223
Dasar Pembelajaran Yang Mendidik 12 Kepemimpinan
dan administrasi.
Dalam hal
ini berhubungan dengan sikap guru yang egois, kepala
sekolah yang otoriter. 13 Waktu sekolah dan disiplin yang kurang.
c Faktor Masyarakat Sekitar
Dalam bagian ini, kesulitan belajar biasanya dipengaruhi oleh: 1 Media massa seperti bioskop, TV, surat kabar, majalah
buku-buku, dan lain-lain. 2 Lingkungan sosial, seperti teman bergaul, tetangga, serta
aktivitas dalam masyarakat. Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, adapula faktor
lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar pada anak didik. Faktor-faktor ini dipandang sebagai faktor khusus.Misalnya
sindrom psikologis berupa learning disability ketidakmampuan belajar.Sindrom syndrome berarti satuan gejala yang muncul
sebagai indikator
adanya keabnormalan
psikis yang
menimbulkan kesulitan belajar anak didik.Sindrom itu misalnya disleksia dyslexia, yaitu ketidakmampuan belajar membaca,
disgrafia dysgraphia, yaitu ketidakmampuan belajar menulis, diskalkulia
dyscalculia, yaitu
ketidakmampuan belajar
matematika. Anak didik yang memiliki sindrom-sindrom di atas secara umum
sebenarnya memiliki IQ yang normal dan bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh
karenanya, kesulitan belajar anak didik yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya
gangguan ringan pada otak minimal brain dysfunction. b. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa
Pada umumnya kesulitan belajar merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan
224
Modul Paket Keahlian Akuntasi Sekolah Menengah Kejuruan SMK
mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan- hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-
hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan bersifat sosiologis, psikologis
ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya.
a. Pengertian
Mulyadi dalam bukunya: “Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus” mengemukakan
kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas dan kedalamannya sebagai berikut:
Learning Disorder Ketergantungan Belajar. Adalah keadaan
di mana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya orang yang
mengalami gangguan belajar, prestasi belajarnya tidak terganggu, akan tetapi proses belajarnya yang terganggu atau
terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan dengan hasil belajar yang dicapai akan rendah dari potensi
yang dimiliki
Learning Disabilitiesketidakmampuan belajar. Adalah
ketidakmampuan seseorang murid yang mengacu kepada gejala dimana murid tidak mampu belajar menghindari
belajar, sehingga
hasil belajarnya
dibawah potensi
intelektualnya
Learning Disfunctionketidakfungsian belajar.
Menunjukkan gejala di mana proses belajarnya tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda
subnormalitas mental, gangguan alat dria atau gangguan- gangguan psikologis lainnya
225
Dasar Pembelajaran Yang Mendidik
Under AchieverPencapaian Rendah. Adalah mengacu
kepada murid-muris yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasinya belajarnya tergolong rendah
Slow LearnerLambat belajar. Adalah murid yang lambat
dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan dengan murid yang lain yang memiliki taraf
potensi intelektual yang sama.
b. Kegagalan Dalam Kesulitan Belajar
Pendapat Mulyadi dalam bukunya: Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus mengatakan
bahwa dalam mengidentifikasikan seorang murid dapat diduga mengalami
kesulitan belajar,
kalau yang
bersangkutan menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan
belajarnya. Selanjutnya Mulyadi mengatakan bahwa: Murid dikatakan gagal, apabila dalam batas waktu tertentu yang
bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan mastery level minimal dalam pelajaran
tertentu seperti yang telah ditetapkan oleh guru criterion referenced..Dalam konteks sistem pendidikan di Indonesia,
angka nilai batas lulus passing-grade, grade-standar-basis itu ialah angka 6 atau 60 60 dari ukuran yang diharapkan; murid
ini dapat digolongkan ke dalam “lower group”.
Murid dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya
berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya, inteligensinya, bakat ia ramalkan predicted akan bisa mengerjakan atau
mencapai prestasi tersebut, maka murid in dapat digolongkan ke dalam under achiever
Murid dikatakan gagal, kalau yang bersangkutan tidak dapat meuujudkan
tugas-tugas perkembangan,
termasuk
226
Modul Paket Keahlian Akuntasi Sekolah Menengah Kejuruan SMK
penyesuaian sosial. Sesuai dengan pola organismiknya his organismic pattern pada fase perkembangan tertentu seperti
yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan norm referenced, maka murid tersebut dapat
dikategorikan ke dalam “slow learner”
Murid dikatakan gagal, kalau yang bersangkutan tidak berhasil
mencapai tingkat
penguasaan matery
learning yang dperlukan sebaai prasyarat prerequisit bagi kelanjutan continuinity pada tingkat pelajaran berikutnya.
Murid ini dapat dikategorikan ke dalam “slow learner” atau
belum matang
immature sehingga
harus menjadi
pengulangan repeaters
c. Kriteria Kesulitan Belajar
Pendapat Mulyadi dalam bukunya: “Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus
”, mengatakan bahwa dalam menetapkan kriteria kesulitan belajar sehingga
dapat ditentukan batas dimana individu dapat diperkiraan mengalami kesulitan belajar yaitu dengan memperhatikan:
1 Tingkat Pencapaian Tujuan. Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan
merupakan salah satu komponen yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidika. Tujuan
pendidikan masih umum Tujuan Pendidikan Nasional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh setiap warga negara
Indonesia yang mencerminkan filsafat bangsa. Tujuan pendidikan yang masih umum dikhususkan dijabarkan
menurut lembaga pendidikannya menjadi tujaun Institusional yaitu merupakan tujuan kelembagaan, karena dalam upaya
mencapai Tujuan Pendidikan nasional dibutuhkan adanya lembaga-lembaga
pendidikan yang
masing-masing
227
Dasar Pembelajaran Yang Mendidik mempunyai tujuan sendiri sesuai dengan jenjang dan jenis
sekolah. Untuk mencapai tujuan Institusional, diperlukan adanya
sarana-sarana yang berujud kegiatan kurikuler, dan masing- masing mempunyai tujuan tersendiri.Tujuan kurikuler adalah
penjabaran dari tujaun institusional yang diwujudkan dalam rencana pelajaran, mengandung ketentuan-ketentuan pokok
dari kelompok-kelompok pengetahuan bidang studi. Tujuan kurikuler ini dijabarkan lagi menjadi tujuan Instruksional
yaitu perubahan
sikap atau
tingkah laku
yang diharapkan setelah murid mengikuti program pengajaran.
Kegiatan pendidikan khususnya kegiatan belajar dilaksankan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.mereka yang dianggap
berhasil adalah yang dapat mencapai tujaun-tujuan tersesbut. Berdarakan kriteria ini, amak murid yang mendapat hambatan
dalam mencapai tujauan atau murid yang tidak dapat mencapai tujuan diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
Dan murid yang mengalami kesulitan belajar dalam satu proses belajar mengajar, diperkirakan tidak dapat mencapai
tujauan instruksional yang telah ditetapkan. Adapun cara untuk mengetahui murid yang mendapatkan
hambatan dalam pencapaian tujaun adalah sebelum proses belajar mengajar dimulai, tujuan dirumuskan secara jelas dan
operasional baik dalam bentuk Tujuan Instruksional Umu maupun Tujuan Instruksional Khusus.
Hasil belajar yang dicapai akan merupakan ukuran tingkatan pencapaian tujuan tersebut. Secara statistik berdasarkan
“distribusi normal” seseorang dikatakan berhasil, jika dapat menguasai sekurnag-kurangnya 60 dari tujuan yang harus