingkup, output yang diharapkan serta jadwal pengawasan dituangkan dalam program yang disusun. Hal ini sekaligus menjadi dasar acuan dan pertanggung-jawaban pengawas sekolah dalam bekerja.
Untuk dapat menyusun program pengawasan dengan baik, seorang pengawas sekolah perlu memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai lingkup tugasnya, menguasai prosedur penyusunan program kerja, serta kemampuan berpikir sistematis untuk merancang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga produktif dan memberi kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Modul Program Pengawasan Supervisi Manajerial akan memandu Saudara sebagai Pengawas Sekolah Pembelajar untuk mengembangkan kompetensi dalam melaksanakan tugas supervisi manajerial. Saudara akan melakukan kegiatan pembelajaran melalui belajar bersama dengan sesama pengawas sekolah dan dipandu oleh narasumber/fasilitator baik dengan tatap muka maupun memanfaatkan teknologi atau disebut sistem daring (dalam jaringan).
B.
Target Kompetensi
(12)
C.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul program pengawasan supervisi manajerial Saudara mampu: 1. menganalisis kebutuhan program pengawasan supervisi manajerial;
2. membagankan program pengawasan supervisi manajerial berdasarkan visi, misi, tujuan, dan program pendidikan di sekolah;
3. merancang program pengawasan supervisi manajerial berdasarkan visi, misi, tujuan, dan program pendidikan di sekolah;
4. merancang metode kerja pengawasan yang efektif;
5. menerapkan metode kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan;
6. menyusun instrumen pengawasan supervisi manajerial; 7. menggunakan instrumen pengawasan supervisi manajerial.
D.
Peta Kompetensi
Gambar 2. Peta Kompetensi Modul Program Pengawasan Supervisi Manajerial
E.
Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembelajaran pada modul ini mencakup: analisis kebutuhan dan pembaganan program pengawasan supervisi manajerial; perancangan dan penentuan metode supervisi manajerial; penyusunan dan penggunaan instrumen pengawasan supervisi manajerial, dan perancangan program pengawasan supervisi manajerial sesuai visi dan misi sekolah
Melalui modul pengawas sekolah pembelajar ini, Saudara akan melakukan kegiatan pembelajaran program pengawasan supervisi manajerial diawali dengan kegiatan membaca dan mempelajari uraian materi program pengawasan supervisi manajerial
(13)
dilanjutkan dengan beberapa kegiatan antara lain berpikir reflektif, diskusi, studi kasus, dan simulasi serta diakhiri dengan tes.
2. Pengorganisasian Pembelajaran
a. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu
Kegiatan tatap muka untuk mempelajari 1 modul dilaksanakan selama 30 jam pembelajaran (JP). Jadi keseluruhan program ini dilaksanakan 30 JP, dengan durasi 45 menit/JP. Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1. Analisis kebutuhan dan pembaganan program pengawasan supervisi manajerial
8 JP 2. Perancangan dan penerapan metode pengawasan supervisi
manajerial
6 JP 3. Penyusunan dan penggunaan instrumen pengawasan
supervisi manajerial
6 JP 4. Perancangan program pengawasan supervisi manajerial
sesuai visi dan misi sekolah
10 JP
Jumlah 30 JP
b. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran digunakan dalam modul pengawas sekolah pembelajar ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.Strategi Pembelajaran
No. Strategi Pembelajaran
1 Curah Gagasan 2 Berpikir Reflektif
3 Diskusi Berpasangan 4 Studi Kasus
5 Simulasi
F.
Cara Penggunaan Modul
Modul Pengawas Sekolah Pembelajar ini dirancang dengan moda tatap muka dengan pola 30 JP. Langkah-langkah yang harus dilakukan pengawas sekolah pembelajar dalam mempelajari Modul ini adalah sebagai berikut :
1.
Lakukan pengecekan terhadap kelengkapan modul ini, seperti kelengkapan halaman, kejelasan hasil cetakan, serta kondisi modul secara keseluruhan.2.
Bacalah struktur dan petunjuk penggunaan modul ini serta bagian pendahuluan yang meliputi: target kompetensi, tujuan pembelajaran, peta kompetensi, ruang lingkup dan pengorganisasian pembelajaran, sebelum masuk pada pembahasan materi pokok.(14)
6.
Ikuti semua instruksi yang terdapat dalam aktivitas pembelajaran yang meliputi kegiatan dan pengisian lembar kerja (LK) di setiap kegiatan pembelajaran.7.
LK yang terdapat dalam modul merupakan contoh, Saudara dapat mengerjakannya di tempat lain baik dalam bentuk soft copy maupun hard copy8.
Lakukanlah berbagai latihan sesuai dengan petunjuk yang disajikan pada masing-masing kegiatan pembelajaran. Demikian pula dengan kegiatan evaluasi dan tindak lanjutnya.9.
Disarankan tidak melihat kunci jawaban terlebih dahulu agar evaluasi yang dilakukan dapat mengukur tingkat penguasaan peserta terhadap materi yang disajikan.10.
Pelajarilah keseluruhan materi modul ini secara intensif. Modul ini dirancang sebagai bahan belajar mandiri persiapan uji kompetensi.(15)
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
ANALISIS KEBUTUHAN DAN PEMBAGANAN PROGRAM
PENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL
(WAKTU 8 JP)
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1 ini Saudara mampu: 1. menganalisis kebutuhan program pengawasan supervisi manajerial;
2. membagankan program pengawasan supervisi manajerial berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah.
B.
Indikator Pencapaian Tujuan
1. Memperkirakan manfaat analisis kebutuhan program berdasarkan unsur internal dan eksternal.
2. Menganalisis kebutuhan program pengawasan dihubungkan dengan visi sekolah, misi sekolah, dan tujuan sekolah.
3. Menganalisis ketercapaian program pengawasan tahun sebelumnya. 4. Memilih program pengawasan dihubungkan dengan hasil EDS.
5. Memilih analisis kebutuhan program pengawasan sesuai dengan kebutuhan sekolah. 6. Menentukan tujuan penyusunan program pengawasan.
7. Memilih bagan yang paling tepat untuk pembinaan program pengelolaan dan administrasi sekolah bagi kepala sekolah.
8. Memilih komponen yang berkaitan dengan uraian tugas pengawasan.
9. Memilih urutan logis bagan pembinaan program pengawasan bagi kepala sekolah. 10. Menentukan bagan yang menggambarkan langkah dalam penyusunan program
pengawasan manajerial.
C.
Uraian Materi
Program pengawasan sekolah adalah rencana kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan oleh pengawas sekolah dalam kurun waktu (satu periode) tertentu. Program pengawasan di awali dengan identifikasi hasil pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya dan identifikasi kebijakan di bidang pendidikan. Identifikasi hasil pengawasan menggambarkan sejauh mana ketercapaian tujuan pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Identifikasi dilakukan untuk menjaga kesinambungan kegiatan pengawasan serta menjamin efektivitas dan efisiensi pengawasan.
Identifikasi hasil pengawasan tahun sebelumnya berisi uraian tentang hasil yang telah dicapai dalam kegiatan pengawasan tahun sebelumnya mencakup: (1) hasil penilaian,
(16)
berikutnya juga perlu mempertimbangkan visi dan misi yang ditetapkan sekolah serta hasil EDS juga perlu dijadikan dasar penentuan program pengawasan. Penetapan program pengawasan yang demikian akan menghasilkan program pengawasan yang terarah dan tepat sasaran
Kegiatan pengawasan sekolah dikembangkan atas dasar hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan sekolah harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Dalam hal ini diterapkan prinsip peningkatan mutu berkelanjutan (continuous quality improvement). Pengolahan dan analisis hasil pengawasan yang telah dilakukan tahun sebelumnya diarahkan untuk menetapkan prioritas tujuan, sasaran, metode kerja, serta langkah-langkah kegiatan dalam program pengawasan tahun berikutnya. Output pengolahan dan analisis hasil pengawasan harus mampu memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Walaupun terjadi pergantian pengawas sekolah yang baru harus tetap memperhatikan apa yang telah dilaksanakan dan dicapai oleh pengawas sebelumnya.
Kegiatan pengawasan sekolah mengacu pada kebijakan pendidikan, baik itu kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat pusat ataupun Dinas Pendidikan setempat (provinsi dan kabupaten/kota). Kebijakan pendidikan yang dikeluarkan pemerintah merupakan amanah yang wajib dikerjakan oleh pihak sekolah. Untuk memastikan pelaksanaan kebijakan tersebut, pengawas sekolah memasukkannya dalam program pengawasan yang relevan.
Program pengawasan sekolah merupakan pedoman bagi pengawas sekolah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Program pengawasan hendaknya disusun selaras dengan visi, misi dan tujuan pendidikan di sekolah binaan. Satuan pendidikan merumuskan dan menetapkan visi serta mengembangkannya. Visi satuan pendidikan dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang. Visi yang baik mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan. Dirumuskan berdasarkan masukan dari berbagai warga satuan pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional.
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi satuan pendidikan memberi arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu dan menjadi dasar program pokok satuan pendidikan. Misi yang baik menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh satuan pendidikan dan memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program satuan pendidikan.
Tujuan satuan pendidikan merupakan gambaran tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan). Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan pemerintah. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah. Disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan. Program yang disusun diarahkan pada layanan profesional
(17)
pengawas sekolah dalam rangka pencapaian tujuan yang dicapai dengan keterlaksanaan visi untuk mewujudnyatakan visi yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
EDS merupakan mekanisme evaluasi internal yang dilakukan oleh tim yang terdiri atas kepala sekolah bersama guru, komite sekolah, dan orang tua peserta didik. Tim sekolah menganalisis data EDS untuk mengidentifikasi permasalahan sekolah dan menentukan penyebab masalah, serta mencarikan alternatif pemecahannya. Hasil EDS dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyusun program pengembangan sekolah dan laporan kepada dinas pendidikan tentang pencapaian sekolah untuk pengembangan lebih lanjut. Pemilihan program pengawasan juga perlu mempertimbangkan hasil EDS, sehingga pelaksanaan pengawasan di sekolah tersebut sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam mengembangkan sekolahnya. Program pengawasan yang dipilih berdasarkan hasil EDS juga menyokong penyelesaian masalah yang teridentifikasi pada EDS.
Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Tujuan penyusunan program pengawasan sebagai berikut: 1) Pelaksanaan Pengawasan lebih terencana dan terarah, 2) Pelaksanaan pengawasan memiliki sasaran dan target yang jelas, 3) Pengawas sekolah memiliki pedoman dan pertanggungjawaban dalam bekerja.
Ruang lingkup kegiatan dalam program pengawasan manajerial adalah sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja yang akan dilakukan terhadap:
a. Kepala sekolah.
b. Tenaga kependidikan lain (tenaga administrasi, laboran, pustakawan). 2. Pembinaan yang akan dilakukan terhadap:
a. Organisasi sekolah dalam persiapan menghadapi akreditasi sekolah. b. Kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah.
c. Tenaga kependidikan lain (tenaga administrasi, laboran, pustakawan) dalam pelaksanaan tugas pokoknya masing-masing.
d. Penerapan berbagai inovasi pendidikan/pengelolaan sekolah.
e. Pengawas sekolah pada jenjang di bawahnya dalam bentuk bimbingan untuk melaksanakan tugas pokok pengawasan.
3. Pemantauan yang akan dilakukan terhadap: a. Pengelolaan dan administrasi sekolah .
b. Pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan. c. Lingkungan sekolah.
d. Pelaksanaan ujian sekolah dan ujian nasional. e. Pelaksanaan penerimaan siswa baru.
f. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
g. Sarana belajar (alat peraga, laboratorium, perpustakaan). 4. Pembimbingan dan pelatihan yang akan dilakukan terhadap:
a. Kepala sekolah.
(18)
mendayagunakan semua sumber daya tersebut, diperlukan administrasi dan pengelolaan sekolah yang baik.
Kata ‘administrasi’ berasal dari bahasa Latin, “ad” dan ”ministrare”. Ad berarti intensif, ministrare berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Administrasi berarti melayani secara intensif (Husaini Usman, 2006). Selanjutnya, Simon (1987) menafsirkan bahwa administrasi sebagai seni untuk menyelesaikan sesuatu. Kegiatan administrasi ditekankan pada proses dan metode untuk menjamin suatu tindakan yang tepat.
Administrasi dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula dipandang sebagai tugas (kewajiban). Administrasi sebagai proses merupakan kegiatan yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan dan pengawasan/ pengendalian. Keempat komponen tersebut merupakan suatu sistem yang terpadu, yakni antara satu dengan lainnya saling berkaitan secara utuh. Artinya, perencanaan harus diorganisasikan, diarahkan, dan diawasi. Pengorganisasian juga harus direncanakan, diarahkan, dan kemudian dikendalikan. Begitu pula pengendalianpun harus direncanakan, diorganisasikan, dan diarahkan. Oleh karena itu administrasi sekolah merupakan kegiatan penyediaan, pengaturan dan pendayagunaan segenap sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien.
Paling tidak ada tiga prinsip atau azas yang harus selalu diperhatikan dalam pengelolaan sekolah, yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Ketiga hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan yang selama ini belum menggembirakan. Partisipasi, menuntut setiap penyelenggara dan pengelola sekolah melibatkan stakeholder dalam perumusan erbagai kebijakan. Transparansi mengharuskan sekolah terbuka, terutama dalam pemerolehan dan penggunaan dana, sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat. Transparansi tidak akan terjadi tanpa didukung oleh akuntabilitas, yaitu pertanggungjawaban pihak sekolah terhadap orang tua dan masyarakat, tidak hanya dalam aspek pengelolaan sumber daya, namun juga dalam proses pembelajaran dan pelayanan yang mereka berikan.
Adapun bidang tugas yang harus dikelola di dalam administrasi sekolah antara lain mencakup: (1) administrasi kurikulum dan pembelajaran (2) administrasi kesiswaan, (3) administrasi pendidik dan tenaga kependidikan, (4) administrasi sarana dan prasarana pendidikan, (5) administrasi keuangan/pembiayaan, (6) administrasi program hubungan sekolah dengan masyarakat, (7) administrasi program bimbingan dan konseling, dan (8) administrasi persuratan.
Pembinaan merupakan kegiatan pembimbingan melalui bantuan profesional terhadap kepala sekolah menuju tercapainya kompetensi yang ingin dicapai mengacu kepada kompetensi kepala sekolah yang dimuat pada Permendiknas nomor 13 tahun 2007. Tujuan peningkatkan kompetensi kepala sekolah yang ditandai dengan meningkatnya kinerja dalam pelaksanaan tugas. Berikut ini merupakan bagan yang menggambarkan langkah yang ditempuh pengawas sekolah dalam pembinaan program pengelolaan dan administrasi sekolah oleh kepala sekolah.
(19)
Gambar 3.Bagan Pembinaan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Administrasi Sekolah
Secara detail setiap tahapnya diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pembinaan:
a. identifikasi hasil pengawasan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang telah dicapai.
b. identifikasi permasalahan pengelolaan dan administrasi sekolah yang belum tuntas.
c. perumusan tujuan pembinaan dan indikator keberhasilan. d. penentuan metode/teknik pembinaan.
e. penentuan skenario kegiatan, disesuaikan dengan jadwal dan waktu.
f. penentuan sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan, fasilitas, manusia. g. penentuan instrumen yang akan digunakan.
2. Pelaksanaan Pembinaan
a. pelaksanaan pembinaan sesuai dengan skenario (langkah atau tahapan pembinaan yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu).
b. pengumpulan data hasil pembinaan (menggunakan instrumen yang telah ditetapkan) selama atau setelah pembinaan.
3. Analisis Data
a. Analisis kelebihan dan kelemahan dari hasil pembinaan.
b. Penentuan prioritas masalah dari hasil analisis data pada poin 1 (satu).
c. Masukan/umpan balik dan membuat rencana tindak lanjut bagi kepala sekolah. 4. Umpan Balik/ Feedback
a. penyampaian kekuatan dan kelemahan kepala sekolah dalam mengelola administrasi sekolah.
b. penentukan rencana tindak lanjut.
5. Kegiatan Tindak Lanjut/Follow Up untuk Perbaikan
Kegiatan tindak lanjut dilakukan berfungsi sebagai penguatan, pengembangan kemampuan kepala sekolah, serta sebagai bagian dari mekanisme memotivasi kepala sekolah meningkatkan profesionalismenya, yaitu:
a. penguatan dan penghargaan kepada kepala sekolah yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui tujuan/indikator keberhasilan; dan
(20)
Program pengawasan yang baik mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah binaan, dan terarah serta berkelanjutan dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Adapun langkah-langkah yang ditempuh agar menghasilkan program tersebut dapat digambarkan seperti bagan berikut:
Gambar 4. Langkah-langkah Penyusunan Program Pengawasan
Bagan adalah penggambaran secara grafik dari narasi langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Bagan berfungsi untuk biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Bagan dibuat dengan tujuan utama untuk membuat rangkaian sistem atau langkah-langkah suatu program/kegiatan menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami. Proses di lingkungan organisasi pada umumnya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berulang. Setiap siklus kegiatan tersebut biasanya dapat diuraikan ke dalam beberapa langkah-langkah yang lebih kecil.
Uraian langkah-langkah kegiatan tersebut, memudahkan melaksanakan suatu program secara berurutan, dan pembaganan dapat meringkas urutan langkah-langkah kegiatan. Berdasarkan urutan langkah-langkah dapat mencari langkah mana saja yang bisa diperbaiki atau dikurangi serta ditambahkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program. Bagan yang berupa diagram alur memiliki fungsi yang penting. Ada beberapa tahapan cara membuat bagan. Tahapan tersebut harus dilaksanakan secara bertahap dan berurutan untuk menghasilkan hasil gambaran aliran yang baik dan sesuai standar.
Membuat bagan memiliki prosedur tertentu, harus sesuai dengan berbagai ketentuan yang berlaku.
1. Persiapkan bagian utama bagan yang akan menjadi jantung atas percabangan bagan. Tiga bagian itu adalah bagian input, bagian proses, serta bagian output. 2. Buat gambar simbol pada lembar pembuatan bagan sebagai bagian untuk tempat
mengisi penjelasan.
3. Sesuaikan posisi simbol-simbol tersebut dengan tiga bagian utama bagan yang telah ditentukan sebagai input, proses, dan output.
(21)
4. Hubungkan simbol-simbol yang telah dibuat dengan konektor garis berpanah. Lakukan secara cermat, jangan salah menggambarkan arah panah.
5. Berikan keterangan dalam setiap simbol, dan jika diperlukan untuk membuat percabangan dari diagram arus atas tiga bagian utama yang telah ada, maka lakukan dengan cara yang sama, yaitu dengan membuat gambar simbol pada bagian yang diperlukan (simbol usahakan berbeda dari simbol utama).
6. Koneksikan simbol-simbol yang baru Anda buat dengan bagian utama bagan tersebut dengan konektor berpanah, sesuaikan arah panahnya, dan beri keterangan dengan singkat dan jelas.
7. Lakukan hingga semua bagian yang diperlukan selesai digambar dalam bentuk diagram di atas kertas.
Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam membuat bagan yaitu: 1. Bagan digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri kekanan.
2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas. 4. Setiap langkah dari aktivitas harus dideskripsikan dengan kata kerja 5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.
7. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada bagan yang sama.
8. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan program/kegiatan.
9. Gunakan simbol-simbol bagan yang standar.
D.
Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 1.1 Berpikir Reflektif tentang Manfaat Analisis Kebutuhan Program Berdasarkan Unsur Internal dan Eksternal (45 menit)
Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan berikut dan jawaban Saudara ditulis pada LK 1.1.
LK 1.1 Manfaat Analisis Kebutuhan Program Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Apakah Saudara sudah pernah menganalisis kebutuhan program berdasarkan unsur internal dan eksternal sekolah?
2. Jika ”belum”, mengapa Saudara belum pernah menganalisisnya? 3. Jika ”sudah”,apakah manfaat yang diperoleh dari analisis tersebut?
(22)
Kegiatan 1.2 Menganalisis Hasil Supervisi Manajerial (90 menit)
Untuk memulai suatu program supervisi manajerial, Saudara harus terlebih dahulu mengidentifikasi hasil pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya dan identifikasi kebijakan di bidang pendidikan yang sedang diimplementasikan. Pada kegiatan 1.2 ini Saudara berlatih melakukan identifikasi hasil pengawasan berdasarkan ilustrasi berikut.
Jika Saudara Pengawas SD bacalah ilustrasi berikut!
Berikut ini merupakan hasil supervisi manajerial yang dilakukan oleh Bapak Taren (Pengawas Sekolah SD) di SDN Sukajaya Tahun Pelajaran 2015/2016.
Pemantauan Pengelolaan Visi SDN Sukajaya, “Menjadikan peserta didik cerdas,
berprestasi, dan berdisiplin serta memiliki Imtaq kepada Tuhan Yang Maha Esa”.
Misi sekolah dirumuskan seperti berikut:
1. Menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan zaman
2. Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta didukung oleh lingkungan yang kondusif.
3. Membimbing dan mendorong siswa agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya
4. Meningkatkan kedisiplinan siswa dalam berbagai kegiatan yang memacu cara belajar yang maksimal dengan tepat waktu.
5. Menegakkan peraturan dan tata tertib sekolah dengan memberi penghargaan bagi yang menjalankannya serta memberi sanksi bagi yang melanggar.
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bersih, dan kondusif
7 Meningkatkan kembali kesadaran siswa mengenai
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
8 Menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan
pada Tuhan Yang Maha Esa melalui pembinaan rohani dan kegiatan keagamaan.
(23)
Pemantauan Sarpras Keberadaan sarana dan prasarana di sekolah ini seperti
berikut; ruang belajar (8), perpustakaan (1), tempat ibadah bagi siswa (1), ruang UKS (1). Demikian juga kantor dan ruang guru masing-masing satu ruangan memiliki prasarana yang memadai. Jumlah jamban untuk peserta didik di sekolah ini masing-masing tiga untuk laki-laki dan tiga untuk perempuan. Berdasarkan instrumen pemantaun standar sarpras di sekolah ini menunjukkan nilai 75 kualifikasi baik. Jumlah rombel di sekolah ini delapan dan setiap rombel berjumlah 40 peserta didik, 180 peserta didik diantaranya perempuan.
Pemantauan PTK
Jumlah Guru di sekolah tersebut sebanyak 12 orang, yang berstatus PNS sembilan orang terdiri atas enam orang guru kelas dan tiga orang guru agama (guru Agama Islam, guru Agama Kristen dan guru Agama Katolik). Berstatus tenaga honorer tediri atas dua orang guru kelas, satu orang guru PJOK . Di sekolah ini juga terdapat satu orang penjaga sekolah bersatus tenaga honorer. Guru kelas yang bersatus PNS satu orang berusia 59 tahun tujuh bulan. Kualifikasi pendidikan guru delapan memiliki ijazah S1 PGSD dan yang lainya D2 PGSD serta tenaga kependidikan lususan SMK Adminstrasi. Berdasarkan instrumen pemantaun standar pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah ini menunjukkan nilai 75 dengan kualifikasi baik. Pada tahun 2016/2017 SD Sukajaya membuat rencana PKB melalui pengembangan diri bagi guru-guru yang ada di SD ini. Di sekolah binaan yang lain (9 sekolah) di bawah binaan pengawasan Pak Taren juga merencanakan pengembangan diri bagi guru-gurunya.
Pemantauan Pengelolaan Kehadiran guru dan pegawai cukup baik, hanya satu orang
guru yang sering terlambat. Hasil supervisi oleh kepala sekolah dituliskan pada buku pribadi guru dan disimpan rapi oleh kepala sekolah dilemarinya. Bagan atau struktur organisasi sekolah dibuat dengan baik dan ditempelkan di kantor kepala sekolah, uraian tugas dari masing-masing anggota organisasi disampaikan secara lisan. Berdasarkan instrumen pemantaun standar pengelolaan di sekolah ini menunjukkan nilai 80 kualifikasi baik.
(24)
Pemantauan Ekstrakurikuler Pelaksanaan program ekstrakurikuler ada tiga, yaitu; berupa
pramuka, badminton dan bina vokal (seni suara). Hasil pemantuan terhadap dua kegiatan ekstrakurikuler menunjukkan kategori baik dengan nilai 80, tetapi bina vokal sudah satu semester tidak aktif, karena guru pembinanya mutasi ke daerah lain.
Pembinaan Kepala Sekolah Awal September 2015 Pak Taren telah membina kepala
sekolah dalam menyusun RKJM, RPS dan RKAS. Pada saat pembinaan kepala sekolah kurang antusias, pembuatan RKAS Tahun 2016 ini dilakukan oleh kepala sekolah dan bendahara sekolah dimana aspek dan volume kegiatan yang dianggarkan hampir sama dengan RKAS tahun sebelumnya. Keterlaksanaan dikategorikan kurang (50%).
Penilaian Pengelolaan Administrasi Hasil Penilaian terhadap keberadaan 10 buku/dokumen
Administrasi Sekolah memperoleh nilai 54 (kualifikasi kurang). Buku induk, daftar kelas dan papan statistik diisi kurang lengkap dan masih terdapat pada dokumen bekas coretan/tipex. Buku Klapper tidak ada, Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar diisi kurang lengkap
Pembimbingan dan Pelatihan Pada tahun ini, pengawas sekolah telah melakukan
pembimbingan dan pelatihan terhadap kepala sekolah di forum KKKS dalam hal menyusun program kerja kepala sekolah. Hasil kerja kepala sekolah sebagai produk pada pelatihan ini berupa program kerja kepala sekolah diselesaikan dengan lengkap dan dikategorikan pada kualifikasi baik
Pemantauan Pembiayaan Tahun ini ada dua guru dan kepala SD Sukajaya mengikuti
diklat. Kepala sekolah dan seorang guru mengikuti diklat kurikulum 2013 dilaksanakan oleh LPMP. Seorang guru lagi mengikuti diklat pengembangan media pembelajaran berbasis IT yang diselenggarakan oleh sebuah Lembaga Kursus untuk memenuhi kegiatan pengembangan diri. Kepada seluruh peserta diklat ini Kepala sekolah memberi tambahan biaya perjalanan yang diambil dari dana BOS 2016. Hasil pemantauan pembiayaan di sekolah ini memperoleh nilai 70 cukup.
(25)
Jika Saudara Pengawas SMP
Berikut ini merupakan hasil supervisi manajerial yang dilakukan oleh Ibu Renta (Pengawas Sekolah jenjang SMP) di SMP Sukamaju Tahun Pelajaran 2015/2016.
Pemantauan Pengelolaan Visi SMP Sukamaju, “Menjadikan peserta didik cerdas,
berprestasi, dan berdisiplin serta memiliki Imtaq kepada Tuhan Yang Maha Esa”. Misi sekolah dirumuskan seperti berikut:
1 Menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan yang
aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan zaman
2 Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif,
inovatif dan menyenangkan serta didukung oleh lingkungan yang kondusif.
3 Membimbing dan mendorong siswa agar dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya
4 Meningkatkan kedisiplinan siswa dalam berbagai
kegiatan yang memacu cara belajar yang maksimal dengan tepat waktu.
5 Menegakkan peraturan dan tata tertib sekolah dengan
memberi penghargaan bagi yang menjalankannya serta memberi sanksi bagi yang melanggar.
6 Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bersih, dan
kondusif.
7 Meningkatkan kembali kesadaran siswa mengenai
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
8 Menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan pada
Pemantauan Sarpras Keberadaan sarana dan prasarana di sekolah ini seperti
berikut; ruang belajar (30), perpustakaan (1), tempat ibadah bagi siswa (1) serta ruang UKS (1). Demikian juga kantor dan ruang guru masing-masing satu ruangan memiliki prasarana yang memadai. Jumlah jamban untuk peserta didik di sekolah ini masing-masing delapan untuk laki-laki dan delapan untuk perempuan. Berdasarkan instrumen pemantaun standar sarpras di sekolah ini menunjukkan nilai 75 kualifikasi baik. Jumlah rombel di sekolah ini 30 dan setiap rombel berjumlah 32 peserta didik, 500 peserta didik diantaranya laki-laki
(26)
Pemantauan PTK
Keberadaan guru dan tenaga kependidikan seperti berikut: Guru yang mengampu setiap mata pelajaran lengkap, tetapi ada tiga guru Bahasa Indonesia yang sudah disertifikasi hanya mendapat 18 jam tatap muka per minggu dan sudah berusia 59 tahun enam bulan. Kualifikasi pendidikan guru semua sudah S1 dan sebagian besar sesuai dengan bidang yang diampunya, hanya guru yang mengajar Seni Budaya dan Keterampilan berlatar belakang pendidikan S1 program studi pendidikan dunia usaha sebanyak satu guru. Berdasarkan instrumen pemantaun standar pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah ini menunjukkan nilai 75 kualifikasi baik. Kepala tata usaha satu orang lulusan administrasi perkantoran dan dibantu oleh empat orang staf lulusan SMK. Di sekolah binaan yang lain (enam sekolah) di bawah binaan pengawasan Ibu Renta juga merencanakan pengembangan diri bagi guru-gurunya.
Pemantauan Pengelolaan Kehadiran guru dan pegawai cukup baik, hanya 1 orang guru
PJOK yang sering terlambat. Hasil supervisi oleh kepala sekolah dituliskan pada buku pribadi guru dan disimpan rapi oleh kepala sekolah dilemarinya. Bagan atau Struktur organisasi sekolah dibuat dengan baik dan ditempelkan di kantor kepala sekolah, uraian tugas dari masing-masing anggota organisasi disampaikan secara lisan. Berdasarkan instrumen pemantaun standar pengelolaan di sekolah ini menunjukkan nilai 80 kualifikasi baik.
Pembinaan Kepala Sekolah Awal September 2015 Ibu Renta telah membina kepala
sekolah dalam menyusun RKJM, RPS dan RKAS. Pada saat pembinaan kepala sekolah kurang antusias, pembuatan RKAS Tahun 2016 ini dilakukan oleh kepala sekolah dan bendahara sekolah di mana aspek dan volume kegiatan yang dianggarkan hampir sama dengan RKAS tahun sebelumnya.
Pemantauan Ekstrakurikuler Program ekstrakurikuler ada tiga, yaitu; terdiri atas pramuka,
badminton dan bina vokal (seni suara). Hasil pemantuan terhadap dua kegiatan ekstrakurikuler menunjukkan kategori baik dengan nilai 80, tetapi badminton sudah satu semester tidak aktif, karena guru pembinanya mengalami kecelakaan dan hingga saat ini belum pulih
(27)
Jika Saudara Pengawas SMA/SMK
Berikut ini merupakan hasil supervisi manajerial yang dilakukan oleh Ibu Ria (Pengawas Sekolah SMA/SMK) di SMA Majujaya Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penilaian Pengelolaan Administrasi Hasil Penilaian terhadap keberadaan 10 buku/dokumen
Administrasi Sekolah memperoleh nilai 75 (kualifikasi baik). Buku induk, daftar kelas dan papan statistik diisi lengkap dan masih terdapat pada dokumen bekas coretan/tipex. Namun pada buku mutasi siswa banyak data-datanya diisi kurang lengkap
Pembimbingan dan Pelatihan Pada tahun ini, pengawas sekolah telah melakukan
pembimbingan dan pelatihan terhadap kepala sekolah di forum MKKS dalam hal menyusun program kerja kepala sekolah. Hasil kerja kepala sekolah sebagai produk pada pelatihan ini berupa program kerja kepala sekolah diselesaikan dengan lengkap dan dikategorikan pada kualifikasi baik.
Pemantauan Pembiayaan Tahun ini ada dua guru dan kepala SMP Sukamaju
mengikuti diklat. Kepala sekolah dan seorang guru mengikuti diklat kurikulum 2013 dilaksanakan oleh LPMP. Seorang guru lagi mengikuti diklat pengembangan media pembelajaran berbasis IT yang diselenggarakan oleh sebuah Lembaga Kursus untuk memenuhi kegiatan pengembangan diri. Kepada seluruh peserta diklat ini Kepala sekolah memberi tambahan biaya perjalanan yang diambil dari dana BOS 2016. Hasil pemantauan pembiayaan di sekolah ini memperoleh nilai 70 cukup.
Pemantauan Pengelolaan Visi SMA Majujaya, “Menjadikan peserta didik cerdas,
berprestasi, dan berdisiplin serta memiliki Imtaq kepada Tuhan Yang Maha Esa”.
Misi sekolah dirumuskan seperti berikut:
1. Menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta didukung oleh lingkungan yang kondusif.
3. Membimbing dan mendorong siswa agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya
(28)
Pemantauan Pengelolaan 4. Meningkatkan kedisplinan siswa dalam berbagai
kegiatan yang memacu cara belajar yang maksimal dengan tepat waktu.
5. Menegakkan peraturan dan tata tertib sekolah dengan memberi penghargaan bagi yang menjalankannya serta memberi sanksi bagi yang melanggar.
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bersih, dan kondusif.
7. Meningkatkan kembali kesadaran siswa mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. 8. Menumbuhkembangkan keimanan dan ketaqwaan pada
Tuhan Yang Maha Esa melalui pembinaan rohani dan kegiatan keagamaan.
Pemantauan Sarpras Keberadaan sarana dan prasarana di sekolah ini seperti
berikut; ruang belajar (30), perpustakaan (1), tempat ibadah bagi siswa (1) serta ruang UKS (1). Demikian juga kantor dan ruang guru masing-masing satu ruangan memiliki prasarana yang memadai. Jumlah jamban untuk peserta didik di sekolah ini masing-masing delapan untuk laki-laki dan delapan untuk perempuan. Berdasarkan instrumen pemantaun standar sarpras di sekolah ini menunjukkan nilai 75 kualifikasi baik. Jumlah rombel di sekolah ini 30 dan setiap rombel berjumlah 32 peserta didik, 500 peserta didik diantaranya laki-laki
Pemantauan P T K
Keberadaan Guru dan Tenaga Kependidikan seperti berikut: Guru yang mengampu setiap mata pelajaran lengkap, tetapi ada tiga guru Bahasa Indonesia yang sudah disertifikasi hanya mendapat 18 jam tatap muka per minggu dan sudah berusia 58 tahun tiga bulan. Kualifikasi pendidikan guru sudah S1 dan sebagian besar sesuai dengan bidang yang diampunya hanya ada satu guru yang mengajar sejarah berlatar belakang pendidikan S1 pendidikan geografi dan guru bimbingan konseling S1 pendidikan Agama Islam. Kepala tata usaha satu orang lulusan admistrasi perkantoran dan dibantu oleh empat orang staf lulusan SMK. Berdasarkan instrumen pemantaun standar pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah ini menunjukkan nilai 75 kualifikasi baik. Di sekolah binaan yang lain (enam sekolah) di bawah binaan pengawasan Ibu Ria juga merencanakan pengembangan diri bagi guru-gurunya.
(29)
Pembinaan Kepala Sekolah Awal September 2015 Ibu Ria telah membina kepala sekolah
dalam menyusun RKJM, RPS dan RKAS. Pada saat pembinaan kepala sekolah kurang antusias, pembuatan RKAS Tahun 2016 ini dilakukan oleh kepala sekolah dan bendahara sekolah di mana aspek dan volume kegiatan yang dianggarkan hampir sama dengan RKAS tahun sebelumnya. Keterlaksanaan pembinaan dikategorikan kurang (50%).
Pemantauan Pengelolaan Kehadiran guru dan pegawai cukup baik, hanya satu orang
guru PJOK yang sering terlambat. Hasil supervisi oleh kepala sekolah dituliskan pada buku pribadi guru dan disimpan rapi oleh kepala sekolah di lemari. Bagan atau Struktur organisasi sekolah dibuat dengan baik dan ditempelkan di kantor kepala sekolah, uraian tugas dari masing-masing anggota organisasi disampaikan secara lisan. Berdasarkan instrumen pemantaun standar pengelolaan di sekolah ini menunjukkan nilai 80 kualifikasi baik.
Pemantauan Ekstrakurikuler Program ekstrakurikuler ada tiga, yaitu; berupa pramuka,
badminton dan bina vokal (seni suara). Hasil pemantuan terhadap dua kegiatan ekstrakurikuler menunjukkan kategori baik dengan nilai 80, tetapi badminton sudah satu semester tidak aktif, karena guru pembinanya mengalami kecelakaan dan hingga saat ini belum pulih.
Penilaian Pengelolaan Administrasi Hasil Penilaian terhadap keberadaan 10 buku/dokumen
Administrasi Sekolah memperoleh nilai 54 (kualifikasi rendah). Buku induk, daftar kelas dan papan statistik diisi kurang lengkap dan masih terdapat pada dokumen bekas coretan/tipex. Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar diisi kurang lengkap.
Pada tahun ini, pengawas sekolah telah melakukan pembimbingan dan pelatihan terhadap kepala sekolah diforum MKKS dalam hal menyusun program kerja kepala sekolah. Hasil kerja kepala sekolah sebagai produk pada pelatihan ini berupa program kerja kepala sekolah diselesaikan dengan lengkap dan dikategorikan pada kualifikasi baik.
(30)
Hasil analisis tersebut Saudara tuliskan pada LK.1.2. Untuk memudahkan Saudara untuk mengerjakan LK.1.2. ini, Saudara dapat melihat Lampiran 2.
LK 1.2 Hasil Analisis Supervisi Manajerial 1. Penilaian
No. Komponen Aspek yang Dinilai Keberadaan*) Kualifikasi**) Keterangan 1. Kepala
Sekolah 2. Tenaga
Kependidikan 3. Dst
Keterangan:
Kolom aspek yang dinilai dapat ditambah sesuai dengan aspek yang dianalisis.
*) diisi dengan : ada atau tidak ada
**) diisi dengan : sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang
2. Pembinaan
No. Komponen Aspek yang Dibina Keterlaksanaan) Kualifikasi**) Keterangan 1. Kepala
Sekolah 2. Tenaga
Kependidikan 3. Dst
Keterangan:
Kolom aspek yang dibina dapat ditambah sesuai dengan aspek yang dianalisis.
*) diisi dengan : terlaksana atau tidak terlaksana
**) diisi dengan : sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang
3. Pemantauan
No. Komponen Aspek yang Dipantau Keterlaksanaan) Kualifikasi**) Keterangan 1. Administrasi
Sekolah 2. Standar Nasional Pendidikan
Pemantauan Pembiayaan Tahun ini ada dua guru dan kepala SMA Majujaya mengikuti
diklat. Kepala sekolah dan seorang guru mengikuti diklat kurikulum 2013 dilaksanakan oleh LPMP. Seorang guru lagi mengikuti diklat pengembangan media pembelajaran berbasis IT yang diselenggarakan oleh sebuah Lembaga Kursus untuk memenuhi kegiatan pengembangan diri. Kepada seluruh peserta diklat ini Kepala sekolah memberi tambahan biaya perjalanan yang diambil dari dana BOS 2016. Hasil pemantauan pembiayaan di sekolah ini memperoleh nilai 70 cukup.
(31)
No. Komponen Aspek yang Dipantau Keterlaksanaan) Kualifikasi**) Keterangan 3
Ekstrakuri-kuler 4 Dll Keterangan:
Kolom aspek yang dipantau dapat ditambah sesuai dengan aspek yang dianalisis.
*) diisi dengan : terlaksana atau tidak terlaksana
**) diisi dengan : sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang
4. Pembimbingan dan Pelatihan No. Komponen Aspek yang
Dibimbing/Dilatih Keterlaksanaan
*) Kualifikasi**) Keterangan 1. Kepala
Sekolah 2. Tenaga
Kependidikan
Keterangan:
Kolom aspek yang dibimbing/dilatih dapat ditambah sesuai dengan aspek yang dianalisis.
*) diisi dengan : terlaksana atau tidak terlaksana
**) diisi dengan : sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang
Kegiatan 1.3 Mengidentifikasi Kebutuhan Program Pengawasan Supervisi Manajerial Meliputi Penilaian, Pembinaan, Pemantauan, dan Pembimbingan dan Pelatihan (45 menit)
Hasil identifikasi hasil pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya dan membandingkan dengan target yang diharapkan serta kebijakan bidang pendidikan dijadikan dasar untuk menentukan kebutuhan program pengawasan. Identifikasi kebutuhan tersebut dijadikan dasar untuk merencanakan pengawasan tahun berikutnya. Pada kegiatan ini Saudara berdiskusi dengan sesama pengawas sekolah untuk mengidentifikasi kebutuhan program pengawasan supervisi manajerial. Gunakan ilustrasi hasil pengawasan di atas sebagai bahan latihan, hasil analisis tersebut, tuliskan pada LK.1.3.
LK.1.3. Kebutuhan Program Pengawasan Supervisi Manajerial 1. Penilaian
No Komponen
Hasil Penilaian Tahun 2015/2016
Target yang Diharapkan
Rencana Pengawasan Tahun 2016/2017
(32)
2. Pembinaan
No Komponen Hasil Pembinaan
Tahun 2015/2016
Target yang Diharapkan
Rencana Pengawasan Tahun 2016/2017
Keterangan
1. Kepala sekolah 2. Tenaga
Kependidikan 3. Dst
3. Pemantauan
No Komponen Hasil Pemantaun
Tahun 2015/2016
Target yang Diharapkan
Rencana Pengawasan Tahun 2016/2017
Keterangan
1. Administrasi Sekolah 2. Standar Nasional Pendidikan 3. Ekstrakurikuler
4. Dst
4. Pembimbingan dan Pelatihan
No Komponen Hasil Pemantaun
Tahun 2015/2016
Target yang Diharapkan
Rencana Pengawasan Tahun
2016/2017
Keterangan
1. Kepala Sekolah 2. Tenaga
(33)
Kegiatan 1.4 Berpikir Reflektif tentang Penentuan Tujuan Penyusunan Program Pengawasan Supervisi Manajerial Untuk Mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Program Sekolah (45 menit)
Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan berikut dan jawaban Saudara ditulis pada LK.1.4.
LK.1.4. Tujuan Penyusunan Program Pengawasan Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Apa yang menjadi tujuan penyusunan program pengawasan?
2. Saat Saudara menyusun program pengawasan, pernahkah Saudara menentukan program pengawasan untuk mencapai visi, misi, tujuan dan program sekolah?
3. Jika “belum pernah” mengapa tidak dilakukan?
4. Jika “sudah pernah” mengapa Saudara lakukan? Tuliskan contoh program yang Saudara buat!
Kegiatan 1.5 Pemetaan Masalah Sekolah Berdasarkan Ruang Lingkup Kegiatan dalam Program Pengawasan; Penilaian, Pembinaan, Pemantauan dan Pembimbingan dan Pelatihan (45 menit)
(34)
LK 1.5. Petakan Permasalahan Sekolah
Ruang Lingkup Pengawasan
Komponen/Aspek Pengawasan
Data/ Informasi Hasil Pengawasan
Tahun 2015/2016
Permasalahan
Penilaian Pembinaan
Pemantauan
Pembimbingan dan Pelatihan
Keterangan:
Kolom komponen/aspek yang dinilai, dibina, dipantau dan, dibimbing dan dilatih dapat ditambah sesuai dengan aspek yang dianalisis.
Kegiatan 1.6 Penentuan Langkah Penyusunan Program Pengawasan Supervisi Manajerial (90 menit)
Pada kegiatan ini Saudara diminta berdiskusi dengan pengawas sekolah lain. Pilihlah salah satu permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan dan administrasi sekolah. Rancang langkah-langkah pembinaan yang Saudara lakukan terhadap kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensinya dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan dan administrasi sekolah. Tuliskan jawaban Saudara pada LK 1.6.1 LK 1.6.1 Langkah Penyusunan Program Pengawasan Supervisi Manajerial
Jawablah Pertanyaan Berikut dengan jelas dan lengkap!
1. Tuliskan satu contoh permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan dan administrasi!
2. Rancang langkah-langkah pembinaan yang Saudara lakukan!
Program pengawasan yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan sekolah apabila program pengawasan dapat mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah binaan. Pembuatan program pengawasan yang demikian dapat dirancang melalui langkah-langkah yang logis dan sistematis. Diskusikan dengan teman
(35)
sejawat Saudara, langkah-langkah apa yang ditempuh untuk menghasilkan program pengawasan manajerial yang baik! Tuliskan jawaban Saudara dalam bentuk bagan! LK 1.6.2 Bagan Penyusunan Program Pengawasan Manajerial
E.
Latihan/Kasus/Tugas
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C, atau D !
1. Kebutuhan program pengawasan diawali dengan analisis hasil pengawasan tahun sebelumnya, berikut ini merupakan manfaat yang diperoleh dari kegiatan analisis hasil pengawasan, kecuali…
A. pengawas sekolah memiliki program pengawasan yang terarah. B. pengawas sekolah memiliki program pengawasan yang berkelanjutan. C. pengawas sekolah memiliki program pengawasan yang tepat sasaran. D. pengawas sekolah memiliki profil sekolah binaan yang komperhensif.
2. Visi sekolah,“Menjadikan siswa cerdas, berprestasi dan taqwa pada Tuhan yang Maha Esa. Seorang pengawas sekolah yang baik akan menganalisis kebutuhan program pengawasan untuk mewujudkan visi sekolah seperti berikut, kecuali …
A. memantau kegiatan pelaksanaan ekstrakurikuler unggulan.
B. membina kepala sekolah dalam memotivasi siswa mengikuti lomba.
C. membina kepala sekolah dalam menciptakan kegiatan menumbuhkan Imtaq. D. mengarahkan kepala sekolah untuk memprogramkan pelatihan guru
melaksanakan pembelajaran PAIKEM.
3. Berdasarkan hasil EDS di SD Sukma Melati terdapat sebanyak 6 rombel, setiap rombel berjumlah 35 peserta didik. Dari sejumlah ini terdapat 120 peserta didik perempuan. Di sekolah ini terdapat 4 jamban, masing-masing 2 untuk laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil EDS tersebut seorang pengawas sekolah memilih kebutuhan pengawasan berupa …
A. membina kepala sekolah untuk penambahan ruang kelas baru. Bagan Penyusunan Program Pengawasan Manajerial
(36)
4. Tujuan analisis kebutuhan program pengawasan berdasarkan hasil pengawasan tahun sebelumnya adalah …
A. mengidentifikasi aspek-aspek pengawasan meliputi ruang lingkup pemantauan, pembinaan maupun penilaian.
B. memperoleh data yang akurat yang akan dijadikan dasar penyusunan program pengawasan selanjutnya.
C. membandingkan hasil pengawasan yang telah dicapai dan yang belum dicapai dengan tahun sebelumnya.
D. merencanakan program pengawasan yang lebih lengkap dan menyeluruh serta implementatif.
5. Hal-hal yang dilakukan pada saat analisis kebutuhan program pengawasan berdasarkan hasil pengawasan tahun sebelumnya adalah sebagai berikut, kecuali …
A. mengidentifikasi program pengawasan yang sudah tercapai. B. mengidentifikasi program pengawasan yang belum tercapai. C. mengidentifikasi kebijakan pemerintah bidang pendidikan. D. mengidentifikasi rencana tindak lanjut pengawasan. 6. Berikut tujuan penyusunan program pengawasan, kecuali …
A. pengawas sekolah memiliki pedoman dan pertanggungjawaban pengawas sekolah dalam bekerja.
B. pengawas sekolah memiliki bukti autentik telah melaksanakan pengawasan. C. pelaksanaan pengawasan memiliki sasaran dan target yang jelas.
D. pelaksanaan pengawasan lebih terencana dan terarah.
7. Berikut ini merupakan komponen/aspek pengawasan yang termasuk pada ruang lingkup pemantauan, kecuali ….
A. persiapan menghadapi akreditasi sekolah B. pengelolaan dan administrasi sekolah C. pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler D. pelaksanaan penerimaan siswa baru
8. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dirancang pengawas sekolah dalam pembinaan pengelolaan dan administrasi sekolah oleh kepala sekolah.
1) identifikasi hasil pengawasan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang telah dicapai
2) analisis kelebihan dan kelemahan dari hasil pembinaan 3) pelaksanaan pembinaan sesuai dengan skenario 4) penentuan instrumen yang akan digunakan 5) pengumpulan data hasil pembinaan
Langkah-langkah yang benar dalam pembinaan tersebut adalah …. A. (1), (2), (4), (5), (3)
B. (1), (4), (3), (5), (2) C. (2), (1), (4), (3), (5) D. (2), (4), (3), (5), (1)
(37)
9. Pembinaan merupakan kegiatan pembimbingan melalui bantuan profesional terhadap kepala sekolah menuju tercapainya kompetensi yang ingin dicapai mengacu kepada kompetensinya. Urutan yang logis dalam pembinaan tersebut adalah ….
A. analisis data, perencanaan, pelaksanaan, umpan balik, kegiatan tindak lanjut B. perencanaan, pelaksanaan, analisis data, kegiatan tindak lanjut, umpan balik C. perencanaan, pelaksanaan, analisis data, umpan balik, kegiatan tindak lanjut D. analisis data, perencanaan, pelaksanaan, kegiatan tindak lanjut, umpan balik 10. Baca pernyataan berikut dengan cermat!
1) Analisis data hasil pengawasan 2) Perumusan rancangan program 3) Identifikasi kebijakan pendidikan
4) Identifikasi hasil EDS, Visi, Misi, Tujuan dan Program Pendidikan 5) Identifikasi hasil pengawasan tahun sebelumnya
6) Pemantapan program pengawasan
Urutan langkah-langkah yang ditempuh agar program pengawasan yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan sekolah apabila program pengawasan dapat mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah binaan adalah ….
A. (1), (5), (4), (3), (2), (6) B. (3), (4), (5), (1), (2), (6) C. (4), (3), (5), (1), (2), (6) D. (5), (1), (3), (4), (2), (6)
F.
Rangkuman
Kegiatan pengawasan sekolah dikembangkan atas dasar hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Pengolahan dan analisis hasil pengawasan diarahkan untuk menetapkan prioritas tujuan, sasaran, metode kerja serta langkah-langkah kegiatan dalam program pengawasan tahun berikutnya. Kegiatan pengawasan sekolah mengacu pada kebijakan pendidikan baik itu kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat pusat ataupun Dinas Pendidikan setempat (provinsi dan kabupaten/kota).
Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Tujuan penyusunan program pengawasan sebagai berikut: 1) Pelaksanaan Pengawasan lebih terencana dan terarah, 2) Pelaksanaan pengawasan memiliki sasaran dan target yang jelas, 3) Pengawas sekolah memiliki pedoman dan pertanggungjawaban dalam bekerja.
Pembinaan merupakan kegiatan pembimbingan melalui bantuan profesional terhadap kepala sekolah menuju tercapainya kompetensi yang ingin dicapai mengacu kepada kompetensi kepala sekolah yang termuat pada Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007.
(38)
a. identifikasi hasil pengawasan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang telah dicapai
b. identifikasi permasalahan pengelolaan dan administrasi sekolah yang belum tuntas
c. perumusan tujuan pembinaan dan indikator keberhasilan d. penentuan metode/teknik pembinaan
e. penentuan skenario kegiatan, disesuaikan dengan jadwal dan waktu
f. penentuan sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan, fasilitas, manusia g. penentuan instrumen yang akan digunakan
2. Pelaksanaan Pembinaan
a. pelaksanaan pembinaan sesuai dengan skenario (langkah atau tahapan pembinaan yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu).
b. pengumpulan data hasil pembinaan (mengunakan instrumen yang telah ditetapkan) selama atau setelah pembinaan
3. Analisis Data
a. Analisis kekuatan dan kelemahan dari hasil pembinaan
b. Penentuan prioritas masalah dari hasil analisis data pada poin 1,
c. masukan/umpan balik dan membuat rencana tindak lanjut bagi kepala sekolah 4. Umpan Balik/ Feedback
a. penyampaian kekuatan dan kelemahan kepala sekolah dalam mengelola administrasi sekolah
b. penentuan rencana tindak lanjut
5. Kegiatan Tindak Lanjut/Follow Up untuk Perbaikan
Kegiatan tindak lanjut dilakukan berfungsi sebagai penguatan, pengembangan kemampuan kepala sekolah, serta sebagai bagian dari mekanisme mendorong/ memotivasi kepala sekolah meningkatkan profesionalismenya, yaitu:
a. penguatan dan penghargaan kepada kepala sekolah yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui tujuan/indikator keberhasilan; dan
b. pemberian kesempatan kepada kepala sekolah untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan (workshop, lokakarya, dll) di KKKS sesuai dengan rencana tindak lanjut
Program pengawasan yang baik mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah binaan, dan terarah serta berkelanjutan dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Untuk menghasilkan program pengawas sekolah yang demikian ada beberapa langkah-langkah yang perlu ditempuh, antara lain;
1. Identifikasi hasil pengawasan tahun sebelumnya 2. Analisis data hasil pengawasan
3. Identifikasi kebijakan pendidikan
4. Identifikasi hasil EDS, Visi, Misi, Tujuan dan Program Pendidikan 5. Perumusan rancangan program
6. Pemantapan program
G.
Umpan Balik
Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban Kegiatan Pembelajaran 1 yang terdapat di bagian akhir pembelajaran 1 ini. Hitunglah jawaban Saudara yang benar.
(39)
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 1.
Arti tingkat persentase penguasaan yang Saudara capai: 90 – 100 = sangat baik
80 – 89 = baik 70 – 79 = cukup 60 – 69 = kurang
60 = sangat kurang
Apabila Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Saudara dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran berikutnya. Bagus! Tetapi apabila tingkat penguasaan Saudara masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 1, terutama bagian yang belum Saudara kuasai.
H.
Refleksi dan Tindak Lanjut
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Belum
Tercapai Keterangan 1 Menganalisis kebutuhan program
pengawasan supervisi manajerial 2 Membagankan program pengawasan
supervisi manajerial berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah
Tindak lanjut:
Kegiatan yang membuat saya belajar lebih efektif
Kegiatan yang tidak membuat saya belajar efektif.
Tingkat Penguasaan = Jumlah Jawaban Benar X
Jumlah Soal
(40)
I.
Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Soal Kegiatan Pembelajaran 1
1. D 6. B
2. A 7. A
3. B 8. B
4. B 9. C
(41)
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PERANCANGAN DAN PENERAPAN METODE
PENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL
(WAKTU 6 JP)
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Kegiatan Pembelajaran 2 ini Saudara mampu: 1. merancang metode kerja pengawasan yang efektif;
2. menerapkan metode kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan.
B.
Indikator Pencapaian Tujuan
Penguasaan Saudara terhadap tujuan pembelajaran ini terlihat melalui indikator pencapaian tujuan berikut:
1. merancang metode kerja pengawasan manajerial.
2. menerapkan metode kerja dalam mensupervisi manajerial.
C.
Uraian Materi
Supervisi manajerial merupakan kegiatan supervisi berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah. Ruang lingkup pengelolaan sekolah mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, serta sumber daya lainnya.
Seluruh kegiatan supervisi manajerial yang dilakukan oleh seorang pengawas sekolah diharapkan menuju pada peningkatan mutu sekolah dan pendidikan secara umum, dan secara spesifik supervisi yang ditujukan bagi peningkatan mutu sekolah. Kinerja pengelolaan sekolah yang baik, akan tercipta iklim kerja yang memungkinkan guru dan seluruh unsur sekolah bekerja dengan baik. Supervisi manajerial menitikberatkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.
Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas sekolah berperan sebagai: kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah, pusat informasi pengembangan mutu sekolah, dan evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan.
1. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial
(42)
c. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. d. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif dan kooperatif.
e. Program supervisi harus integral. Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. f. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan
aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek lainnya.
g. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan kepala sekolah.
h. Supervisi harus objektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus objektif. Objektivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi itu harus disusun berdasarkan persoalan dan kebutuhan nyata yang dihadapi sekolah
2. Metode Supervisi Manajerial
Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas sekolah sebagai supervisor pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan, sedangkan teknik adalah suatu cara melakukan hal-hal tertentu. Dengan kata lain metode adalah sarana untuk mencapai tujuan. Teknik adalah langkah-langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor pendidikan dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Setiap metode memiliki teknik tertentu sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya. teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapi tujuan pendidikan di sekolah baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru dalam melaksanakan pembelajaran, masalah kepala sekolah dalam administrasi dan pengelolaan sekolah serta masalah-masalah lain yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Pengawas sekolah ketika akan merancang metode kerja pengawasan yang efektif harus menggunakan konsep dasar metode pengawasan supervisi manajerial yang meliputi; monitoring/pengawasan dan evaluasi, refleksi dan diskusi kelompok terarah (focused group discussion), metode delphi dan workshop.
Setiap metode supervisi manajerial memiliki karakter tertentu, dan seorang pengawas sekolah harus memilih dan menentukan metode yang paling sesuai dengan permasalahan dan tujuan supervisi manajerial. Metode Monitoring dan Evaluasi sesuai untuk tujuan melihat kemajuan dan capaian kegiatan yang sudah dan sedang berjalan. Metode workshop sesuai untuk tujuan mengenalkan, mensosialisasikan sesuatu program/kegiatan yang akan berjalan. Sedangkan metode diskusi kelompok terarah dan metode delphi sesuai untuk tujuan mengeksplorasi gagasan-gagasan baru.
3. Metode Monitoring dan Evaluasi (MONEV)
Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah, apakah sudah sesuai dengan rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program. Monitoring lebih berpusat pada pengontrolan selama program berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui
(43)
monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek yang dicermati dalam monitoring adalah hal-hal yang dikembangkan dan dijalankan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam melakukan monitoring ini tentunya pengawas sekolah harus melengkapi diri dengan perangkat atau daftar isian yang memuat seluruh indikator sekolah yang harus diamati dan dinilai.
Kegiatan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah untuk (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program, (b) mengetahui keberhasilan program, (c) mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian (judgement) terhadap sekolah.
a. Prinsip-prinsip Monev.
Pada pelaksanaannya, monev haruslah dilakukan dengan prinsip-prinsip seperti berikut ini.
1) Berorientasi pada tujuan. Monev hendaknya dilaksanakan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai. Hasil monev evaluasi formatif dan membuat jastifikasi dan akuntabilitas pada evaluasi sumatif.
2) Mengacu pada kriteria keberhasilan monev seharusnya dilaksanakan mengacu pada kriteria keberhasilan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan kriteria keberhasilan dilakukan bersama antara para evaluator, para sponsor, pelaksana program (pimpinan dan staf), para pemakai lulusan (konsumen), lembaga terkait (dimana peserta kegiatan bekerja).
3) Mengacu pada asas manfaat monev sudah seharusnya dilaksanakan dengan manfaat yang jelas. Manfaat tersebut adalah berupa saran, masukan atau rekomendasi untuk perbaikan program program yang dimonev atau program sejenis di masa mendatang.
4) Dilakukan secara objektif monev harus dilaksanakan secara objektif. Petugas monev dari pihak eksternal seharusnya bersifat independen, yaitu bebas dari pengaruh pihak pelaksana program. Petugas monev internal harus bertindak objektif, yaitu melaporkan temuannya apa adanya.
b. Model Monev
Model monev sebagai suatu sistem memiliki cakupan yang sangat luas, dan memiliki banyak model. Suatu model monev menunjukkan ciri khas baik dari tujuan evaluasi, aspek yang dievaluasi, keluasan cakupan, tahapan evaluasi, tahapan program yang akan dievaluasi, dan cara pendekatan.
1) Monev Berorientasi Tujuan
Sebagai model monev paling awal, memfokuskan pada pencapaian tujuan "sejauh mana tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Indikator pencapaian tujuan ditunjukkan oleh sejumlah indikator. Dalam monev program pendidikan,
(44)
2) Monev Bebas Tujuan
Sebagai model monev yang tidak didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dari program kegiatan. Monev berorientasi pada pihak eksternal, pihak konsumen, stakeholder, dewan pendidikan, masyarakat.
Model monev bebas tujuan fokus pada adanya perubahan perilaku yang terjadi sebagai dampak dari program yang diimplementasikan, melihat dampak samping baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan, dan membandingkan dengan sebelum program dilakukan, juga membandingkan antara hasil yang dicapai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk program tersebut.
3) Monev Formatif-Sumatif.
Model ini dikembangkan oleh Michael Scriven, dengan membedakan evaluasi menjadi dua jenis: evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif, bersifat internal berfungsi untuk meningkatkan kinerja lembaga, mengembangkan program/personal, bertujuan untuk mengetahui perkembangan program yang sedang berjalan (in-progress). Monitoring dan supervisi, termasuk dalam kategori evaluasi formatif, dilakukan selama kegiatan program sedang berlangsung, dan akan menjawab berbagai pertanyaan: Apakah program berjalan sesuai rencana?; Apakah semua komponen berfungsi sesuai dengan tugas masing-masing?; Jika tidak apakah perlu revisi, modifikasi?
Evaluasi sumatif, dilakukan pada akhir program, bertujuan untuk mengetahui keberhasilan program yang telah dilaksanakan, memberikan pertanggung-jawaban atas tugasnya, memberikan rekomendasi untuk melanjutkan atau menghentikan program pada tahun berikutnya. Evaluasi akan dapat menjawab pertanyaan: Sejauh mana tujuan program tercapai?; Perubahan apa yang terjadi setelah program selesai?; Apakah program telah dapat menyelesaikan masalah?; Perubahan perilaku apa yang dapat ditampilkan, dilihat dan dirasakan setelah selesai mengikuti pelatihan?.
4) Model Countenance.
Monev memfokuskan pada program pendidikan, untuk mengidentifikasi tahapan proses Stake ada 3 tahapan program: Antecedent phase, Transaction phase, dan Outcomes phase. Pada setiap tahapan, akan mengungkapkan dua hal: Apa yang diinginkan dan Apa yang terjadi . Secara rinci diuraikan sebagai berikut:
Antecedent phase, pada tahap sebelum program dilaksanakan. Evaluasi akan melihat (a) kondisi awal program, (b) faktor-faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi keberhasilan/kegagalan, (c) kesiapan siswa, guru, staf administrasi, dan fasilitas sebelum program dilaksanakan
Transaction phase, pada saat program diimplementasikan. Evaluasi difokuskan untuk melihat program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak, bagaimana partisipasi masyarakat, keterbukaan, kemandirian kepala sekolah,
Outcomes phase, pada akhir program untuk melihat perubahan yang terjadi sebagai akibat program yang telah dilakukan. Apakah para pelaksana menunjukkan perilaku baik, kinerja tinggi?
(45)
5) Monev Responsif.
Model. evaluasi ini dikembangkan sejalan dengan perkembangan manajemen personel, perubahan perilaku (behavior change). Evaluasi model ini sesuai untuk program-program sosial, seni, humaniora, dan masalah-masalah yang perlu penanganan dengan aspek humaniora.
Monev berfokus pada reaksi berbagai pihak atas program yang diimplementasikan, dan mengamati dampak akibat dari hasil pelaksanaan program.
6) Monev CIPP
CIPP singkatan dari Context, Input, Process, Product, adalah model evaluasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan. Menurut Stufflebeam, “Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing usefull information for judging alternative decission making". Stufflebeam menggolongkan evaluasi menjadi 4 jenis ditinjau dari alternatif keputusan yang diambil dan tahapan program yang dievaluasi. Dari empat tahapan evaluasi tersebut, setiap tahapan evaluasi adanya informasi pembuatan keputusan: Monev konteks, dilakukan pada tahap penjajagan menghasilkan informasi untuk keputusan perencanaan (planning decission). Evaluasi konteks akan melihat bagaimana kondisi kontekstual, apa harapan masyarakat, apa visi dan misi lembaga yang akan dievaluasi. Monev input, dilakukan pada tahap awal menghasilkan informasi untuk keputusan penentuan strategi pelaksanaan program (structuring decission). Evaluasi input akan melihat bagaimana kondisi input (masukan) baik raw input maupun instrumental input. Raw input adalah input yang diproses menjadi output, untuk lembaga pendidikan adalah siswa, peserta didik; instrumental input seperti guru, fasilitas, kurikulum, manajemen, adalah input pendukung dalam implementasi program. Monev proses, dilakukan selama program berjalan menghasilkan informasi tentang pelaksanaan program; evaluasi proses akan melihat bagaimana kegiatan program berjalan, partisipasi peserta, nara sumber atau guru, penampilan guru/instruktur pada PBM di kelas, bagaimana penggunaan dana, bagaimana interaksi guru dan siswa di kelas. Berapa persen keberhasilan yang telah dicapai, dan memperkirakan keberhasilan di akhir program. Jenis keputusan adalah pelaksanaan (implementing decission). Monev produk, dilakukan pada akhir program, untuk mengetahui keberhasilan program. Sejauh mana tujuan telah dicapai, hambatan yang dijumpai dan solusinya, bagaimana tingkat keberhasilan program meliputi: efektivitas, efisiensi, relevansi, produktivitas, dsb. Evaluasi produk menghasilkan informasi untuk keputusan kelanjutan program (recycling decission). Evaluasi produk juga sebagai akuntabilitas pimpinan tentang program yang menjadi tanggung jawabnya kepada stake holder.
7) Monev Model Kesenjangan.
(46)
Model Kesenjangan melibatkan 4 tahap kegiatan sesuai dengan tahapan kegiatan organisasi atau program yang akan dievaluasi: mengidentifikasi program (program definition), berfokus pada penentuan dan rumusan tujuan; penyusunan program (program installation) berfokus pada isi atau substansi program, cara-cara, metode, mekanisme untuk mencapai tujuan; pelaksanaan kegiatan program (program implementation) berfokus untuk mengukur perbedaan yang terjadi antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang telah ditentukan (standar); hasil yang dicapai program (program goal attainment), berfokus menginterpretasikan hasil temuan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk pembuatan keputusan. Keputusan dapat berupa revisi program dan atau melanjutkan program kegiatan.
c. Langkah-langkah Metode Monev
Langkah-langkah pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah: 1) Menentukan kelompok sasaran
2) Menetapkan standar untuk mengukur prestasi, 3) Mengumpulkan data dan mengukur prestasi,
4) Menganalisis apakah prestasi memenuhi standar, dan
5) Mengambil tindakan apabila prestasi kurang/tidak memenuhi standar.
Dalam perkembangan terakhir, kecenderungan monitoring dalam dunia pendidikan juga mengikuti apa yang dilakukan pada industri, yaitu dengan menerapkan Total Quality Controll. Monitoring ini tentu saja berfokus pada pengendalian mutu dan lebih bersifat internal. Oleh karena itu pada akhir-akhir ini setiap lembaga pendidikan umumnya memiliki unit penjaminan mutu.
4. Metode Refleksi dan Diskusi Kelompok Terarah (
Focus Group
Discussion
)
Sesuai dengan paradigma baru manajemen sekolah yaitu pemberdayaan dan partisipasi, maka penilaian keberhasilan atau kegagalan sebuah sekolah dalam melaksanakan program atau mencapai standar bukan hanya menjadi otoritas pengawas sekolah. Hasil monitoring yang dilakukan pengawas sekolah hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak sekolah, terutama kepala sekolah, komite sekolah dan guru. Secara bersama-sama pihak sekolah dapat melakukan refleksi terhadap kinerja atau prestasi yang dicapai, dan menemukan sendiri faktor-faktor penghambat dan pendukung serta solusi pemecahannya. Forum untuk ini dapat berbentuk diskusi kelompok terarah, yang melibatkan unsur-unsur stakeholder sekolah.
Diskusi kelompok terarah adalah bentuk diskusi yang didesain untuk memunculkan informasi mengenai keinginan, kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki peserta. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari diskusi kelompok terarah adalah untuk menyatukan pandangan stakeholder mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah, serta menentukan langkah-langkah strategis maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan sekolah. Peran pengawas sekolah dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus menjadi narasumber apabila diperlukan, untuk memberikan masukan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
(1)
93 4. LK 2.2. Pemilihan Metode Pengawasan Supervisi Manajerial
Dimensi Kondisi/Situasi Metode Supervisi Alasan Pemilihan Metode
Pengelolaan Sekolah ….Hasil Penilaian terhadap keberadaan 10 buku/dokumen
Administrasi Sekolah memperoleh nilai 54 (kualifikasi kurang).
Buku induk, daftar kelas dan papan statistik diisi kurang lengkap …
Buku Klapper tidak ada,
Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar diisi kurang lengkap….
Monitoring dan evaluasi (monev)
Bimbingan Teknis
Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan penyelenggaraan sekolah dengan rencana, program, dan standar yang telah ditetapkan. Bimbingan teknis untuk melatih pelaksana agar melaksanakan pekerjaan dengan benar Pengelolaan
Keuanagan
Kepala sekolah dan seorang guru mengikuti diklat kurikulum 2013 dilaksanakan oleh LPMP.
Seorang guru mengikuti diklat …yang diselenggarakan oleh Lembaga Kursus.
Kepada semua peserta diklat ini Kepala sekolah memberi tambahan biaya perjalanan yang diambil dari dana BOS 2016.Monitoring dan Evaluasi
Bimbingan Teknis
Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan penyelenggaraan sekolah dengan rencana, program, dan standar yang telah ditetapkan. Bimbingan teknis untuk melatih pelaksana agar melaksanakan pekerjaan dengan benar
Cuplikan kasus dari Kegiatan 1.2.
….Hasil Penilaian terhadap keberadaan 10 buku/dokumen Administrasi Sekolah memperoleh nilai 54 (kualifikasi kurang). Buku induk, daftar kelas dan papan statistik diisi kurang lengkap dan masih terdapat pada dokumen bekas coretan/tipex. Buku Klapper tidak ada, Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar diisi kurang lengkap….
Tahun ini ada dua guru dan kepala SD Sukajaya mengikuti diklat. Kepala sekolah dan seorang guru mengikuti diklat kurikulum 2013 di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Seorang guru lagi mengikuti diklat pengembangan media pembelajaran berbasis IT yang diselenggarakan oleh sebuah Lembaga Kursus untuk memenuhi kegiatan pengembangan diri. Kepada peserta diklat ini Kepala sekolah memberi tambahan biaya perjalanan yang diambil dari dana BOS 2016.
(2)
94
5. LK 2.3. Perancangan Metode Pengawasan Supervisi Manajerial
Dimensi Standar Pengelolaan Topik Administrasi Sekolah
Referensi Permendikbud No. 19 Tahun 2007, Permendikbud nomor 12 tahun 2012 tentang Pengelolaan Arsip, Permendiknas Nomor 13 Tahun 2006 tentang Jadwal Retensi Arsip dll
Metode Monev dan Bimbingan Teknis
Kegiatan Sumber Daya
1. Kunjungan ke sekolah binaan.
2. Mengadakan pertemuan untuk menunjukkan contoh tata penulisan dokumen adminstrasi sekolah
3. Mendiskusikan cara pengisian buku klapper dan agenda surat
4. Kepala sekolah menyusun rencana tindak lanjut (RTL) untuk pembenahan dokumen administrasi sekolah dan pembuatan buku klapper dan agenda surat.
5. Melakukan Monev sesuai dengan (RTL) yang sudah disepakati
1. Buku Pedoman Pengolaan Administrasi Sekolah
2. Permendikbud nomor 12 tahun 2012 tentang Pengelolaan Arsip 3. Permendiknas Nomor 13 Tahun
(3)
95 6. LK 3.2. Penentuan Jenis Instrumen Pengawasan Supervisi Manajerial
Dimensi Kondisi/Situasi Data yang diperoleh Jenis Instrumen
Pengelolaan Sekolah ….Hasil Penilaian terhadap keberadaan 10 buku/dokumen Administrasi Sekolah memperoleh nilai 54 (kualifikasi kurang). Buku induk, daftar kelas dan papan statistik diisi
kurang lengkap …
Buku Klapper tidak ada,
Agenda Surat Masuk dan Surat Keluar diisi kurang lengkap….
Keadaan atau kejadian bagi hal-hal masa lalu.
Dokumentasi / Check list
Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan
Kepala sekolah dan seorang guru mengikuti diklat kurikulum 2013 dilaksanakan oleh LPMP. Seorang guru mengikuti diklat …yang
diselenggarakan oleh Lembaga Kursus.
Kepada semua peserta diklat ini Kepala sekolah memberi tambahan biaya perjalanan yang diambil dari dana BOS 2016.Keadaan atau kejadian bagi hal-hal masa lalu.
Dokumentasi / Check list
(4)
96
7. LK 3.3. Penyusunan Instrumen Pengawasan Supervisi Manajerial
Dimensi/Bidang Pengelolaan Keuangan
Referensi Utama Permendikbud no. 69 Tahun 2009 tentang Pembiayaan
Permendikbud no 16 tahun 2016 tentang Pedoman BOS 2016 dll
Responden Kepala Sekolah
Bukti Fisik/Dokumen Dokumen (perencanaan BOS, pertanggungjawababan penggunaan keuangan)
Aspek Indikator Skala Penilaian
…………...
Pengembangan profesi guru dan
tenaga kependidikan 1. Penggunaan dana sesuai alokasi anggaran.
2.
Penggunaan dana tidak digunakan untuk biaya kegiatan yang sama yang telah dibiayai oleh pemerintah/pemda.(Dana Bos dapat digunakan untuk biaya pendaftaran, akomodasi dan transport seminar/pelatihan yang dilakukan oleh
instansi/lembaga lain apabila tidak dibiayai oleh instansi/lembaga tersebut sebagai penyelenggara)
Skala 0-1 (benar – salah)
…………
Disusun mengacu peraturan yang berlaku (permendikbud, petunjuk dll)
(5)
97 LK. 4.2. Perancangan Program Pengawasan Supervisi Manajerial
5. Pembinaan No Materi
Pembinaan Tujuan dan Sasaran Indikator Keberhasilan Strategi Metode/ Tehnik Skenario Pembinaan Sumber Daya Penilaian dan instrumen Rencana Tindak Lanjut
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pembinaan Kepala
sekolah tentang pengelolaan adminstrasi sekolah( tata penulisan adminstrasi sekolah) dan pengadaan buku klapper, dan agenda surat
1. Kepala sekolah mampu membuat dokumen adminstrasi sekolah dengan rapi lengkap dan benar 2. Kepala sekolah
mampu membuat buku klapper dan agenda surat dengan benar dan rapi dokumen adminstrasi sekolah benar, rapi,lengkap buku klapper dan agenda surat diisis lengkap dan kualifikasinya minimal cukup (65) Bimbingan Teknis Monev
1. Kunjungan ke sekolah binaan.
2. Mengadakan pertemuan untuk menunjukkan contoh tata penulisan dokumen adminstrasi sekolah 3. Mendiskusikan cara
pengisian buku klapper dan agenda surat
4. Kepala sekolah menyusun rencana tindak lanjut (RTL) untuk pembenahan dokumen administrasi sekolah dan pembuatan buku klapper dan agenda surat
5. Melakukan Monev sesuai dengan (RTL) yang sudah disepakati
1. Guru/ Petugas yang
membantu kepala sekolah dalam pengelolaan administrasi sekolah 2. Buku petunjuk
penulisan adminstrasi sekolah 1. Instrumen penilaian dokumen adminstrasi
sekolah (daftar
ceklist) Jadwal pembinaan disinkronkan dengan sekolah binaan lain atau kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Dipilih untuk mencapai tujuan Dipilih untuk menanggulangi masalah yang ditemukan pada langkah sebelumnya
Isi dengan target yang ditentukan pada tahap sebelumnya
Tentukan langkah-langkah pembinaan untuk mencapai tujuan sesuai LK 2.3.
Tentukan sumber daya yang dibutuhkan (segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan) Rencana yang perlu diperhatikan untuk keterlaksanaan pengawasan Tentukan metode penilaian sesuai LK 3.2. dan LK. 3.3 Tentukan metode
pengawasan sesuai LK 2.2.
(6)