Indeks Biotik HASIL DAN PEMBAHASAN

5. Dikatakan mirip karena komunitas makrozoobentos yang terdapat pada satu stasiun dengan stasiun lainnya memiliki nilai kesamaan indeks similaritas di antara 50 - 75. Hal ini terjadi karena kondisi setiap stasiun yang dilihat dari faktor fisik kimia dan biologi yang telah diamati seperti terlihat pada Tabel 4.1 juga tidak jauh berbeda sehingga komunitas yang dapat hidup pada tiap stasiun tersebut juga hampir sama mirip. Makrozoobentos yang terdapat pada stasiun 3 dan 4 dikatakan sangat mirip, karena komunitasnya memiliki kesamaan indeks keseragaman yang tinggi yaitu mencapai 80 , hal ini disebabkan karena kondisi fisik, kimia, dan biologi yang terdapat pada kedua stasiun ini hanya sedikit berbeda lihat Tabel 4.1 sehingga komunitasnyapun umumnya sama. Jika nilai Indeks similaritas 75-100: sangat mirip, jika 50-75: mirip, jika 25-50: tidak mirip, dan jika lebih kecil dari 25: sangat tidak mirip Michael, 1984. Oleh karena itu komunitas makrozoobentos yang terdapat di sungai Ular dikatakan relatif sama. Ini diperkuat oleh Brower et al. 1990 yang menyatakan bahwa dua komunitas yang dibandingkan dikatakan relative sama apabila indeks kesamaan komunitas lebih besar atau sama dengan 50 . Sebaliknya bila dibawah 50 maka kedua komunitas yang dibandingkan itu dianggap sebagai dua komunitas yang berbeda.

4.8. Indeks Biotik

Hasil uji kualitas air di perairan sungai Ular berdasarkan perhitungan nilai Indeks Biotik yang mengacu pada nilai toleransi beberapa famili makroinvertebrata menurut Hilsenhoff 1988 dalam Bounchard 2004 dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7. Pengelompokan Makrozoobenthos Berdasarkan Kelas No. Genus Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pheretima √ 2 Macrobrachium √ 3 Palaemonetes √ 4 Stenelmis √ 5 Scirtes √ 6 Nasiaeschna √ 7 Coenagrion √ 8 Dytiscus √ 9 Aphylla √ 10 Hagenius √ 11 Gomphus √ 12 Opiogomphus √ 13 Lestes √ 14 Pantala √ Universitas Sumatera Utara 15 Macromia √ 16 Acroneuria √ 17 Ecoptura √ 18 Gyraulus √ 19 Thiara √ 20 Littorina √ Total 6 1 1 2 4 3 1 2 Sumber : Hilsenhoff 1988 dalam Bounchard 2004 Berdasarkan data yang terlihat dalam tebel 4.6 diatas maka nilai indeks biotik IB dapat dihitung sebagai berikut Indeks biotik IB = 2 n Kelas I + n Kelas II = 26 + 1 Dari nilai indeks biotik tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi kualiatas air sungai Ular berstatus tidak tercemar, dimana indeks biotiknya melebihi 10 IB 10 yaitu 13. = 13 4.9. Analisis Korelasi Pearson r Antara Faktor Fisik Kimia dengan Indeks Keanekaragamsan makrozoobenthos Nilai Korelasi yang diperoleh antar parameter fisik kimia perairan dengan keanekaragaman makrozoobenthos dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8. Nilai Korelasi Pearsonr antar Parameter Fisik, Kimia Perairan dengan Keanekaragaman Makrozoobenthos yang Terdapat pada setiap Stasiun Penelitian Parameter R korelasi Tingkat korelasi H’ Suhu -0.591 C Sedang terbalik Intensitas Cahaya C 0.532 Sedang searah Penetrasi Cahaya cm 0.282 Rendah searah Kecepatan Arus mdtk 0.735 Kuat searah pH 0.959 Sangat kuat searah DO mgl 0.661 Kuat searah BOD 5 -0.924 mgl Sangat kuat terbalik NO3 - -0.824 mgl Sangat kuat terbalik PO4 3- -0.788 mgl Kuat terbalik TSS mgl -0.890 Sangat kuat terbalik TDS mgl -0.955 Sangat kuat terbalik COD mgl -0.755 Kuat terbalik Organik Substrat -0.897 Sangat kuat terbalik Fraksi Substrat Pasir 0.888 Sangat kuat searah Lumpur -0.885 Sangat kuat terbalik Liat -0.851 Sangat kuat terbalik Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa ada faktor-faktor yang memiliki korelasi positip dengan kepadatan makrozoobentos, tetapi ada juga yang memiliki korelasi negatif. Faktor yang memiliki korelasi positif adalah intensitas cahaya, penetrasi cahaya, kecepatan arus, pH, DO, dan fraksi substrat berupa pasir. Faktor yang memiliki korelasi sangat kuat adalah pH dan fraksi substrat berupa pasir. pH memiliki pengaruh yang sangat kuat karena jika pH terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan metabolism dan respirasi sehingga membahayakan kelangsungan hidup organisme. Kenaikan pH di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amonia yang bersifat sangat toksik bagi organisme. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi Barus, 2004. Pengaruh pH pada kehidupan di air dapat dilihat pada Lampiran 18. Substrat yang berupa pasir berpengaruh sangat kuat, karena substrat merupakan tempat hidup dan memperoleh kebutuhan organisme air sehingga jika kondisi substrat tidak dapat mensuplai kebutuhannya maka kehidupan organisme tersebut akan terganggu atau bahkan menghambat kehidupannya. Faktor yang memiliki korelasi negatif berbanding terbalik dengan kepadatan makrozoobentos adalah: suhu, BOD, NO3, PO4, TSS, TDS, COD, organik substrat, dan fraksi substrat berupa lumpur dan liat. Faktor yang memiliki korelasi negative sangat kuat antara lain adalah TDS dan TSS. TDS merupakan padatan terlarut yang dapat merupakan unsur kimia seperti kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida yang dapat membahayakan organism perairan. TSS atau padatan tersuspensi bisa bersifat toksik bila dioksidasi berlebih oleh organisme sehingga dapat menurunkan konsentrasi oksigen terlarut bahkan dapat menyebabkan kematian organisme perairan termasuk makrozoobentos. sehingga semakin tinggi kandungan padatan terlarut dan tersuspensi akan menurunkan kepadatan populasi makrozoobentos diperairan tersebut Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN