memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh guru kelas IV.
2 Peneliti sudah mengenal siswa dan mengajar di SDN Cilengkrang
C. Metode Dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan, maupun
cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam
melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan, memecahkan problem malalui hubungan sebab dan akibat, dapat
diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Wardhani dan Wihardir 2008,hlm.15 menjelaskan bahwa ―penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar
siswa meningkat‖. Sejalan dengan pendapat Selanjutnya Wiriaatmadja 2005,hlm. 13
menjelaskan bahwa ―Penelitian tindakan kelas, bagaimana sekelompok guru dapat
mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan
perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
‖ Dalam penelitian ini pun pelaksanaannya seperti yang dijelaskan oleh
Wardhani dan Wihardir, yaitu guru melakukan penelitian dengan menggunakan media pembelajaran yang berupa Board of Indonesian Cultural Diversity
peninggalan sejarah pada proses pembelajaran untuk memperbaiki hasil belajar pada materi Menghargai Keragaman suku bangsa dan budaya setempat. Lalu
setelah itu melihat pengaruh dari penggunaan media tersebut.
2. Desain Penelitian
Adapun desain penelitian ini mengacu pada desain penelitian yang dilakukan oleh Menurut Wiriaatmadja 2009, hlm 66 bahwa tahap-tahap
penelitian tindakan kelas dalam model spiral Kemmis Mc. Taggart sebagai berikut:
a rencana plan b tindakan act
c observasipengamatan observe d refleksi reflect
Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas setiap siklus dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart
Wiriaatmadja, 2005. hlm 66
Alur yang ada pada Gambar 3.1 yang dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan perencanaan kembali. Model Spiral
dari Kemmis dan Mc. Taggart, dilakukan secara berulang-ulang sampai perencanaan yang telah dirancang sudah mencapi target yang diinginkan.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga tahap pada satu siklus, apabila dalam tindakan kelas ini ditemukan kekurangan dan tidak terciptanya target yang telah
ditentukan, maka ini ditemukan dan tidak tercapainya target yang telah ditentukan.
Aktivitas penelitian tindakan kelas yang diawali dari tahap perencanaan Plan dalam kegiatan perencanaan tersebut peneliti melakukan rencana yang akan
dikaji dan yang akan dijadikan dalam pelaksanaan, seperti merancang RPP, instrumen kinerja guru, aktivitas siswa, catatan lapangan dan komponen yang
menunjang dalam pembelajaran. Kemudian setelah dilakukannya tahap perencanaan lanjut ke tahap
tindakan Action,
tindakan yang
dilakukan yaitu
dengan cara
melaksanakanpelaksanaan yang sebelumnya telah dirancang, pada tahap ini guru sudah tidak canggung dalam melaksanakan proses pembelajaran karena sudah
dirtencanakan sebelumnya. Disini guru dapat menggunakan metode dan media yang sudah dipersiapkan dalam perencanaan. sejalan dengan pendapat Arikunto
dalam Hanifah, 2014, hlm. 19 bahwa ‗pada tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi data penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas‘ Pada tahap pengamatan Observe, pelaksanaan tindakan berlangsung
dengan cara observasi dengan maksud untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dan aktivitas siswa, hasil dari observasi mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa .
Kemudian hasil dari observasi tersebut dijadikan bahan untuk mengukur keberhasilan tindakan. Dalah tahap observasi ini peneliti dibantu guru untuk
mengukur sejauh mana peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada tahap refleksi Reflect yaitu, berdasarkan hasil observasi tersebut
maka dilakukan refleksi atau tindakan yang akan dilakukan untuk tindakan selanjutnya.
Jika hasil refleksi adanya tindakan yang harus diperbaiki atas tindakan yang telah dilakukan, maka bukan hanya sekedar untuk mengulang apa yang yang telah
dilakukan melainkan harus dilakukan perbaikan. Demikian seterusnya sampai
masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal. Dalam penjelasan diatas mengeni penelitian media Board of indonesian
cultural diversity yang menggunakan metode Problem Solving ini dibuat untuk melengkapi tindakan penelitian yang akan dilakukan pada proses pembelajaran.
D. Prodesur penelitian